Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Bachtiar 201011110003
Jumiati 2010111120010
Puji syukur Kelompok Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat rahmat Hidayah, Inayah dan karunia-Nya Lah Kelompok Kami
dapatmenyelesaikan tugas Mata Kuliah belajar pembelajaran tepat waktu. Adapun
Latar Belakang Penulisan Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Yang
Telah diberikan Oleh Dosen Pengampu :Dr. Herry Porda Nugroho Putro, M.Pd.
dan Ibu Melisa Prawitasari, M.Pd.
Makalah ini dapat terselesaikan atas kerjasama, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Walaupun
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi perbaikan
pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi
para pembaca, Semoga MAKALAH ini dapat Berguna Untuk Kita Semua,
Demikian Yang Kelompok Kami Sampaikan, Atas Perhatiaan Nya Kelompok
Kami Ucapkan Terimakasih . Wassalamualaikum Wr,Wb
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 6
1.4 Manfaat........................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
yang kecil ini implikasinya penting sekali bagi pengajaran atau intruksi pada
umumnya (Dahar, 1996). Saat ini, memori jangka pendek dikenal dengan
memori kerja. Kedua istilah ini memberikan penekanan pada aspek-aspek yang
berbeda dari konsep: “jangka- pendek” menekankan lama bertahannya
informasi, sedangkan “kerja”menekankan fungsinya. Memori kerja merupakan
1
“tempat” dilakukannya kegiatan mental secara sadar. Informasi dalam memori
kerja dikode, kemudian disimpan dalam memori jangka-panjang. Pengkodean
(coding) merupakan suatu proses transformasi, di mana informasi baru
diintegrasikan pada informasi lama dengan berbagai cara.
Memori jangka-panjang menyimpan informasi yang akan
digunakan di kemudian hari. Berlawanan dengan memori kerja, memori
jangka- panjang bertahan lama sekali. Informasi yang telah disimpan di
memori jangka- panjang, bila akan digunakan lagi harus dipanggil.
Informasi yang telah dipanggil merupakan dasar dari sebuah generator
respon. Pada pikiran sadar informasi mengalir dari memori jangka-panjang ke
memori jangka-pendek, dan kemudian ke generator respon. Tetapi untuk
respon otomatis, informasi mengalir langsung dari memori jangka-panjang ke
generator respon selama pemanggilan. Generator respon mengatur urutan
respon dan membimbing efektor-efektor untuk menghasilkan serangkaian
tindakan-tindakan.
2
informasi yang diterima. Informasi baru yang disajikan akan diubah sehingga
sama dan sebangun dengan pengetahuan tentang materi pelajaran yang
diberikan. Pengetahuan tentang materi pelajaran yang disusun dalam skema
tersebut adalah skema yang menentukan bagaimana informasi baru diproses.
Skema juga dapat digunakan untuk menjelaskan sebagian besar proses belajar,
dan keterampilan intelektual seseorang.
3
informasinya. Dengan mempertimbangkan tuntutan pada sumber daya
kognitif yang diinduksi oleh kompleksitas informasi yang akan dipelajari,
cara di mana pembelajaran disajikan kepada peserta didik, dan pengalaman
serta pengetahuan peserta didik sebelumnya, maka CLT bertujuan untuk
memprediksi apa yang membuat belajar sukses dan bagaimana pembelajaran
dapat secara efektif didukung oleh pengajaran dan instruksi (Plass, Moreno &
Brunken, 2010).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, (seperti melihat, dan
mendengar) dan dengan tindakan-tindakan motorik fisik. Dengan kata lain,
pada usia ini individu dalam memahami sesuatu yang berada di luar dirinya
melalui gerakan, suara atau tindakan yang dapat diamati atau dirasakan oleh
alat inderanya. Selanjutnya sedikit demi sedikit individu mengembangkan
kemampuannya untuk membedakan dirinya dengan bendabenda lain.
b) Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun).
1. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
8
dalam peperangan antara geng, hal itu sampai tertawa ke sekolah. Muridnya
hanya mau duduk dengan teman-teman sengnya, sehingga suasana
perpecahan sangat terasa. Keributan kecil saja bisa membuat keadaan menjadi
ricuh.
Cerita dalam film ini berlangsung antara yahun 1992 sampai 1995. Film
dimulai dengan berita kerusuhan antara geng di Los Angeles pada tahun 1992.
Erin Gruwell adalah seorang guru baru yang idealis, dia akan mengajar di
Wilson High School, Long Beach. Sekolah ini awalnya merupakan sekolah
unggulan, namun karena semacam program “integrasi”, pemerintahan
membuat Wilson High School menjadi tempat bagi anak-anak berandal yang
sering keluar masuk penjara.
Pada awalnya Erin sangat antusias dengan hari pertamanya mengajar.
Saat para siswa masuk, ternyata sangat jauh dari bayangan Erin. Siswa sangat
rasis, mereka hanya mau duduk dengan kelompok gengnya saja. Mereka
sering bertengkar satu sama lain dan berbuat onar di kelas. Erin sampai
berkali-kali terpaksa memanggil pihak keamanan sekolah untuk menertibkan
keadaan dalam kelas.
Selain bermasalah dengan muridnya, Erin juga tidak mendapatkan
dukungan maksimal dalam mengajar. Kepala sekolah bahkan tidak mau
meminjamkan buku perpustakaan kepada murid di kelas Erin, karena
biasanya buku itu akan dirusak, robek, dicoret, dan dihilangkan oleh oleh
mereka. Kepala sekolah malah menyuruh Erin untuk mengajarkan mereka
disiplin dan sopan santun daripada mengajarkan mata pelajaran. Menurut
kepala sekolah murid-murid itu sudah tidak bisa diajar.
Pada saat mengajar di kelas, Erin menemukan sebuah gambar yang rasis
dari muridnya, lalu dia mencoba menasehati muridnya dengan menjelaskan
tentang holocaust. Ternyata dari seluruh murid di kelas hanya satu orang yang
tahu ap aitu holocaust. Untuk mendekatkan diri dengan muridnya, Erin
memberikan masing-masing sebuah buku kosong yang harus diisi setiap hari
tentang apa pun, yang penting harus diisi. Muridnya ternyata menuliskan
berbagai pengalaman menyedihkan, ada yang harus melihat temannya tewas
di depan mata, yang hidup dalam KDRT, dan berbagai pengalaman
9
mengerikan. Dari situ Erin mulai paham kehidupan murid-muridnya yang
kebanyakan terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kekerasan dan
pertikaian antar geng.
Erin benar-benar niat dan totalitas sekali dalam mengajar muridnya, dia
bahkan bekerja sambilan demi membelikan buku bagi murid-muridnya. Tidak
cukup dengan satu pekerjaan sambilan, Erin bahkan mengambil dua kerja
sambilan sekaligus untuk mengajak muridnya study tour ke museum
holocaust. Selain itu Erin juga mengundang langsung korban holocaust untuk
menceritakan pengalaman mereka pada para murid. Selain itu Erin mulai
dekat dan disukai oleh muridnya. Murid-muridnya juga mulai memahami
bahwa dunia tidak hanya urusan geng saja, banyak hal lain yang bisa
dilakukan.
Pada tahun berikutnya, Erin Kembali mengajar di kelas itu. Dalam itu
Erin memberiakan pelajaran mengenai sebuah buku berjudul “The Diary Of
Anne Frank”, rupanya semua murid di kelas sangat antusias, Erine lalu
memberikan tugas untuk membuat surat kepada penulis buku itu, Miep Gies.
Namum mereka ternyata ingin mendengar secara langsung pengalaman Miep
Gies. Erine langsung menolaknya karena itu akan memakan banyak sekali
biaya. Tapi muridnya tak menyerah, mereka berencana untuk mengumpulkan
dana bersama-sama demi mengundang Miep Gies. Mereka mengadakan
festival makanan, lomba dance, dansemacam konser untuk menggalang dana.
Miep Gies akhirnya benar-benar dating, dia menceritakan pengalamannya
saat menyembunyikan Anne Frank, dia juga menceritakan bagaimana satu
persatu anggota keluarganya menghilang. Miep Gies rupanya juga membaca
semua surat-surat yang dikirimkan anak-anak. Untuk tugas akhir, Erin
menugaskan muridnya untuk membukukan diary yang sudah mereka buat.
Lalu dia menamai buku itu “The Freedom Writers Diary”. Namun mereka
totalitasnya untuk mengajar, Erin malah tidak punya waktu di rumah dan
suaminya merasa diabaikan. Suaminya tak tahan dengan itu, lalu memutuskan
bercerai.
Masalah lain juga dating, Erin tidak bisa mengajar murid-muridnya di
kelas 3 dikarenakan dia hanya guru baru yang belum genap mengajar 2 tahun.
10
Dia berusaha untuk mendiskusikan hal itu dengan para guru dan kepala
sekolah tapi mereka semua menolaknya, Erin malah dinilai tidak menghargai
guru senior. Erin mencoba cara lain, dia mencoba membawa masalah ini ke
dewan Pendidikan kota. Para anggota dewan rupanya membaca buku The
Freedom Writers Diary yang ditulis murid Erin, dan memutuskan Erin bisa
mengajar murid-muridnya di kelas 3. Diakhir film dijelaskan Erin bahkan
sampai mengajar di Universitas untuk mengikuti muridnya.
