Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI BELAJAR KOGNITIF FREEDOM WRITERS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


(AKWF2203 / 2 SKS) Semester : 2

Dosen Pengampu :

Dr. Herry Porda Nugroho Putro, M.Pd.

Melisa Prawitasari, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Muhammad Rico (A1) 2010111210027

Bachtiar 201011110003

Jumiati 2010111120010

Muhammad Sofian Syauri (A1) 2010111310001

Muhammad Heldi (A2) 2010111210004

Najmila Rahmatita (A1) 2010111120009

Rauni (A2) 2010111220033

Rabiatul Nita (A1) 2010111220003

Hanafi (A1) 2010111210005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kelompok Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat rahmat Hidayah, Inayah dan karunia-Nya Lah Kelompok Kami
dapatmenyelesaikan tugas Mata Kuliah belajar pembelajaran tepat waktu. Adapun
Latar Belakang Penulisan Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Yang
Telah diberikan Oleh Dosen Pengampu :Dr. Herry Porda Nugroho Putro, M.Pd.
dan Ibu Melisa Prawitasari, M.Pd.

Makalah ini dapat terselesaikan atas kerjasama, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Walaupun
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi perbaikan
pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi
para pembaca, Semoga MAKALAH ini dapat Berguna Untuk Kita Semua,
Demikian Yang Kelompok Kami Sampaikan, Atas Perhatiaan Nya Kelompok
Kami Ucapkan Terimakasih . Wassalamualaikum Wr,Wb

Banjarmasin, 1Februari 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6

1.3 Tujuan............................................................................................. 6

1.4 Manfaat........................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................7

2.1 Pengertian Teori Belajar............................................................... 7

2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget... 8

2.3 Implikasi Teori Kognitif Piaget Dalam Pembelajaran............... 9

2.4 Sinopsis Film Freedom Writers.................................................... 10

2.5 Permasalahan Film Freedom Writers.......................................... 13

2.6 Solusi Dan Saran Untuk Permasalahan Film Freedom Writers.14


BAB III PENUTUP.........................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 15

3.2 Saran................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Para penganut teori belajar kognitif berpendapat bahwa perilaku yang


tidak dapat diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah. Salah satu dari teori
tersebut adalah teori pemrosesan-informasi. Pada model ini peristiwa-
peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari
input (stimulus) ke output (respon). Menurut Dahar (1996), informasi dalam
bentuk energi fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk ucapan,
tekanan untuk sentuhan, dan lain-lain) diterima oleh reseptor yang peka
terhadap energi dalam bentuk- bentuk tertentu. Kemudianreseptor-reseptor
tersebut mengirimkan tanda-tanda dalam bentuk impuls-impuls elektrokimia
ke otak. Jadi, transformasi pertama yang dialami informasi ialah dari berbagai
bentuk energi ke satu bentuk yang sama. Impuls-impuls syaraf dari reseptor
masuk ke suatu registor pengindraan yang terdapat dalam sistem syaraf pusat.
Informasi pengindraan disimpan dalam sistem syaraf pusat selama waktu
yang sangat singkat sekali, menurut Dahar (1996), hanya selama seperempat
detik. Dari seluruh informasi yang masukini hanya sebagian kecil disimpan
untuk selanjutnya diteruskan ke memori jangka- pendek, sedangkan
selebihnya hilang dari sistem.

Memori jangka-pendek dapat disamakan dengan kesadaran. Artinya, apa


yang kita sadari dari suatu waktu, dikatakan terdapat pada memori jangka-
pendek kita. Memori jangka-pendek tidak hanya memiliki umur yang pendek,
tetapi juga kapasitas yang terbatas. Kapasitas memori jangka-pendek

yang kecil ini implikasinya penting sekali bagi pengajaran atau intruksi pada
umumnya (Dahar, 1996). Saat ini, memori jangka pendek dikenal dengan
memori kerja. Kedua istilah ini memberikan penekanan pada aspek-aspek yang
berbeda dari konsep: “jangka- pendek” menekankan lama bertahannya
informasi, sedangkan “kerja”menekankan fungsinya. Memori kerja merupakan
1
“tempat” dilakukannya kegiatan mental secara sadar. Informasi dalam memori
kerja dikode, kemudian disimpan dalam memori jangka-panjang. Pengkodean
(coding) merupakan suatu proses transformasi, di mana informasi baru
diintegrasikan pada informasi lama dengan berbagai cara.
Memori jangka-panjang menyimpan informasi yang akan
digunakan di kemudian hari. Berlawanan dengan memori kerja, memori
jangka- panjang bertahan lama sekali. Informasi yang telah disimpan di
memori jangka- panjang, bila akan digunakan lagi harus dipanggil.
Informasi yang telah dipanggil merupakan dasar dari sebuah generator
respon. Pada pikiran sadar informasi mengalir dari memori jangka-panjang ke
memori jangka-pendek, dan kemudian ke generator respon. Tetapi untuk
respon otomatis, informasi mengalir langsung dari memori jangka-panjang ke
generator respon selama pemanggilan. Generator respon mengatur urutan
respon dan membimbing efektor-efektor untuk menghasilkan serangkaian
tindakan-tindakan.

Aliran informasi dalam sistem manusia ternyata bertujuan, dan telah


diatur oleh serangkaian harapan dan kontrol eksekutif. Khususnya harapan-
harapan tentang hasil kegiatan mental. Harapan-harapan tersebut akan
memengaruhi pemrosesan-informasi, seperti prosedur pengontrolan dan
strategi-strategi pengajaran yang memengaruhi pencapaian tujuan-tujuan.
Pada proses pembelajaran, strategi pengajaran yang sesuai memengaruhi
aliran informasi yang ada dalam memori siswa dan menyebabkan siswa
memiliki usaha mental masing- masing dalam pengolahan informasi tersebut.
Menurut Sweller (1994), ada dua kriteria dalam mekanisme pembelajaran,
yaitu cara pembuatan sebuah skema dan proses transfer prosedur belajar dari
yang terkendali menjadi sebuah prosedur yang otomatis. Hal ini lah yang
menyebabkan penguasaan intelektual dari setiap materi pelajaran sangat
tergantung pada dua proses tersebut. Sebuah skema adalah proses
pembentukan kognitif yang mengatur unsur-unsur informasi terkait sesuai
dengan cara penerimaannya. Bartlett, 1932 dalam Sweller (1994) juga
menjelaskan bahwa apa yang diingat hanya sebagian yang bergantung pada

2
informasi yang diterima. Informasi baru yang disajikan akan diubah sehingga
sama dan sebangun dengan pengetahuan tentang materi pelajaran yang
diberikan. Pengetahuan tentang materi pelajaran yang disusun dalam skema
tersebut adalah skema yang menentukan bagaimana informasi baru diproses.
Skema juga dapat digunakan untuk menjelaskan sebagian besar proses belajar,
dan keterampilan intelektual seseorang.

Sebagai suatu sistem, pembelajaran merupakan suatu proses yang


perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaannya sangat kompleks serta
membutuhkan banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Secara umum,
keadaan pembelajaran atau proses belajar-mengajar di kelas dilandasi oleh
dua faktor utama, yaitu faktor sosiologis dan psikologis. Faktor tersebut
merupakan prinsip tentang perkembangan siswa dalam berbagai aspek serta
cara belajar agar bahan ajar yang sudah dipersiapkan dapat dengan mudah
dicerna dan dikuasai mereka sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada
dasarnya, proses belajar berhubungan dengan kemampuan memori dalam
menerima informasi. Kemampuan memori setiap orang berbeda-beda,
memori setiap orang memiliki kapasitas penerimaan informasi yang terbatas
antar satu dengan yang lainnya. Adanya kemampuan yang terbatas tersebut
akan menyebabkan seseorang menjadi berat dan terbebani ketika harus
menerima informasi yang banyak. Hal ini dijelaskan pula dalam teori beban
kognitif (Cognitive Load Theory atau CLT). Cognitive Load Theory (CLT)
bertujuan untuk memprediksi hasil belajar denganmemperhatikan kemampuan
dan keterbatasan pemahaman kognitif manusia. Teori ini dapat diterapkan
pada berbagai lingkungan belajar karena karakteristik desain dari bahan-
bahan ajar berkaitan dengan prinsip-prinsip pengolahan informasi manusia.
Cognitive Load Theory (CLT) dipandu oleh gagasan bahwa desain skenario
pembelajaran yang efektif harus memilikiatau didasarkan pada pengetahuan
kita tentang bagaimana pikiran manusia bekerja. Mulai dari premis ini, proses
yang berbeda antara pengetahuan dan pemahaman dijelaskan dalam hal
tuntutan mereka pada sistem kognitif manusia, yang dipandang sebagai
sesuatu yang aktif dan sistem yang terbatas kapasitas pengolahan

3
informasinya. Dengan mempertimbangkan tuntutan pada sumber daya
kognitif yang diinduksi oleh kompleksitas informasi yang akan dipelajari,
cara di mana pembelajaran disajikan kepada peserta didik, dan pengalaman
serta pengetahuan peserta didik sebelumnya, maka CLT bertujuan untuk
memprediksi apa yang membuat belajar sukses dan bagaimana pembelajaran
dapat secara efektif didukung oleh pengajaran dan instruksi (Plass, Moreno &
Brunken, 2010).

Sebagai teori pembelajaran, teori beban kognitif menjelaskan implikasi


instruksional karakteristik pemahaman kognitif manusia. Komponen utama
dari pemahaman kognitif adalah memori jangka panjang (penyimpan pola
informasi dalam bentuk struktur pengetahuan yang terorganisir yang disebut
skema) dan memori kerja (prosesor informasi sadar dan mekanisme untuk
membatasi ruang lingkup perubahan acak). Menurut teori beban kognitif,
desain pemahaman kognitif yang efektif dan efisien menciptakan kondisi
pembelajaran memiliki beban memori kerja yang disimpan dalam batas
kapasitasnya. Hal ini dapat dicapai dengan menghilangkan atau mengurangi
kegiatan kognitif peserta didik yang tidak penting untuk belajar dan
menghasilkan beban yang tidak perlu atau boros yang disebut Extraneous
Cognitive Load. Extraneous Cognitive Load biasanya disebabkan oleh beban
intrinsik (Intrinsic Cognitive Load) yang tidak sesuai atau strategi
penyampaian informasi yang tidak sesuai dengan materi. Selain itu, teori ini
juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pentingnya mengelola beban
belajar (beban kognitif intrinsik) yang ditentukan oleh interaksi unsur-unsur
informasi yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
(Kalyuga, 2011).

Pendidikan merupakan usaha yang terencana, yang dilakukan oleh


manusia untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia
itu sendiri. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
pendidikan yang berkualitas kepada setiap manusia. Kualitas pendidikan
dapat diukur dari kualitas semua unsur yang ada dalam dunia pendidikan
tersebut, yaitu guru sebagai tenaga pengajar, siswa sebagai peserta didik dan
4
proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada kenyataannya, dunia
pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan
proses pembelajaran siswa di dalam kelas, penerapan metode pembelajaran
yang digunakan, serta ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang
mendukung proses pembelajaran bagi siswa (Margono, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Teori Belajar Kognitif ?

2. Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam Pembelajaran?

3. Bagaimana Suatu Permasalahan dan solusi di film Freedom Writer?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Belajar Kognitif

2. Untuk mengetahui Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam Pembelajaran

3. Untuk Mengetahui Suatu Permasalahan dan Solusi difilm Freedom writer

1.4 Manfaat

Manfaat dalam Pembuatan Tugas Makalah Teori belajar kognitif dan


dikaitkan dalam film Freedom writer selain untuk memenuhi tugas, juga
diharapkan mendapatkan manfaat dan menambah wawasan khusus nya
kelompok kami dalam implikasi dan proses suatu teori belajar kognitif
disekolah sehingga kami sebagai calon guru bisa menerapkan nya dalam
pembelajaran nanti untuk menjadi guru yang kreatif inspiratif dan inovatif.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar

Ausbel mengklasifikasikan belajar menjadi dua dimensi yaitu: dimensi


pertama berhubungan dengan bagaimana cara menyajikan informasi atau
materi pelajaran pada peserta didik melalui penerimaan dan penemuan.
Dimensi kedua berhubungan dengan bagaimana peserta didik dapat
mengaitkan atau menghubungkan informasi tersebut pada struktur kognitif
yang sudah ada. Adapun struktur kognitif yang dimaksud adalah fakta-fakta,
konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat
oleh peserta didik. Belajar dapat dimaknai sebagai perubahan tingkah laku
yang relatif tetap sebagai hasil dari adanya peengalaman. Dalam hal ini, tidak
termasuk perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh kecacatan atau
kerusakan fisik, penyakit, obat-obatan, atau perubahan karena proses
pematangan. Teori belajar merupakan cara yang dilakukan peserta didik dan
guru dalam memperoleh maupun menyampaikan ilmu pengetahuan melalui
proses belajar atau mengajar. Setiap manusia wajib untuk belajar agar
menjadi manusia yang memiliki derajat tertingggi dibandingkan makhluk
lainnya, itu sebab timbulnya perbedaan antara manusia dengan hewan. Pada
dasarnya guru dalam memberikan pengajaran harus berlandas pada teori
belajar, apabila guru mengajar tanpa menggunakan teori belajar ibarat
menyampaikan ilmu seperti berkhayal setinggi langit. Maka dari itu,
mengajar dengan menggunakan teori belajar sangatlah penting agar
mengetahui bagaimana cara membuat peserta didik menyukai guru pada saat
mengajar maupun di luar jam mengajar. Macam-macam grand teori, yaitu
teori behavior, konstruktif, kognitif, human, dan sibernetik.

2.2 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget


a). Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun).

Individu memahami sesuatu atau tentang dunia dengan

6
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, (seperti melihat, dan
mendengar) dan dengan tindakan-tindakan motorik fisik. Dengan kata lain,
pada usia ini individu dalam memahami sesuatu yang berada di luar dirinya
melalui gerakan, suara atau tindakan yang dapat diamati atau dirasakan oleh
alat inderanya. Selanjutnya sedikit demi sedikit individu mengembangkan
kemampuannya untuk membedakan dirinya dengan bendabenda lain.
b) Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun).

Individu mulai melukiskan dunia melalui tingkah laku dan kata-kata.


Tetapi belum mampu untuk melakukan operasi, yaitu melakukan tindakan
mental yang diinternalisasikan atau melakukan tindakan mental
terhadap apa yang dilakukan sebelumnya secara fisik. Pada usia ini individu
mulai memiliki kecakapan motorik untuk melakukan sesuatu dari apa yang
dilihat dan didengar, tetapi belum mampu memahami secara mental
(makna atau hakekat) terhadap apa yang dilakuaknnya tersebut.
c) Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun).

Individu mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian yang


bersifat konkret. Individu sudah dapat membedakan benda
yang sama dalam kondisi yang berbeda.
d) Tahap operasional formal (11 tahun ke atas).

Sementara Salvin menjelaskan bahwa pada operasional formal terjadi


pada usia 11 sampai dewasa awal. Pada masa ini individu mulai memasuki
dunia “kemungkinan” dari dunia yang sebenarnya atau individu mengalami
perkembangan penalaran abstrak. Individu dapat berpikir secara abstrak,
lebih logis dan idealis.

2.3. Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam Pembelajaran

1. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

2. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

3. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara


7
dan diskusi dengan teman-temanya.
4. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu, guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan caraberfikir; dan.
5. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harusmembantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
Individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri yang menjadi titik
pusat dari teori belajar kognitif Piaget ialah individu mampu mengalami
kemajuan tingkat perkembangan kognitif atau pengetahuan ke tingkat yang
lebih tinggi. Maksudnya adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu
dapat dibentuk dan dikembangkan oleh individu sendiri melalui interaksi
dengan lingkungan yang terus-menerus dan selalu
berubah. Dalam berinteraksidengan lingkungan tersebut, individu mampu
beradaptasi dan mengorganisasikan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
dalam struktur kognitifnya, pengetahuan, wawasan dan pemahamannya
semakin berkembang. Atau dengan kata lain, individu dapat pintar dengan
belajar sendiri dari lingkungannya.
Individualisasi dalam proses pembelajaran, perlakuan terhadap individu
harus didasarkan pada perkembangan kognitifnya. Atau dengan kata lain,
dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
individu. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Hal ini disebabkan karena setiap tahap
perkembangan kognitif memiliki karakteristik berbeda-beda. Susunan saraf
seorang akan semakin kompleks seiring dengan bertambahnya umur.
2.3 Sinopsis Flim Freedom Writers

Freedom writers ini merupakan sebuah film yang mengambil tema


tentang Pendidikan dan dirilis pada tahun 2007. Freedom Writers
mengisahkan tentang perjuangan seorang guru dalam mendidik murid di
sebuah sekolah menengah di Long Beach, Amerika Serikat. Pekerjaannya
Sangat sulit karena murid-muridnya merupakan anak-anak yang hidup di

