Oleh
Rusdi Effendi
Perkuliahan Pertemuan ke 5
Peristiwa 334 – 232 SM di India
Hubungan India Dengan Negara Luar
Perluasan Wilayah Kekuasaan Persia dan Alexander
Agung Hingga Persatuan Bangsa Arya India
Oleh
Rusdi Effendi
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang
sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum
Elarnit, yang telah bermukim di daerah Barat Daya Iran
sejak tahun 3000 S.M. Pada tahun 1500 S.M. suku Arya
mulai bermigrasi ke Iran dari Sungai Volga utara Laut
Kaspia dan dari Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama
dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim
di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan
mendirikan kerajaan Media. Kelompok yang lain hidup di
Iran Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani
disebut sebagai Persis-vang menjadi asal kata nama
Persia. Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes
maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka
yang baru sebagai Iran, yang berarti “ tanah bangsa Arya”.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Pada tahun 600 S.M. suku Medes telah menjadi penguasa Persia.
Sekitar tahun 550 S.M. bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus
menggulingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti mereka
sendiri (Kerajaan Archaemenia). Pada tahun 539 S.M., masih
dalam periode pemerintahan Cyrus; Babylonia, Palestina, Syria dan
seluruh wilayah Asia Kecil hingga ke Mesir telah menjadi bagian
dari Kerajaan Archaemenia. Dan dalam masa pemerintahan
Darius, jalur pelayaran mulai diperkenalkan, bersamaan dengan
dimulainya sistem mata uang logam emas dan perak. Jalan
kerajaan dari Sardis hingga Susa dan sistem pos difungsikan
dengan tingkat efisiensi yang menakjubkan. Pada masa jayanya di
tahun 500 S.M. daerah kekuasaan kerajaan ini membentang ke
arah barat hingga ke wilayah yang sekarang disebut Libya, ke arah
timur hingga yang sekarang disebut sebagai Pakistan, dari Teluk
Oman di Selatan hingga Laut Aral di Utara. Lembah Indus juga
merupakan bagian dari Kerajaan Archaemenia.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Masa kekuasaan Darius I (522 SM - 486 SM ) di
Persia dilakukanlah perluasan wilayah ke India
bagian Utara tahun 516 SM, lembah Indus jadi
sasaran bangsa Persia (walaupun sama rumpun
bangsa Arya), tetapi persoalan politik bukanlah
memandang ras atau keturunan yang sama.
Wilayah orang Hindu dijadikan negara bagian Iran
hingga daerah Punjap. Darius I adalah raja Persia
dianggap yang paling Agung. Orang Yunani
menyebut bangsa Persia dengan sebutan bangsa
“Persis” yang tidak lain adalah sebutan untuk
bangsa Persia yang juga ras asalnya “Arya”.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Darius Yang Agung
Darius I (550 SM - 486 SM; memerintah
522 SM -486 SM), juga dikenal sebagai
Darius yang Agung (bahasa Persia: داریوش
بزرگ, Daryūsh-e-Bozorg; bahasa Persia
kuno: Dārayavahuš, bahasa Akadia
Dariamuš, bahasa Elam Dariyamauiš,
bahasa Aram Dryhwš, bahasa Ibrani:
דריושDaryawesy, bahasa Latin Darius),
adalah "raja segala raja" (kaisar) ketiga
Kekaisaran Akhemeniyah. Pada masa
kekuasaannya, negerinya mencapai
puncak kejayaannya, meliputi wilayah
hingga Mesir, India Utara, dan sebagian
Yunani. Kekaisarannya mulai
mengalami kemunduran setelah
kematiannya dan pengangkatan
Raja Darius I putranya, Xerxes I, sebagai raja.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Perluasan kekuasaan Darius I bukan saja ke
India Utara, tetapi juga sampai ke Yunani.
Ekspedisi Eropa Darius adalah salah satu
peristiwa utama dalam masa kekuasaannya.
Darius menaklukkan Scythia, Trakia, dan banyak
kota di Aegea utara, sementara Macedonia
menyerah secara sukarela. Wilayah Yunani di
Asia dan kepulauan-kepulauan Yunani
selanjutnya menyerah pada tahun 510 SM.
Mereka lalu diperintah oleh tiran yang
bertanggung jawab terhadap Darius di Persia.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Darius I menaklukkan
Scythia, Trakia, dan
banyak kota di Aegea
utara, sementara itu
Macedonia menyerah,
kekuasaan Darius I
bukan hanya India
Utara juga sampai ke
wilayah Eropa - Yunani
sebagai bagian dari
kekuasaanya.
