Anda di halaman 1dari 8

Seri Publikasi Pembelajaran

Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

PENGEMBANGAN MEDIA POP UP BOOK BERBASIS SEJARAH


LOKAL KALIMANTAN SELATAN UNTUK MENUNJANG
PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI

Muhammad Rico, Muhammad Alian Noor, M.Riduan, Mita Lestari, Rahmatullah


Email: 2010111210027@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk media pembelajaran berupa Pop Up
pada materi Sejarah lokal kota Banjarmasin. Media pop up digunakan untuk pembelajaran
sejarah pada kelas XI MIA 1 di SMAN 9 Kota Banjarmasin. Tujuan dari penulisan ini
adalah menghasilkan produk media untuk pembelajaran sejarah. Media telah melalui
validasi ahli materi, ahli media, uji coba produk pada kelompok kecil maupun kelompok
besar. Berdasarkan validasi dan uji coba, media dinyatakan valid, sehingga dapat digunakan
dalam pembelajaran sejarah pembelajaran sejarah masuk dalam mata pelajaran IPS, untuk
SMA berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Posisi ini memang sangat mempengaruhi
performansi pembelajaran sejarah di sekolah. Di tingkat SD dan SMP karena tidak
berdiri sendiri, mata pelajaran sejarah harus menyesuaikan dengan persoalan substansi
akademis dan teknis yang tidak mungkin dihindari. Secara khusus, berkenaan dengan
substansi akademis menyangkut mata pelajaran sejarah jenjang SMA berisikan muatan
peristiwa sejarah yang padat dan jumlah jam pelajaran yang berbeda dengan jurusan
lain. Oleh karena itu, terdapatkonsekuensi yang harus dihadapi oleh guru mata pelajaran.

Kata Kunci : Kelas XI, media pembelajaran pop up, SMAN 9 Banjarmasin.

A. PENDAHULUAN
Ketika mendengar kata sejarah, di benak banyak orang selalu muncul kata bosan,
monoton dan sering dihubung-hubungkan dengan cerita masa lalu yang patut untuk
dilupakan. Ditambah dengan penampilan pihak penyampai materi sejarah yang kuno dan

1
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

terkesan kaku semakin menambah kesan negatif pada pembelajaran sejarah. Kurangnya
minat generasi muda terhadap sejarah adalah karena mereka menganggap bahwa sejarah itu
kuno karena hanya mempelajari masa lalu saja. Mereka tidak menyadari bahwa kehidupan
dan keseharian mereka mulai dari lahir ke dunia sampai meninggal semua itu tidak lepas
dari sejarah. Selain menganggap bahwa sejarah itu kuno, mereka juga menganggap bahwa
sejarah itu tidak penting dan merupakan pembelajaran yang sangat membosankan karena
terlalu banyak teorinya. Kondisi proses belajar mengajar sejarah di sekolah juga masih
lebih banyak didominasi pada penekanan aspek pengetahuan sejarah. Masih sedikit
kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada keterlibatan siswa dalam proses belajar itu
sendiri. Pembelajaran hanya menekankan aspek kognitif semata, kurang melibatkan siswa
sehingga siswa kurang mandiri dalam belajar dan bahkan membuat siswa cenderung pasif,
misalnya di ruang kelas siswa hanya diam, mendengar dan mencatat.

B. KONSEP DAN TEORI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

Melalui proses pengamatan pembelajaran sejarah di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 9


Banjarmasin didasarkan pada pengalaman penulis yang pernah menempuh sekolah disana
selama 3 tahun terlihat belajar hanya menggunakan buku yang disediakan dari sekolah.
Berdasarkan hal di atas, penulis merasa perlu adanya inovasi dalam pembelajaran. Salah
satu inovasi dalam pembelajaran adalah dengan menciptakan atau membuat sebuah produk
yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar dan mempelajari sesuatu. Singkatnya,
yaitu produk yang diciptakan sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di


sekolah. Melalui media pembelajaran guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Media pembelajaran
dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar
yang akan disajikan. Salah satu media pembelajaran adalah Pop Up Book.

