Anda di halaman 1dari 14

Nama: Jessica Phebe Alficharisty

Tugas: Pengantar Agama-agama Global

AGAMA ZOROASTER

Sejarah Lahirnya Agama Zoroaster


Iran dan Persia adalah dua nama yang sering digunakan untuk menunjukan satu
wilayah. Sebenarnya, antara kedua terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun
bangsa arya, yaitu bangsa media mediami wilayah Iran bagian Barat. Sementara
rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami wilayah Iran Barat.
Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian
Selatan wilayah tersebut. Baik bangsa media maupun Persia, keduanya tunduk pada
kekuasaan bangsa Assyria. Namun, sejak tahun 1000 SM, bangsa Persia berhasil
menaklukan bangsa media bahkan  menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu
wilayah iran dikenal dengan nama Persia.
Kekaisaran Akhemeniyah (Persia) imperium ini didirikan oleh Cyrus atau
Koresh yang agung pada tahun 550 SM. Kerajaan ini menjadi imperium pertama kali
itu. Pada tahun 486 SM, raja Darius 1 naik takhta, pada tahun 521 SM menguasai
iran. Paa tahun 334 SM, Alexander Agung kaisar Macedonia, yunani, merentangkan
kekuasaannya hingga mampu menaklukan dan menguasai imperium Persia.
Alexander bahkan memerintahkan pasukannya untuk membunuh ribuan tentara
Persia, dan membakar ibu kotanya : Parsepolis. Tindakan ini sengaja dia lakukan
sebagai balasan atas pembakaran kota Athena yang dulu dilakukan pasukan Persia.
Alexander sendiri mengikrarkan diri bahwa dialah pewaris takhta raja-raja
Akhmeniyah, Alexander pun mengikuti cara hidup, tradisi, dan budaya Persia,
bahkan berusaha menciptakan kebudayaan baru yang memadukan kebudayaan Persia
dan Yunani.
Sesaat setelah kematian Alexander pada tahun 323 SM, terjadilah perpecahan
diantara para panglima militernya. Mereka pun mulai membagi wilayah kekuasaan
yang telah ditaklukan Alexander. Wilayah Persia sendiri pada akhirnya menjadi milik
panglima seleukus, salah seorang jendral Alexander. Sejak masa tersebut, Persia
memasuki era pemerintahan kekaisaran Seleukus yang berlangsung hingga tahun 141
SM. Dibawah kekaisaran Seleukus, Persia mengalami babak sejarah yang cemerlang.
Kekaisaran ini berhasil menggabungkan Asia Kecil, Syam, Irak dan Iran menjadi satu
kesatuan wilayah. Ibu kota baru pun didirikan sebagai pusat pemerintahannya, yaitu
seleukia di Tigris, Irak. Dinasti ini juga mempunyai Ibu kota kedua di wilayah bagian
Barat, yaitu Antakya yang terletak di lembah sungai al-Ashi.
Setelah itu, muncul kekaisaran Parthia yang pada tahun 247 SM-224 M. dalam
lembar sejarah iran kuno, kekaisaran Parthia disebut juga dinasti Arcia. Namun Arcia
dinisbahkan kepada raja pertamanya, yaitu Arcia I. dinasti ini berasal dari klan saka
yang mendiami wilayah Timur Laut Iran. Dinasti ini telah berhasil menaklukan
kekaisaran Seleukus demi merentangkan pengaruh dan kekuasaannya hingga ke
seluruh wilayah Persia. Nama Arcia kemudian dipakai sebagai gelar untuk seluruh
kaisar Parthia, seperti gelar kaisar pada raja-raja Romawi. Kekaisaran Parthia (Arcia)
banyak terlibat serangkaian perang dengan pihak imperium Romawi. Mereka bahkan
pernah meraih kemenangan gemilang atas Romawi pada tahun 54 SM. Kemenangan
ini menjadika imperim Persia (Masa Kekaisaran Parthia) menjadi satu-satunya
kekuatan terbesar dunia saat itu. Sekalipun rentang masa pemerintahan kekaisaran ini
mencapai lima abad lebih, namun tidak meninggalkan banyak jejak peradaban
sebagaimana kekaisaran Persia lainnya. Kekaisaran Parthia hanya meninggalkan
jejak seni yang sederhana.
Kekaisaran Sasanid didirikan oleh Ardashir I yang berkuasa pada tahun 224 M.
dinasti ini dipercaya sebagai pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia
dan Zoroaster, sekaligus berupa membangun kembali tradisi Persia peninggalan
dinasti Akhmeniyah. Dinasti ini justru membuka kontak dagang dengan pihak musuh
utama mereka, yaitu Romawi (Byazantium), juga dengan pihak Cina.
Ardasir memiliki posisi yang tinggi dalam sejarah orang-orang iran. Dia
dipandang sebagai sosok yang berhasil menyatukan bangsa Iran, orang yang
menghidupkan kembali ajaran Zoroaster, sekaligus sebagai pendiri imperium
Pahlavi. Ardasir wafat pada tahun 240 M dan digantikan oleh putranya. Shapur yang
kembali memerangi imperim Byzantium, dan berhasil menaklukan kaisar Romawi.
Agama Zoroaster dinisbahkan kepada seorang nabi kuno asal Persia bernama
Zarathustra yang hidup sepanjang tahun 674-551 SM. Keyakinan agama Zoroaster
meliputi aspek monoteisme dan paganism sekaligus. Mulanya, keyakinan Zoroaster
hanya mencakup monoteisme saja. Namun seiring perkembangannya, keyakinan
agama ini juga meliputi paganisme prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang
sarjanawan muslim kontemporer, mengatakan bahwa  Zarathustra menyerukan ajaran
monoteisme untuk menyembah Tuhan yang tunggal, pencipta segala sesuatu dan
segala alam, baik yang berupa esensi (ruh) maupun materi (maddah). Dia menyebut
Tuhan yang satu itu dengan nama “Ahura Mazda”.

