Kekaisaran Persia adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang
berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. DR.SUPRIS YURIT SP.PD Kekaisaran Persia juga merupakan rangkaian monarki-dinasti yang INTERNIST berpusat di Persia/Iran dari masa Kekaisaran Akhemeniyah pada abad keenam sebelum masehi sampai Dinasti Qajar pada abad 20 PROFILE M. Langkahnya dalam mendalami Pendidikan Dokter Spesialis Bangsa Arya hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Penyakit Dalam mengantarkan dr. Iran yang bernama Kekaisaran Media (728 – 550 SM). Kekaisaran Supris Yurit M.Sc., Sp.PD untuk ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran. menangani berbagai keluhan dan Kemudian disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (546 SM) yang masalah kesehatan pada pasien didirikan oleh Koresh yang Agung (Cyrus yang Agung). dewasa dan lansia. Penanganan yang dilakukan mencakup semua PEMBAGIAN SEJARAH KEKAISARAN PERSIA organ tubuh bagiandalam. Saat ini, dr. Supris Yurit M.Sc., Sp.PD 1.1 Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM berpraktek di RS Primaya, RSUD, ... 330SM) dan Rosela Karwang. 1.2 Kekaisaran Seleukus (330SM ... 248SM) Beliau memiliki pengalaman selama kurang lebih 10 tahun di 1.3 Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM ... bidangnya. Sebagai seorang dokter 224M) yang telah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada ini telah 1.4 Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226 ... 651) banyak menangani kasus-kasus 1.5 Islam Persia (700 ...1400) penyakit dalam yang banyak dikeluhkan oleh para pasiennya. 1.6 Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan I Dokter yang satu ini terbilang ran Modern (1501 ... 1979) sangat ramah dimata para pasiennya
SOSIAL MEDIA INSTAGRAM @SUPRISYURITINTERNIST
ACTIVITIES AND INTERESTS
Traveling , Reading KERAJAAN PERSIA PADA MASA AWAL ISLAM Kondisi sosial pada masa dinasti sassania tidak lebih baik dari beberapa tahun lalu, ketika masih menggunakan sistem pemerintahan kerajaan. pembagian kelas pada masa dinasti sassania, amatlah tajam. kaum aristocrat dan para pendeta berkedudukan jauh lebih tinggi daripada golongan lainnya. Agama resmi dinasti ini adalah agama zaratustra. dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Agama ini merupakan agama suku Persia kuno yang dibawa orang Asia Tengah Mereka menyembah satu dewa, yaitu Ahura Mazda, yang diyakini ikut dalam peperangan suci melawan Ahriman (mewakili sikap diam) dan setan (mewakili kejahatan).
Para penguasa Sassania hanyalah sebagai satelit dari para
pendeta, dan jika mereka tidak menaati kaum rohaniawan maka mereka akan mendapatkan perlawanan yang keras yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, para penguasa lebih memperhatikan kaum pendeta daripada kaum yang lainnya
KAISAR KHOSRU PARVEZ / KHOSRU II
Raja-raja dinasti Sassania, pada umumnya gemar akan kemewahan dan kerakusan. Hal tersebut dapat dilihat pada istana- istana dinasti Sassania yang memiliki banyak permata dan barang mewah lainnya. Terutama pada salah satu permadani besar yang terbentang di balai salah satu istana yang bernama “Babaristani Kisra” yang dibuat dengan tujuan untuk menimbulkan gairah ketika berpesta ria dan selalu dapat melihat pemandangan indah musim semi yang menggairahkan Di antara raja-raja Sassania tersebut, yang paling gemar akan kemewahan adalah Khosru Parvez yang mempunyai ribuan istri, budak wanita, penyanyi dan pemusik di istananya. Hamzah Isfahani menggambarkan dalam bukunya Sani Mulukul Arz (raja-raja besar di dunia) bahwa “Khousru Parvez memiliki 3.000 istri, 12.000 penyanyi perempuan, 6.000 pengawal, 8.500 ekor kuda sebagai tunjangannya, 960 gajah dan 12.000 keledai untuk membawa bagasinya serta 1.000 unta.” Bahkan Thabari pun menambahkan, “Raja ini lebih gemar akan permata dan piring-piringan yang mewah ketimbang apapun.” KEDATANGAN ISLAM DAN PENGANGKATAN MUHAMMAD SEBAGAI NABI (611 M) BERTEPATAN DENGAN MASA PEMERINTAHAN KHOUSRU PARVEZ (590- 628 M) Pada masa itu, dunia yang beradab dikuasai oleh dua kekuatan yang besar, yaitu Romawi di Barat dan Persia di Timur. Kedua kerajaan ini selalu berperang dalam waktu yang lama untuk mendominasi pemerintahan dunia. Kaisar Khosru Parvez memiliki beberapa nama lain, misalnya Kaisar Ebrewez dan Khousru II. Ia adalah putra kaisar Murmuzad IV, putra dari
Kaisar Khosru I atau Kaisar Anusyirwan yang terkenal dengan
keadilannya. Ia dinobatkan menjadi raja setelah terbunuh pada tahun 590 M.
Raja yang juga sering disebut dengan Raja Kisra dalam tradisi Islam itu memerintah Dinasti Sassania selama periode 590-628 Masehi.