Pop Up Book merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau
memiliki unsur tiga dimensi. Pop Up Book sekilas hampir sama dengan origami, dimana

2
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

kedua seni ini mempergunakan teknik melipat kertas. Jenis Pop Up Book beragam dari
yang sederhana hingga yang sulit dalam proses membuatnya.

pihak sekolah mendukung adanya kegiatan pengembangan media pembelajaran dalam


pembelajaran sejarah, sebagai variasi, namun tidak semua Kompetensi Dasar (KD)
menggunakan media pop up. Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis akan melakukan
pengembangan media pembelajaran dengan tujuan menghasilkan sebuah produk media
pembelajaran Pop Up Book. Namun, dalam materi yang berhubungan dengan sejarah lokal.
Materi yang dipilih penulis adalah KD 3.10 Kelas XI Sejarah Indonesia, Menganalisis
strategi dan bentuk perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. KD yang bersifat nasional ini dipersempit
lagi dengan terfokus di Kalimantan selatan

Wilayah Kelayan merupakan tempat yang strategis untuk bergerilya. Selain itu, juga
mempunyai potensi besar karena adanya pusat pembangkit tenaga listrik Nederlandsch
Indische Waterkract Electrische Maatschapij (NIWEM). Pembangkit listrik ini memasok
kebutuhan listrik ke Surabaya, Malang dan Kediri. Sejak musuh menduduki Surabaya dan
kemudian Malang, aliran listrik ke daerah tersebut diputuskan, sehingga aliran listrik dari
Mendalan hanya dialirkan ke Kediri.

Pemilihan topik tersebut diambil oleh penulis juga sebagai bentuk kepedulian terhadap
sejarah Lokal yang ada karena penulis menemui sebagian pelajar tidak mengetahui
peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan monumen 17 Mei Hal tersebut
diperkuat dengan hasil angket yang telah disebar pada 19 Oktober 2022 mengenai sejarah
lokal yang ada dikalimantan selatan Dari 29 angket, sebanyak 28 siswa menjawab tidak
mengetahui latar belakang pembangunan Monumen dibangun nya tugu 17 Mei disini
Kemudian, dari hasil wawancara dengan guru pamong kelas XI diketahui bahwa
pembelajaran di kelas tidak menyinggung tentang sejarah lokal, karena terbatasnya waktu
pembelajaran yang tersedia dan sejarah lokal sanggat sedikit ada dimateri pembelajaran
sejarah oleh buku yang dibuat oleh kemendikbud.

3
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

C. METODE

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbentuk Pop


Up Book pada mata pelajaran sejarah dengan materi sejarah lokal dibangun nya tugu 18
Mei yang ada dikalimantan selatan Pada masanya Tingkat kelayakan media pembelajaran
Pop Up Book dengan materi sejarah lokal ini diketahui melalui oleh ahli media dan uji
coba penggunaan oleh siswa.

Prosedur penelitian yang dilakukan penulis dalam konsep ini dan pengembangan ini
diadaptasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh
Borg & Gall, namun dengan pembatasan. Borg & Gall (dalam Emzir, 2013:271)
menyatakan bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk
membatasi langkah penelitian. Penerapan langkah-langkah penulisan dan pegembangannya
disesuaikan dengan kebutuhan penulis Mengingat keterbatasan waktu dan dana yang
dimiliki oleh peneliti, maka langkah-langkah tersebut disederhanakan menjadi empat
langkah. Langkah penelitian dan pengembangan mengenai analisis media pembelajaran
sejarah di era teknologi informasi berbasis sejarah lokal yang menunjang pembelajaran
dikelas menambah hal baru menarik dalam pembelajaran nya.

D. IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH (POP UP)

• Pengembangan Media Pembelajaran Pop Up

Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi, muatan materi di dalam media yang
dikembangkan memperoleh skor 67 dari skor maksimal 80. Persentase yang diperoleh yaitu
83,75% dan termasuk dalam kriteria cukup valid. Berdasarkan hasil tersebut, Pop Up
pembelajaran sejarah di SMAN 9 Banjarmasin sanggat valid untuk digunakan dalam
menunjang proses kegiatan pembelajaran dikelas tidak terfokus pada buku ajar saja.

Berdasarkan hasil validasi dari ahli media, media pembelajaran Pop Up di SMAN 9
Kota Banjarmasin yang dikembangkan memperoleh skor 69 dari skor maksimal 72.

4
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

Persentase yang diperoleh yaitu 95,83% dan termasuk dalam kriteria sangat valid.
Berdasarkan hasil tersebut, Pop Up media pembelajaran sejarah valid untuk digunakan
dalam kegiatan pembelajaran berlangsung dikelas.

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil, media pembelajaran Pop Up Palagan
Mendalan yang dikembangkan memperoleh persentase 79,5%, dengan kriteria cukup
valid. Berdasarkan hasil uji coba kelompok besar, media pembelajaran Pop Up Palagan
Mendalan yang dikembangkan memperoleh persentase 85,15%, dengan kriteria sangat valid.

1. Pembelajaran Sejarah

Menurut mutiani Pembelajaran Sejarah merujuk pada nama mata pelajaran yang
tersaji pada jenjang pendidikan berbeda di Indonesia. Jenjang SD dan SMP pembelajaran
sejarah masuk dalam mata pelajaran IPS, untuk SMA berdiri sendiri sebagai mata
pelajaran. Posisi ini memang sangat mempengaruhi performansi pembelajaran sejarah
di sekolah. Di tingkat SD dan SMP karena tidak berdiri sendiri, mata pelajaran sejarah
harus menyesuaikan dengan persoalan substansi akademis dan teknis yang tidak
mungkin dihindari. Secara khusus, berkenaan dengan substansi akademis menyangkut
mata pelajaran sejarah jenjang SMA berisikan muatan peristiwa sejarah yang padat
dan jumlah jam pelajaran yang berbeda dengan jurusan lain. Oleh karena itu, terdapat
konsekuensi yang harus dihadapi oleh guru mata pelajaran.

Widja (1989: 30) dalam Mustika Zahro (2017: 2) mengatakan bahwa, pembelajaran
sejarah adalah bagian ilmu yang terdapat tujuan agar peserta didik mampu untuk
membangun kesadaran terhadap waktu dan tempat yangmerupakan bagian dari proses masa
lalu sehingga menimbulkan rasa pada peserta didik bahwa mereka merupakan bagian dari
Indonesia dan bangga terhadap tanah air. Heri Susanto (2014: 36) menyebutkan,
pembelajaran sejarah yang sesuai dengan kaidah akan membentuk pemahaman sejarah
yang baik, selain itu pembelajaran sejarah juga harus mengarah pada pemahaman serta
menghayati nilai-nilai yang ada pada setiap cerita sejarah tersebut. Dengan materi yang ada
pada pembelajaran sejarah, diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi dari peserta
didik dalam mengenal dan memaknai nilai-nilai para pejuang pada masa lampau dalam

5
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

mempertahankan sebuah kemerdekaan. Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu


proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang murid dan guru. Dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara luring maupun daring.
Dari berbagaicara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing baik bagi
gurumaupun siswa.