Perluasan Kekuasaan Kerajaan
Archaemenia-Darius I Ke India
Keberhasilan Darius I dari Persia dalam strategi
berperang juga dibantu oleh pasukan-pasukan
khususnya, diantaranya adalah “Pasukan Abadi”,
demikian juga putranya Xerxes I ketika
menggantikannya ia sangat mengandalkan pasukan
abadi dalam berperang.
Pasukan Abadi (dari bahasa Yunani: Ἀθάνατοι,
Athánatoi, "abadi", dari awalan a ("tidak") + thanatos
("mati"); kadang disebut "Pasukan Abadi Persia" atau
"Sepuluh Ribu Tentara Abadi") adalah nama yang
diberikan oleh Herodotos untuk menyebut pasukan
khusus dari Kekaisaran Persia Akhemeniyah.
Kiri: Koresh yang Agung, ilustrasi buatan seorang seniman. Koresh adalah pendiri
Kekaisaran Persia Akhemeniyah sekaligus penggagas pembentukan Pasukan Abadi.
Kanan: Wilayah Kekaisaran Persia Akhemeniyah di bawah kepemimpinan Koresh yang
Agung. Pada masa tersebut, kekaisaran yang dipimpin Koresh merupakan kekaisaran
terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan masa modern, maka kekuasaannya akan
meliputi Turki, Israel, Georgia dan Arabia di barat sampai Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai
Indus (Pakistan) dan Oman di timur.
Kiri : Pasukan Abadi Persia, dekorasi di Istana Darius di Susa (510 SM).
Tengah: Pasukan Abadi Persia pada upacara di Iran memperingati
2500 tahun pendirian Kekaisaran Persia Akhemeniyah oleh Koresh
yang Agung.
Kanan : Prajurit Medes (kiri) dan prajurit Persia (kanan), Relief di
Persepolis.
Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia Persia
Pasukan Abadi dibentuk oleh Koresh yang
Agung. Pada masa kekuasaan Koresh,
Kekaisaran Persia Akhemeniyah berhasil
menaklukan bangsa Assyria, bangsa Bablionia,
bangsa Medes, bangsa Kurdi, bangsa Lydia,
bangsa Parthia, bangsa Turki, bangsa Armenia,
dan bangsa Ionia. Kekuasaannya terbentang
mulai dari sungai Indus di India sampai
Hellespontos di Yunani. Karena kekaisarannya
bertambah luas, Koresh merasa bahwa
keamanan istananya perlu ditingkatkan.
Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia Persia
Hanya anak laki-laki keturunan Persia yang bisa masuk ke
dalam pelatihan Pasukan Abadi. Di kemudian hari
persyaratannya bertambah, yaitu seseorang harus setia
pada ajaran Zoroaster jika ingin menjadi tentara Pasukan
Abadi
Berdasarkan Strabo, para calon tentara Pasukan Abadi harus
menjalani pelatihan sejak masa anak-anak. Pelatihan
mereka sangat berat dan keras baik secara fisik maupun
psikologis. Mereka barangkali sudah dilatih sejak usia 5
atau 7 tahun. Mereka harus belajar bertahan hidup dalam
kondisi yang sulit, misalnya bertahan hidup dengan
memakan buah-buahan liar semacam pistachio (kenari
hijau), acorn (buah pohon ek), delima, dan pir liar. Mereka
juga harus punya kemampuan untuk menjinakkan kuda liar.
Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia Persia
Anak-anak latihan pasukan Abadi dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 50 orang dan mereka dilatih
menunggang kuda, bertarung, menggunakan senjata, memanah,
berenang, melempar tombak, berlari, dan berbaris. Mereka juga
dilatih untuk dapat bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak
mendukung. Herodotos menyebutkan bahwa usia para prajurit
yang termasuk Pasukan Abadi berkisar antara 15 tahun sampai
50 tahun. Ketika sudah berusia sekitar 50 tahun, seorang tentara
Abadi boleh pensiun dan diberi semacam tunjangan pensiun.
Sebelum menjadi kaisar, Darius pernah bertugas sebagai prajurit
Pasukan Abadi pada masa pemerintahan kaisar Kambises II, dan
Darius pernah mengatakan bahwa berkat pelatihan yang
diperolehnya, dia dapat menjadi seorang petarung yang sangat
tangguh. Darius I Pandai menunggang kuda sambil memanah
dan melemparkan tombak beridiri maupun melempar tombak
saat berkuda. Darius I Raja terlatih dalam militer Pasukan Abadi.
Profil Gambar Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia di Persia - Iran
Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia Persia
Dalam pertempuran, Pasukan Abadi bertanggung
jawab untuk melindungi tenda kerajaan yang
ditempati oleh kaisar. Pasukan Abadi ikut berperang
dalam penaklukan Koresh yang Agung di Kekaisaran
Babilonia Baru pada 547 SM, kampanye Kambises
melawan Mesir pada 525 SM dan invasi Darius yang
Agung ke Punjab Barat dan Sindh di India serta ke
Skithia pada 520 SM dan 513 SM. Dalam
Pertempuran Gaugamela pada 331 SM, Pasukan
Abadi melindungi gerak mundur kaisar Darius III.