Film Freedom Writers ini diangkat berdasarkan kisah nyata dan
bukunya memang sendiri benar-benar ada. Selain itu, yang menarik adalah
korban holocaust yang tampil dalam film ini benar-benar korban sebenarnya,
bukan aktor, karena itu pada saat korban holocaust menjelaskan
pengalamannya, murid-murid itu benar-benar mendengarkan dengan antusias,
bukan karena acting belaka.
Peserta didik yang menjadi anggota geng dulunya mempunyai masa lalu yang
kelam. Sehingga, mempengaruhi perilaku mereka saat ini karena diusia mereka
yang menginjak remaja dan mereka masih dalam proses pencarian jati dirinya
sendiri disamping itu mereka tidak mempunyai tempat untuk mengungkapkan
permasalahan pada diri mereka sehingga mereka melampiaskan melalui tindakan
kekerasan.
12
sahabat dan orang tua dan di mana murit yang dulunya di kenal kelas yang
susahdi atur sekarang berubah menjadi kelas pavorit serta memiliki rasa peduli
satu sama lain. Jadi Seorang guru harus bisa mencarikan solusi apa yang terjadi
di kelas yang ia ajar karena tugas guru bukan hanya memberiakan ilmu lalu
kemudian sudah lepas tanggung jawab, tentunya tidak seorang guru harus bisa
membuat metode pemebelajaran yang cocok serta mengetahui jika ada anak
murid nya yang kurang memahami pembelajaran karena pada dasarnya setiap
manusia itu memiliki kecerdasan yang sama hanya saja ada faktror dari liuar
yang biasanya memepengaruhi kecerdasaan anak maka guru harus mengetahui
masalah apa yang terjadi di anak ajarnya seerta yang penting adalah seorang
guru harus bisa
memberikan rasa nyaman kepada muridnya di kelas maka pembelajaran di
kelas akan meningkat prestasi murid sertra guru juga harus memberiakan
kedekatan emosional kepada murid agar murid tersebut paham dan merasa
nyaman ketika pembelajaran berlangsung Guru harus mempunyai Rasa
Kharismatik agar peseta didik nya segan dan guru juga harus bisa mengikuti
perkembangan zaman agar bisa cocok dengan peserta didik nya kemudian
tercipta lah sebuah keharmonisan antara guru dan peserta didik.
Menurut kami metode ini sangat efektif untuk mengajar murid yang pada
dasarnya memang kekurangan kasih sayang dan kekurangan perhatian. Diusia
ini anak-anak cenderung ingin mencoba dan ingin mencari jati diri mereka.
Oleh sebab itu, keterlibatan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar.
Sehingga untuk menarik minat dan retensi belajar perlu meningkatkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dialami oleh peserta didik.
Materi pelajaran perlu disusun dengan pola atau logika tertentu, dari sederhana
ke kompleks. Perbedaan individual pada diri peserta didik perlu diperhatiakan,
karena setiap peserta didik mempunyai pengalaman belajar yang berbeda-beda,
karena factor ini sangat mempengaruhi keberhasilan peserta didik.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori kognitif adalah suatu proses atau usaha yang melibatkan aktivitas
mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi
aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, nilai dan
sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Dari film Freedom Writers kita bisa belajar bahwa seorang guru Ms.
Gruwell menggambarkan bagaimana seorang guru tidak hanya bekerja
sebagai pengajar, namun juga sebagai teman dan orang tua, ia bisa
memunculkan rasa nyaman dan percaya pada murid murid yang awalnya
sangat membenci dirinya. Dengan tumbuhnya rasa nyaman dan percaya
itulah, prestasi murid murid Ms. Gruwell meningkat karena sebelum nya
kelas itu terkanl dengan kelas yang rasis dan sulit untuk di ajat akan tetapi
Ms Gruwell berhasil mengubah kelas itu menjadi kelas yang lebih baik dari
sebelumnya serta rasa kekeluargaan nya pun sangat kenatal dan tidak ada
lagi tindakan rasis dan keributan yang terjadi. Ms. Gruwell
menggambarkan bagaimana seorang guru tidak hanya bekerja sebagai
pengajar, namun juga sebagai teman dan orang tua, ia bisa memunculkan
rasa nyaman dan percaya pada murid murid yang awalnya sangat membenci
dirinya.eperti itulah seharusnya pendidikan, guru tidak hanya mengajar
namun juga melakukan pendekatan emosional pada murid. Guru terus
berusaha memberikan pengaruh positif berupa dukungan moril dan materil.
Guru juga harus membebaskan setiap murid untuk berapresiasi dan
beraspirasi, memberikan kesempatan pada murid untuk berpendapat
14
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Winfred F. 2009. Theories Of Learning. Bandung : PT Penerbit Nusa Media. Cava
Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, Puji Soemarsono. (2018). Belajar dan
Pembelajaran.Malang: UMM Press.
Guru.dhttps://www.handumay.com/2019/02/sinopsis-freedom-writers-2007.html?m=1.
(Diakses Sabtu, 5 Maret 2021).
15