Anda di halaman 1dari 3

Nama: Chaerunnisa Humairah Djasman

Nim: 21132021
Mk: Sejarah kebudayaan Islam
Prodi: Manajemen pendidikan islam
Tugas rangkuman

Sejarah kebudayaan islam

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan gabungan dari 3 suku kata yaitu sejarah, kebudayaan
dan islam. Masing-masing dari suku kata tersebut bisa mengandung arti sendiri-sendiri. Dari
ketiga kata tersebut setidaknya ada 2 kata yang diuraikan untuk membangun sebuah
pengertian dari sejarah kebudayaan islam, yakni sejarah dan kebudayaan.
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sejarah (ilmu) diartikan sebagai “pengetahuan atau
uraian tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi dimasa
lampau. Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah
“hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia sperti kepercayaan, kesenian dan
adat-istiadat. Jadi dari pengertian sejarah dan kebudayaan diatas bisa diambil pengertian
bahwa Sejarah Kebudayaan Islam merupakan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi
dimasa lalu yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.

 Arab pra Islam


Kata Arab berasal dari bahasa Semit. Kerajaan di Arab terdiri dari dua yaitu: Bizantium dan
Sasania, keadaan orang Arab sebelum islam sangat memprihatinkan karena mereka belum
bisa baca tulis dan juga sangat agresif. Kehidupan di Arab sebelum datangnya Islam dikenal
dengan istilah jahiliyah atau kebodohan. Masyarakat Jahiliyah ini identik dengan peradaban
yang sangat buruk. Pelacuran dimana-mana, pertumpahan darah, perbuatan keji yang tak
dapat diterima akal sehat. Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang Arab
menganut agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Shabi'ah dan penyembah berhala (paganisme).
Kondisi sosial bangsa Arab Jahiliyah memiliki klasifikasi berbeda-beda dimana kaum
bangsawan mendapat kedudukan terpandang. Mereka memiliki otoritas dan pendapat yang
mesti didengar. Adapun gaya hidup masyarakat Arab Jahiliyah terbiasa bercampur baur
antara kaum laki-laki dan perempuan. Boleh dikatakan kehidupan mereka jauh dari akal
sehat. Selain pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah sudah biasa di kalangan masyarakat
Arab Jahiliyah.
Orang Arab terekenal dengan sebutan Bani Hasyim (suku Quraisy) di mana mereka
memperebutkan wilayah yang subur dan juga memperebutkan sumber air.
 Islam pada masa khulafaurrasidin
Khulafaurasisin adalah pemimpin pengganti Nabi Muhammad SAW setelah wafat, khalifah
yang pertama adalah Abu bakar As-sidiq berkuasa dari 11-13H/624 M dan ketika itu Abu
bakar mampu memerangi orang yang murtad, nabi-nabi palsu, mengumpulkan dan juga
penulisan Al- qur’an, dan yang paling penting adalah memperluas wilayah dakwah Islam.
Khalifah yang kedua adalah Umar bin khatab (13-23H/623-644M) tida menunjuk kepada
keluarga dalam memilih pemimpin. Khalifah yang ketiga adalah Ustman bin affan
(23-35H/644-655M) beliau mampu mencetak Al-qur’an sebayak 7 eksplar dan masih terkenal
sampai sekang atau sering disebut dengan mushaf Usmani. Khalifah yanf terakhir adalah Ali
bin ab thalib (35-41H/655-666M) beliau melanjutkan kemajuan-kemajuan yang terjadi pada
khalifah-khalifah sebelumnya.
 Islam pada masa Bani Umayyah

Awal munculnya dinasti Umayyah karena berhentinya pemerintahan khulafaurrasidin.


Pemerintahan bani Umayyah bermulaa didirikan oleh Khalifah Ma’awiyaah bin abu sufyan di
kota Damaskus. Sebagai khalifah pertama, Muawiyah I dipandang dapat menghadirkan
budaya baru dalam sistem pemerintahan tata negara dan kehidupan beragama.Selama
memimpin, ia berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan kembali persatuan dalam wilayah
Islam.Muawiyah I juga berusaha membangun sistem pemerintahan monarki Islam dengan
menunjuk putranya, Yazid, sebagai putra mahkota.Keputusan ini kemudian diikuti oleh para
khalifah sesudahnya. Oleh sebab itu, Muawiyah I dianggap sebagai pembawa budaya baru
karena mendirikan sistem monarki dalam sejarah politik Islam.

 Islam pada masa Bani Abbasiyah

Pada masa Dinasti Abbasiyah yang paling terkenal atau yang paling jaya kemajuannya adalah
pada masa Harun Ar-rasyid beliau adalah sosok yang sangat taat beragama , suka
bercengkerama, cendekiwan yang berwawasan luas, menggemari tokoh-tokoh sastra dan
beiau sangat mengedpankan akal dari pada emosi. Kemajun-kemajuan yang dicapai oleh
Harun Ar-rasyid adalah: filsafat, astronomi, sains, kimia dan fisika, sastra dan music,
arsitektur dan seni rupa, matematika, tafsir, hadis, tasawuf dan hokum Islam.

Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lima abad yaitu tahun 132-656/750-1258 M,


menggantikan Daulah Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40-132 H/660-750 M).
Dengan tumbangnya Bani Umayyah maka kekuasaan berpindah ke tangan Dinasti
Abbasiyah.
Dinamakan Dinasti Abbasiyah dinisbahkan kepada paman Nabi Muhammad SAW Abbas bin
Abdul Mutholib karena para pendiri dan khalifahnya merupakan keturunan darinya. Khalifah
yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada
tahun 132-136 H/750-753 M. Dinasti Abbasiyah selama masa tersebut dipimpin oleh 37
khalifah.
Khalifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 124 H/1258 M dan
mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan. Hulogu Khan adalah cucu dari
Jengis Khan.
Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas As Safa, Abu
Jafar al-Mansyur, Harun ar-Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka
adalah para khalifah yang telah menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan
daulah Dinasti Abbasiyah. Setelah itu hampir tidak ada khalifah yang besar lagi. Hal ini
dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi dan saling berebut
kekuasaan.
Selama berkuasa Dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaannya, mulai dari berdirinya
hingga sampai pada masa pemerintahan Khalifah Al Watsik Billah tahun 232 H/879 M. Masa
tersebut merupakan masa yang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan dan
kejayaan bagi umat Islam hampir di segala bidang terutama bidang keilmuan dan menjadi
pusat peradaban dunia.
Dalam aktifitas pemerintahannya Dinasti Abbasiyah mengambil pusat kegiatan di kota
Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibukota negara. Dari sinilah segala kegiatan baik
politik, sosial, ekonomi, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan, dan lain-lain dijalankan.
Kota Bagdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki dan
tinggal di kota tersebut. Akibatnya semua bangsa yang menganut berbagai agama dan
keyakinan diijinkan bermukim di dalamnya. Bagdad pun menjadi kota internasional yang
sangat ramai dan di dalamnya berkumpul berbagai unsur, seperti Arab, Turki, Persia,
Romawi, Qibthi, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai