Anda di halaman 1dari 25

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Anggun Trya Indriani (1820208005)


2. Rizka Salsabilah Putri (1820208017)
3. Siti Marfu’ah (1820208019)
4. Tesi Yuana (1820208021)
5. Nurul Dwi Hidayanti (1830208041)

Kelas : Pendidikan Kimia 1 2018

Dosen Pengampu
Devi Pratiwi Sudrajat, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2020
Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................i
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian dan Tahapan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi........3
B. Pengertian Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi Menurut Robert M
Gagne...........................................................................................................7
C. Karakteristik Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi........................10
D. Jenis-jenis Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi............................12
E. Aplikasi Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dalam Kegiatan
Pembelajaran..............................................................................................18
F. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. . .20
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................23

i
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan.Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga
menghasilkan bentuk belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Tahapan proses
pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, motivasi, pemahaman,
pemerolehan, penyimpanan, ingatan kembali. generalisai, perlakuan dan
umpan balik.
Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil
belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan belajarnya.
Dalam pemrosesan informasi biasanya memfokuskan pada struktur
pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.Informasi yang diperoleh
lebih mudah diproses jika dalam informasi tersebut telah terorganisasi dengan
baik. Maka didalam makalah ini akan lebih dibahas mengenai tahap-tahap
menerima informasi, karakteristik model pembelajaran pemrosesan informasi,
jenis-jenis model pembelajaran pemrosesan informasi, aplikasi model
pembelajaran pemrosesan informasi dalam kegiatan pembelajaran dan
kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran pemrosesan informasi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran pemrosesan informasi ?
dan apa saja tahapannya !
2. Apakah yang dimaksud dengan teori pembelajaran pemrosesan informasi
menurut Robert M Gagne ?
3. Jelaskan karakteristik model pembelajaran pemrosesan informasi ?
4. Jelaskan jenis-jenis model pembelajaran pemrosesan informasi ?
5. Bagaimana aplikasi model pembelajaran pemrosesan informasi dalam
kegiatan pembelajaran ?
6. Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran pemrosesan
informasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian serta tahapan dari model pembelajaran
pemrosesan informasi
2. Untuk memahami teori pembelajaran pemrosesan informasi menurut
Robert M Gagne
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran pemrosesan
informasi
4. Untuk memahami jenis-jenis model pembelajaran pemrosesan informasi
5. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran pemrosesan informasi
dalam kegiatan pembelajaran
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran
pemrosesan informasi

2
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian dan Tahapan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi


Pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.Menurut teori ini belajar
adalah mengolah informasi. Sekilas teori ini mirip dengan teori kognitif yaitu
lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Dalam teori
pemrosesan informasi, proses memang penting, namun yang lebih penting
adalah sistem informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa.
Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar
siswa akan berlangsung, sangat ditentukan oleh informasi yang dipelajari.
Dalam teori pemrosesan informasi tidak ada satu proses belajar pun yang
ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua siswa.
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
pengetahuan dari otak.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama.Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang
dapat memudahkan semua informasi diproses didalam otak melalui beberapa
indera.Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi
yang masuk adalah registrasi penginderaan.Registrasi penginderaan
menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam
waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu
proses terhadap informasi yang disimpan dalam registrasi penginderaan,
maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan registrasi
penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan.Pertama,
orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus
diingat.Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua
informasi yang dilihat dengan waktu singkat masuk ke dalam
kesadaran.Interprestasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai

3
persepsi. Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus,
karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu,
pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain. Informasi yang dipersepsi
seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari
sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah
sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa
detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek
adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-
kali.
Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan
kemudian mengolah informasi tersebut didalam memori.Pemrosesan
informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga)
tahapan yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory.
Model pemrosesan informasi ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai
berikut :

1. Sensory Memory (SM)


Informasi masuk kedalam sistem pengolah informasi manusia melalui
berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada
informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi.
Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk,
tidak semua informasi bisa diolah.Informasi yang baru saja diterima ini
disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory
memory.Durasi suatu informasi dapat tersimpan didalam sensory memory

4
ini sangat singkat, kurang dari ½ sekon untuk informasi visual dan sekitar
3 sekon untuk informasi audio.Tahap pemrosesan informasi tahap
pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan
pemrosesan informasi ditahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar
terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas
yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).
2. Short-term Memory (STM) atau “Working Memory”
Short-term Memory (STM) atau Working Memory berhubungan dengan
apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima
stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam
short-term memory adalah 15-20 sekon. Durasi penyimpanan didalam
short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi menjadi
sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang
masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika
informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term
memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan
masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-
term memory.
3. Long-term Memory (LTM)
Long-term Memory merupakan memory penyimpanan yang relatif
permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut
mungkin tidak diperlukan lagi.Informasi yang tersimpan didalam long-
term memory diorganisir kedalam bentuk struktur pengetahuan tertentu,
atau yang disebut dengan schema.Schema mengelompokan elemen-
elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut
akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi diwaktu
mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi).
Dengan demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang
tersimpan dalam bentuk schema didalam long-term memory, bukan dari
kemampuannya untuk melibatkan diri dengan elemen-elemen informasi
yang belum terorganisir didalam long-term memory.Penyimpanan

5
informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa
yang terjadi pada penulisan data kedalam disket atau harddisk komputer
ataupun perekaman suara ke dalam kaset.Kapasitas penyimpanan dalam
long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi
penyimpanan seumur hidup.Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas
dalam arti bahwa tidak ada seorang pun yang pernah kekurangan ruang
untuk menyimpan informasi baru, berapapun umur orang tersebut. Durasi
penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah
masuk didalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun
bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali
(retrieval) karena beberapa alasan.
Proses informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge) dan
diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah
disimpan dalam ingatan (retrieval). Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup
beberapa tahapan, yaitu :
1. Encoding
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem
syaraf menggunakan kode internal yang mempresentasikan stimulus
eksternal. Dengan cara ini representasi objek/kejadian eksternal
dikodekan menjadi informasi internal dan siap disimpan.
2. Stroge
Stroge adalah informasi yang diambil dari memori jangka pendek
kemudian diteruskan untuk diproses dan digunakan kedalam memori
jangka panjang.Namun tidak semua informasi dari memori jangka pendek
dapat disimpan.Kunci penting dalam penyimpanan di memori jangka
panjang adalah adanya motivasi yang cukup untuk mendorong adanya
latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
3. Retrieval
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mangacu pada
pemanfaatan informasi yang disimpan.Agar dapat diambil kembali,

6
informasi yang disimpan tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diperoleh
karena meskipun secara teoritis informasi yang disimpan tersedia tetapi
tidak selalu mudah untuk menggunakan dan menempatkannya.
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar
merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan
tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang
berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :
1. Menarik perhatian
2. Memberitahukan tujuan pembelajran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4. Menyajikan bahan perangsang
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Mendorong unjuk kerja
7. Memberikan balikan informative
8. Menilai unjuk kerja
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar.

B. Pengertian Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi Menurut Robert


M Gagne
Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai proses
pengolahan informasi. Robert M Gagne adalah seorang psikolog pendidikan
berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa
Condition of Learning. Menurut Gagne, bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah, sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Robert M Gagne dalam proses pembelajaran model
pemrosesan informasi terdiri dari delapan fase, yakni sebagai berikut :

7
1. Motivasi, fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan
untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu
(motivasi instrinsik dan ekstrinsik).
2. Pemahaman, fase ini individu menerima dan memahami informasi yang
diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui perhatian.
3. Pemerolehan, individu memberikan makna/mempersepsikan segala
informasi yang ada pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan
dalam memori peserta didik.
4. Penahanan, menahan informaso yang sampai pada dirinya sehingga
terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.
5. Ingatan kembali, mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan,
bila ada rangsangan.
6. Generalisasi, menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
7. Perlakuan, perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil
pembelajaran.
8. Umpan balik, individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah
dilakukannya.
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari
pemrosesan yang berupa kecakapan manusia yang terdiri atas :
1. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang
dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara
tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau
label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian,
atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan indiviu dalam melakukan
interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol.Misalnya
simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti penambahan,
pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya.Kecakapan
intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan

8
(diskriminasi).Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi
pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian
dan mengelola keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran,
strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara
berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan intelektual
lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini
memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih informasi verbal
dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan selama proses
pembelajaran dan berfikir.
4. Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap
dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan
memberikan arah kecenderungan bertindak dalam menghidup suatu objek
atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang
menyertai pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Dalam pemrosesan informasi terdapat hambatan-hambatan, diantaranya
sebagai berikut :
a) Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
b) Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
c) Tingkat kesulitan yang mengungkapkan kembali informasi-informasi
yang telah disimpan dalam ingatan
d) Kemampuan otak tiap individu tidak sama

9
C. Karakteristik Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi ini maksudnya adalah bagaimana seseorang
dapat memperleh sejumlah infrmasi dan dapat diingat dalam waktu cukup
lama. Robert sieger (1998) mendeskripsikan 3 karakteristik utama dari
pendekatan pemrosesan informasi: proses berpikir, mekanisme pengubah, dan
mdifikasi diri.
1. Proses Berfikir
Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan infrmasi,
dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan
penyandian, mempresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses
inilah yang disebut dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam
memproses dan menyimpan informasi terbatas pada satu waktu.
Proses berpikir merupakan pendekatan pembelajaran yang
menggunakan konsep dalam belajar yaitu berupa kategori-kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan teori
umum. Konsep merupakan elemen dari kognisi yang membantu
menyederhanakan dan meringkas informasi.Konsep dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a) Konsep konkret adalah suatu pengertian yang menunjuk pada objek-
objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili golongan benda
tertentu, meja, kursi, lemari, dan sebagainya; golongan sifat tertentu,
warna, sifat, bentuk, dan sebagainya; golongan perbuatan tertentu,
duduk, lari, meloncat, dan sebagainya.
b) Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas
hidup, tetapi bukan lingkungan hidup fisik. Misalnya lingkungan
adalah garis yang berbentuk bundar yang mempunyai jari-jari yang
samaa panjang.
2. Mekanisme Pengubah
Siegler berpendapat dalam pemrosesan informasi focus utamanya
adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada
empat mekanisme yang bekerja untuk menciptakan perubahan dalam
keterampilan kognitif anak:

10
a) Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Seperti
halnya teori Gagne yang menyatakan informasi yang relevan dengan
mengabaikan informasi yang tidak relevan adalah aspek utama dalam
problem solving.Namun, anak membutuhkan waktu dan usaha untuk
melatih encoding ini, agar dapat menyandi otomatis. Encoding adalah
proses memasukkan informasi ke dalam memori. Siegler mengatakan
bahwa aspek utama dari pemecahan adalah menyandikan informasi yang
relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan.Karena biasanya
dibutuhkan waktu dan usaha untuk menyusun strategi baru, anak harus
melatihnya untuk melaksanakan penyandian secara otomatis maksimalkan
efektivitasnya.
b) Otomatisitas
Istilah otomatisitas adalah kemampuan untuk memproses informasi
dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya usia dan
pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan anak
bisa mendeteksi hubungan-hubungan baru antara ide dan kejadian (Kail,
2002).
c) Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses
informasi.Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu
menyajikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan
informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk
memecahkan masalah.
d) Generalisasi
Agar mendapat manfaat penuh dari strategi baru itu, diperlukan
generalisasi. Anak perlu melakukan generalisasi atau mengaplikasikan
strategi pada problem lain. Transfer terjadi saat anak mengaplikasikan
pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk mempelajari atau
memecahkan problem dalam situasi yang baru.

11
3. Modifikasi Diri
Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam
tertuang dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau mengetahui, yang
didalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas
kognitif.
Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada
pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif
terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi
pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu
tujuan.

D. Jenis-jenis Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi


1. Model Berpikir Induktif
Model berpikir induktif (inductive thinking model) didasarkan pada
asumsi awal bahwa setiap manusia, termasuk siswa, merupakan konseptor
alamiah.Mereka selalu berusaha melakukan konseptualisasi setiap saat,
membandingkan dan membedakan objek, kejadian, dan emosi.Untuk
memanfaatkan kecenderungan ini, kita harus berusaha mendesain
lingkungan pembelajaran efektif dan menugaskan siswa untuk
meningkatkan efektivitas mereka dalam membentuk dan menggunakan
konsep, sekaligus membantu mereka dalam mengembangkan
keterampilan konseptual untuk menyelesaikan semua tugas ini.
a. Sintak
 Tahap 1 : Pembentukan konsep
1) Guru mengkalkulasi dan membuat daftar
2) Siswa mengelompokkan daftar
3) Siswa membuat label dan kategori
 Tahap 2 : Interprestasi data
1) Siswa mengidentifikasi relasi-relasi penting antar kategori
2) Siswa mengeksplorasi relasi-relasi kategorial
3) Siswa membuat kesimpulan
 Tahap 3 : Penerapan prinsip

12
1) Siswa memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena luar,
menyusun hipotesis
2) Siswa menjelaskan prediksi atau hipotesis
3) Siswa menguji kebenaran (verifikasi) prediksi
b. Sistem Sosial
Dalam model ini, atmosfer kelas bersifat kooperatif. Saat guru
diposisikan sebagai inisiator pengajar dan penentuan rangkaian
aktivitas pembelajaran, maka ia harus bertanggung jawab melakukan
kontrol pada siswa secara kooperatif. Akan tetapi, karena siswa yang
pada hakikatnya mempelajari strategi tersebut, mereka tentu akan
berasumsi bahwa dirinyalah pengontrol yang sebenarnya.
c. Tugas/Peran Guru
Tugas utama guru adalah memonitor bagaimana siswa memproses
informasi dan kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
relevan. Guru juga harus merasakan kesiapan siswa untuk menjalani
pengalaman-pengalaman dan aktivitas-aktivitas kognitif yang baru
dengan cara mengasimilasikan dan menggunakan pengalaman-
pengalaman ini.
d. Sistem Dukungan
Model ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang kurikulum yang di
dalamnya ada banyak data mentah yang perlu diolah.Contoh, dalam
mengkaji aspek-aspek ekonomi berbagai negara, siswa memerlukan
jumlah data ekonomi yang memadai tentang negara-negara tersebut
dan statistik-statistik tentang peristiwa-peristiwa dunia. Kemudian
tugas guru adalah membantu mereka memproses data tersebut dengan
cara yang lebih kompleks, dan pada saat yang bersamaan membantu
mereka meningkatkan kapasitas sistem dukungan itu saat memproses
data.
e. Pengaruh
Model ini terkadang dianggap hanya cocok untuk orang dewasa,
padahal sebenarnya tidak.Siswa disemua tingkatan umur bisa
memproses informasi dengan leluasa.Pola pikir yang baik selalu

13
mengkombinasikan dua hal, yaitu disiplin dan fleksibilitas.Jika kita
membantu siswa menjadi pemikir yang hebat dan fleksibel, kita harus
menguasai paradox-paradox dan membuat lingkungan-lingkungan
yang menawarkan tantangan dan dukungan yang kuat tanpa perlu
memaksakan kemampuan siswa.

2. Model Pencapaian Konsep


Pencapaian konsep (concept attainment)merupakan “proses
mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk
membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak
tepat dari berbagai kategori (Brunner, Goodnow, dan Austin, 1967)”.
a. Sintak
 Tahap 1 : Penyajian data dan penyajian konsep
1) Guru menyajikan contoh-contoh yang telah dilabeli
2) Siswa membandingkan sifat-sifat/ciri-ciri pada contoh positif
dan negatif
3) Siswa menjelaskan definisi tertentu berdasarkan sifat-sifat/ciri-
ciri yang paling penting
 Tahap 2 : Ujian pencapaian konsep
1) Siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak
dilabeli dengan tanda “Ya” dan “Tidak”
2) Guru menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan
kembali definisi berdasarkan sifat-sifat/ciri-ciri yang paling
esensial
3) Siswa membuat contoh-contoh
 Tahap 3 : Analisis strategi berpikir
1) Siswa mendeskripsikan pemikiran
2) Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipotesis-hipotesis
3) Siswa mendiskusikan jenis-jenis dan ragam hipotesis
b. Sistem Sosial
Sebelum mengajar dengan model pencapaian konsep, guru memilih
konsep, menyeleksi dan mengolah bahan menjadi contoh-contoh yang

