Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Dr. Sulistiyana, M. Pd

Kelas 4C PGSD Kelompok 6 :

Ilham Maulana 1710125310079

Iswatun Hasanah 1710125320083

Jamilatun Husna 1710125320085

Khusnul Khatimah 1710125320092

Muhammad Abdillah 1710125310117

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik. hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
dengan judul “Teori Belajar Sibernetik”.

Sholawat dan salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Besar Nabi
Muhammad SAW yang mana telah membawa dan menuntun kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.

Terimakasih pula kami haturkan kepada semua pihak yang membantu


dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah mau membantu dalam pembuatan makalah kami
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga
makalah “Belajar dan Pembelajaran” ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Aamiin.

                                                                      Banjarmasin,  Februari 2019


   

                                                                                              Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik................................3

B. Pandangan Ahli Terhadap Belajar Menurut Teori Sibernetik........5

1. Landa..........................................................................................5

2. Pask dan Scot..............................................................................6

C. Aplikasi Teori Belajar Sibernetik Dalam Pembelajaran................7

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................8

B. Saran...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori belajar
yang telah dikenal.Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
informasi.Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini
mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik.
Namun, yang lebih utama lagi adalah sistem informasi yang akan dipelajari siswa.
Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang
ideal untuk situasi dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab, cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh
seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama
mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Pembelajaran merupakan upaya yang membelajarkan siswa. Untuk


membelajarkan seseorang, di perlukan teori agar yang di lakukan sebagai seorang
guru dan siapa saja yang ingin untuk membelajarkan seseorang dapat berhasil
dengan baik.

Teori sibernetik merupakan salah satu teori yang tepat untuk dibelajarkan
kepada sisw, karena teori sibernetik adalah adanya suatu umpan balik (feedback)
dalam pendidikan umpan balik ini sangat penting artinya bagi keberhasilan
belajar dan pembelajaran. Dengan adanya umpan balik dari siswa, guru akan
mengetahui apakah materi yang disampaikan telah dipahami dan apa
kesulitan siswa dalam memahami.

Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu


informasi. Jadi sebagai seorang guru tentunya usaha yang dilakukan guru adalah
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif, dengan cara
menfungsikan unsur pikiran siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami
stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian belajar menurut teori sibernetik ?


2. Bagaimana pandangan ahli terhadap belajar menurut teori sibernetik ?
3. Bagaimana aplikasi teori belajar sibernetik ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagaimana berikut ini.

1. Untuk mengetahui dan mempelajari proses belajar menurut teori


sibernetik.
2. Untuk mengetahui pandangan dari para ahli terkait pembelajaran
menurut teori sibernetik.
3. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar sibernetik di dalam
pembelajaran.
4. Untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran dengan
dosen pengampu Ibu Dr. Sulistiyana, M. Pd

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik

Teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari semua teori belajar
yang telah dikenal.Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
informasi.Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini
mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik.
Namun, yang lebih utama lagi adalah sistem informasi yang akan dipelajari siswa.
Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang
ideal untuk situasi dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab, cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh
seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama
mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut

1. Antara stimulus dan respons berpijak pada asumsi, yaitu


pemrosesaninformasi ketika pada masing-masing tahapan dibutuhkan
jumlahwaktu tertentu.
2. Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan
mengalamiperubahan bentuk ataupun isinya.
3. Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.

Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen,yaitu


komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proseskontrol).
Komponen-komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkanperbedaan
fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta proses terjadinya lupa.

Ketiga komponen tesebut adalah sebagai berikut.

1. Sensory Receptor (SR)

3
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali
informasiditerima dari luar.Di dalam SR informasi ditangkap dalam
bentuk aslinya,bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi
mudah tergangguatau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap
informasiyang diberi perhatian oleh individu.Karakteristik WM adalah
memilikikapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih
15detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk
yangberbeda dari stimulus aslinya.Artinya, agar informasi dapat
bertahandalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas,
disamping melakukan pengulangan.
3. Long Term Memory (LTM)

Dalam Long Term Memory (LTM), diasumsikan bahwa

a. Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu.


b. Mempunyai kapasitas tidak terbatas.
c. Sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah
terhapus atau hilang.
d. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan
ataukegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

Proses pengelolaan informasi dalam ingatan dimulai dari


prosespenyandian informasi (encoding),diikuti dengan penyimpan
informasi(stroge), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-
informasiyang telah disimpan dalam ingatan (retriva). Teori belajar pemrosesan
informasimendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang
mencakupbeberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran
sebagaicara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal
dalam kegiatan belajar adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar

4
4. Menyajikan bahan rangsangan.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6. Mendorong unjuk kerja.
7. Memberikan balikan informatif.
8. Menilai unjuk kerja.
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar.

Teori pemrosesan informasi memiliki keunggulan dalam strategi


pembelajaran, yaitu :

1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol;


2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis;
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap;
4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang
ingin dicapai;
5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya;
6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-
masing individu;
7. Balikan informasi memberikan rambu-rambu yang jelas tentang
tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk
kerja yang diharapkan.

B. Pandangan Ahli Terhadap Belajar Menurut Teori Sibernetik

1. Landa

Landa merupakan salah seorang psikologi yang beraliran sibernetik.


Menurut Ianda, ada dua macam proses berpikir, yaitu sebagai berikut

a. Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikr linier, konvergen,


dan lurus menuju ke satu target tertentu. Contoh: kegiatan
menelepon menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.

5
b. Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergen menuju ke
beberapa target sekaligus. Contoh: operasi pemilihan atribut
geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lan-lain.

Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari
itu atau masalah yang hendak dipecahkan atau sistem informasi yang akan
dipelajari dikerahui ciri-cirinya. Satu hal lebih tepat apabila disajikan dalam
bentuk terbuka dan memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir
Misalnya, agar siswa mampu memahami sebuah rumus matematika, akan lebih
efektif jika presentasi informasi tentang rumus rersebur disajikan secara
algoritmik. Alasannya adalah sebuah rumus matematika biasanya mengikutiurutan
tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu targettertentu. Namun
unuk memahami makna suatu konsep luas dan banyakmemiliki interpretasi
(misalnya konsep 'burung'), akan lebih baik jika prosesberpikir siswa dibimbing
ke arah yang menyebar (heuristik), dengan harapanpemahaman mereka terhadap
konsep ini tidak tunggal, monoton, dogmatis,dan linier (Uno. 2008: 18).

2. Pask dan Scot

Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scot sama dengan
pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir menyeluruh (wholist) tidak sama
dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cenderung
melompat ke dalam, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi
Contohnya, saat melihat lukisan, bukan detail-detail yang diamati terlebih dahulu,
melainkan seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian bagian yang
lebih kecil.

Pendekatan yang berorientasi pada pengelolaan informasi menekankan


beberapa hal seperti ingatan jangka pendek (short term memory), ingatan jangka
panjang (long term memory), dan sebagainya, yang berhubungan dengan apa yang
terjadi dalam otak dalam proses pengolahan informasi. Namun, menurut teori ini,
agar proses belajar berjalan Secara optimal mungkin, bukan hanya cara kerja

6
otak kita yang perlu dipahami, melainkan juga lingkungan yng
memengarui mekanisme itu pun diketahui.

C. Aplikasi Teori Belajar Sibernetik Dalam Pembelajaran

Model pembelajaran sibernetik yang sering disinonimkan dengan


umpan balik (feedback) dalam konteks pendidikan umpan balik ini sangat
penting artinya bagi keberhasilan belajar dan pembelajaran. Dengan adanya
umpan balik dari siswa, guru akan mengetahui apakah materi yang
disampaikan telah dipahami dan apa kesulitan siswa dalam memahami, jika
ada selanjutnya tindakan remedial apa yang perlu dilakukan.Sebaliknya, umpan
balik dari guru misalnya dalam bentuk nilai atas hasil kerja siswa akan
mengingatkan kepada siswa sampai sejauh mana penguasaannya terhadap
materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan umpan balik tersebut siswa dapat
memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajarnya jika kurang memuaskan.

Fungsi guru dalam hal ini adalah: merencanakan, mempersiapkan dan


melengkapi perangsang yang penting untuk masukan simbolik (informasi verbal,
kata-kata, angka-angka dan sebagainya) dan masukan referensial (objek dan
peristiwa-peristiwa) yang akan membawa kepadakonsep informasi yang cocok
untuk membimbing siswa memanipulasikan proses konsep dan
mempersiapkan umpan balik (feedback) dari sebuah
latihan/pembelajaran.Aplikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irwan
(dalam dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan pembelajararn;


2. Menentukan materi pembelajaran;
3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran;
4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi
(apakah algoritmit atau heuristic)
5. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan system
informasinya.

7
6. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang
sesuai dengan urutan materi.

8
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini


mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar.

Aplikasi Teori Belajar Sibernetik Dalam Pembelajaran adalah model


pembelajaran sibernetik yang sering disinonimkan dengan umpan balik
(feedback) dalam konteks pendidikan umpan balik ini sangat penting artinya
bagi keberhasilan belajar dan pembelajaran. Dengan adanya umpan balik dari
siswa, guru akan mengetahui apakah materi yang disampaikan telah
dipahami dan apa kesulitan siswa dalam memahami.

B. Saran

Sebagai calon seorang guru, kita perlu memiliki wawasan yang luas.
Apapun yang kita lakukan menjadi contoh anak didik kita. Jadi kita harus bisa
menjadi seorang guru yang professional. Untuk menjadi seorang guru
professional, kita harus mampu mengembangkan pengetahuan, dan kinerja dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai budaya bangsa yang menjadi karakter bangsa
Indonesia. Kita juga wajib memiliki akhlak maupun budi pekerti yang baik untuk
modalnya membangun siswa yang baik, mampu berkomunikasi degan siswa
menggunakan cara yang baik untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepribadian anak didik kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abror, R. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Gasong, D. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Thobroni, M. (2015). Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Thobroni, M., & Mustofa, A. (2011). Belajar & Pembelajaran : Pengembangan


Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional.
Jogjakarta: Ar-Ruzz.

10

Anda mungkin juga menyukai