8
dalam peperangan antara geng, hal itu sampai tertawa ke sekolah. Muridnya
hanya mau duduk dengan teman-teman sengnya, sehingga suasana
perpecahan sangat terasa. Keributan kecil saja bisa membuat keadaan menjadi
ricuh.
Cerita dalam film ini berlangsung antara yahun 1992 sampai 1995. Film
dimulai dengan berita kerusuhan antara geng di Los Angeles pada tahun 1992.
Erin Gruwell adalah seorang guru baru yang idealis, dia akan mengajar di
Wilson High School, Long Beach. Sekolah ini awalnya merupakan sekolah
unggulan, namun karena semacam program “integrasi”, pemerintahan
membuat Wilson High School menjadi tempat bagi anak-anak berandal yang
sering keluar masuk penjara.
Pada awalnya Erin sangat antusias dengan hari pertamanya mengajar.
Saat para siswa masuk, ternyata sangat jauh dari bayangan Erin. Siswa sangat
rasis, mereka hanya mau duduk dengan kelompok gengnya saja. Mereka
sering bertengkar satu sama lain dan berbuat onar di kelas. Erin sampai
berkali-kali terpaksa memanggil pihak keamanan sekolah untuk menertibkan
keadaan dalam kelas.
Selain bermasalah dengan muridnya, Erin juga tidak mendapatkan
dukungan maksimal dalam mengajar. Kepala sekolah bahkan tidak mau
meminjamkan buku perpustakaan kepada murid di kelas Erin, karena
biasanya buku itu akan dirusak, robek, dicoret, dan dihilangkan oleh oleh
mereka. Kepala sekolah malah menyuruh Erin untuk mengajarkan mereka
disiplin dan sopan santun daripada mengajarkan mata pelajaran. Menurut
kepala sekolah murid-murid itu sudah tidak bisa diajar.
Pada saat mengajar di kelas, Erin menemukan sebuah gambar yang rasis
dari muridnya, lalu dia mencoba menasehati muridnya dengan menjelaskan
tentang holocaust. Ternyata dari seluruh murid di kelas hanya satu orang yang
tahu ap aitu holocaust. Untuk mendekatkan diri dengan muridnya, Erin
memberikan masing-masing sebuah buku kosong yang harus diisi setiap hari
tentang apa pun, yang penting harus diisi. Muridnya ternyata menuliskan
berbagai pengalaman menyedihkan, ada yang harus melihat temannya tewas
di depan mata, yang hidup dalam KDRT, dan berbagai pengalaman
9
mengerikan. Dari situ Erin mulai paham kehidupan murid-muridnya yang
kebanyakan terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kekerasan dan
pertikaian antar geng.
Erin benar-benar niat dan totalitas sekali dalam mengajar muridnya, dia
bahkan bekerja sambilan demi membelikan buku bagi murid-muridnya. Tidak
cukup dengan satu pekerjaan sambilan, Erin bahkan mengambil dua kerja
sambilan sekaligus untuk mengajak muridnya study tour ke museum
holocaust. Selain itu Erin juga mengundang langsung korban holocaust untuk
menceritakan pengalaman mereka pada para murid. Selain itu Erin mulai
dekat dan disukai oleh muridnya. Murid-muridnya juga mulai memahami
bahwa dunia tidak hanya urusan geng saja, banyak hal lain yang bisa
dilakukan.
Pada tahun berikutnya, Erin Kembali mengajar di kelas itu. Dalam itu
Erin memberiakan pelajaran mengenai sebuah buku berjudul “The Diary Of
Anne Frank”, rupanya semua murid di kelas sangat antusias, Erine lalu
memberikan tugas untuk membuat surat kepada penulis buku itu, Miep Gies.
Namum mereka ternyata ingin mendengar secara langsung pengalaman Miep
Gies. Erine langsung menolaknya karena itu akan memakan banyak sekali
biaya. Tapi muridnya tak menyerah, mereka berencana untuk mengumpulkan
dana bersama-sama demi mengundang Miep Gies. Mereka mengadakan
festival makanan, lomba dance, dansemacam konser untuk menggalang dana.
Miep Gies akhirnya benar-benar dating, dia menceritakan pengalamannya
saat menyembunyikan Anne Frank, dia juga menceritakan bagaimana satu
persatu anggota keluarganya menghilang. Miep Gies rupanya juga membaca
semua surat-surat yang dikirimkan anak-anak. Untuk tugas akhir, Erin
menugaskan muridnya untuk membukukan diary yang sudah mereka buat.
Lalu dia menamai buku itu “The Freedom Writers Diary”. Namun mereka
totalitasnya untuk mengajar, Erin malah tidak punya waktu di rumah dan
suaminya merasa diabaikan. Suaminya tak tahan dengan itu, lalu memutuskan
bercerai.
Masalah lain juga dating, Erin tidak bisa mengajar murid-muridnya di
kelas 3 dikarenakan dia hanya guru baru yang belum genap mengajar 2 tahun.
10
Dia berusaha untuk mendiskusikan hal itu dengan para guru dan kepala
sekolah tapi mereka semua menolaknya, Erin malah dinilai tidak menghargai
guru senior. Erin mencoba cara lain, dia mencoba membawa masalah ini ke
dewan Pendidikan kota. Para anggota dewan rupanya membaca buku The
Freedom Writers Diary yang ditulis murid Erin, dan memutuskan Erin bisa
mengajar murid-muridnya di kelas 3. Diakhir film dijelaskan Erin bahkan
sampai mengajar di Universitas untuk mengikuti muridnya.
Film Freedom Writers ini diangkat berdasarkan kisah nyata dan
bukunya memang sendiri benar-benar ada. Selain itu, yang menarik adalah
korban holocaust yang tampil dalam film ini benar-benar korban sebenarnya,
bukan aktor, karena itu pada saat korban holocaust menjelaskan
pengalamannya, murid-murid itu benar-benar mendengarkan dengan antusias,
bukan karena acting belaka.

2.4 Permasalahan Film Freedom Writeers

“Kamu tidak akan bisa membuat seseorang menginginkan pendidikan.


Yang terbaik yang bisa kamu lakukan adalah membuat mereka patuh, untuk
belajar disiplin. Itu akan jadi prestasi yang besar dari mereka"
Kutipan dari film Freedom Writers yang dirilis pada tahun 2007 dan
disutradarai oleh Richard LaGravense. Film ini merupakan kisah nyata yang
terjadi di daerah New Port.
Beach, Amerika Serikat. Mengisahkan tentang perjuangan guru yang
mengajar di kelas imigran dengan perbedaan budaya murid muridnya yang
kental sehingga mengakibatkan beberapa permasalahan, salah satunya adalah
gangster. Kutipan itu merupakan dialog yang dikatakan Kepala Departemen
kepada Ms. Erin Gruwell saat ia menanyakan tentang peminjaman buku
perpustakaan sebagai bahan ajar. Kepala Departemen yang sudah putus asa
dengan keadaan dimana reputasi sekolah turun akibat adanya kelas imigran itu
tidak memperbolehkan guru baru (Ms. Erin Gruwell) meminjam buku untuk
kelasnya karena terakhir kali kelas itu meminjam buku, semuanya rusak
bahkan ada yang sengaja dibakar.Namun hal itu tidak menyurutkan semangat
11
Ms. Gruwell yang inspratif ini. Ia terus mencari cara dan melakukan banyak
perombakan sistem pembelajaran di kelas, bukan hanya menuntut murid
muridnya mendapatkan nilai tinggi dan berprestasi. Guru juga harus
membebaskan setiap murid untuk berapresiasi dan beraspirasi, memberikan
kesempatan pada murid untuk berpendapat.Guru tidak hanya menggunakan
sistem satu arah (guu mengajar dan muridnya mendengarkan) dalam proses
belajar mengajar, tetapi juga menggunakan cara lain untuk menarik perhatian
murid muridnya seperti membuat games atau mendatangkan orang-orang
hebat serta tour keliling tempat bersejarah agar bisa menjadi motivasi dan
membuat semangat para peserta didik nya untuk belajar dan menambah hal-hal
baru.

Peserta didik yang menjadi anggota geng dulunya mempunyai masa lalu yang
kelam. Sehingga, mempengaruhi perilaku mereka saat ini karena diusia mereka
yang menginjak remaja dan mereka masih dalam proses pencarian jati dirinya
sendiri disamping itu mereka tidak mempunyai tempat untuk mengungkapkan
permasalahan pada diri mereka sehingga mereka melampiaskan melalui tindakan
kekerasan.

Sang guru mengarahkan peserta didiknya untuk menulis catatan tentang


peserta didiknya tanpa sepengetahuan muridnya guru itu telah membaca jurnalnya
dan telah mendapatkan solusinya yaitu dengan mengadakan touring serta sharing
dengan korban Holocaust. Tetapi, dari solusi itu guru itu tidak dapat persetujuan
dari sekolah sehingga Erin Growell tidak mempunyai dana untuk mengadakan
Touring yang akan dilakukannya.

2.5 Solusi Dan Saran Untuk Permasalahan Film Freedom Writer

Solusi dari permasalahan yang terjadi di film Freedom Writers Adalah di


mana seorang guru bukan hanya tentang mengajar akan tetapi seorang guru
harus bisa meliat ke adaan murid yang di ajarnya di mana seorang guru harus
bisa menjadikan kelas itu seperti keluaarga agar siswa bisa memahami tentang
pemebelajaran yang di ajarkan, juga seorang guru hars bisa menjadi orang tua
bagi murid nya dan kita bisa lihat dari Ms Gruwell di mana ia bisa menjadi

12
sahabat dan orang tua dan di mana murit yang dulunya di kenal kelas yang
susahdi atur sekarang berubah menjadi kelas pavorit serta memiliki rasa peduli
satu sama lain. Jadi Seorang guru harus bisa mencarikan solusi apa yang terjadi
di kelas yang ia ajar karena tugas guru bukan hanya memberiakan ilmu lalu
kemudian sudah lepas tanggung jawab, tentunya tidak seorang guru harus bisa
membuat metode pemebelajaran yang cocok serta mengetahui jika ada anak
murid nya yang kurang memahami pembelajaran karena pada dasarnya setiap
manusia itu memiliki kecerdasan yang sama hanya saja ada faktror dari liuar
yang biasanya memepengaruhi kecerdasaan anak maka guru harus mengetahui
masalah apa yang terjadi di anak ajarnya seerta yang penting adalah seorang
guru harus bisa
memberikan rasa nyaman kepada muridnya di kelas maka pembelajaran di
kelas akan meningkat prestasi murid sertra guru juga harus memberiakan
kedekatan emosional kepada murid agar murid tersebut paham dan merasa
nyaman ketika pembelajaran berlangsung Guru harus mempunyai Rasa
Kharismatik agar peseta didik nya segan dan guru juga harus bisa mengikuti
perkembangan zaman agar bisa cocok dengan peserta didik nya kemudian
tercipta lah sebuah keharmonisan antara guru dan peserta didik.
Menurut kami metode ini sangat efektif untuk mengajar murid yang pada
dasarnya memang kekurangan kasih sayang dan kekurangan perhatian. Diusia
ini anak-anak cenderung ingin mencoba dan ingin mencari jati diri mereka.
Oleh sebab itu, keterlibatan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar.
Sehingga untuk menarik minat dan retensi belajar perlu meningkatkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dialami oleh peserta didik.
Materi pelajaran perlu disusun dengan pola atau logika tertentu, dari sederhana
ke kompleks. Perbedaan individual pada diri peserta didik perlu diperhatiakan,
karena setiap peserta didik mempunyai pengalaman belajar yang berbeda-beda,
karena factor ini sangat mempengaruhi keberhasilan peserta didik.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori kognitif adalah suatu proses atau usaha yang melibatkan aktivitas
mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi
aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, nilai dan
sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Dari film Freedom Writers kita bisa belajar bahwa seorang guru Ms.
Gruwell menggambarkan bagaimana seorang guru tidak hanya bekerja
sebagai pengajar, namun juga sebagai teman dan orang tua, ia bisa
memunculkan rasa nyaman dan percaya pada murid murid yang awalnya
sangat membenci dirinya. Dengan tumbuhnya rasa nyaman dan percaya
itulah, prestasi murid murid Ms. Gruwell meningkat karena sebelum nya
kelas itu terkanl dengan kelas yang rasis dan sulit untuk di ajat akan tetapi
Ms Gruwell berhasil mengubah kelas itu menjadi kelas yang lebih baik dari
sebelumnya serta rasa kekeluargaan nya pun sangat kenatal dan tidak ada
lagi tindakan rasis dan keributan yang terjadi. Ms. Gruwell
menggambarkan bagaimana seorang guru tidak hanya bekerja sebagai
pengajar, namun juga sebagai teman dan orang tua, ia bisa memunculkan
rasa nyaman dan percaya pada murid murid yang awalnya sangat membenci
dirinya.eperti itulah seharusnya pendidikan, guru tidak hanya mengajar
namun juga melakukan pendekatan emosional pada murid. Guru terus
berusaha memberikan pengaruh positif berupa dukungan moril dan materil.
Guru juga harus membebaskan setiap murid untuk berapresiasi dan
beraspirasi, memberikan kesempatan pada murid untuk berpendapat

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta.


B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning Pearson
Education. Jakarta : Prenadamedia Group.

Hill, Winfred F. 2009. Theories Of Learning. Bandung : PT Penerbit Nusa Media. Cava

Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, Puji Soemarsono. (2018). Belajar dan
Pembelajaran.Malang: UMM Press.

Ishak, D. D. (2013). Teknologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soemanto, W. (2012). Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja perkembangan teori kognitif

Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Agungredking. 2019. Sinopsis Freedom Writers (2007) Perjuangan Seorang mengajar

Guru.dhttps://www.handumay.com/2019/02/sinopsis-freedom-writers-2007.html?m=1.
(Diakses Sabtu, 5 Maret 2021).

15

Anda mungkin juga menyukai