Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN TEORI PEMROSESAN INFORMASI DALAM

PEMBELAJARAN
Makalah
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran
Dosen Pengampu :

Fajar Arianto, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

Erina Ashtye Mufidah (17010714022)

Ahmad Matinul Haq (17010714028)

Siti Fachriah Berliana (17010714029)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
September 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
hidayat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teori
Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran.”

Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada BapakFajar
Arianto, S.Pd, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu,
perhatian, serta bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan partisipasi dan
dukungannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya ilmu yang
kami  miliki, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah kami di masa yang akan datang. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan dampak positif dan manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 16 September 2018

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………..............................…2

Daftar Isi………………………………………..……………………….................. …3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………….……………………………...................................4


B. Rumusan Masalah……………..……………...…………………...................................4
C. Tujuan …………………..……...…………………………............................................5
D. Manfaat ........................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi…...………................................6


B. Asumsi Dasar Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi dan Komponennya ...............7
C. Konsep Dasar Teori Pemrosesan Informasi .....................................................................8
D. Aplikasi Teori Pembelajaran Pemrosesan Infromasi Dalam Proses Belajar Mengajar…9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.……………………...…………………………...........................................12
B. Saran…………………………………………………………….....................................12

Daftar Pustaka…………….…………………………………………………..............13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan
faktor terpenting dalam perkembangan, dan perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Teori pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori belajar sibernetik. Teori
sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi,
dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat
memperoleh informasi dengan satu proses, dan siswa yang lain juga dapat memperoleh
informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi
pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori
dan cara berpikir.Menurut teori ini proses belajar tidak berbeda halnya dengan proses
menerima,menyimpan dan mengungkapkan kembali dengan informasi-informasi yang telah
diterima sebelumnya.Uraian dibawah ini mencoba menyajikan pemahaman dari sudut
pandang tentang penerapan teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,  rumusan masalah yang dapat dibahas
dalam makalah ini adalah”
1. Apa maksud dari Teori pembelajaran pemrosesan informasi?
2. Apa asumsi dasar teori pembelajaran pemrosesan infromasi dan komponennya?
3. Bagaimana konsep dari teori pemrosesan informasi?
4.   Mengetahui cara mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan infromasi dalam
proses belajar mengajar.

4
C.    Tujuan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Mengetahui maksud dari Teori pembelajaran pemrosesan informasi
2. Mengetahui teori pembelajaran pemrosesan infromasi dan komponennya
3. Memahami konsep dari teori pemrosesan informasi
3.   Mengetahui cara mengaplikasikan teori pembelajaran pemrosesan infromasi dalam proses
belajar mengajar.

D.    Manfaat
Hasil penulisan makalah ini berguna untuk lebih memahami  tentang teori pembelajaran
pemrosesan informasi yang merupakan bagian dari teori sibernetik, memahami pengertian
serta pendekatan yang terdapat di dalamnya, dan pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran di kelas.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori pembelajaran pemrosesan informasi

Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan
informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses
belajar  lebih penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting  dari kajian proses belajar
itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan
menentukan proses belajar.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk
segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu
pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan
saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses, dan siswa yang lain juga
dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
Sebenarnya teori belajar sibernetik tergolong teori belajar yang relatif baru. Teori
Sibernetik atau teori pemrosesan informasi memiliki kajian yang lebih luas dari psikologi
kognitif. Psikologi kognitif  adalah upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
berpikirnya orang. Sedangkan pengolahan informasi  menitikberatkan usahanya pada
pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasil operasi itu. Dan karena teori ini
berdasarkan perkembangan zaman yang erat kaitannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka teori sibernetik ini tidak bercirikan karya hanya dari satu
orang tokoh saja.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa teori pemrosesan informasi adalah bagian dari
teori pemrosesan informasi, yang dalam pengkajiannya akan banyak ditemukan tokoh-tokoh
yang berpengaruh dan memiliki teori yang berkaitan erat dengan proses memperoleh
informasi.
Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi
pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori
dan cara berpikir.
Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat beberapa model mengajar yang akan
mendorong pengembangan pengetahuan dalam diri siswa dalam hal mengendalikan stimulus
yaitu mengumpulkan dan mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah,

6
mengembangkan konsep sehingga mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal
dalam penyampaiannya.  Bahkan  orientasi utama pada model mengajarnya mengarah kepada
kemampuan siswa  dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan  ilmu pengetahuan.

B.  Teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi dan komponennya

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal
dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Gagne menjelaskan proses belajar
berdasarkan kondisi internal dan eksternal pada teori pemrosesan informasi, yaitu :
1.       Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses
sebagai informasi.
2.       Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3.       Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,


bentuk informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah :
1.      Sensory Receptor (SR)
SR adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi
ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat
dan mudah tergangu atau berganti.
2.      Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian individu, perhatian
dipengaruhi oleh persepsi. Karakteristik WM yaitu memiliki kapasitas terbatas (informasi
hanya bertahan selama 15 detik) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari

7
stimulus aslinya. Artinya  agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah
informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
3.      Long Term Memory  (LTM)
LTM diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oelh individu, 2)
mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM,
ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya
memunculkan kembali informasi yang diperlukan.
          Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah  dikembangkan antara lain oleh
Landa ( dalam bentuk pendekatan “ algoritmik dan heuristic” ). ”). Pendekatan belajar
algortimik menuntut pebelajar untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear
menuju ke suatu target tertentu. Pendekatan heuristik menuntut pebelajar berpikir secara
divergen, menyebar kebeberapa target sekaligus Serta Pask dan Scoot ( dengan pembagian
tipe pebelajar, yaitu “wholist dan tipe serialist. Pendekatan serialist memilii kesamaan dengan
algoritmik. Namun yang dinyatakan dengan berpikir menyeluruh (Wholist) tidak sama
dengan cara berfikir heuristik. Bedanya cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang
cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi

C.  Konsep Dasar Teori pemrosesan Informasi


Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan pada memori
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara tersusun. Tahapan pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengatahuan baru yang
dimodifikasi.
Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai berikut:
pertama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ sensorisnya
yaitu: mata, telinga, hidung dan sebagainya. Beberapa informasi disaring pada tingkat
sensoris, kemudian sisanya dimasukkan dalam ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek
mempnyai kapasitass pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus
diproses secara sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika tidak
akan lenyap dengan cepat.
Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat ditransfer dalam ingatan
jangka panjang. Ingatan jangka panjang merukan hal penting dalam proses belajar. Karena
ingatan jangka panjang merupakan tempat penyimpanan informasi yang faktual (disebut
pengetahuan deklaratif) dan informasi bagaimana cara mengerjakan sesuatu.

8
Tingkat pemrosesan stimulus informasi diproses dalam berbagai tingkat kedalaman
secara bersamaan bergantung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah,
maka informasi tersebut akan semakin lama diingat. Sebagai contoh, informasi yang
mempunyai imaji visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan pengetahuan ynag telah
ada akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang sedang diamati akan
lebih dalam diproses dari pada stimuli atau kejadian lain di luar pengamatan. Dengan kata
lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti bagi dirinya atau hal-hal
yamg menjadi perhatiannya karena hal-hal tersebut diproses secara lebih mendalam dari pada
stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menjadi perhatiannya.
Pengulangan memegang peranan penting dalam pendekatan model. Penyimpanan juga
dianggap penting dalam pendekatan model tingkat pemrosesan. Namun hanya mengulang-
ulang saja tidak cukup untuk mengingat. Untuk memperoleh tingkatan yang lebih dalam,
aktivitas pengulangan haruslah bersifat elaboratif. Dalam hal ini, pengulangan harus
merupakan sebuah proses pemberian makna dari informasi yang masuk.

D.  Aplikasi Teori Pembelajaran Pemrosesan Infromasi Dalam Proses Belajar Mengajar


Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang
mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara
langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun
memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas, oleh karena itu untuk mengurangi
muatan memori kerja, perlu memperhatikan kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan
pengorganisasian atau urutan pembelajaran. Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah,
namun terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal.
Sehubungan hal tersebut, maka pengelolaan pembelajaran dalam teori belajar sibernetik,
menuntut pembelajaran untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal
dan kondisi eksternal.
Menurut Gagne (dalam Abdul Hamid, 2009: 30-37), Kondisi internal peserta didik
yang mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan informasi, dan yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran antara lain:
1.      Fase Motivasi ( motivation phase)
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan
memperoleh hadiah.
2.      Fase Pemahaman (apprehending phase)

9
Pebelajar yang sudah termotivasi mestinya menerima rangsangan (stimulus) yang akan
membawanya pada peristiwa penting belajar dan selanjutnya rangsangan itu disimpannya
dalam ingatan.
3.      Fase perolehan (acquisition phase)
Begitu situasi eksternal diperhatikan dan ditanggapi berlangsunglah proses belajar. Fase
pemerolehan mencakup apa yang kita sebut “ peristiwa penting belajar” yakni suatu saat
dimana beberapa kesatuan pengetahuan yang baru terbentuk dimasukkan kedalam ingatan
jangka panjang.
4.      Fase pengingatan (retention phase)
Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari meori jangka pendek ke memori
jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lainnya
5.      Fase pengungkapan kembali ( retrieval phase)
Seperti halnya pada kebanyakan proses belajar yang lain, proses pengkungkapan kembali bisa
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Isyarat-isyarat untuk pengungkapan kembali bisa
dikemukakan dalam bentuk komunikasi verbal kepada pebelajar.
6.      Fase generalisasi
Generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam
belajar.
7.      Fase penampilan ( performance phase)
Para siswa harus memperhatikan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan
yang tampak
8.      Fase umpan balik
Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan
apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang  diajarkan.
Kondisi eksternal yang sangat berpangaruh terhadap proses belajar dengan proses
pengolahan informasi antara lain:
1.      Kondisi belajar
Kondisi belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat dilihat
sebagai akibat dari adanya proses belajar. Cara yang ditempuh pendidik untuk mengelola
pembelajaran sangat bervariasi tergantung pada kondisi belajar yang diharapkan. Gagne
(dalam Ratna Willis Dahar, 2006: 118) mengklasifikasikan ada lima macam hasil belajar,
yakni: (a) keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar
diskriminasi, konsep konkret,konsep terdefinisi, aturan, dan aturan tingkat tinggi. (b) strategi
kognitif, suatu proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara

10
memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. (c) informasi verbal, suatu
pengetahuan yang disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. (d) keterampilan motorik,
kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang
berhubungan dengan otot. (e) sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi perilaku
seseorang, dan didasari oleh emosi, kepercayaan, serta faktor intelektual.
2.      Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, sebab
komponen-komponen lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan belajar yang
hendak dicapai dalam proses belajarnya. Tujuan belajar yang dinyatakan secara spesifik dapat
mengarahkan proses belajar, dapat mengukur tingkat ketercapaian tujuan belajar, dan dapat
meningkatkan motivasi belajar.
3.      Pemberian umpan balik
Pemberian umpan balik merupakan suatu hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena
memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan, dan tingkat kompetensinya.
Berdasarkan deskripsi proses pengolahan informasi yang terjadi merupakan interaksi
faktor internal dan eksternal dari peserta didik, maka aplikasi pengelolaan kegiatan
pembelajaran berbasis teori sibernetik yang baik untuk dilakukan bagi pendidik agar dapat
memperlancar proses belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar.
4. Menyajikan bahan perangsang.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6. Mendorong unjuk kerja.
7. Memberikan balikan informatif.
8. Menilai unjuk kerja.
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori pemrosesan informasi juga dikenal sebagai teori sebernetik  yang merupakan
teori baru dalam belajar yang lebih mengutamakan sistem informasi dari materi yang
dipelajari, teori ini dipelopori oleh Robert Milis Gagne dan Robert S. Siegler.Menurut teori
pemrosesan informasi ini proses belajar tidak berbeda halnya dengan proses
menerima,menyimpan dan mengungkapkan kembali dengan informasi-informasi yang telah
diterima sebelumnya.
Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang
terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori
dan cara berpikir.
Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya "lupa". Ketiga kom-ponen tersebut adalah sensory
receptor, long term memory, dan working memory.
Kondisi internal dan eksternal sangat mempengaruhi proses belajar melalui
pengolahan informasi yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika melakukan
pembelajaran kepada peserta didik.
Saran
Diharapkan dalam proses pembelajaran, tenaga pendidik dapat mengetahui karakter
peserta didik dalam proses pembelajaran, dan tidak lupa juga memperhatikan faktor-faktor
lain dalam proses pembelajaran. Seperti pada pemrosesan informasi yang dilakukan oleh
peserta didik dalam pembelajaran juga harus diberi perhatian dalam proses didalam nya .
Karena pada saat ini peserta didik cenderung tanggap dalam proses transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang didalam nya merupakan proses pengolahan informasi sama
halnya dengan computer, maka dari itu tenaga pendidik diharapkan dapat lebih
mengoptimalkan bagaimana penyampaian informasi kepada peserta didik sehingga para
peserta didik dapat mengolah informasi yang didapatkan dengan baik pula.

12
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yovan. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya

Selviyana,Damyke. 2013. “Teori Pemrosesan


Informasi”.http://damyke0330.blogspot.com/2013/04/teori-pemrosesan-informasi-oleh-
damyke.html . 28 Maret 2013

13

Anda mungkin juga menyukai