Anda di halaman 1dari 20

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Dosen Pengampu: Laili Rosita M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Kadek Tari Melyana
2. Alimin
3. Deva Aulia
4. Nur Rani
5. Nurul Asmayani
6. Devi Nur Aini
7. Muhammad Sirajuddin
8. Imelda Ariana Marpaung
9. Awalia
10. Putri Widya Wati
11. Rada Ramadani
12. Devi Safitri
13. Nyayu Tri Arzukna

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teori belajar dan
pembelajaran yang dibimbing oleh ibu Prof. Dr Festiyed, M.Si.

Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai teori belajar dan pembelajaran.
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari
internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.

Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada
saat ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau
kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Palembang, September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian belajar ..........................................................................................................3

B. Pengertian teori belajar ..................................................................................................3

C. Pengertian teori belajar kognitif......................................................................................4

D. Macam-macam teori belajar kognitif .............................................................................5

E. Tokoh-tokoh teori belajar kognitif .................................................................................6

F. Prinsip-prinsip teori belajar kognitif ..............................................................................9

G. Kelebihan dan kelemahan teori belajar kognitif.............................................................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................11

Saran....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan
proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan
atau pelatihan. Dimana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi
pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak
terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir
yang dialami oleh seseorang, misalnya dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa,dari
tidak tau menjadi tau. Selama proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan.
Untuk itu perlu adanya teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.
Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang
dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas
kepada para pendidik agar dapat memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu,
dengan adanya pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar
dapat menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaedah dan teknik yang
akan digunakan.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai “Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran”. Teori belajar kognitif lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran
manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan
dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang
kompleks dan mementingkan proses belajar.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari belajar ?
B. Apa pengertian dari teori belajar ?
C. Apa pengertian dari teori belajar kognitif ?

1
D. Apa saja macam-macam teori belajar kognitif ?
E. Siapa sajakah tokoh-tokoh dari teori belajar kognitif ?
F. Bagaimana prinsip-prinsip dari teori belajar kognitif ?
G. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari teori belajar kognitif?

C. Tujuan
A. Dapat mengetahui pengertian dari belajar
B. Dapat mengetahui pengertian dari teori belajar
C. Dapat mengetahui pengertian dari teori belajar kognitif
D. Dapat mengetahui macam-macam teori belajar kognitif
E. Dapat mengetahui tokoh-tokoh dari teori belajar kognitif
F. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dai teori belajar kognitif
G. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari teori belajar kognitif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam
upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap,
dan ketrampilan. Pernyataan di atas didukung oleh Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa
(1988:12-13)“ Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa
belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola
pikir dari seseorang.
Belajar menurut Drs. Bambang Warsita bahwa (2008:87)“ Belajar merupakan
suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasiyang selanjutnya dapat menyebabkan
adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.” Menurut Prof. Dr. Made
Pidarta, belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa
melaksanakanya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikanya kepada
orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang
berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan-
perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang yang merupakan
hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

B. Pengertian Teori Belajar


Teori menurut Ratna Wilis (1988:5) menyatakan bahwa “ Teori-teori berarti
sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintatik (artimya, kumpulan
proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat menghubungkan secara logis
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan pada data yang diamati) dan yang
digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati”.
Sedangkan pengertian belajar seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berasal dari hasil pengalaman. Jadi,

3
belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Berdasarkan pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar
merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk membantu dalam memahami
pada saat proses pembelajaran. Jadi, teori belajar merupakan proses dimana dalam proses
belajar menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan menggunakan
teori belajaryang relevan, sesuai dan disukai sehingga tujuan belajar yang diinginkan bisa
tercapai.

C. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori belajar
kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek dan
mementingkan proses belajar. Menurut Drs. H. Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007:
89) yang menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar
stimulus da respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga
melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”. Kutipan
tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada
manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi,
kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya.
Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang beranggapan bahwa”
Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh
pemahaman”. Maksudnya bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Dimana teori ini menekankan pada
gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam kontek situasi
secara keseluruhan.
Seperti juga di ungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas.”
(http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/). Hal ini berarti
bahwa perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dialami oleh

4
manusia, dimana pengalaman tersebut bersifat relatif menjadi proses belajar yang
membekas dalam fikiran manusia. Selain itu teori belajar kognitif memandang “belajar
sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri
manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses
usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat
dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang
bersifat relatif dan berbekas.