Kemungkinan Pasukan Abadi juga ikut serta dalam
Pertempuran Gerbang Persia pada 330 SM.
Profil Gambar Pasukan Abadi Kerajaan
Archaemenia di Persia – Iran
Gambar Kiri Pasukan Abadi dalam film 300, Gambar tengah Prajurit Katafrakt
Sassaniyah dan Gambar kanan Pasukan Abadi dalam acara telivisi Deadliest
Warrior
Orang Bijak Berkata :
“Manusia Adalah Hewan Berpolitik”
Aristotelles
Aristoteles sedang mengajari Alexander. Ketika Alexander menginjak usia tiga belas tahun,
dia membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi, maka dia pun mencari tutor. Beberapa
calon tutornya antara lain Isokrates dan Speusippos, penerus Plato di Akademi Plato. Pada
akhirnya, Filipus menawarkan pekerjaan itu pada Aristoteles, yang menerimanya. Filipus
memberikan Kuil Para Nimfa di Mieza sebagai ruang belajar mereka. Sebagai imbalan atas
pengajarannya, Filipus bersedia untuk membangun kembali kampung halaman Aristoteles
di Stageira, yang pernah dihancurkan oleh pasukan Filipus.
Alexander Agung (The Great)
Dari macedonia Ke India
Sebelum menyerang ke Asia, Alexander ingin mengamankan
perbatasan utaranya; dan, pada musim semi tahun 335 SM, dia
berhasil menghentikan beberapa pemberontakan. Mulai dari
Amphipolis, dia pertama-tama bergerak ke timur ke negara-negara
"Suku-suku Thrakia Merdeka"; dan di Gunung Haimos, pasukan
Macedonia menyerang dan mengalahkan pasukan Thrakia. Pasukan
Macedonia berarak menuju negara Triballi, dan berhasil
mengalahkan pasukan Triballi di dekat sungai Lyginos (anak sungai
Danube). Alexander kemudian melaju selama tiga hari ke Danube,
menghadapi suku Getai di seberang sungai. Dia mengejutkan
pasukan Getai dengan menyeberangi sungai pada malam hari. Dia
berhasil memaksa pasukan Getai menyerah setelah meletusnya
pertempuran kecil. Pasukan Getai mundur dan meninggalkan kota-
kota mereka pada pasukan Macedonia
Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Alexander dan
pasukannya menginvasi India pada tahun 326 SM.
Alexander Agung (The Great)
Dari macedonia Ke India
Ketika Alexander Agung dengan pasukannya memasuki
India termasuk sukses dalam rangkaian penaklukannya
di bagian Barat lembah Indus.
Setelah itu Alexander mengundang semua kepala suku
dari bekas kesatriaan Gandhara, di daerah utara
Pakistan saat ini, untuk datang dan tunduk di bawah
kekuasaannya. Omphis, penguasa Taxila, yang
kerajaannya membentang dari Indus sampai Hydaspes,
bersedia tunduk, namun para kepala suku dari
beberapa klan perbukitan, termasuk bagian-bagian
Aspasioi dan Assakenoi dari suku Kambojas (dikenal
juga dalam naskah-naskah India sebagai Ashvayanas
dan Ashvakayanas), menolak untuk menyerah
Alexander Agung (The Great)
Dari macedonia Ke India
Pada musim dingin tahun 327/326 SM, Alexander secara
langsung memimpin pasukan untuk menghadapi klan-klan
yang tidak mau tunduk kepadanya, antara lain suku Aspasioi
dari lembah Kunar, suku Guraeus dari lembah Guraeus, dan
suku Assakenoi dari lembah Swat dan Buner. Pertempuran yang
sengit terjadi melawan pasukan Aspasioi ketika Alexander
sendiri terluka bahunya oleh panah. Namun pasukan Aspasioi
pada akhirnya berhasil dikalahkan. Alexander kemudian
menghadapi pasukan Assakenoi, yang memberikan perlawanan
yang luar biasa dari benteng Massaga, Ora dan Aornos. Benteng
Massaga berhasil ditaklukkan setelah melalui pertumpahan
darah selama beberapa hari dan Alexander lagi-lagi terluka di
bagian pergelangan kakinya. Menurut Curtius, "Alexander tidak
hanya membantai seluruh penduduk Massaga, tetapi juga
menghancurkan bangunan-bangunannya"
Alexander Agung (The Great)
Dari macedonia Ke India