Tokoh Pendiri Agama Zoroaster


Di sebuah kota yang disebut Azerbaijan, terletak di sebelah laut Kasfia, tinggal
seorang lelaki bernama Porushop spitama, dari suku Spitama bersama istrinya
Dughdova yang cantik jelita. Pada tahun 660 SM melahirkan seorang putra diberi
nama Zarathustra. Zarathustra sejak kecil sangat cerdas dan tangkas sehingga
temannya sangat segan. Zarathustra berbagai macam disiplin ilmu selama delapan
tahun. Sepuluh tahun mengabdikan diri meringankan penderitaan orang- orang
Zarathustra melihat bahwa penderitaan selalu ada. Ini menimbulkan kegelisahan
dalam jiwanya. Pada suatu hari, saat duduk di depan gua pertapaan Zarathustra
berfikir apakah akan . kembali ke keluarganya atau meneruskan bertapa. Matahari
perlahan-lahan terbenam dan cahaya mulai tenggelam. Tiba- tiba ppikirannya terbuka
menangkap suatu pengertian gaib, ilham kebijaksanaan. Muncul kesadaran
pengetahuan bahwa alam dan hidup selalu berisi perjuangan baik dan buruk. Dengan
tekad bulat Zarathustra turun  gunung untuk menyampaikan kebenaran yang
dicapainya kepada masyarakat Persia yang kala itu berada dalam pengaruh dan
kebiasaan memuja dewa dan patung- patung. Tetapi masyarakatnya tidak mempercai
ajaran ang dibawanya termasuk keluaganya sendiri kecuali seorang sepupunya. Saat
itu Zarathustra berusia 40 tahun.

Aliran Dalam Agama Zoroaster


A.    Mazdaisme (Mazda)
Aliran Mazda (Mazdaisme) itu diluar lingkungan pengikutnya dikenal sebagai
Agama Majusi. Aliran ini memperkembangkan kepercayaan tentang dua Kodrat
Maha Kuasa di alam semesta, yaitu Ormudz dan Ahriman, yaitu Ahura Mazda dan
Angra Mainyu. Ormudz itu dilambangkan dengan dewa matahari(Holy Fire) yang
dengan kehangatannya dan panas yang dipancarkannya memberikan kehidupan
dipermukaan bumi. Sedangkan Ahriman itu melambangkan angkara murka yang
mendatangakan segala macam bencana, malapetaka dan godaaan. Kedua kodrat
mahakuasa itu senantiasa berada didalam pertentangan dan peperangan yang terus
menerus hingga menjelma didalam corak kehidupan manusia.
Aliran mazda itu merupakan singkronasi antara agama Zarathustra dengan
mitologi grik dan animism Iran Tua. Keyakinan dualistic didalam alam semesta
ternyata lambat laun tidak lagi menimbulkan kepuasan bagi kalangan tertentu pada
abad-abad berikutnya. Terlebih-lebih sesudah kekuasaan islam pada abad ke-7 M
menguasai iran hingga Muncul gerakan reformasi dalam agama Mazdaism yang
dikenal dengan gerakan zarvenites. Gerakan ini menginginkan kembali keesaan ilahi
dengan mengajarkan bahwa Ormudz dan Ahriman itu adalah putra kembar dari suatu
wujud-tunggal-abadi yang disebut Zarvana Akarana. Namun ternyata gerakan
zarvenites ini telah melompat makin jauh dari ajaran Zarathustra. Lambat laun para
pengikut reformis ini tertelan oleh agama islam dan mendapatkan kepuasan jiwa
tentang keesaan ilahi.

B.     Mithraisme
Mithraisme merupakan perkembangan semu dari mazdaism, yang melalui
pengaruh grik dan memungut suatu bagian kecil dari rumusan kepercayaaan didalam
mazdaism yakni, mengangkat Mithra menjadi dewa tertinggi(supreme god) secara
mutlak, di identic dengan dewa matahari( sun-god) yang didalam kedudukannya itu
lantas menjadi pusat pemujaan. Mithraisme kalah pengaruh di iran tetapi berkembang
pesat di dalam wilayah Asia Kecil, dan wilayah imperium roma.
Pada abad ke-4 M mithraisme dikalahkan oleh agama Kristen, kemudian kaisar
Constantine the great(306-337 M) mengumumkan Kristen sebagai agama resmi
imperium romawi dan melaksanakan konsili nicae pada tahun 325 M. Akan tetapi
hari jadi dewa Mithra, yakni pada tanggal 25 Desember diambil alih oleh dunia
Kristen sejak pertengahan abad ke-4 M menjadi perayaan hari jadi (Natal) dari jesus
kristus dengan Cristmas.

C.    Manichaenisme (Maniisme)


Aliran Mani merupakan sebuah mazhab filsafat berbentuk keagamaan seperti
halnya mazhab filsafat Neoplatonisme. Aliran ini dibangun oleh seorang tokoh Iran
benama Manes(216-276 M) yang berasal dari turunan bangsa ectabana, bagian utara
sungai tigris. Pada masanya ia berhadapan dengan dua agama besar yaitu Mazdaism
dan Kristen, memepelajari keduanya dan akhirnya membuat kepercayaan baru yang
bersifat singkronasi antara keduanya. Ia tetap mempertahankan bahwa alam semesta
itu dikuasai oleh dua kodrat yakni terang dan gelap.
Manes berkepercayaan bahwa ia adalah nabi terakhir.ia mengajarkan bahwa
Noah, Abraham, Zarathustra, Buddha, dan Jesus itu adalah nabi-nabi pada zamannya.
Manusia pertama menurutnya adalah produk satan meskipun didalam dirinya Cetusan
terang( Spark of Light) yang berasal dari Tuhan. Ajarannya yang terakhir ialah
tentang “dosa warisan” mengingatkan kita tentang Paulus dalam ajaran Kristen.

D.    Jemaat Parsis India


Suatu kelompok kecil pengikut agama majusi (mazdaism) pada abad ke-9
menghindarkan diri dari Iran ke tanah india dan lalu menetap di kota Bombay dan
sekitarnya sampai kini. Mereka mengakui sebagai pengikut agama Zarathustra dan
memegang avesta sebagai kitab sucinya. Jumlah seluruh jemaat Parsis dewasa ini
lebih kurang 200.000 orang saja. Sikap hidup jemaat parsis ini terkenal sekali dengan
didalam hal memelihara kebersiahan: Tubuh, Pakaian, dan Kediaman. Sekalaipun
mereka telah menetap di india lebih 1000 tahun mereka tetap mampu
mempertahankan kelompoknya dan tata hidupnya.
Di india mereka terpandang dalam kelompok masyarakat paling cerdas dalam
dunia dagang, perusahaan, dan industri. Mereka itulah mula-mulanya yang
membangun industry tekstil india dan perindustrian besi-baja beserta lembaga riset
ilmiah lainnya. Pergerakan kemerdekaan ditanah india mula-mula dipelopori oleh
mereka sebelum datang zaman mahatma gandhi dan barulah kemudian berkembang
luas. Setiap pria dan wanita dalam kalangan masyarakat parsis memperoleh
pendidikan. Tidak seorangpun yang tidak pernah menduduki bangku sekolah.
Seorang parsispun dapat melawat kemanapun tanpa makanan dan pakaian asalkan
yang mereka tuju adalah orang-orang parsis.

Pokok Ajaran Agama Zoroaster


A.    Manusia
Dalam teks yang berjudul “Nasihat Pilihan dari Para Bijak Bestari Zaman Dulu
atau dikenal juga sebagai “Kitab Nasihat Zartusht” ditemukan konsep tentang
manusia. Teks ini merupakan ikhtisar dari keseluruhan ajaran Zoroaster yang harus
diketahui oleh anak-anak baik laki-laki maupun perempuan sebelum dinobatkan ke
dalam lingkungan suci, suatu ucara yang bersamaan waktu dengan usia pubertas.
Manusia pada asalnya adalah wujud gaib, dan rohnya dalam bentuk Fravashi
atau Fravahr ada sebelum jasmaninya. Baik jasad maupun rohnya adalah ciptaan
Ohmazd, dan roh bersifat tidak abadi. Manusia adalah milik Tuhan dan kepada-Nya
dia akan kembali.
Bagi agama Zoroaster, kejelekan atau penciptaan bukanlah suatu misteri.
Tentang kejelekan tidak ada masalah, karena kejelekan merupakan hal yang terpisah
dan berdiri tegak menentang Tuhan yang bersifat baik serta mengancam akan
menghancurkannya. Jadi tidak ada hal yang misterius mengenai penciptaan karena
Tuhan memerlukan bantuan manusia dalam pertarungannya dengan Ahriman.
Sebagai ciptaan Tuhan, manusia adalah miliknya. Sekalipun demikian, Tuhan juga
bergantung pada pertolongan manusia agar bisa mengalahkan musuh abadinya
tersebut.
Kejelekan tidak bisa disamakan dengan benda. Dunia materi adalah hasil karya
Tuhan, suatu senjata yang diciptakan oleh Tuhan untuk menghantam zat yang jahat.
Dunia materi adalah perangkap yang dipasang oleh Tuhan untuk menjaring syetan
atau Ahriman serta melemahkannya sehigga akhirnya Tuhan mampu memberikan
pukulan yang mematikan. Tuhan bersifat abadi karena ruang, agama dan waktu
Ormadz dulu , sekarang dan yang akan datang tetap ada, sedangkan Ahriman tidak
bermula tetapi mempunyai akhir. Ahriman dulu dan sekarang ada tetapi waktu yang
akan datang tidak ada. Ahriman selamanya akan tidak berdaya dan sebagaimana
dahulu akan terbunuh sehingga zat perusak dan ciptaannya tidak akan hidup.
Teks tersebut juga menunjukkan peran manusia di dunia yaitu bekerja sama
dengan alam serta menjalani kehidupan yang saleh dengan pikiran, perkataan, dan
perbuatan yang baik. Di dunia manusia mempunyai kewajiban untuk hidup berumah
tangga dengan mempunyai istri serta mengasuh dan membesarkan anak. Semakin
banyak manusia adalah semakin baik karena akan bisa dengan mudah mengalahkan
Ahriman. Juga dalam agama Zoroaster, hidup bertani dianggap sebagai suatu
perbuatan kebajikan karena menjadikan tanah berbuah dan memberikan hasil supaya
bisa bertahan dari serangan musuh yang merupakan pencipta penyakit dan kematian.
Jadi, kebajikan sinonim dengan keadaan penuh berbuah dan kejelekan sinonim
dengan kemandulan. Oleh karena itu, hidup tidak kawin adalah tidak alami dan jelek.
Dalam masalah moral, semua penekanan adalah pada kesalehan atau kebenaran.
Karena kejahatan digambarkan sebagai kebohongan, dan mengerjakan perbuatan
baik. Perbuatan menurut teks ini, adalah kriteria untuk menghakimi atau mengadili
manusia.
Teks tersebut secara singkat selanjutnya menjelaskan agama Zoroaster tentang
kehidupan akhirat. Pada saat kematian, roh yang pergi diadili oleh para dewa selama
tiga malam. Pada akhir masa jasad manusia akan dibangkitkan kembali dan akan
menjalani apa yang disebut “jasad akhir” di alam semesta yang sudah dipugar dimana
semua kejelekan telah disingkirkan. Perubahan bentuk ini dilaksanakan oleh
Soshyans (Juru Selamat) yang pada hari kiamat akan menggelarkan berkah abadinya
setelah ada penyucian akhir terhadap roh-roh, apakah dia saleh atau penuh dosa. Saat
itu para penghuni neraka setelah menjalani siksaan sementara karena dosa-dosa
mereka, keluar lagi untuk menikmati kehidupan dan kebahagiaan abadi.