D. Macam-macam Teori Belajar Kognitif


Yang termasuk teori belajar kognitif adalah:
1. Teori belajar Pengolahan Informasi
Gambar tersebut menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan
informasi. Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia
eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas,
tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di
dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila informasi itu
diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem
penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua penampungan tersebut
diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka
panjang.
Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka
pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi
karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah
ada di dalam  memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi
apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.
2. Teori belajar Kontruktivisme
Teori belajar Kontruktivisme memandang bahwa:
- Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk
kedalam otak.
- Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke
dalam dirinya sendiri.

5
- Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang
berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip
tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.
- Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan
lingkungannya.

Teori Kontruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:

- Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam
belajar aktif.
- Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat
representasi atas kegiatannya sendiri.
- Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan
maknanya kepada orang lain.
- Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba
menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya

Slavin menyarankan 3 strategi belajar efektif, yaitu:

- membuat catatan
- belajar kelompok
- menggunakan metode PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

E. Tokoh – tokoh Teori Belajar Kognitif


Tokoh-tokoh aliran kognitif di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark L. Hull,
Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran
kognitivisme, antara lain:
1. Piaget
Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang
Warsita (2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
prosess genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu
perkembangan sistem syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty
Soemanto (1997:123) yang menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-
development yang memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari
pada fungsi intelektual dari kongkrit. Belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi,
akomodasi dan equilibrasi. Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus

6
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses belajar
yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab tahap lainnya yang secara
umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga
semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya memahami tahap-
tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi, metode, media
pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut
Piaget, antara lain:1) menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih materi
pembelajaran; 3) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik; 4)
menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik; 5) mengembangkan
metode pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil peserta didik.

2. David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari
bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
peserta didik. Dimana Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau
fakta-fakta saja, tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep
untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus menjadi perancang
pembelajaran dan pengembang program pembelajaran dengan berusaha mengetahui
dan menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu memadukan
secara harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang
pembelajaran antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan
identifikasi peserta didik; 3) memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta
didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep inti; 4) menentukan topik peserta didik
dalam bentuk advance organizers; 5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari
peserta didik; 6) mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7)
melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

3. Jerome Bruner

7
Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang
warsita(2008:71) dimana Jarome Bruner mengusulkana teori yang disebutnya free
discovery learning.Teori ini bertitik tolak pada teori kognitif, yang menyatakan
belajar adalah perubahan persepsi dan pemahan. Maksudnya, teori ini menjelaskan
bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide,
definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili
aturan yang menjadi sumbernya.

Keuntungan belajar menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa


sehingga dapat memotivasi siswa sehingga dapat menemukan jawabannya.
Menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan
mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut
Burner ada tiga tahap perkembangan kognitif seseorang yang ditentukan oleh cara
melihat lingkungan, antara lain: tahap pertama enaktif yaitu peserta didik melakukan
aktivitas dalam usaha memahami lingkungan; tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik
melihat dunia melalui gambar dan visualisasi verbal; tahap yang ketiga, simbolok
yaitu peserta didik mempunyai gagasan abstrak dimana komunikasi dibantu sistem
simbolik.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut
Bruner antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi
peserta didik; 3) memilih materi pembelajaran; 4) menentukan topik secara induktif;
5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik; 6) mengatur topik
pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7) melakukan penilaian proses dan
hasil belajar peserta didik.

4. Albert Bandura
Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti yang dijelaskan
dalam buku karya John W. Santrock (2007:285) yang menyatakan bahwa teori
Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan faktor sosial dan kognitif dan
juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa faktor kognitif berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan sedangkan
faktor sosial mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi
menurut Bandura antara faktor kognitif/person, faktor lingkungan dan faktor perilaku

8
mempengaruhi satu sama lain dan faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk
mempengaruhi pembelajaran. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan,
strategi, pemikiran dan kecerdasan.

5. Kurt Lewin
Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang
menyatakan tentang teori belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory).
Seperti yang di jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan bahwa
dalam teori belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan sebagaai proses
interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah
sesuatu yang lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus peduli dengan
diri mereka sendiri dan juga dengan orang lain, dengan belajar secara afektif sehingga
diharapkan mereka atau seorang guru bisa mengerti dengan dirinya sendiri dan dapat
melaksanakan tugas dengan lebih baik selain itu juga mengembangkan sistem
psikologis yang bermanfaat dalam berurusan dengan anak-anak dan pemuda dalam
ssituasi belajar.

F. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif


Berdasarkan pendapat dari Drs. Bambang Warsita (2008:89) yang menyatakan
tentang prinsip- prinsip dasar teori kognitivisme, antara lain:
1. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
2. Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
3. Menekankan pada pola pikir peserta didik
4. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya
5. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik
6. Menerapkan reward and punishment
7. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru,
tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.

9
G. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif
Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula dengan teori
belajar kognitif. Di samping memiliki kelebihan – kelebihannya ada pula kelemahan –
kelemahannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan teori kognitif menurut
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/10/15/teori-belajar-kognitif/, antara lain:
1. Kelebihan Teori Belajar Kognitif
a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena
mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses
informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan
mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih mandiri
contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri
karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah
daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain dengan.

b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah


Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah
karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses
pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh
kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada
pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami.

2. Kelemahan Teori Belajar kognitif


a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih
belum tuntas.

TEORI BELAJAR KOGNITIF


Teori kognitif yang dikemukakan oleh Greenwald (1968) dan Petty, Ostrom & Brack
(1981) dalam Baron & Byme (1991) memusatkan perhatiannya pada analisis respons
kognitif, yaitu:“Suatu usaha untuk memahami apa yang difikirkan orang sewaktu
mereka dihadapkan pada stimulus persuasive, dan bagaimana fikiran serta proses

10
kognitif menetukan apakah mereka mengalami perubahan sikap & sejauhmana perubahan
itu terjadi” (Azwar, 1997:18).
Teori kognitif meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti berfikir,
mengetahui, memahami, dan dan kegiatan konsepsi mental seperti: sikap, kepercayaan,
dan pengharapan, yang kemudian itu merupakan factor yang menentukan di dalam
perilaku. Di dalam teori kognitif ini terdapat suatu interes yang kuat dalam jawaban
(response) atas akibat dari perilaku yang tertutup Sebab di dalam hal ini sulit mengamati
secara langsung proses berfikir dan pemahaman , dan juga sulit menyentuh dan melihat
sikap, nilai, dan kepercayaan.
Ada tiga hal yang umum terdapat di dalam pembicaraan teori kognitif, antara lain:
a) Elemen kognitif
Teori kognitif percaya bahwa perilaku seseorang itu disebabkan adanya satu
rangsangan (stimulus), yakni suatu objek fisik yang mempengaruhi seseorang
dalam banyak cara. Teori ini mencoba melihat apa yang terjadi diantara stimulus dan
jawaban seseorang terhadap rangsangan tersebut. Atau dengan kata lain,
bagaimana rangsangan tersebut diproses dalam diri seseorang.Menurut teori kignitif,
semua perilaku itu tersusun secara teratur. Individu mengatur pengalamannya ke
dalam aktivitas untuk mengetahui (cognition) yang kemudian mamacaknya ke
dalam susunan kognitifnya (cognitive structure). Susunan ini menentukan jawaban
(response) seseorang.Cognitionmenurut Neisser adalah:“Aktivitas untuk
mengetahui, misalnya kegiatan untuk mencapai yang dikehendaki pengaturannya,
dan penggunaan pengetahuan. Hal ini adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan baik
oleh organisme atau pun oleh orang perorang”(Thoha,1993:49).Kognisi adalah
dasar dari unit teori kognitif ia merupakan representasi internal yang terjadi antara
suatu jawaban (response), dan yang bias menyebabkan terjadinya jawaban.
Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut:Stimulus-Cognition-
ResponseSeseorang mengetahui adanya stimulus kemudian memprosesnya ke
dalam kognisi, yang pada akhirnya kognisi ini menghasilkan dan menyebabkan
jawabannya.
b) Struktur Kognitif
Menurut teori kognitif, aktivitas mengetahui dan memahami sesuatu
(cognition) itu tidaklah berdiri sendiri. Aktivitas ini selalu dihubungkan dengan
rencana disempurnakan oleh kognisi yang lain. Proses penjalinan dan tata
hubungan diantara kognisi-kognisi ini membangun suatu struktur dan system.