Tetapi, sayang, raja ke-22 Sassania tersebut mengingkari Tuhan,
bahkan memproklamasikan dirinya sendiri sebagai sosok yang harus disembah rakyatnya. Ia terkenal diktator dan otoriter sehingga ia dijuluki dengan Parvez, “Yang Selalu Berjaya”.
Kisah tentang kekufuran putra dari Hormizd IV (memerintah 579-
590 M) tersebut sampai di hadapan Muhammad SAW, tak lama setelah Allah SWT mengutusnya sebagai rasul pilihan. Rasul pun berencana mendakwahkan Islam kepada Chosroes II— panggilannya dalam tradisi Yunani—menggunakan jalur diplomasi kenegaraan.
Rasul mengutus Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi untuk
menghadap Khosru II beserta sepucuk surat. Isi dari surat itu secara umum mengajak sang raja agar memeluk Islam.
Isi surat Nabi itu berbunyi
Bismillahirrahmanirrahim
Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra Raja Persia.
Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan utusanNya, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang tiada sekutu baginya dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Aku menyeru tuan dengan seruan Islam. Sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepada seluruh manusia untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup dan orang yang membenarkan perkataan atas orang-orang kafir. Masuklah Islam niscaya tuan akan selamat. Namun jika tuan menolak, maka dosa orang-orang Majusi ada di pundak tuan.
Membaca surat itu Kisra marah dan merobek-robek surat itu
sambil berkata, ”Seorang budak yang hina dari rakyatku menulis namanya sebelum aku berkuasa.
Utusan Nabi pulang ke Madinah dan melaporkan sikap dan
perkataan Kisra Persia itu. Mendengar laporan itu, Rasulullah berkata, ”Allah akan mengoyak kerajaannya.” Di istana Persia, setelah merobek surat Nabi, Khosrau II mengirim utusan kepada Wali Negeri Yaman Badhan. Yaman di zaman itu masuk kekuasaan Persia. Dia memerintahkan Badhan mengirim utusan untuk Nabi Muhammad. ”Kirim utusan untuk menemui orang dari Hijaz itu. Lalu bawalah dia kepadaku,” perintah Kisra.
KEMATIAN KHOSRU II
Dua utusan Wali Negeri Yaman mengunjungi Rasulullah di
Madinah. Utusan ini dijadwalkan bertemu Nabi esok hari setelah kedatangannya. Ketika utusan ini menghadap, Nabi memberitahukan ada kudeta terhadap Kisra dan raja itu terbunuh.
Utusan itu kaget mendengarnya. ”Apakah Tuan sadar atas apa
yang Anda katakan?” kata utusan itu. ”Sebenarnya kami datang untuk memberi peringatan kepadamu. Sekarang, apa Tuan mau jika kami menulis perkataan Anda itu dan kami laporkan kepada raja?” katanya.
Esok harinya, Rasul memberi tahu utusan tersebut tentang kabar
tumbangnya Kisra II. Kedua delegasi tersebut menyangkal dan mengutarakan konsekuensi dari pernyataan Rasul, bahkan mengancam akan melaporkan pernyataan itu kepada Badzan.
“Silakan, sampaikan berita itu kepadanya dan katakan bahwa
agama dan kekuasaanku akan menorehkan kejayaan yang ditorehkan Kisra II. Katakan pula, jika Anda berislam, aku tidak akan mengganggu kekuasaannya dan ia tetap berhak memerintah kaumnya.”
Keduanya pun kembali ke Raja Badzan di Yaman dan
menyampaikan segala berita selama bertemu Rasul. Tak disangka, justru Badzan bersikap berbeda dan antusias. “Demi Allah, ini bukan kata seorang raja dan saya yakini dia seorang nabi seperti rumor selama ini, jika pun meleset, kita lihat nanti.”
Belum lama kemudian, datanglah surat dari putra Kisra II,
Shayrawaih. “Saya membunuh Kisra atas nama rakyat Persia. Ayahku menghalalkan segala cara dengan membunuh tokoh-tokoh Persia. Jika suratku ini sampai padamu, tetaplah taat sebagaimana ketaatanmu pada raja-raja sebelumku.
Lalu, pergilah ke laki-laki (yang dimaksud adalah Nabi), yang Kisra
II menulis surat padanya, tetap pantau dia hingga perintahku selanjutnya. Usai membaca surat itu, Badzan pun kaget luar biasa. Ia berkesimpulan bahwa Muhammad SAW adalah seorang nabi dan rasul, kemudian ia masuk Islam beserta segenap rakyatnya di Yaman.
Keangkuhan Kisra II dengan merobek-robek surat dari Rasul
berbuntut pada doa Rasulullah atas kekuasaan sang raja. “Allah akan memorak-porandakan kerajaannya,” sabda Rasul seperti yang tertulis dalam riwayat Abu Salamah.
Pergantian kekuasaan di Persia terjadi karena kudeta Putra
Mahkota Shiruyah kepada ayahnya yang didukung panglima Peroz. Khosrau II pamornya makin turun setelah beberapa wilayah dicaplok Romawi. Raja ini juga mengidap halusinasi sehingga dianggap gila. Khosrau II ditangkap dan dipenjara. Putra Mahkota naik tahta. Kemudian raja diasingkan ke sebuah daerah dalam pengawasan pejabat bernama Marasfand. Saat dalam pengasingan itulah dirancang pembunuhan Kisra.