B.     Tuhan dan Penciptaan


Kisah tentang dua zat azali dan penciptaan dunia ditemukan secara sangat rinci
dalam bab pertama dari sebuah kitab abad kesembilan yang biasa dikenal dengan
nama Budhahishn atau “Kitab” Asal-usul penciptaannya). Teks bab ini ada dua versi:
pendek dan panjang. Versi yang pendek merupakan kisah yang jelas dan ortodoks,
sedangkan versi yang panjang dikenal dengan nama Budhahishn Agung , kurang
jelas dan membingungkan. Teks yang dipakai dalam tulisan ini sampai ayat 18
diambilkan dari versi yang pendek, sedang selanjutnya digunakan versi yang
panjang.
Sejak permulaan sudah tampak ada hal yang tidak konsisten. Jika Ahriman
adalah zat yang berdiri sendiri dan abadi bersama Ohrmazd (Ahura Mazda), ini
berarti Ohrmazd sendiri tidak tebatas karena dia dibatasi oleh saingannya. Hal ini
jelas tertuang dalam ayat 4 yang berbunyi “ Kedua Zat pada dasarnya terbatas “.
Padahal dalam ayat 1 dinyatakn bahwa “Ohrmazd, dan ruang dan agama serta waktu
Ohrmazd dulu, sekarang, dan yang akan datang tetap akan ada. Mekipun demikian,
kontradiksi ini barang kali hanya semu karena waktu Ohrmazd tetap tak terbatas
sedangkan ruangannya terbatas.
Jelas kiranya bahwa dalam agam Zoroaster, Tuhan pada mulanya terbatas
dibatasi oleh lawannya, Ahriman. Serangan Ahriman memungkinkan Tuhan untuk
membalas serangan dalam rangka membela diri. Karena Tuhan Ohrmazd
memenangkan pertempuran, maka dia menjadi tidak terbatas. Ohrmazd sebelumnya
sudah mengetahui akan adanya serangan, lantas menciptakan makhluk ideal atau
spiritual yang tanpa pikiran, gerakan, dan sentuhan. Dengan makhluk itu dia ingin
membela diri. Tentu timbul pertanyaan mengenai apa dan siapa makhluk yang
dijadikan alat ini. Tampaknya makhluk ini berupa seorang dewa dan juga sebuah
kehampaan ini saling mengisi dan melengkapi. Begitu pertarungan dimulai
kehampaan tergembleng menjadi suatu kehidupan karena Ohrmazd ingin melindungi
makhluk.
Ahriman tidaklah berpangku tangan saja. Dia ingin melihat cahaya dan ingin
menghancurkannya. Oleh karen itu dia mempersiapkan senjatanya sendiri dalam
bentuk Syetan. Sebenernya Orhmazd menawarkan perdamian tetapi ditolak.
Sehingga terjadilah pertarungan yang berlangsung 9000 tahun. Ahriman kalah dan
hancur lebur. Ketika pertarungan mulai berlangsung, Ohrmazd membawa Ahunvar,
dua pokok dan penting bagi para penganut agama Zoroaster. Dengan membaca do’a
ini, maka jelas bagi Ahriman bahwa segalanya terlalu berlalu dan akhir
kehancurannya menjadi pasti.
Manusia adalah wakil Ohrmazd di dunia, karena dari makhluk-makhluk materi
dia memilih manusia. Masing-masing dari enam Amahraspand juga memilih
makhluk materi. Nama-nama Amahraspand adalah Vahuman (pikiran yang baik),
Artvahist (kesalehan atau kebenaran yang terbaik), Shahrevar (kerajaan pilihan) ,
Spandarmant (yang berpikiran benar dan pemurah, identik dengan bumi),
Hurdat(keseluruhan atau keselamatan), dan Amurdat (keabadian). Adapun makhluk-
makhluk materi berdasarkan urutan terciptanya adalah langit, air, tanah, tumbuh-
tumbuhan, ternak(hewan) dan Gayomart(manusia pertama) dan yang terakhir api
yang merasuk ke dalam semua unsur enam tersebut.
Dalam bab ketiga Bundhahishn, setiap Amahraspand mengambil satu makhluk
materi Ohmazd mengambil manusia, Vahuman sapi, Artvahisht api, Spandartmat
tanah, Hurdat air, dan Amurdat tumbuh-tumbuhan dan yang terakhir Shahrevar
mengambil logam (langit menurut bab ini terbuat dari logam yang bersinar yang
mempunyai inti baja). Setiap makhluk materi berada di bawah pengawasan dewa.
Jika kedua dunia itu saling berhubungan dan bekerja sama dengan erat mereka
bersama-sama siap menghadapi Ahriman lagi.
Bundahism bab pertama ayat 16 menyebutkan bahwa Ahriman pertama kali
mencipta “perkataan dusta” dan kemudian Akoman (pikiran jahat) serta syetan-
syetan yang lain (ayat 17). “Perkataan dusta” ini merupakan lawan kata Ahunvar
(perkataan benar) yang diucapkan oleh Ohrmazd.
Dengan selesainya ciptaan spiritual dan material, Ohrmazd siap untuk bertempur.
Pada saat yang sama tampak bahwa roh-roh semua manusia dicipta dalam alam gaib.
Seandainya mereka bersedia turun ke bumi untuk menjalankan tugas bertempur,
maka Ohrmazd bisa yakin akan kemenangan akhirnya. Karena itu, Ohrmazd
berunding dengan kesadaran dan roh manusia serta membekali kearifan dan
pengetahuan dan berkata. “Mana yang tampak lebih menguntungkan bagimu, apakah
saya mencipta kamu di dalam bentuk materi dan kamu harus berusaha keras
menjelma dengan si pembohong (kebohongan) dan menghancurkannya dan kami
akan membangkitkan kamu pada akhir zaman, utuh dan abadi, kemudian mencipta
kembali kamu di dalam bentuk materi, dan kamu akn selamnya dilindungi dari
penyerang (agressor)?” dengan kearifan dan pengetahuannya roh-roh manusia
mengetahui bahwa mereka akan menderita karena kejahatan si pembohong dan
Ahriman di dunia, tetapi pada akhirnya (yang merupakan jasad akhir) mereka akan
dibangkitkan beban dari permusuhan lawan, utuh dan abadi selama-selamanya,
mereka bersedia utuk masuk ke dalam dunia materi.

C.     Etika
Sebagian besar ajaran agama Zoroaster adalah menyangkut masalah etika. Dasar
pikiran teologisnya mempunyai inti pandangan moralistik tentang kehidupan.
Kenyataan kehidupan yang utama dan tidak bisa dihindari adalah kejelekan. Baik
adalah baik, dan jelek adalah jelek. Menolak adanya prinsip kejelekan yang terpisah
sama dengan mempertalikan atau menghubungkan kejelekan pada Tuhan. Ini tidak
mungkin. Oleh karena itu, kejelekan tentu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri
secara terpisah. Moralitas Zoroaster diungkapkan dalam tiga kata dan perbuatan baik.
Yang paling utama dari ketiga hal itu adalah perbuatan baik.
Dalam teks yang dinisbahkan pada Adhurbath, orang yang sering dianggap
sebagai pelopor ajaran Zoroaster yang ortodoks, keseluruhan nada ditekankan pada
sikap yang tidak berlebih-lebihan serta menghindari sikap ekstrim. Yang paling
utama dan penting bagi manusia adalah bertindak sesuai dengan akan sehat. Manusia
hendaknya menikmati hal-hal yang baik di dunia ini sambil mempersiapkan diri
dengan perilaku yang benar dan masuk akal bagi kehidupan abadi di akhirat.
Kehidupan asketik yang mementingkan masalah akhirat dengan meninggalkan
kenikamatan dunia dan kehidupan yang yang mementingkan kenikamatan dunia
dengan melupakan masalah akhirat harus dihindari semua. Kehidupan yang pertama
itu lebih jelek karena mengandung makna penghinaan kepada Tuhan yang
menjadikan dunia dan membuatnya baik serta menempatkan manusia di dalamnya
untuk melawan kejelekan dan kejahatan yang hanya bisa dicapai dengan
memakmurkan dunia.
Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran Adhurbadh ini tampak menyenangkan.
Penekannya selalu pada pentingnya mengerjakan sesuatu yang berguna dan pada
keceriaan. Nada legembiraan ini tampak pada resep untuk ahri pertama setiap bulan:
“ Pada hari Ohrmazd minum anggur dan bersuka ria”. Bagi penganut agama
Zoroaster hidup di dunia ini bukan merupakan tempat pegasingan di suatu lembah
yang penuh air mata tetapi suatu keadaan yang memuaskan dan menyenangkan.
Sebuah ilustrasi bisa diberikan disini. Pada hari yang dipersembahkan untuk dewa
Rashn yang bertugas mengadili roh manusia pada saat kematian, disebutkan bahwa
hidup adalah ceria; dalam kesucian orang disuruh berbuat apa yang dia suka. Kalau
dilihat tugas dewa tersebut maka seharusnya orang akan diliputi oleh pikiran yang
menakutkan tentang perhitungan (hisab), tetapi hari itu justru disebut sebagai hari
yang ceria dan orang disuruh berbuat sesukanya.
Inti ajaran Adhurbadh bin Mahraspand adalah “hiduplah dengan baik dan
menjadi orang yang berguna, berilah perhatian kepada sesama, laksanakan
kewajiban-kewajiban agama, garaplah tanah, hiduplah berkeluarga dan didiklah
anak-anak sehingga menjadi terpelajar. Ingatlah bahwa hidup di dunia ini adalah
sebuah pendahuluan bagi hidup di hari nanti, atau akhirat dan roh orang yang
meninggal akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang perbuatan-perbuatan yang
dikerjakan di dunia.

D.    Peribadatan
Dalam salah satu butir teks “beberapa perkataan Adhurbadh bin Mahraspand”,
ayat 72 disebutkan : “pergilah ke kuil api tiga kali sehari dan bacalah do’a pada api”.
Kelanjutan ayat tersebut mengatakan bahwa siapa yang paling sering pergi ke kuil api
dan membaca doa pada api akan menerima banyak barang duniawi dan kesucian.
Mary Boyce, dalam bukunya Zoroastrians, Their Religious Beliefs and
Practiceakan menjelaskan bahwa waktu ibadat orang-orang Iran zaman dulu adalah
ketika matahari terbit, ketika tengah hari, dan ketika matahari terbenam. Waktu yang
tersebut akhir tampaknya diperuntukkan bagi roh orang yang telah meninggal dunia.
Zoroaster tampaknya memberikan dua tambahan lagi sehingga dia mewajibkan
kepada para pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari. Bagi agama Zoroaster,
selama musim panas doa-doa yang dibaca pada tengah hari berfungsi membantu
orang yang saleh untuk berpikir tentang kebenaran serta tentang kejayaan kebaikan
sekarang dan yang akan datang. Sedangkan selama musim dingin adalah merupakan
peringatan tahunan akan adanya kekuatan yang mengancam dan perlunya bertahan
terhadapnya.
Doa atau sembahyang lima kali sehari merupakan kewajiban yang mengikat bagi
para pemeluk agama Zoroaster, bagian pengabdian wajibnya pada Tuhan, dan senjata
di dalam bertarung melawan kejahatan.
Di samping kewajiban individu di atas, para pengikut Zoroaster masih
mempunyai kewajiban bersama yaitu merayakan tujuh macam peringatan hari besar
tahunan. Waktu peringatan berbeda-beda, ada yang pertengahan musim semi, ada
yang pertengahan musim panas, dan ada yang pertengahan musim dingin. Perayaan
ini dirayakan dengan menghadiri upacara agama (sembahyang) di pagi hari dan
kemudian berkumpul bersama di dalam kegembiraan dengan pesta makan bersama.
Upacara-upacara khusus bagi kelahiran, menginjak usia pubertas, perkawinan,
dan kematian juga diajarkan di dalam agama Zoroaster. Bagi yang ingin mendalami
masalah ini, silahkan melihat buku J.J. Modi, Religious Ceremonies and Customs of
the Parsees.

E.     Pengadilan Saat Kematian


Ajaran agama Zoroaster tentang nasib roh setelah mati terlihat sangat jelas.
Konsep kitab Avesta memberi dasar ajaran ini dan teks ini telah disalin dengan
sedikit bervariasi di dalam kitab-kitab Pahlavi. Setiap roh manusia setelah
meninggalkan kehidupan dunia ini akan bergentayangan menunggu selama tiga
haridi dekat jasad yang sudah menjadi mayat. Pada hari keempat, roh mengahadapi
pengadilan di atas “Jembatan Pembalasan” jembatan yang dijaga oleh dewa Rashu
yang bertindak sebagai hakim yang secara sangat adil menimbang perbuatan baik dan
buruk manusia.
Hal  yang menarik adalah kata-kata ejekan syetan di neraka kepada roh yang
terkutuk yang juga berada dalam neraka karena kata-kata tersebut memberikan
penjelasan tentang konsep dosa. Syetan-syetan tersebut mengatakan : “ Apa yang
membuat kamu bersedih adalah dari Tuhan Ohrmazd serta Amahraspand dan surga
yang harum dan menyenangkan, dan kekesalan serta keluhan apa yang kau punyai
atar mereka sampai-sampai engkau datang pada Ahriman, syetan-syetan serta neraka
yang kelam; kami akan menyiksa kamu, kami tidak akan belas kasihan kepadamu,
dan engkau akan merasakan penderitaan siksaan dalam jangka yang lama.

F.      Ajaran Tentang Kosmologi


Menurut ajaran Zarathustra alam sudah berusia 6000 tahun dan masih akan
berusia 6000 tahun lagi atau usia alam ini 12000 tahun lamanya. Sesudah 12000
tahun itu terjdi kiamat. Masa 12000tahun ini terbagi dalam beberapa periode:
a. Periode 3000 tahun pertama, yaitu masa Ahura Mazda menciptakan alam
semesta ini dalam bentik spiritual. Dalam masa ini Angra Mainyu, kodrat
kejahatan beserta 6 pembatunya menciptakan alam pula sebagai tandingan.
b. Periode 3000 tahun kedua, Ahura Mazda dana Angra Mainyu saling berlomba
dalam material, sama kuatnya, saling kalah mengalahkan. Terjadinya gelap dan
terang, siag dan malam dan sebagainya.
c. Periode 300 tahun ketiga, Zarathustra menerima wahyu dan menyiarkan kepada
umat manusia.
d. Periode 3000 tahun keempat, pada masa ini tiap seribu tahun akan muncul
seorang disebut Shaoshayat, yang memelihara dan memerintah bumi.

G.    Ajaran Tentang Eskatologi


Ajaran eskatologi dalam agama Zoroaster meliputi ajaran tentang kematian,
akhir segala perkara, kebangkitan kembali, pengadilan terakhir, dan tentang sorga
dan neraka.
a.       Kematian dan Pengadilan Saat Kematian
Menurut ajarna Zoroaster bukanlah akhir dari segala sesuatu, melainkan akan ada
suatu kehidupan baru bagi orang- orang yang benar ketika Ormadz menang.
Setiap roh manusia setelah mati akan bergentayangan selama tiga hari di dekat
jasad. Pada hari keempat, roh menghadapi pengadilan di atas “ Jembatan
Pembalasan”, jembatan yang dijaga oleh Dewa Rashu yang bertindak sebagai
hakim yangmenimbang perbuatna baik dan buruk manusia. Jika perbuatan
baiknya lebih berat roh diizinkan langsung menuju surga, tetapi jika perbuatan
buruknya lebih besar roh dimasukkan ke dalam neraka. Apabila perbuatan baik
dan buruk seimbang maka roh dibawa ke suatu tempat yang bernama
Homestagan atau tempat campuran.
b.      Hari Akhir, Hari Kebangkitan, Sorga dan Neraka
Hari akhir dalam Avesta dikenal dengan istilah Frashkereti, dimana kejahatan
akan dihancurkan, dan segala sesuatu yang lain kemudian dalm persatuan
sempurna dengan Ahura Mazda.

Dasar doktrinalnya adalah:


a. Kebaikan pada akhirnya akan menang atas kejahatan
b. Penciptaan awal adalah bagus, tetapi kemudian dirusak oleh kejahatan
(Ahriman)
c. Dunia pada akhirnya akan dikembalikan ke kesempurnaan pada waktu awal
penciptaan
d. Keselamatan bagi individu tergantung pada pikiran, perkataan dan perbuatannya.

Menjelang akhir zaman akan turun tiga juru selamat yaitu: Ausedar, Aushedar-
mah, dan Shayoshant. Kedatangan ketiganya akan menegakkan keadilan dan
memusnahkan kezaliman sehingga berdiri kerajaan Ahura Mazda di muka bumi
berlangsung seribu tahun dan baru kemudian alam semesta mengalami kehancuran
terakhir atau kiamat. Selanjutnya semua manusia mengalami kebangkitan kembali di
dalam suatu alam kehidupan penuh keadilan dan dihadapkan kepada
peradilanterakhir dari Ahura Mazda.

Terdapat konsepsi surga dan neraka pada agama Zoroaster. Konsepsi surga
merujuk pada suatu keadaan kembali kepada kehidupan dunia sebelum Ahriman
menghancurkannya. Dunia seperti awal penciptaan. Sedangkan neraka  merupakan
tempat penyucian dari noda- noda dosa dan bukan merupakan tempat penyiksaan
abadi. Tidak ada siksaan abadi dan akhirnya, semua manusia masuk surga. Neraka
adalah tempat tinggal Ahriman dan syetan- syetan.

Penutup
Sumber agama Zoroaster sama seperti sumber agama Hindu telah dijalankan di
India dan pengikut Zoroaster ada di Persia. Sumber asli dari agama yang sejenis dari
bangsa Arya adalah pemuja pada matahari. Ini adalah turunan langsung dari agama
nenek moyang nabi-nabi Yahudi juga. Tidak ada agama yang bisa lepas dari garis
keturunan ini.
Penganut Zoroaster, bahkan sampai saat ini, menyembah dewa Ahurmazd
dengan memandang dan membungkukkan badan pada matahari. Arti simbolis dari
ritual ini adalah pemujaan cahaya, dan khususnya satu Cahaya yang tidak serupa di
mana saja, yang bersinar pada semua benda, dan padanya kehidupan seluruh semesta
tergantung secara mutlak. Ini adalah pelajaran yang diberikan di masa lalu untuk
menyiapkan pikiran manusia agar menjadi suka pada cahaya, sehingga pada suatu
hari nanti jiwanya akan terbuka, dan cahaya dari dalam diri, Matahari Abadi,
pantulan yang pada permukaannya addalah matahari, dapat memberikan pengetahuan
dan dipuja.

Anda mungkin juga menyukai