Anda di halaman 1dari 31

"Tugas meringkas buku Learning

Theories An Educational
Perspective"

DOSEN PENGAMPU:

DISUSUN OLEH

Farhanurdin Hasan (1101618020)

Indah Sulistiani (1101618016)

Muhammad Hanif H (1101618047)

Nurul Azkiya (1101618017)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI JAKARTA

2020
DAFTAR ISI
TEORI PEMROSESAN INFORMASI..........................................................................................................3
deskripsi singkat cakupan materi.......................................................................................................3
relevansi materi dan manfaat materi................................................................................................3
Tujuan materi....................................................................................................................................4
Chapter 5|.............................................................................................................................................5
Teori Pemrosesan Informasi..................................................................................................................5
A. MODEL MEMORI DUAL-STORE............................................................................................12
B. MEMORY JANGKA PANJANG: PENYIMPANAN.........................................................................15
C. MEMORY JANGKA PANJANG: RETRIEVAL DAN LUPA...........................................................19
D. CITRA MENTAL.........................................................................................................................23
E. APLIKASI INSTRUKSIONAL........................................................................................................25
KESIMPULAN.......................................................................................................................................28
EVALUASI.............................................................................................................................................29
TEORI PEMROSESAN INFORMASI

deskripsi singkat cakupan materi


Teori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
salah satu hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut teori ini, belajar
merupakan proses mengelola informasi, namun teori ini menganggap sistem
informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih
penting. Karena informasi inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana
proses belajar akan berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang
dipelajari.
Teori pemrosesan informasi berfokus pada bagaimana cara agar orang
mampu menghadiri sebuah peristiwa di lingkungan sekitarnya, menyandikan
informasi untuk dipelajari dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang
sudah ada sebelumnya di dalam memori, menyimpan pengetahuan baru dalam
memori, dan mengambilnya sesuai kebutuhan (Shuell, 1986).
Pemrosesan informasi bukanlah nama teori tunggal; itu adalah nama generik
yang diterapkan pada perspektif teoretis yang berhubungan dengan urutan dan
pelaksanaan peristiwa kognitif.
Bab ini pada awalnya membahas asumsi pemrosesan informasi dan
memberikan tinjauan umum tentang prototipe model memori dual-store.
Sebagian besar bab ini dikhususkan untuk menjelaskan proses komponen
perhatian, persepsi, memori jangka pendek (bekerja), dan memori jangka
panjang (penyimpanan, pengambilan, melupakan).

relevansi materi dan manfaat materi


Pemrosesan informasi itu sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu
proses yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi,
memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut
dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara berpikir.
Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat beberapa model mengajar yang
akan mendorong pengembangan pengetahuan dalam diri siswa dalam hal
mengendalikan stimulus yaitu mengumpulkan dan mengorganisasikan data,
menyadari dan memecahkan masalah, mengembangkan konsep sehingga
mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam penyampaiannya.
Bahkan orientasi utama pada modelnya mengarah kepada kemampuan siswa
dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan didapatkannya.
Penerapan teori yang salah dalam situasi pembelajaran mengakibatkan
terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa
yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung dalam satu
arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh behavioristik dianggap
metode paling efektif untuk menertibkan siswa.
Diharapkan ke depannya, dengan mempelajari ilmu ini dan mengaitkannya
dengan teori belajar dan pembelajaran, kita sebagai seorang TP-ers mampu
untuk menciptakan sebuah modul, materi dan lain halnya yang berkaitan dengan
pembelajaran secara tepat. Kita tidak boleh memaksakan materi yang berat
diberikan kepada peserta didik yang belum saatnya untuk mempelajari materi
tersebut.
Tujuan materi
1. Mampu memahami dan menjelaskan komponen utama dari pemrosesan
informasi: perhatian, persepsi, memori jangka pendek (berfungsi), memori
jangka panjang.
2. Mampu membedakan berbagai pandangan tentang perhatian, dan jelaskan
bagaimana perhatian memengaruhi pembelajaran.
3. Mampu membandingkan dan kontraskan teori persepsi proses informasi dan
Gestalt
4. Mampu membedakan memori jangka pendek dan jangka panjang
berdasarkan kapasitas, durasi, dan proses komponen.
5. Mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor utama yang memengaruhi
pengkodean, pengambilan, dan melupakan.
6. Mampu memahami dan menjelaskan teori kode ganda dan menerapkannya
pada pembentukan mental.
7. Mampu mengidentifikasi prinsip-prinsip pemrosesan informasi yang melekat
dalam aplikasi pengajaran yang melibatkan organisator tingkat lanjut, kondisi
pembelajaran, dan beban kognitif.
Chapter 5|
Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi berfokus pada bagaimana orang melihat
peristiwa lingkungan, mengartikan informasi tersebut untuk dipelajari dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada dalam memori lalu
menyimpan pengetahuan baru tersebut dalam memori dan mengambilnya
sesuai kebutuhan. Pemrosesan informasi bukan nama teori tunggal, tidak ada
teori yang dominan dalam bab ini dan beberapa peneliti tidak mendukung teori
yang ada saat ini. Banyak penelitian dilakukan mulai dari fenomena gerakan
mata, mengingat, persepsi visualdan pendengaran, kecerdasan artifisial dan lain-
lain namun tidak siap dalam struktur kurikulum dan desain pembelajaran.
Selanjutnya para peneliti semakin menerapkan prinsip pada latar belakang
pendidikan yang melibatkan mata pelajaran. Dan para peneliti membuka
rancangan pembahasan, kebermaknaan adalah sebagai aspek kunci dari
pemrosesan informasi. Bab ini menjelaskan proses komponen perhatian,
presepsi, memori jangka pendek (bekerja), dan memori jangka panjang
(penyimpanan, pengambilan, kehilangan). Materi histori yang relevan tentang
pembelajaran verbal dan psikologi gestalt disebutkan, bersama dengan
pandangan alternatif yang melibatkan tingkat pemrosesan dan aktivasi memori
dan bab ini diakhiri dengan gambaran mental dan aplikasi pembelajaran. Ketika
sudah mempelajari bab ini, anda harus dapat melakukan hal berikut :

1. Menjelaskan komponen utama pemrosesan informasi : perhatian,


persepsi, memori jangka pendek dan panjang.
2. Membedakan berbagai pandangan tentang perhatian
3. Bandingkan dan jelaskan psikologi gestalt dan pemrosesan informasi dari
teori persepsi
4. Membahas bentuk utama penelitian pembelajaran verbal
5. Membedakan jangka pendek dan panjang berdasarkan kapasitas, durasi,
dan komponen proses
6. Mendefinisikan proposisi dan menjelaskan peran mereka dalam
pengiriman informasi dan penerimaan informasi memori jangka panjang
7. Menjelaskan faktor utama yang memengaruhi pengkodean, penerimaan,
dan lupa.
8. Membahas komponen utama dari bahasa pemrograman
9. Menjelaskan teori kode ganda dan menerapkannya pada pencitraan
mental
10.Identifikasi prinsip-prinsip pemrosesan informasi yang melekat dalam
penerapan pengajaran yang melibatkan organisator tingkat lanjut, kondisi
pembelajaran, dan beban kognitif