14
positif dan yang negatif dan mengurutkan/merangkai contoh-contoh
tersebut.Dalam banyak kasus, guru harus mempersiapkan contoh-
contoh, menggali ide-ide dan bahan-bahan dari buku dan sumber-
sumber lain, dan merancangnya sedemikian rupa sehingga ciri-ciri
menjadi jelas dan tentu saja, ada contoh-contoh negatif dan positif
yang dibuat dari konsep tersebut.
c. Tugas/Peran Guru
Selama proses pelajaran, guru harus bersikap simpatik pada hipotesis
yang dibuat oleh siswa, menekankan bahwa hipotesis itu merupakan
hipotesis alamiah dan membangun dialog yang didalamnya siswa
dapat menguji hipotesis mereka dengan hipotesis teman-teman yang
lain.
d. Sistem Dukungan
Materi-materi yang berbasis pencapaian konsep mensyaratkan adanya
sajian contoh-contoh negatif dan contoh-contoh positif pada
siswa.Yang harus ditekankan adalah bahwa tugas siswa dalam
pencapaian konsep bukanlah menemukan atau membuat konsep-
konsep baru, melainkan mencapai atau mendapatkan konsep-konsep
yang sebelumnya telah dipilih oleh guru.Untuk itulah, sumber data
dari konsep-konsep tersebut perlu diketahui sebelumnya dan sifat-
sifatnya juga harus terlihat dengan jelas.
e. Pengaruh
Strategi-strategi pencapaian konsep dapat menyempurnakan tujuan-
tujuan instruksional, bergantung pada tekanan pelajaran
tertentu.Strategi-strategi ini dirancang untuk mengajarkan konsep-
konsep yang spesifik dan sifat-sifat dari konsep-konsep itu.Strategi ini
juga memungkinkan siswa untuk mempraktikkan logika induktif dan
memberi mereka kesempatan untuk mengubah dan mengembangkan
strategi-strategi membangun konsep yang telah dimiliki
sebelumnya.Pada akhirnya, khusus pada konsep-konsep abstrak,
strategi-strategi ini berusaha mendidik kesadaran siswa terhadap

15
perspektif-perspektif alternatif, kepekaan siswa pada nalar logis dalam
berkomunikasi, dan toleransi pada ambihuitas.

3. Model Induktif Kata Bergambar


Untuk menjadi pembaca ahli, siswa perlu didorong untuk banyak
membaca, mengembangkan kosakata, mengembangkan keterampilan
dalam analisis fonetik dan struktural, dan belajar memahami dan
memanfaatkan teks-teks yang terhampar luas.Semua ini harus dilakukan
oleh siswa saat mereka ingin belajar memahami bacaan lintas kurikulum,
yang didalamnya penghimpunan, konseptualisasi, dan penerapan
informasi merupakan inti pencapaian yang harus diperoleh siswa. Model
induktif kata bergambar  (picture-word inductive model) dirancang untuk
menghadapi tantangan itu, utamanya untuk para pembaca pemula
ditingkatan dasar dan tingkatan yang lebih tinggi.
a. Sintak
 Tahap 1 : Pengenalan kata bergambar
1) Guru memilih sebuah gambar
2) Siswa mengidentifikasi apa yang mereka lihat dalam gambar
tersebut
3) Siswa menandai bagian-bagian gambar yang telah diidentifikasi
tadi
 Tahap 2 : Identifikasi kata bergambar
1) Guru membaca/mereview bagian kata bergambar
2) Siswa mengklasifikasi kata-kata ke dalam berbagai jenis
kelompok
3) Siswa mengidentifikasi konsep-konsep umum dalam kata-kata
tersebut ke dalam kelas/golongan kata tertentu
4) Siswa membaca kata-kata itu dengan merujuk pada bagian jika
kata tersebut tidak mereka kenali
 Tahap 3 : Review kata bergambar
1) Guru membaca atau mereview bagian kata bergambar
(mengucapkan, mengeja, dan mengucapkan)

16
2) Guru menambah kata-kata jika diinginkan, pada bagian kata
bergambar atau yang sering dikenal dengan “bank kata”
3) Siswa memikirkan judul yang tepat untuk bagian kata
bergambar tadi
 Tahap 4 : Menyusun kata dan kalimat
1) Siswa menyusun sebuah kalimat, atau suatu paragraf secara
langsung yang berhubungan dengan bagian kata bergambar tadi
2) Siswa mengklasifikasikan seperangkat kalimat yang dapat
menghasilkan satu kategori kelompok tertentu
3) Guru meragakan membuat kalimat-kalimat tersebut secara
bersamaan menjadi suatu paragraf yang baik
4) Guru dan siswa membaca/mereview kalimat-kalimat atau
paragraf-paragraf
b. Sistem Sosial
Model pengajaran ini dilakukan secara kooperatif. Guru bisa
membentuk kelompok-kelompok kecil siswa untuk saling berbagi
gagasan mengenai gambar-gambar yang disajikan. Ini juga bisa
menjadi tugas yang mengasyikkan bagi siswa jika mereka berhasil
mengidentifikasi, mengenali dan membuat kalimat berdasarkan
kalimat itu.
c. Tugas/Peran Guru
Guru memegang kunci dalam meningkatkan keterampilan baca tulis
siswa. Semakin banyak kosakata yang diketahui siswa melalui
pendengaran dan percakapan mereka, semakin banyak pemahaman
yang mereka miliki tentang dunia disekitar mereka. Semakin banyak
kata yang mereka pahami melalui pembacaan dan penulisan kosakata
mereka, semakin banyak kontrol dan pilihan yang mereka miliki
dalam hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dengan akses
yang luas pada pengetahuan dan pengalaman, serta dengan potensi
yang besar dalam mengajari diri mereka sendiri. Semakin banyak
pemahaman yang mereka miliki tentang bagaimana bahasa itu

17
bekerja, semakin kuat mereka menjadi seorang komunikator dan
warga negara yang baik.
d. Sistem Dukungan
Setiap sesi putaran model induktif kata bergambar selalu
menggunakan foto yang besar sebagai stimulus umum untuk
penulisan kata dan kalimat.
e. Pengaruh
Model induktif kata bergambar memiliki pengaruh penting dalam
membentuk kemampuan baca tulis siswa. Pengaruh-pengaruh itu bisa
dilihat dari kemampuan siswa untuk :
1) Belajar bagaimana membuat kosakata mereka;
2) Belajar bagaimana meneliti struktur kata dan kalimat;
3) Menghasilkan tulisan (judul, kalimat, dan paragraf);
4) Menghasilkan pemahaman tentang hubungan membaca/menulis;
5) Mengembangkan keterampilan dan analisis fonetik dan struktural;
6) Mengembangkan minat dan kemampuan untuk berekspresi dengan
cara menulis;
7) Meningkatkan gairah membaca teks-teks nonfiksi;
8) Mengembangkan keterampilan bekerja sama dalam belajar bersama
orang lain dalam ranah membaca/menulis.

E. Aplikasi Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dalam Kegiatan


Pembelajaran
Menurut Robert M. Gagne mengemukakan ada delapan fase proses
pembelajaran. Kedelapan fase itu sebagai berikut :
1. Motivasi yaitu fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan
untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu
(motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
2. Pemahaman, yaitu individu menerima dan memahami informasi yang
diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat dari perhatian.