11
Struktur dan system ini dinamakan struktur kognitif.Sifat yang pasti dari system
kognitif ini tergantung akan (1) karakteristik dari stimuli yang doproses kedalam
kognisi, (2) pengalaman dari masing-masing individu.
c) Fungsi Kognitif
Sistem kognitif mempunyai beberapa fungsi. Diantara fungsi-fungsi, antara lain:
1. Memberikan pengertian
Pada kognitif baru menurut teori kognitif, pengertian terjadi jika suatu
kognitif baru dihubungkan dengan system kognitif yang telah ada. Kognisi
membentuk atribut-atribut tertentu, tergantung pada bagaimana iaberinteraksi
dengan satu atau lebih system kognitif.
2. Menghasilkan emos
Interaksi antara kognisi dan system kognitif tidak hanya memberikan
pengertian pada kognisi saja, tetapi dapat pula memberikan pengertian pada
kognisi saja, tetapi dapat pula memberikan konsekuensi-konsekuensi yang berypa
perasaan, misalnya perasaan senang dan tidak senang, baik atau buruk, dan lain
sebagainya.
3. Membentuk Sikap
Menurut teori kognitif jika suatu system kognitif dari sesuatu memerlukan
komponen-komponen yang mengandung efektif emosi, maka sikap untuk
mencapai suatu tujuan atau objek itu telah terbentuk. Bersatunya system kognitif
dan komponen afektif menghasilkan tendensi perilaku untuk mencapai suatu
objek sikap seseorang itu mempunyai kognitif (pengetahuan), afektif (emosi), dan
tindakan (tendensi perilaku).
4. Memberikan motivasi terhadap konsekuensi perilaku
Relevansi teori kognitif untuk menganalisa dan memahami perilaku manusia
yang mudah diamati adalah terletak pada motivasi dari perilaku seseorang. Hal ini
disebabkan karena:
a. Perilaku tidak hanya terdiri dari tindakan-tindakan yang terbuka saja,
melainkan juga termasuk faktor-faktor internal, seperti: berfikir, emosi,
persepsi, dan kebutuhan
b. Perilaku itu dihasilakan oleh ketidakselarasan yang timbul dalam struktur
kognitif.
Salah satu teori yang menjelaskan tentang teori belajar kognitif adalah teori gestalt. Teori
kognitif muncul dan berkembang karena pengaruh teori gestalt, dengan tokoh-tokohnya

12
seperti Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Mereka kurang setuju
dengan gagasan para pemikir sebelumnya (khususnya behaviorisme) tentang aktivitas
pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas proses stimulus dan respons. Sehingga mereka
melakukan penelitian yang tertuju pada persoalan “persepsi”.Teori gestalt memandang
belajar sebagai proses pemahaman (insight) yang berbeda dengan teori behaviorisme yang
memandang belajar sebagai proses trial and error. Pengertian insight adalah pengamatan
dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam
suatu situasi permasalahan. Seseorang dikatakan berhasil dalam proses belajar jika
mendapatkan insight. Dengan adanya insight seseorang akan mengerti permasalahan
yang dihadapi dan mampu menyelesaikannya. Pada dasarnya setiap tingkah laku individu
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal dan memikirkan situasi dimana tingkah
laku itu terjadi. Misalnya dalam situasi belajar, keterlibatan langsung dalam belajar akan
membuat seorang individu menjadi paham sehingga dapat mengatasi masalah yang
ada.Teori belajar kognitif adalah salah satu teori belajar yang sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan dalam mendidik dan mengajar. Teori ini berbeda dan menentang teori
behavioristik yang memandang belajar sebagai kegiatan makanistik antara stimulus dan
respon. Aliran kognitif memandang belajar lebih dari sekedar melibatkan stimulus dan
respon, tetapi juga melibatkan kegiatan mental di dalam individu yang sedang belajar.
Menurut aliran teori belajar kognitif, belajar adalah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Sehingga
perilaku yang tampak pada manusiatidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan
proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya. Aliran
kognitivisme lebihmengutamakan aspek berpikir (thinking) dan mental yang berkaitan
dengannya, misalnya ingatan (memory).Walaupun teori kognitif menentang pandangan
teori belajar behavioristik, tetapi dia tidak dapat menafikkan pandangan kaum
behavioristik tentang Reinforcement yang juga terdapat di dalam teori kognitif. Tetapi, teori
kognitif memandangnya berbeda dengan teori behavioristik. Teori behavioristik
memandang Reinforcement sebagai bagian yang penting untuk menguatkan atau menjaga
perilaku, sedangkan teori kognitif memandangnya sebagai sebuah sumber feedback untuk
mengetahui kemungkinan apa yang terjadi jika sebuah perilaku diulang kembali