Sistem pemrosesan informasi

a. Asumsi

Ahli teori pemrosesan informasi menantang gagasan yang melekat dalam


behaviorism, yaitu behavioris mengatakan bahwa orang merespons ketika
rangsangan menimpa mereka tetapi ahli pemrosesan informasi berkonflik bahwa
orang orang memilih dan memperhatikan lingkungan, mengubah dan melatih
informasi, mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, dan
mengolah informasi tersebut agar bermakna. Teori pemrosesan informasi
berbeda dalam pandangan mereka tentang proses kognitif mana yang penting
san bagaimana mereka beroperasi, tetapi mereka berbagi asumsi umun. Salah
satunya menerima rangsangan dan menghasilkan respon, namun setiap orang
berbeda pada tahap penerimaannya. Asumsi lainnya yaitu pemrosesan informasi
analogi dengan komputer, setidaknya secara metaforis. Seperti menerima
informasi, menyimpannya dalam memori dan mengambil seperlunya. Para
oeneliti juga berasumsi bahwa pemrosesan informasi terlibat dalam semua
kegiatan kognitif : memahami, melatih, berpikir , memecahkan masalah,
mengingat, melupakan, dan membayangkan.

b. Model two-store (dual)

Pemrosesan informasi dimulai ketika input stimulus (gambar, suara)


antara satu atau lebih indera. Lalu pencatatan sensorik sesuai penerimaan
input dan menyimpannya sebentar dalam bentuk sensorik. Disinilah persepsi
(pengenalan pola) terjadi, yang merupakan proses pemberian makna pada input
stimulus. Biasanya tidak melibatkan penamaan kerena butuh waktu dan
informasi tetap dalam catatan sesorik hanya dalam sepersekian detik.
Sebaliknya persepsi melibatkan pencocokan inpit ke informasi yang diketahui.
Penctatan sensorik menyransfer informasi ke memori jangka pendek (STM). STM
merupakan Working memory (WN) dan secara kasar berhubungan dengan
kesadaran. Kapasitas WN terbatas. Miller menusulkan bahwa ia menampung
tujuh plus atau minus dua unit informasi. Unit adalah huruf, angka, kata atau
ekspresi umum. Durasi WN juga terbatas; untuk untuk unit yang akan disimpan
dalam WN harus dilatih (diulang). Sementara informasi dalam WN, pengetahuan
terkait dalam memori jangka panjang (LTM) atau memori permanen,
diaktifkan dan disimpan untuk diintegrasikan dengan informasi baru.
Lalu bisakah informasi di LTM hilang(lupa)? Beberapa peneliti berpendapat lupa
itu bisa terjadi, sedangkan yang lain mengatakan kurangnya isyarat
pengambilan yang baik dari pada lupa.
posisi item pada WN

Terlepas dari pendapat itu peneliti sepakat bahwa informasi tetap berada
pada LTM untuk waktu yang lama. Proses kontrol (eksekutif) mengatur aliran
diseluruh sistem pemrosesan informasi. Latihan adalah proses kontrol penting
yang terjadi di WN. Meskipun model two-store ini yang paling terkenal dari teori
pemrosesan informasi, banyak peneliti tidak sepenuhnya menerima dikarenakan
masih ada hal yang bermasalah dari model ini.

c. Alternatif untuk model two-store

Level (kedalaman) pada pemrosesan. Mengonseptualisasikan memori


berdasarkan tipe pemrosesan yang diterima informasi daripada lokasinya. Teori
ini Tidak memasukkan tahapan WN atau LTM. Alih-alih, berbagai cara untuk
memproses informasi ( level kedalaman informasi diproses) ada : fisik
(permukaan), akustik (fonologis, suara), semantik (makna). Ketiga level ini
bersifat dimensional, dengan tingkat fisik paling dangkal dan semantik paling
dalam. Makna kata yang akan diartikan selanjutnya tergantung pada kata
sebelumnya. Secara konsep model ini mirip register sensory, WN, dan LTM.
Namun para peneliti tidah mengasumsikan model ini sebagai bentuk tahapan
atau berurut melainkan pemrosesan informasi bisa mencapai makna tergantung
informasi sebelumnya. Dalam model tingkat pemrosesan, semakin dalam level
suatu item diproses, semakin baik memori karena jejak memori semakin
mendarah daging. Namun penelitian ini pun masih memiliki masalah baik dalam
definisi maupun pengukurannya. Akibatnya kita tidak tahu bagaimana
pemerosesan pada tingkatan berbeda memengaruhi pembelajaran dan memori.
Kurangnya pemahaman yang jelas tentang tingkatan (kedalaman) membatasi
penggunaan teori ini.

Menyelesaikan masalah ini mungkin perlu menggabungkan tingkat


pemrosesan dengan ide two-store untuk menghasilkan model yang
disempurnakan. Misalnya informasi dalam WN mungkin terkait dengan
pengetahuan dalam LTM secara dangkal atau lebih rumit. Juga, dua
penyimpanan memori (WN dan LTM) mungkin termasuk tingkatan pemrosesan.
Pengartian sematik dalam LTM dapat mengarah pada informasi yang lebih luas
dan lebih bermakna untuk mengingat informasi dari pada pengartian fonologis
dan fisik (permukaan).
Tingkatan aktivasi. Konsep alternatif dari memori. Berpendapat bahwa
struktur memori berbeda dalam tingkat aktivasi mereka. Memori tidak terpisah
melainkan satu memori namun status aktivasi yang berbeda. Informasi mungkin
dalam keadaan aktif atau tidak aktif. Saat aktif, informasi dapat diakses dengan
cepat sedangakan jika tanpa perhatian, tingkat aktivasi akan membusuk namun
dapat diaktifkan kembali.

d. Perhatian

Kata perhatian terdengar sering dalam pengaturan pendidikan.


Pemandangan, suara, bau, rasa, dan sensasi membombardir kita, kita tidak bisa
dan tidak seharusnya memperhatikan semuanya. Kemampuan atensi kami
terbatas. Kita dapat memperhatikan beberapa sekaligus. Dengan demikian,
perhatian dapat ditafsirkan sebagai proses pemilihan beberapa dari banyak input
potensial. Perhatian juga merupakan batasan umum pada seluruh sistem
prosesan informasi manusia.

e. Teori dari perhatian

Broadhent mengusulkan model perhatian yang dikenal sebagai teori filter


(bottleneck). Dalam pandangan ini informasi yang masuk dari lingkungan
disimpan sebentar pada sistem sensorik. Berdasarkan karakter fisik mereka,
potongan informasi dipilih untuk diproses lebih lanjut oleh sistem presepsi, dan
informasi yang tidak ditindak lanjuti di saring keluar tidak diproses oleh sistem
sensorik.

Selanjutnya treisman mengusulkan teori fitur-integrasi. Mendistribusikan


perhatian dibanyak input pengetahuan, yang masing-masing menerima
pemerosesan tingkat rendah. Dan dilain waktu fokus pada input tertentu.

Norman mengusulkan bahwa semua input dihadiri dengan cara yang


cukup untuk mengaktifkan LTM. Pada titik itu, satu input dipilih untuk perhatian
lebih lanjut berdasarkan tingkat aktivasi, yang tergantung pada konteksnya.

f. Perhatian dan belajar

Perhatian adalah prasyarat yang diperlukan dalam belajar. Dalam belajar


membedakan huruf, seorang anak mempelajari ciri khas seperti pada huruf b
dan
d. Tidak hanya garis saja yang menjadi perhatian anak melainkan juga perhatian
lebih pada suara guru dan mengabaikan suara lain. Perhatian adalah sumber
daya terbatas. Peserta didik mengalokasikan perhatian pada kegiatan sebagai
fungsi motivasi dan pengaturan diri. Ketika keterampilan menjadi rutin,
pemrosesan informasi membutuhkan perhatian yang kirang disadari (otomatis
terjadi). Perbedaan dalam kemampuan untuk mengendalikan perhatian terkait
dengan usia siswa, hiperaktivitas, kecerdasan, cacat belajar.