18
3. Pemerolehan, yaitu individu memberikan makna/mempersepsi segala
informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan
dalam memori peserta didik.
4. Penahanan, yaitu menahan informasi/hasil belajar agar dapat digunakan
untuk jangka panjang. Hal ini merupakan proses mengingat jangka
panjang.
5. Ingatan kembali, yaitu mengeluarkan kembali informasi yang telah
disimpan, bila ada rangsangan.
6. Generalisasi, yaitu menggunakan hasil pembelajaran untuk keperluan
tertentu.
7. Perlakuan, yaitu perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil
pembelajaran.
8. Umpan balik, yaitu individu memperoleh feedback dari perilaku yang
telah dilakukannya.
Selain itu ada sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas
dalam kaitannya dengan pembelajaran pemrosesan informasi.
a. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik.
b. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic yang
dibahas.
c. Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas pembelajaran.
d. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah dirancang.
e. Memberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
f. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
g. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta didik.
h. Memberikan penilaian porses dan hasil.
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan
menjawab berdasarkan pengalamannya

19
F. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
a. Kelebihan
Dengan menggunakan teori pemrosesan informasi akan mengaktifkan
keaktifan siswa untuk berpikir dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan
berusaha mengaitkan suatu kejadian atau proses pembelajaran yang
menarik dengan materi yang disampaikan., karena dalam teori
pemrosesan informasi guru atau pendidik dituntut untuk kreatif dalam
memberikan pengajaran terhadap peserta didik. Yang dimaksud guru
kreatif tersebut adalah guru mampu menyajikan materi pembelajaran
dengan menggunakan alat bantu dan metode penyampaian yang dapat
menarik bagi siswa sehingga, siswa kan lebih mudah mengingat dan
memahami materi yang disampaikan.
b. Kelemahan
Jika serang guru tidak bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan
metode dan alat bantu yang menarik bagi siswa, maka proses
pembelajaran akan terasa membosankan. Sehingga tidak akan menarik
perhatian siswa yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Selain itu apabila menghadapi siswa atau peserta didik
yang benar-benar tidak mampu diajak untuk aktif berfikir maka akan
terjadi ketidak singkronan antara pendidik dan peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

G.

20
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
pengetahuan dari otak.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama.Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan
kemudian mengolah informasi tersebut didalam memori.Pemrosesan
informasi dalam memori manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga)
tahapan yaitu Sensory Memory, Short-term Memory, dan Long-term Memory.
Menurut Gagne, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah, sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Ada 3 karakteristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi yaitu
proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri. Adapun jenis-
jenis model pembelajaran pemrosesan informasi yaitu model berpikir
induktif, model pencapaian konsep dan model induktif kata bergambar.
Aplikasi model pembelajaran pemrosesan informasi dalam kegiatan
pembelajaran adalah salah satunyamotivasi yaitu fase awal memulai
pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan
dalam mencapai tujuan tertentu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
Kelebihan model pembelajaran pemerolehan informasi yaitu dengan
menggunakan teori pemrosesan informasi akan mengaktifkan keaktifan siswa
untuk berpikir dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan berusaha
mengaitkan suatu kejadian atau proses pembelajaran yang menarik dengan
materi yang disampaikan., karena dalam teori pemrosesan informasi guru atau

21
pendidik dituntut untuk kreatif dalam memberikan pengajaran terhadap
peserta didik. Kelemahannya jika serang guru tidak bisa menyampaikan
materi pembelajaran dengan metode dan alat bantu yang menarik bagi siswa,
maka proses pembelajaran akan terasa membosankan. Sehingga tidak akan
menarik perhatian siswa yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
pembelajaran.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah kami buat mengenai
materi “Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi” ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang jauh dari kata sempurna.Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik mengenai pembahasan serta
sistematika dalam penulisan makalah yang kami buat.

22
Daftar Pustaka

Rehalat, Aminah. 2014. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. Jurnal


Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 9-10
https://www.slideshare.net/coprallzsangalaz/makalah-teori-belajar-pemrosesan-
informasi-74833370 (Diakses pada tanggal 30 Maret 2020, Pukul 15.00)
http://rinieryuliani.blogspot.com/2017/03/model-pembelajaran-pemrosesan-
informasi.html?m=1(Diakses pada tanggal 30 Maret 2020, Pukul 15.43)

23

Anda mungkin juga menyukai