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KOGNITIF

13
Dalam proses belajar mengajar diperlukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil
belajaryang maksimal. Berikut adalah aplikasi teori belajar kognitif menurut teori gestalt
dalam proses pembelajaran:
1. Pengalaman tilikan (insight); Tilikan bisa disebut juga pemahaman mengamati.
Dalam proses belajar, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); dalam hal ini unsur-unsur
yang bermakna akan sangat menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Hal ini akan sangat bermanfaat dan membantu peserta dalam
menangani suatu masalah. Jadi, hal-hal yang dipelajari para peserta didik
hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior);suatu perilaku akan terarah pada tujuan.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika para peserta didik mengerti tujuan
yang ingin dicapainya. Jadi, hendaknya para guru membantu para peserta didik untuk
memahami arah dan tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); perilaku individu memiliki hubungan dengan tempat
dan lingkungan dia berada. Jadi, materi yang diajarkan harusnya berhubungan
dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan individu.
5. Transfer dalam belajar; yaitu proses pemindahan pola tingkah laku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan
pengertian objek dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dalam tata susunan yang
tepat. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-
prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian
digunakan dalam memecahkan masalah pada situasi lain.
Penerapan prinsip teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam pembelajaran:
1. Aktivitas suatu cabang olahraga harus dilakukan secara keseluruhan, bukan sebagai
pelaksanaan gerak secara terpisah-pisah. Pemecahan keseluruhan aktivitas
menjadi bagian-bagian yang terpisah menyebabkan peserta didik tidak mampu
mengaitkan bagian-bagian tersebut. Untuk itu, siswa atau atlet harus mampu
mempersatukan bagian menjadi sebuah unit yang terpadu.2.
2. Tugas utama dari guru atau pelatih adalah untuk memaksimalkan transfer dari latihan
di antara berbagai kegiatan. Pola umum atau konfigurasi perlu untuk mempermulus
terjadinya transfer di antara berbagai kegiatan.

14
3. Penggunaan faktor insight untuk memecahkan masalah. Pemberian contoh pada
siswa akan membantu siswa dalam mengamati dan memahami suatu masalah.
Sehingga dia mampu menyelesaikannya.
4. Pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian dengan suatu keseluruhan
penting bagi peragaan keterampilan yang efektif. Jadi peserta didik harus
mampu memahami tiap-tiap bagian dan keterkaitannya secara keseluruhan. Salah satu
kelemahan dalam proses pengajaran adalah soal kegagalan guru dalam
menyampaikan informasi yang menuntut peserta didik memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang kaitan antara bagian-bagian di dalam konteks
keseluruhan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian belajar di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu altivitas yang dillakukkan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku yang relatif . Pengertian belajar adalah
suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif
sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.

B. Saran
Teori perkembangan ini telah sedikit banyak memberi panduan kepada seluruh 
stakeholder pendidikan, khususnya praktisi pendidikan, tentang perkembangan yang
dilalui oleh seseorang anak didik dan setiap anak didik tersebut adalah berbeda dari segi

15
perkembangan kognitifnya yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
maupun eksternal mereka seperti bakat, lingkungan, makanan, kecerdasan dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi. (2020). TEORI KOGNITIVISME SERTA APLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN. Jurnal Edukasi dan Sains , 77-95.

Wisman, Y. (2020). Teori Belajar Kognitif dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang , 11 (1), 209-215.

16
17

Anda mungkin juga menyukai