g. Perhatian dan membaca

Temuan penelitian umum adala siswa lebih mungkin mengingat elemen


teks yang penting dari pada yang kurang penting. Pembaca yang baik dan yang
kurang membaca materi penting dan hadir untuk itu dalam waktu yang lama.
Yang membedakan pembaca ini ialah pemrosesan dan pemahaman selanjutnya
Mungkin pembaca yang buruk, lebih asyik dengan tugas membaca dasar
(mis.,
Memecahkan kode), menjadi teralihkan dari materi penting dan tidak
memprosesnya secara memadai untuk retensi dan pengambilan. Sementara
memperhatikan materi penting, pembaca yang baik mungkin lebih cenderung
menghubungkan informasi dengan apa yang mereka ketahui, menjadikannya
bermakna, dan melatihnya, yang semuanya meningkatkan pemahaman.

h. Persepsi

Persepsi (pengenalan pola) mengacu pada melampirkan makna pada


input lingkungan yang diterima melalui indera. Agar suatu input dapat dirasakan,
input tersebut harus disimpan dalam satu atau lebih register sensorik dan
dibandingkan dengan pengetahuan dalam LTM.Teori Gestalt adalah pandangan
kognitif awal yang menantang banyak asumsi behaviorisme. Meskipun teori
Gestalt tidak lagi layak, ia menawarkan prinsip-prinsip penting yang ditemukan
dalam konsepsi persepsi dan pembelajaran saat ini. Teori ini dijelaskan
selanjutnya, diikuti oleh diskusi persepsi dari perspektif proses informasi.

i. Teori Gestalt

Gerakan Gestalt dimulai dengan sekelompok kecil psikolog di Jerman awal


abad ke-20. Dalam demonstrasi khas fenomena gerak perseptual semu, dua
garis yang berdekatan bersama-sama terpapar berturut-turut selama
sepersekian detik dengan interval waktu singkat antara setiap paparan. Seorang
pengamat melihat bukan dua garis melainkan garis tunggal yang bergerak dari
garis yang terpapar pertama ke garis yang terpapar kedua. Waktu demonstrasi
sangat penting. Jika interval waktu antara pemaparan kedua garis terlalu
panjang, pengamat melihat garis pertama dan kemudian garis kedua tetapi tidak
ada gerakan. Jika intervalnya terlalu pendek, pengamat melihat dua garis
berdampingan tetapi tidak ada gerakan. Gerakan nyata ini dikenal sebagai
fenomena phi dan menunjukkan bahwa pengalaman subjektif tidak dapat
dijelaskan dengan merujuk pada elemen objektif yang terlibat. Pengamat melihat
gerakan meskipun tidak ada yang terjadi, pengalaman fenomenologis (gerak
semu) berbeda dari pengalaman sensorik (paparan garis). Upaya untuk
menjelaskan fenomena ini dan yang terkait menyebabkan Wertheimer
menantang penjelasan psikologis persepsi sebagai jumlah pengalaman indrawi
seseorang karena penjelasan ini tidak memperhitungkan keutuhan unik persepsi,

Makna Persepsi. Bayangkan seorang wanita bernama Betty yang tingginya


5 kaki. Ketika kita melihat Betty dari jauh, gambar retina kita jauh lebih kecil
daripada ketika kita melihat Betty dari dekat. Namun Betty tingginya 5 kaki dan
kita tahu bahwa terlepas dari seberapa jauh dia. Meskipun persepsi (gambar
retina) bervariasi, makna gambar tetap konstan. Inti dari psikologi Gestalt adalah
bahwa benda atau peristiwa dipandang sebagai keutuhan yang terorganisir.
Prinsip pengorganisasian. Teori Gestalt berpendapat bahwa orang
menggunakan prinsip untuk mengatur persepsi mereka. Beberapa prinsip paling
penting adalah hubungan figur-ground, proksitas, kesamaan, arah bersama,
kesederhanaan, dan penutupan.

Gambar 5.3 Contoh prinsip Gestalt. Prinsip kesamaan berarti bahwa unsur-
unsur yang serupa dalam aspek-aspek seperti ukuran atau warna dianggap
sebagai milik bersama. Melihat Gambar 5.3e, orang cenderung melihat
sekelompok tiga garis pendek, diikuti oleh sekelompok tiga garis panjang, dan
seterusnya. Kedekatan dapat melebihi kesamaan; ketika rangsangan yang
berbeda lebih dekat bersama daripada yang serupa (Gambar 5.3d), bidang
persepsi cenderung disusun dalam empat kelompok yang masing-masing terdiri
dari
dua garis.

Sensory Memory. Semua hal yang anda ingat berasal dari panca indera
seperti Suara, Images, Sentuhan, Rasa, Penciuman. Sensory memory terbagi
atas 2 tipe:
a. Iconic memory: Mengingat dengan melihat icon. Berlangsung selama ½ detik.
b. Echoic Memory: Mengingat dalam bentuk suara (echo). Selama 2 sampai 4
detik.

j. Perbandingan Long Term Memory (Memori Jangka Panjang)

Perbedaan dari Long Term Memory (LTM) dan Short Term Memory (STM)
adalah LTM sifatnya permanen sedangkan STM itu sementara. Keadaan motivasi
juga penting dalam mempengaruhi persepsi kita. Persepsi dipengaruhi oleh apa
yang ingin dan ingin kita rasakan. Kita sering memahami apa yang kita harapkan
dan gagal memahami apa yang tidak kita harapkan.
A. MODEL MEMORI DUAL-STORE

a. Pembelajaran Verbal

 Asosiasi Stimulus-Respon.
Ebbinghaus menunjukkan bahwa tiga faktor penting yang mempengaruhi
kemudahan atau kecepatan seseorang mempelajari daftar-daftar item adalah
kebermaknaan item tersebut, tingkat kesamaan di antara mereka, dan lamanya
waktu saat memisahkan mereka di studi percobaan.
Seseorang yang diminta untuk belajar beberapa sinonim seperti gigantic,
huge, mammoth, and enormous mungkin gagal mengingat beberapa di
antaranya, tetapi sebaliknya mungkin mengingat kata-kata yang serupa artinya
tetapi tidak ada dalam daftar (large, behemoth).

 Tugas dalam Belajar.


Peneliti pembelajaran verbal umumnya menggunakan tiga jenis tugas belajar:
serial, pair-associate, dan free-recall. Dalam pembelajaran serial, orang-orang
mengingat rangsangan verbal dalam urutan yang disajikan. Serial learning
terlibat dalam tugas-tugas sekolah seperti menghafal puisi atau langkah-langkah
dalam strategi pemecahan masalah. Orang harus mengingat tidak hanya barang
itu sendiri tetapi juga posisi mereka dalam daftar. Ujung-ujung daftar tampak
lebih khas dan karenanya merupakan rangsangan "lebih baik" daripada posisi
tengah daftar.
Dalam pembelajaran berpasangan-asosiasi, satu stimulus disediakan untuk
satu item respons (mis., Pohon kucing, atap perahu, anjing bangku). Peserta
merespons dengan respons yang benar setelah presentasi stimulus.
Pembelajaran berpasangan-asosiasi memiliki tiga aspek: membedakan antara
rangsangan, belajar merespons, dan belajar membedakan mana tanggapan dan
menyertai rangsangan yang mana.
Di sekolah, pembelajaran verbal terjadi dalam konteks yang bermakna,
misalnya, pasangan kata (mis., Negara bagian dan ibukotanya, terjemahan
bahasa Inggris dari kata-kata asing), frasa dan kalimat yang dipesan (misalnya,
puisi, lagu), dan makna untuk kata-kata kosa kata.
b. Memori Jangka Pendek

Short-Term memory (STM) atau memori singkat: menyimpan secara temporer


dan memproses stimulan. Kapasitasnya terbatas. Untuk meningkatkan
kapasitas, dapat menggunakan teknik chunking. Contoh: Nomor telepon
kompasianer, daripada menghapakan 7 digit nomor, kompasianer akan lebih
mudah mengingatnya karena dihapalkan dengan chunking code : (021) 888-
8888, alias menggunakan pola (xxx) xxx – xxxx, dimanan kode area adalah
chunk pertama 021, kemudian 3 digit pertama adalah chunk kedua 888, dan
chunk ketiga empat nomor terakhir. Teknik kedua disebuat rehearsal atau
pengulangan. Caranya dengan mengulangi berkali kali selama 5 sampai 10 kali.
Misalnya, saat berkenalan, ulangi nama dia dalam hati selama 10 kali, maka
anda tidak akan mudah lupa.

c. Ingatan jangka panjang

Long-Term memory (LTM) atau memori jangka panjang: dimana memori akan
tersimpan hampir untuk selamanya. Terdapat dua tipe LTM:
a. Explicit / declarative memory merefer pada proses pembelajaran secara
sengaja atau pengetahuan secara sadar. Contoh: Kita dapat menyebutkan
alamat dan nomor telepon kita setiap saat tanpa perlu berpikir dua kali.
b. Implicit / nondeclarative memory merefer pada proses secara tidak disengaja,
atau pengetahuan bawah sadar.
Jenis ini meliputi kemampuan procedural motor skills seperti mengendarai
sepeda. Jenis lainnya adalah priming, dimana pengalaman di waktu lampau
menginisiasi stimulus (prime). Contohnya: Melihat kecelakaan pesawat di
televisi, membuat fikiran kita menjadi takut untuk terbang, bahkan sampai
membatalkan tiket penerbangan yang sudah di tangan.
c. Pengaruh pada Encoding

Pengkodean adalah proses memasukkan informasi baru (masuk) ke dalam


sistem pemrosesan informasi dan mempersiapkannya untuk penyimpanan di
LTM. Pengkodean biasanya dilakukan dengan membuat informasi baru menjadi
bermakna dan mengintegrasikannya dengan informasi yang diketahui dalam
LTM. Meskipun informasi tidak perlu bermakna untuk dipelajari — orang yang
tidak terbiasa dengan geometri dapat menghafal teorema Pythagoras tanpa
memahami apa artinya — kebermaknaan meningkatkan pembelajaran dan
retensi.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi encoding adalah struktur
organisasi, elaborasi, dan skema.

 Organisasi.
Meningkatkan LTM, anda dapat menyusun informasi secara berjenjang.
Contoh, untuk menghapalkan buku pelajaran sejarah, murid murid dapat
membuat table kejadian berdasarkan tanggal, dan membuat ringkasan tokoh,
kejadian. Tentu hal ini akan sedikit memakan waktu, tetapi proses LTM akan
tetap diingat bahkan saat waktu tidur.

Contoh :
Sejarah Perkembangan Komputer

Sumber :Farvarysta.blogspot.com

 Elaborasi.
Elaborasi adalah proses memperluas informasi baru dengan menambahkan
atau menghubungkannya dengan apa yang diketahui. Elaborasi membantu
encoding dan pengambilan karena mereka menghubungkan informasi yang
harus diingat dengan pengetahuan lain. Masalah yang banyak siswa miliki dalam
belajar aljabar adalah bahwa mereka tidak dapat menguraikan materi karena
abstrak dan tidak mudah menghubungkan dengan pengetahuan lain. Siswa
mungkin dapat merancang elaborasi, tetapi jika mereka tidak bisa, mereka tidak
perlu susah payah merancangnya ketika guru dapat memberikan elaborasi yang
efektif. Untuk membantu penyimpanan dalam memori dan pengambilan,
elaborasi harus masuk akal. Elaborasi yang terlalu tidak biasa mungkin tidak
diingat. Elaborasi yang tepat dan masuk akal memfasilitasi daya ingat dan daya
ingat.
 Skema.
Skema adalah struktur yang mengatur sejumlah besar informasi ke dalam
sistem yang bermakna. Skema mencakup pengetahuan umum tentang situasi.
Skema adalah rencana yang kita pelajari dan gunakan selama berinteraksi
dengan lingkungan kita. Skema membantu penyandian karena mereka
menguraikan materi baru menjadi struktur yang bermakna. Saat mempelajari
materi, siswa berusaha memasukkan informasi ke dalam ruang skema. Elemen
skema yang kurang penting atau opsional mungkin dipelajari atau tidak. Dalam
membaca karya sastra, siswa yang telah membentuk skema untuk sebuah
tragedi dapat dengan mudah memasukkan karakter dan tindakan cerita ke
dalam skema. Mereka berharap menemukan unsur-unsur seperti kebaikan
versus kejahatan, kelemahan manusia, dan penghinaan dramatis.
Contohnya : Anderson dan Pichert (1978) menyajikan kepada para mahasiswa
sebuah cerita tentang dua anak laki-laki yang bolos sekolah. Siswa disarankan
untuk membacanya dari perspektif pencuri atau pembeli rumah; cerita memiliki
elemen yang relevan dengan keduanya. Siswa mengingat cerita dan kemudian
mengingatnya untuk yang kedua kalinya. Untuk ingatan kedua, setengah dari
siswa disarankan untuk menggunakan perspektif asli mereka dan setengah
lainnya dari perspektif lainnya. Pada ingatan kedua, siswa mengingat lebih
banyak informasi yang relevan dengan perspektif kedua tetapi tidak pada
perspektif pertama dan informasi yang kurang penting bagi perspektif kedua
yang penting bagi perspektif pertama. Kardash, Royer, dan Greene (1988) juga
menemukan bahwa skema memberikan manfaat utama mereka pada saat
mengingat daripada pada pengkodean. Secara kolektif, hasil ini menunjukkan
bahwa pada saat pengambilan, orang mengingat suatu skema dan berupaya
memasukkan elemen ke dalamnya. Rekonstruksi ini mungkin tidak akurat tetapi
akan mencakup sebagian besar elemen skema.

B. MEMORY JANGKA PANJANG: PENYIMPANAN

Bagian ini membahas penyimpanan informasi dalam LTM. Meskipun


pengetahuan kita tentang LTM terbatas karena kita tidak memiliki jendela ke
otak, penelitian telah melukiskan gambaran yang cukup konsisten tentang
proses penyimpanan.

a. Proposisi.
 Sifat Proposisi.
Proposisi adalah unit informasi terkecil yang dapat dinilai benar atau salah.
Proposisi adalah unit dasar pengetahuan dan makna dalam
LTM. Masing-masing berikut adalah proposisi:
■ Deklarasi Kemerdekaan ditandatangani pada tahun 1776.
■ 2 2 4.
■ Bibi Frieda membenci lobak.
■ Saya pandai matematika.
■ Karakter utama diperkenalkan di awal cerita.
Proposisi sampel ini dapat dinilai benar atau salah. Perhatikan,
bagaimanapun, bahwa orang mungkin tidak setuju pada penilaian mereka.
Carlos mungkin percaya bahwa ia buruk dalam matematika, tetapi gurunya
mungkin percaya bahwa ia sangat baik.
Sifat proposisi yang tepat tidak dipahami dengan baik. Meskipun mereka
dapat dianggap sebagai kalimat, lebih mungkin bahwa mereka adalah makna
kalimat (Anderson, 1990).

 Jaringan Proposisi.
Proposisi dibentuk berdasarkan seperangkat aturan. Para peneliti tidak setuju
pada aturan mana yang merupakan suatu kesatuan, tetapi mereka umumnya
percaya bahwa aturan menggabungkan node menjadi proposisi dan pada
saatnya, proposisi menjadi struktur atau jaringan tingkat tinggi, yang merupakan
set proposisi yang saling terkait.

b. Penyimpanan Pengetahuan

 Pengetahuan Deklaratif.
Pengetahuan deklaratif (mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi)
meliputi fakta, kepercayaan, pendapat, generalisasi, teori, hipotesis, dan sikap
tentang diri sendiri, orang lain, dan peristiwa dunia . Proses penyimpanan
beroperasi sebagai berikut. Pertama, pelajar menerima informasi baru, seperti
ketika guru membuat pernyataan atau pelajar membaca sebuah kalimat.
Selanjutnya, informasi baru diterjemahkan ke dalam satu atau lebih proposisi
dalam Working Memory pembelajar.
Sebagai contoh, seorang guru mungkin mendiskusikan tentang Gunung
berapi Krakatau. Siswa yang dapat menguraikan pengetahuan itu dengan
mengaitkannya dengan pengetahuan pribadi mereka tentang gunung berapi
(mis., Gunung Bromo) akan dapat mengaitkan informasi baru dan lama dalam
memori dan lebih baik menyimpan materi baru.

Sumber : https://www.alkhoirot.org/2017/01/akhlak-murid-pada-guru-dan-
teman-kelas.html
 Menyebarkan Aktivasi.
Penyebaran aktivasi membantu menjelaskan bagaimana informasi baru
dikaitkan dengan pengetahuan dalam LTM (Anderson, 1983, 1984, 1990, 2000;
Collins & Loftus, 1975). Prinsip dasar yang mendasarinya adalah sebagai berikut
(Anderson, 1984):

 Pengetahuan manusia dapat direpresentasikan sebagai jaringan node, di


mana node sesuai dengan konsep dan tautan ke asosiasi di antara
konsep- konsep ini.
 Node dalam jaringan ini dapat di berbagai negara yang sesuai dengan
tingkat aktivasi mereka. Lebih banyak node aktif maka diproses "lebih
baik."
 Aktivasi dapat menyebar di sepanjang jalur jaringan ini dengan
mekanisme di mana node dapat menyebabkan node tetangga mereka
menjadi aktif.
Anderson (1990) mengutip contoh seseorang yang disajikan dengan kata
anjing. Kata ini terkait secara asosiatif dengan konsep-konsep lain dalam LTM
individu seperti tulang, kucing, dan daging. Pada gilirannya, masing-masing
konsep ini terkait dengan konsep lain. Aktivasi anjing dalam LTM akan menyebar
di luar anjing ke konsep terkait, dengan penyebaran berkurang dengan konsep
lebih jauh dari anjing.

 Skema.
Skema adalah jaringan besar yang mewakili struktur objek, orang, dan peristiwa
(Anderson, 1990). Skema penting selama mengajar dan untuk transfer (Matlin,
2009). Setelah siswa mempelajari suatu skema, guru dapat mengaktifkan
pengetahuan ini ketika mereka mengajarkan konten apa pun yang sesuai
dengan skema tersebut.

 Pengetahuan Prosedural.
Pengetahuan prosedural, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan
kegiatan kognitif (Anderson, 1990; Gupta & Cohen, 2002; Hunt, 1989; Paris et
al., 1983), merupakan pusat pembelajaran sekolah. Teori ACT berpendapat
bahwa pengetahuan prosedural disimpan sebagai sistem produksi (Anderson,
1996; Anderson, Reder, & Lebiere, 1996). Suatu sistem produksi adalah suatu
jaringan urutan kondisi-tindakan (aturan), di mana kondisi tersebut adalah
himpunan keadaan yang mengaktifkan sistem dan tindakan dengan himpunan
kegiatan yang terjadi (Anderson, 1990; Andre, 1986 (lihat bagian selanjutnya).

c. Sistem Produksi dan Model Connectionist

Sistem produksi dan model koneksionis memberikan paradigma untuk


memeriksa operasi proses pembelajaran kognitif (Anderson, 1996, 2000; Smith,
1996).

 Sistem Produksi.
ACT menetapkan bahwa sistem produksi (atau produksi) adalah jaringan
urutan kondisi-aksi (aturan), di mana kondisinya adalah seperangkat keadaan
yang mengaktifkan sistem dan tindakan itu adalah serangkaian aktivitas yang
terjadi (Anderson, 1990, 1996, 2000; Anderson, Reder, & Lebiere, 1996; Andre,
1986). Meskipun produksi adalah bentuk pengetahuan prosedural yang dapat
memiliki
kondisi (pengetahuan bersyarat) yang melekat padanya, mereka juga mencakup
pengetahuan deklaratif.

Prosedur pembelajaran untuk melakukan keterampilan sering terjadi secara


lambat (J. Anderson, 1982). Pertama, peserta didik mewakili serangkaian
tindakan dalam hal pengetahuan deklaratif. Setiap langkah dalam urutan
direpresentasikan sebagai proposisi. Peserta didik secara bertahap
mengeluarkan isyarat individual dan mengintegrasikan langkah-langkah terpisah
ke dalam urutan tindakan yang berkelanjutan. Misalnya, anak-anak yang belajar
menambahkan kolom angka pada awalnya cenderung melakukan setiap langkah
dengan lambat, bahkan mungkin dengan mengucapkannya dengan keras. Ketika
mereka menjadi lebih terampil, menambahkan menjadi bagian dari urutan
otomatis dan mulus yang terjadi dengan cepat dan tanpa perhatian sadar yang
disengaja.

 Model Koneksionis.
Garis teori terbaru tentang proses kognitif kompleks melibatkan model
koneksionis (atau koneksionisme, tetapi tidak menjadi bingung dengan
koneksionisme Thorndike yang dibahas dalam Bab 3; Baddeley, 1998; Farnham-
Diggory, 1992; Smith, 1996). Seperti produksi, model koneksionis mewakili
simulasi komputer dari proses pembelajaran. Model-model ini menghubungkan
pembelajaran dengan pemrosesan sistem saraf di mana impuls api melintasi
sinapsis untuk membentuk koneksi.

Salah satu masalah dengan pendekatan koneksionis adalah menjelaskan


bagaimana sistem tahu mana dari banyak unit dalam memori yang harus
diaktifkan dan bagaimana beberapa aktivasi ini dihubungkan dalam urutan
terintegrasi. Proses ini tampaknya mudah dalam kasus pola yang sudah mapan;
misalnya, neuron tahu bagaimana bereaksi terhadap telepon yang berdering,
angin dingin, dan seorang guru yang mengumumkan, "Semua orang
memperhatikan!" Dengan pola yang kurang dibangun aktivasi mungkin
bermasalah. Kita juga mungkin bertanya bagaimana neuron menjadi aktif sendiri
sejak awal. Pertanyaan ini penting karena membantu menjelaskan peran koneksi
dalam pembelajaran dan memori. Meskipun gagasan koneksi tampaknya masuk
akal dan didasarkan pada
apa yang kita ketahui tentang fungsi neurologis , sampai saat ini model ini lebih
berguna dalam menjelaskan persepsi daripada pembelajaran dan pemecahan
masalah (Mayer, 1992). Aplikasi terakhir membutuhkan penelitian yang cukup
besar.

C. MEMORY JANGKA PANJANG: RETRIEVAL DAN LUPA


a) Pengambilan
 Strategi Pengambilan.

Apa yang terjadi ketika seorang siswa ditanyai pertanyaan seperti, "Apa yang
dilakukan wakil presiden Amerika Serikat di Senat?" Pertanyaannya memasuki
WM siswa dan dipecah menjadi proposisi. Proses terjadinya hal ini memiliki dasar
neurologis dan tidak dipahami dengan baik, tetapi bukti yang tersedia
menunjukkan bahwa informasi mengaktifkan informasi terkait dalam jaringan
memori melalui penyebaran aktivasi untuk menentukan apakah mereka
menjawab pertanyaan.

Proses yang sama terlibat dalam pembelajaran dan transfer aturan : siswa
belajar aturan (mis., Teorema Pythagoras dalam matematika) dan mengingat
dan menerapkannya untuk sampai pada solusi masalah yang belum pernah
mereka lihat sebelumnya.

Sumber : blog.ruangguru.com
 Pengambilan Pengetahuan Deklaratif.
Meskipun pengetahuan deklaratif sering diproses secara otomatis, tidak ada
jaminan bahwa pengetahuan tersebut akan diintegrasikan dengan informasi
yang relevan dalam LTM. Makna, elaborasi, dan organisasi meningkatkan potensi
informasi deklaratif untuk diproses dan diambil secara efektif.

Makna meningkatkan pengambilan. Informasi yang bukan berarti tidak akan


mengaktifkan informasi dalam LTM dan akan hilang kecuali siswa berlatih
berulang kali sampai menjadi didirikan di LTM, mungkin dengan membentuk
jaringan proposisional baru. Seseorang juga dapat menghubungkan bunyi-bunyi
informasi baru, yang tanpa makna, ke bunyi-bunyi serupa lainnya. Kata
konstitusi, misalnya, dapat dikaitkan secara fonetis dengan penggunaan kata
lain yang disimpan dalam ingatan siswa (mis., Constitution Avenue).

 Pengambilan Pengetahuan Prosedural.


Pengambilan pengetahuan prosedural mirip dengan pengetahuan deklaratif.
Isyarat pengambilan memicu asosiasi dalam memori, dan proses penyebaran
aktivasi mengaktifkan dan mengingat kembali pengetahuan yang relevan. Jadi,
jika siswa diminta untuk melakukan prosedur yang diberikan di laboratorium
kimia, mereka akan memberi isyarat bahwa produksi dalam memori,
mengingatnya, dan mengimplementasikannya.

Sumber : fr.wikihow.com

b) Pemahaman Bahasa

Aplikasi yang menggambarkan penyimpanan dan pengambilan informasi


dalam LTM adalah pemahaman bahasa (Carpenter, Miyake, & Just, 1995;
Corballis, 2006; Clark, 1994; Matlin, 2009). Pemahaman bahasa sangat relevan
untuk pembelajaran sekolah dan terutama mengingat meningkatnya jumlah
siswa yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris (Fillmore & Valadez, 1986;
Hancock, 2001; Padilla, 2006). Pemahaman bahasa memiliki tiga komponen
utama: persepsi, penguraian, dan pemanfaatan.
 Persepsi
Persepsi melibatkan menghadiri dan mengenali input; pola suara
diterjemahkan ke dalam kata-kata dalam memori kerja (WM).

 Penguraian.
Penguraian mencakup lebih dari sekadar mencocokkan bahasa ke dalam
produksi. Ketika orang terpapar bahasa, mereka membangun representasi
mental dari situasi tersebut. Penguraian yang efektif membutuhkan
pengetahuan dan kesimpulan (Resnick, 1985).

 Pemanfaatan.
Pemanfaatan mengacu pada apa yang dilakukan orang dengan
komunikasi yang mereka terima. Misalnya, jika komunikator mengajukan
pertanyaan, pendengar mengambil informasi dari LTM untuk menjawabnya.

c) Lupa

Lupa mengacu pada hilangnya informasi dari memori atau


ketidakmampuan untuk mengakses informasi. Sebelum menyajikan perspektif
pemrosesan informasi tentang lupa, yang melibatkan gangguan dan
pembusukan, beberapa pekerjaan historis tentang gangguan dibahas.

 Teori Gangguan.
Menurut teori ini, asosiasi terpelajar tidak pernah sepenuhnya dilupakan.
Lupa hasil dari asosiasi yang bersaing yang menurunkan kemungkinan asosiasi
yang benar dipanggil kembali; yaitu, bahan lain menjadi terkait dengan stimulus
asli (Postman, 1961).

Dua jenis interferensi diidentifikasi secara eksperimental (Tabel 5.3).


Gangguan retroaktif terjadi ketika asosiasi verbal baru membuat mengingat
asosiasi sebelumnya sulit. Gangguan proaktif mengacu pada asosiasi yang lebih
lama yang membuat pembelajaran baru lebih sulit.

Contoh Gangguan dalam Pengajaran dan Pembelajaran :

Gangguan proaktif dan retroaktif sering terjadi dalam proses belajar


mengajar. Guru tidak dapat sepenuhnya menghilangkan gangguan, tetapi
mereka dapat meminimalkan efeknya dengan mengenali area-area dalam
kurikulum yang dengan mudah menyebabkan gangguan. Sebagai contoh, siswa
belajar untuk mengurangi tanpa mengatur ulang dan kemudian mengurangi
dengan mengatur kembali. Di kelas tiga Kathy Stone, dia sering menemukan
bahwa ketika dia memberi siswa ulasan masalah yang membutuhkan
pengelompokan kembali, beberapa siswa tidak berkumpul kembali. Untuk
meminimalkan gangguan, ia mengajarkan siswa aturan dan prinsip yang
mendasari dan meminta mereka berlatih menerapkan keterampilan dalam
konteks yang berbeda. Dia menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
kedua jenis masalah dan mengajarkan siswa bagaimana memutuskan apakah
pengelompokan kembali diperlukan. Ulasan yang sering membantu mengurangi
gangguan.
Saat kata-kata ejaan diperkenalkan di tingkat primer, kata-kata sering
dikelompokkan berdasarkan kesamaan fonetik (mis., crate, slate, date, state,
mate, late); namun, ketika anak-anak mempelajari pola ejaan tertentu, itu
mungkin membingungkan mereka ketika mereka menemukan kata-kata lain
(mis., weight or wait rather than wate; freight rather than frate). Kathy Stone
memberikan instruksi tambahan mengenai ejaan lain untuk suara dan
pengecualian yang sama dengan aturan fonetik bersama dengan tinjauan
berkala dari waktu ke waktu. Penguatan ini harus membantu mengurangi
kebingungan dan gangguan di kalangan siswa.

 Pengolahan informasi.

Dari perspektif pemrosesan informasi, gangguan mengacu pada


penyumbatan penyebaran aktivasi di seluruh jaringan memori (Anderson, 1990).
Untuk berbagai alasan, ketika orang mencoba untuk mengakses informasi dalam
memori, proses aktivasi digagalkan

Faktor yang dapat mempengaruhi apakah struktur diaktifkan:

1. Kekuatan pengkodean asli.


2. Jumlah jalur jaringan alternatif bawah yang aktivasi dapat menyebar
(Anderson, 1990).
3. Jumlah distorsi atau penggabungan informasi.

Melupakan adalah masalah ketika pengetahuan yang dipelajari diperlukan


untuk pembelajaran baru. Untuk membantu anak mempertahankan
informasi dan keterampilan penting, guru dapat melakukan hal berikut:

■ Meninjau informasi dan keterampilan penting secara berkala selama


kegiatan kelas.

■Tetapkan pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah yang memperkuat


materi dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.

■Kirim rumah menyenangkan paket belajar selama liburan panjang


istirahat yang akan memperkuat berbagai informasi dan keterampilan
yang diperoleh.

■ Ketika memperkenalkan sebuah pelajaran baru atau unit, Tinjau


sebelumnya belajar materi yang diperlukan untuk menguasai materi baru.

Contoh :

Saat sekolah – sekolah diliburkan untuk pencegahan penularan


virus Covid-19, para guru tak lupa memberikan perkerjaan rumah agar
siswanya tetap dapat belajar di rumah sehingga dapat menngingatkan
siswa terhadapat materi tersebut.
Sumber : englishcourse.com

D. CITRA MENTAL
Merupakan inti dari kajian LTM (Matlin, 2009). Bagian ini membahas
bagaimana informasi diwakili dalam gambar dan perbedaan individu dalam
kemampuan untuk menggunakan citra.

1. Representasi dari informasi spasial citra mental

Mengacu pada representasi mental dari pengetahuan Visual/Spasial


termasuk sifat fisik dari objek atau peristiwa diwakili.

Citra mental adalah topik yang kontroversial (Matlin, 2009). Masalah


utama adalah seberapa dekat gambar mental menyerupai gambar yang
sebenarnya: Apakah mereka mengandung rincian yang sama seperti gambar
atau mereka gambar kabur menggambarkan hanya menyoroti? Pola visual
stimulus dirasakan ketika fitur-fiturnya dihubungkan ke representasi LTM. Ini
menyiratkan bahwa gambar hanya dapat sejelas representasi LTM (Pylyshyn,
1973). Sejauh bahwa gambar mental adalah produk dari persepsi orang, gambar
cenderung representasi lengkap rangsangan.

Citra dapat digunakan di :

1. Untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Salah satu aplikasi


melibatkan siswa mengajar pada angka tiga dimensi (misalnya, kubus,
bola, kerucut) untuk menyertakan menghitung volume mereka.
Deskriptor verbal dan diagram dua dimensi juga digunakan, tetapi
model sebenarnya dari angka sangat meningkatkan efektivitas
mengajar. Memungkinkan siswa untuk memegang bentuk memupuk
pemahaman mereka tentang konsep volume.
2. Dalam seni bahasa. Untuk sebuah unit yang melibatkan menulis
sebuah paragraf yang memberikan arah untuk melakukan tugas atau
membuat sesuatu.

2. Citra di LTM

Banyak peneliti setuju bahwa gambar yang digunakan dalam WM tetapi


tidak setuju Apakah mereka dipertahankan dalam LTM (Kosslyn & Pomerantz,
1977; Pylyshyn, 1973). Teori kode ganda secara langsung membahas masalah
ini (Clark & Paivio, 1991; Paivio, 1971, 1978, 1986). LTM memiliki dua cara untuk
mewakili pengetahuan: sebuah sistem verbal yang menggabungkan
pengetahuan yang diungkapkan dalam bahasa dan sistem imajinalis yang
menyimpan informasi visual dan spasial. Sistem ini saling terkait — kode verbal
dapat dikonversi menjadi kode imajinalis dan sebaliknya — namun perbedaan
penting ada. Sistem verbal cocok untuk informasi abstrak, sedangkan sistem
imajinalis digunakan untuk mewakili benda beton atau peristiwa

3. Perbedaan individu

sejauh mana orang menggunakan citra untuk mengingat informasi bervariasi


sebagai fungsi dari pengembangan kognitif. Kosslyn (1980) mengusulkan agar
anak lebih cenderung menggunakan citra untuk mengingat dan mengingat
informasi daripada orang dewasa, yang lebih mengandalkan representasi
proposisional.

Orang dewasa lebih lambat untuk merespon ketika diberikan petunjuk


citra daripada ketika bebas untuk memilih strategi, tetapi tidak ada perbedaan
yang ditemukan untuk anak. Hasil ini menunjukkan bahwa anak menggunakan
citra bahkan ketika mereka bebas untuk melakukan sebaliknya, tetapi mereka
tidak membahas apakah anak tidak dapat menggunakan informasi proposisional
(karena keterbatasan kognitif) atau apakah mereka dapat tetapi memilih untuk
tidak karena mereka menemukan citra untuk menjadi lebih efektif.

Contoh dalam mengingat nama buah anak kecil menggunakan gambar –


gambar buah. Tapi orang dewasa cukup diberikan ciri buah, ia langsung dapat
mengingatnya.
Sumber : Shopee.co.id

E. APLIKASI INSTRUKSIONAL
Tiga aplikasi instruksional yang mencerminkan prinsip pengolahan
informasi adalah penyelenggara muka, kondisi belajar, dan beban kognitif.

1. Penyelenggaraan muka
Penyelenggara muka adalah pernyataan yang luas disajikan pada awal
pelajaran yang membantu untuk menghubungkan materi baru dengan
pembelajaran sebelumnya (Mayer, 1984). Organisator mengarahkan perhatian
pembelajar ke konsep penting untuk dipelajari, menyoroti hubungan antara
gagasan, dan menghubungkan materi baru dengan apa yang siswa ketahui (Faw
& Waller, 1976).

Penyelenggara muka membantu siswa menghubungkan materi baru


dengan pembelajaran sebelumnya.

2. Kondisi belajar
Salah satu teori instruksional yang paling terkenal berdasarkan prinsip-
prinsip kognitif dirumuskan oleh Robert Gagné (1985). Teori ini melibatkan
kondisi belajar, atau keadaan yang berlaku ketika belajar terjadi (Ertmer,
Driscoll, & Wager, 2003). Dua langkah sangat penting. Yang pertama adalah
menentukan jenis hasil belajar; Gagné mengidentifikasi lima jenis utama
(dibahas nanti). Yang kedua adalah untuk menentukan peristiwa pembelajaran,
atau faktor yang membuat perbedaan dalam instruksi.

 Hasil
pembelajaran. Jenis
contoh

Keterampilan intelektual aturan, prosedur, konsep informasi verbal fakta,


tanggal strategi kognitif latihan, memecahkan masalah keterampilan
motorik memukul bola, juggling sikap kemurahan hati, kejujuran, keadilan
 Acara pembelajaran.
Lima jenis hasil belajar berbeda dalam kondisi mereka. Kondisi internal
adalah keterampilan prasyarat dan persyaratan pemrosesan kognitif;
kondisi eksternal adalah rangsangan lingkungan yang mendukung proses
kognitif Learner. Satu harus menentukan sebagai sepenuhnya mungkin
kedua jenis kondisi ketika merancang instruksi.

 Belajar hierarki.
Belajar hierarki diatur set keterampilan intelektual. Unsur tertinggi dalam
hirarki adalah keterampilan target. Untuk menyusun hirarki, satu dimulai
di bagian atas dan bertanya apa keterampilan yang harus dilakukan
pelajar sebelum belajar keterampilan target atau keterampilan apa yang
segera prasyarat untuk keterampilan sasaran. Kemudian orang bertanya
pertanyaan yang sama untuk setiap prasyarat keterampilan, melanjutkan
ke bawah hirarki sampai satu tiba pada keterampilan yang dapat
dilakukan pelajar sekarang (Dick & Carey, 1985; Merrill, 1987)

 Tahapan pembelajaran.
Tahap utama pembelajaran adalah akuisisi dan kinerja. Persepsi selektif
berarti bahwa register sensorik mengenali fitur stimulus yang relevan dan
mentransfernya ke WM. pengkodean Semantic adalah proses dimana
pengetahuan baru ditransfer ke LTM. Selama pengambilan dan tanggapan,
pelajar mengambil informasi baru dari ingatan dan membuat tanggapan
yang mendemonstrasikan pembelajaran. Penguatan mengacu pada
umpan balik yang menegaskan keakuratan tanggapan siswa dan
memberikan informasi perbaikan yang diperlukan.

3. Beban kognitif
sistem pengolahan informasi dapat menangani hanya begitu banyak
pengolahan sekaligus. Jika terlalu banyak rangsangan yang mengganggu
secara bersamaan, pengamat akan kehilangan banyak dari mereka karena
kapasitas attentional terbatas mereka. Kapasitas WM terbatas. Karena
pengolahan informasi membutuhkan waktu dan melibatkan beberapa
proses kognitif, pada waktu tertentu hanya terbatas jumlah informasi yang
dapat diadakan di WM, ditransfer ke LTM, dilatih, dan sebagainya.

Teori beban kognitif mengambil keterbatasan pengolahan ini ke dalam


account dalam desain instruksi (DeLeeuw & Mayer, 2008; & Kürschner,
2007; schnotz Sweller, Van Merriënboer, & Pass, 1998). Beban kognitif,
atau tuntutan pada sistem pengolahan informasi, dapat dari dua jenis.
Beban kognitif intrinsik tergantung pada sifat yang tidak dapat diubah dari
informasi yang akan dipelajari dan diringankan hanya ketika peserta didik
memperoleh skema kognitif yang efektif untuk menangani informasi.
Beban kognitif ekstrinsik disebabkan oleh cara di mana materi disajikan
atau kegiatan yang diperlukan dari pelajar (Bruning et al., 2004). Misalnya,
dalam mempelajari hubungan trigonometri kunci (misalnya, sinus tangen),
beban kognitif tertentu
(intrinsik) yang melekat pada materi yang harus dipelajari, yaitu,
mengembangkan pengetahuan tentang rasio sisi segitiga kanan.
Bagaimana bahan diajarkan mempengaruhi beban kognitif ekstrinsik.
Guru yang memberikan presentasi yang jelas membantu meminimalkan
beban kognitif ekstrinsik, sedangkan mereka yang menjelaskan konsep ini
buruk meningkatkan beban ekstrinsik.

Sumber : idschool.net
KESIMPULAN
Di chapter 5 ini membahas beberapa materi pokok. Diantaranya :

Teori pemrosesan informasi berfokus pada bagaimana orang melihat


peristiwa lingkungan, mengartikan informasi tersebut untuk dipelajari dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada dalam memori lalu
menyimpan pengetahuan baru tersebut dalam memori dan mengambilnya
sesuai kebutuhan.

Lalu terdapat Teori dari perhatian yang Dalam pandangan ini informasi yang
masuk dari lingkungan disimpan sebentar pada sistem sensorik. Dan Persepsi
yang mengacu pada melampirkan makna pada input lingkungan yang diterima
melalui indera.

Selanjutnya, terdapat Model memori dual store yang didalamnya meliputi


pembelajaran verbal, memori jangka pendek, ingatan jangka Panjang, dan
pengaruhnya terhadap encoding.

Lalu, materi selanjutnya memori jangka Panjang penyimpanan. bagian ini


membahas penyimpanan informasi dalam LTM. Meskipun pengetahuan kita
tentang LTM terbatas karena kita tidak memiliki jendela ke otak, penelitian telah
melukiskan gambaran yang cukup konsisten tentang proses penyimpanan.

Di materi memori jangka panjang: retrieval dan lupa meliputi Pengambilan,


pemahaman,,Bahasa, dan lupa.

Lalu dibagian citra mental membahas inti dari kajian LTM (Matlin, 2009).
Bagian ini membahas bagaimana informasi diwakili dalam gambar dan
perbedaan individu dalam kemampuan untuk menggunakan citra. Masalah
utama adalah seberapa dekat gambar mental menyerupai gambar yang
sebenarnya: Apakah mereka mengandung rincian yang sama seperti gambar
atau mereka gambar kabur menggambarkan hanya menyoroti? Pola visual
stimulus dirasakan ketika fitur- fiturnya dihubungkan ke representasi LTM.

Dan terakhir ada aplikasi intruktional yang didalamnya terdapat Tiga


aplikasi instruksional yang mencerminkan prinsip pengolahan informasi adalah
penyelenggara muka, kondisi belajar, dan beban kognitif.
EVALUASI

1. apa saja urutan tahapan yang terjadi pada model two-store mengenai pemrosesan informasi...

A. Input > Working Memori ( short term memory ) > Long Term Memory > Sensorik Register >
Respon Mechanism

B. Input > Sensorik Register > Long Term Memory > Respon Mechanism > Working Memori ( short
term memory )

C. Input > Sensorik Register > Working Memori ( short term memory ) > Long Term Memory >
Respon Mechanism

D. Input > Respon Mechanism > Long Term Memory > Working Memori ( short term memory ) >
Sensorik Register

2. Perhatian (attention) adalah prasyarat yang diperlukan dalam belajar. Dalam belajar membedakan
huruf, seorang anak mempelajari ciri khas seperti pada huruf b dan d. Oleh karena itu apa yang
dimaksud dengan Perhatian ( attention ) dalam pemrosesan informasi....

A. Kemampuan seseorang dalam memilih beberapa dari banyaknya input pengetahuan yang
potensial.

B. Proses mengumpulkan ide

C. Kemampuan seseorang untuk memberikan arti dari apa yang dilihat

D. Mempelajari sesuatu yang baru

3. Kemampuan perhatian ( attention ) dalam setiap orang terbatas. Dan yang membedakan
kemampuan setiap orang dalam mengendalikan perhatian adalah, kecuali..

A. Hiperaktif

B. Usia siswa

C. Kecerdasan

D. Intervensi

4. Sensory memori terbagi menjadi dua yaitu


A. Short term memory dan long term memory

B. Memory utama dan memory sekunder

C. Penyimpanan memory dan pengiriman memory

D. Iconic memory dan echonic memory

5. Faktor penting yang mempengaruhi proses encoding adalah sebagai berikut, kecuali....

A. Elaborasi

B. Organisasi

C. Informasi

D. Skema

6. mengacu pada melampirkan makna pada input lingkungan yang diterima melalui indera.
Merupakan pengertian dari...

A. Elaborasi

B. Persepsi

C. Pemanfaatan

D. Penguraian

7. mencakup lebih dari sekadar mencocokkan bahasa ke dalam produksi. Ketika orang terpapar
bahasa, mereka membangun representasi mental dari situasi tersebut. Serta membutuhkan
pengetahuan dan kesimpulan. Merupakan pengertian dari....

A. Elaborasi

B. Persepsi

C. Pemanfaatan

D. Penguraian

8. mengacu pada apa yang dilakukan orang dengan komunikasi yang mereka terima. Misalnya, jika
komunikator mengajukan pertanyaan, pendengar mengambil informasi dari LTM untuk
menjawabnya. Adalah pengertian dari...
A. Elaborasi

B. Persepsi

C. Pemanfaatan

D. Penguraian

9. 1. Meninjau informasi dan keterampilan penting secara berkala selama kegiatan kelas.

2. Tetapkan pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah yang memperkuat materi dan keterampilan
yang telah dipelajari sebelumnya.

3. Selalu memberikan materi baru pada kegiatan kelas.

4. Kirim rumah paket belajar menyenangkan selama liburan panjang istirahat yang akan
memperkuat berbagai informasi dan keterampilan yang diperoleh.

5. Memaksa anak untuk mengingat pengetahuan yang sudah diberikan.

6. Ketika memperkenalkan sebuah pelajaran baru atau unit, Tinjau sebelumnya belajar materi
yang diperlukan untuk menguasai materi baru.

Pernyataan yang benar mengenai guru membantu murid dalam mempertahankan informasi....

A. 1, 2, 3, dan 4

B. 3, 4, 5, dan 6

C. 2, 3, 5, dan 6

D. 1, 2, 4, dan 6

10. Terdapat 3 bentuk penerapan pembelajaran yang memakai prinsip pemrosesan informasi
diantaranya, kecuali....

A. Advance Organizer

B. Open learning

C. Condition of learning

D. Cognitive load

Anda mungkin juga menyukai