2. Hasil belajar
Menurut Susanto (2016: 5) hasil belajar dapat dimaknai sebagai suatu perubahan-
perubahan yang dialami siswa itu sendiri, baik menyangkut aspekkognitif, prikomotik, dan
afektif sebagai hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan. Menurut Husamah, Pantiwati,
Restian dan Sumarsono (2018: 20) hasil belajar hakekatnya yaitu adanya perubahan
perilaku sebagai hasiladanya proses belajar yang ditandai dengan perubahan pengetahuan,
keterampilan, pemahaman dan sikap yang meliputi ranah pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). MenurutSuprijono (2010: 7) hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan tidak hanya satu aspek potensi kemanusiaan
saja.Selanjutnya, menurut Lindgreen (dalam Thobroni 2015: 22) hasil pembelajaran
meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja. Hal ini berarti, hasilpembelajaran yang dikategorisasikan
oleh para pakar pendidikan sebagamana disebutkan di atas tidak dilihat secara terpisah,
tetapi secara komprehensif. Wahyuningsih (2020: 65) hasil belajar adalah hasil yang telah
dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang dapat dinyatakan dengan simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan kualitas kegiatan individu dalam proses tertentu. Dari
yang sudah dipaparkan di atas, diharapkan adanya perubahan pada proses pembelajaran
sejarah dengan media pembealajaran sejarah berbasis pop up pada saat di kelas.
Efektivitas dalam proses belajar merupakan bentuk perubahan yang diharapkan, agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tidak membosankan. Selain itu, dengan
digunakannya media pembelajaran sejarah secara dengan media nilai-nilai kesejarah yang
ingin disampaikan tercapai dan diterapkan dengan baik oleh setiap peserta didik.

6
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

A. KESIMPULAN

Penulisan dan pengembangan ini menghasilkan Pop Up Media Pembelajaran Sejarah


Lokal pada Kompetensi Dasar Menganalisis Strategi Bangsa Indonesia Mempertahankan
Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda untuk peserta didik kelas XI SMA/MA
semester genap. Hasil uji kelayakan pop up secara keseluruhan menurut ahli materi, ahli
media dan uji coba lapangan kelompok kecil maupun kelompok besar adalah valid dan
layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran. Pop Up telah melalui beberapa
tahapan validasi dan uji coba yang dilakukan di kelas XI SMAN 9 khususnya XI MIA 1.
Hasil validasi Pop Up Palagan Mendalan pada masing-masing tahapan yaitu (1) persentase
validasi ahli materi sebesar 83,75% dan Pop Up Palagan Mendalan dinyatakan cukup valid.
(2) persentase ahli media sebesar 95,83% dan Pop Up Palagan Mendalan dinyatakan sangat
valid. (3) persentase hasil uji coba kelompok kecil sebesar 79,5% dan Pop Up Palagan
Mendalan dinyatakan cukup valid. (4) persentase hasil uji coba kelompok besar sebesar
85,15% dan Pop Up di SMAN 9 Banjarmasin dinyatakan sangat valid digunakan.

B. SARAN

Penulisan dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa pembelajaran Pop Up


Palagan Mendalan dapat dimanfaatkan semua pihak dalam melakukan pembelajaran untuk
siswa SMA/MA. Saran pemanfaatan produk dijelaskan sebagai berikut Saran untuk Peserta
Didik: peserta didik diharapkan dapat menggali dan memperluas pengetahuan tentang
sejarah terutama pada materi strategi Bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Sekutu dan Belanda yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 Revisi. Saran untuk Guru Sejarah: guru sebelum
menggunakan media pop up, perlu mempelajari dahulu materi strategi Bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda khususnya di wilayah
Malang Barat. Guru juga diharapkan turut andil dalam pengembangan materi sejarah yang
dapat dijadikan media pembelajaran dengan pop up.

7
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2 (2021): Media Pembelajaran Sejarah

REFERENSI

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Arikunto, S. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud, Dirjen PT.

Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif&Kualitatif. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Khoiriyah. 2015. Pengembangan Pop Up Book Berbasis Inkuiri Pada Materi Kerajaan
Majapahit Unuk SMA/MA Kelas XI Sejarah Peminatan. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Ruseffendi. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya.


Semarang: IKIP Semarang.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Wijaya, Y. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Pop Up Book sebagai


Penunjang Materi Peninggalan Kebudayaan Hindu-Buddha berbasis Koleksi
Museum Wajakensis Tulungagung pada Peserta Didik Kelas X MAN
II Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai