Anda di halaman 1dari 27

1

PENERAPAN METODE QUANTUM TIPE MIND MAPPING


DENGAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KESEJARAHAN
SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI

NINIK RAHAYU
K4412057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2015

PENGESAHAN
Proposal ini disetujui dan disahksn guna memenuhi syarat untuk
menyusun skripsi pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari

Tanggal

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Hermanu Joebagio

Musa Pelu, S.,Pd.,M,Pd

NIP.195603031986031001

NIP. 197304302006041017

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Drs. Herimanto, M.Pd.,M.Si


NIP. 196610291991121001

1ii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
BAB II ..................................................................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................................6
1. Pembelajaran Sejarah di SMA ............................................................. 6
2. Metode Quantum tipe Mind Mapping .................................................. 8
3. Media Time Line ................................................................................... 11
4. Berpikir Kesejarahan........................................................................... 11
B. Penelitian yang Relevan ...........................................................................12
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................12
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................14
BAB III ................................................................................................................... 6
I. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................6
II. Subjek Penelitian ........................................................................................7
III. Data dan Sumber Data ...............................................................................7
IV. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................8
V. Uji Validitas Data ......................................................................................10
VIII.Teknik Analisis Data ...............................................................................10
IX. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................................11
X. Prosedur Penelitian ...................................................................................11
Sintak/ Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran ....................................................... 13

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran wajib di berbagai tingkat
pendidikan yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah
Menengah Atas. Mata pelajaran sejarah dianggap penting karena:
Sejarah memiliki potensi untuk menjadikan kita manusia yang
berprikemanusiaan, hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh semua mata
pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah (Sam Wineburg,2006).
Pada penelitian ini pembelajaran sejarah yang dilihat akan difokuskan pada
pembelajaran sejarah di tingkat Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan
peraturan Mendiknas, mata pelajaran sejarah di tingkat Sekolah Menegah Atas
antara lain bertujuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu, tempat
dan peristiwa masa lampau.
2. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah didasarkan pada
pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.
3. Menumbuhan apresasi dan penghargaan terhadap peninggalan sejarah.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah dimana sejarah masih berproses dari
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. (Leo Agung,2013:58)
Pembelajaran sejarah di tingkat SMA bertujuan agar peserta didik
memperoleh kemampuan berpikir kesejarahan dan menumbuhkan rasa cinta
terhadap tanah air yang dapat di implementasikan dalam kehidupan seharihari. Penelitian ini akan difokuskan pada pencapaian salah satu tujuan sejarah
yaitu memperoleh kemampuan berpikir kesejarahan.
Kemampuan berpikir kesejarahan merupakan salah satu aspek dalam
membangun kesadaran peserta didik mengenai

pentingnya urutan waktu,

tempat dan peristiwa di masa lampau. Kemampuan berpikir kesejarahan


terdiri dari: (1) Kemampuan dasar yang meliputi keterampilan berpikir

kronologis, keterampilan mengidentifikasi kesinambungan dan perubahan, dan


keterampilan menganalisis sebab dan akibat (2) Keterampilan penelitian
sejarah yang meliputi keterampilan membangun arti penting sejarah,
keterampilan

merekam

data/informasi/sumber

sejarah,

keterampilan

menggunakan dan menganalisis sumber-sumber sejarah, dan keterampilan


melaporkan hasil penelitian sejarah (Ofianto,2015). Kemampuan berpikir
kesejarahan siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran sejarah
dengan menyajikan peristiwa sejarah secara kronologis.
Urutan peristiwa secara kronologis dalam masa lampau adalah
fundamental dalam setiap pengetahuan sejarah (Sartono Kartodirdjo,1992:33).
Urutan waktu dan

peristiwa secara kronologis merupakan dasar dalam

pengetahuan sejarah untuk menghindari kekeliruan dalam memahami


peristiwa sejarah. Pengetahuan sejarah siswa bersumber pada buku pelajaran
sejarah. Buku pelajaran sejarah (LKS) memuat materi dan latihan soal sejarah.
Materi sejarah berkisar pada beberapa peristiwa masa lalu contohnya peristiwa
perkembangan suatu kerajaan. Berbagai peristiwa sejarah yang dituliskan
dalam buku pelajaran seolah-olah berada pada lingkungan yang jauh. Tulisan
yang disajikan menuntut siswa untuk menghafal semua informasi yang ada di
buku. Selain itu, materi sejarah dalam buku pelajaran menyajikan rentetan
peristiwa yang kurang memperhatikan urutan waktu. Pengabaian urutan waktu
dalam pembelajaran sejarah menimbulkan kebinggungan bagi siswa untuk
memahami peristiwa sejarah. Hal tersebut dibuktikan melalui observasi yang
penulis lakukan selama pelaksanaan model les PPL (September 2015) di kelas
XI IPS 2 SMA Negeri 3 Boyolali penulis mendapati siswa yang masih
kesulitan dalam mengingat hal-hal faktual dalam peristiwa sejarah (waktu,
nama tokoh dan tempat)

dan mengalami kekeliruan dalam memahami

berbagai peristiwa penting. Hal tersebut menjadi masalah dalam proses


pembelajaran sejarah, mengingat konsep ruang dan waktu merupakan
komponen penting dalam pembelajaran sejarah.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah tergantung pada
proses pembelajaran yang dialami siswa. Proses pembelajaran merupakan

suatu sistem yang sengaja direncanakan dengan memodifikasi berbagai


kondisi, diarahkan untuk mencapai tujuan yang termuat dalam kurikulum.
Pada umumnya, proses pembelajaran berlangsung di sekolah secara klasikal di
suatu ruangan belajar terdiri dari 30-35 orang siswa. Pembelajaran klasikal
mengharuskan guru dapat memberikan pembelajaran yang efektif bagi siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas XI IPS 2 terdapat beberapa
permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif.
Permasalahan tersebut antara lain:
1. Guru masih menggunakan metode konvesional dengan menerangkan
materi pembelajaran berdasarkan buku LKS dan siswa menyimak
keterangan guru kemudian mencatatnya.
2. Media power point yang digunakan guru berisi catatan panjang
membuat siswa lebih tertarik untuk mencatat isi slide yang ada di
power point daripada harus mendengar pejelasan dari guru.
3. Beberapa siswa terlihat sedang bersenda gurau dengan teman
sebangkunya, mendengarkan musik dari handphone dan tidur saat
pembelajaran berlangsung.
4. Beberapa siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran sejarah
5. Siswa membuat pertanyaan yang diluar kurun waktu peristiwa sejarah
yang sedang diajarkan oleh guru.
6. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang
memahami konsep-konsep faktual seperti nama tokoh, waktu, tempat
dan peristiwa penting.
Keberhasilan pembelajaran sejarah dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Proses pembelajaran sejarah berhasil apabila hasil belajar seluruh siswa dalam
suatu kelas telah mencapai nilai minimum (KKM) yang telah ditetapkan tiap
sekolah.

Nilai niminum (KKM) yang hars dicapai siswa SMA Negeri 3

Boyolali dalam mata pelajaran sejarah adalah 75. Namun, ketuntasan hasil
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 belum mencapai 100%. Sebanyak 11
siswa (34%) telah lulus KKM dan 21 siswa (66 %) belum lulus KKM.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam

proses pembelajaran

sejarah di kelas XI IPS 2 tersebut, maka perlu adanya upaya untuk


memperbaiki masalah tersebut sehingga tujuan pembelajaran sejarah dapat
tercapai. Guru sejarah kelas XI IPS 2 telah berupaya untuk mengubah metode
yang digunakan dalam pembelajaran dan menyajikan pembelajaran secara
menarik dengan sesekali diselingi humor, namun belum sepenuhnya bisa
memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas XI IPS 2. Untuk itu muncul
keinginan penulis untuk memodifikasi proses belajar mengajar terutama
dengan memberikan tindakan pada metode dan media pembelajaran yang
digunakan. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menerapkan metode quantum learning tipe mind mapping dengan
media timeline. Model mind mapping merupakan model pembelajaran
berabasis peta pikiran menggunakan teknik pencatatan yang lebih kreatif dan
menggabungkan berbagai ide atau gagasan melalui sebuah topik yang
diberikan oleh guru. Dalam penerapannya siswa membentuk kelompokkelompok belajar yang beranggotakan dua sampai empat orang dengan
kemampuan yang berbeda sehingga memungkinkan siswa saling bertukar
pikiran pendapat untuk mengembangkan kemampuannya dan berlatih untuk
menemukan alternatif jawaban dari suatu permasalahan yang dikemukakan
oleh guru. Metode quantum learning tipe mind mapping digunakan untuk
meningkatakan pengetahuan sejarah siswa.

Selain itu, media time line

digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar


dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dengan urutan waktu yang tepat.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di sekolah serta kajian pustaka
yang dilakukan oleh peneliti, untuk itu peneliti membuat judul Penerapan
Metode Quantum tipe Mind Mapping dengan Media Time Line untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kesejarahan Siswa

B. Rumusan Masalah
Berdasakan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana penerapan metode Quantum tipe mind mapping dengan media
time line dapat meningkatkan kemampuan berpikir kesejarahan dan hasil
belajar siswa di SMA Negeri 3 Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir
kesejarahan dan hasil belajar siswa melalui metode Quantum tipe Mind
Mapping dengan media timeline pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2
SMA Negerei 3 Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang apat
dijadikan dasar penelitian lebih lanjut.
b. Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori di bidannng
pendidikan tentang penggunaan metode Quantum

tipe mind

mapping.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa termotivasi sehingga senang belajar mata pelajaran sejarah.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan metode Quantum
tipe mind mapping dengan media timeline dalam proses belajara
mengajar di kelas sebaga upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Memberian sumbangan dalam rangka perbakan pembelajaran dan
peningkatan mutu proses pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan
metode Quantu tipe mind mapping dengan media timeline

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Sejarah di SMA
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara
guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang
ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk
gaya belajar, maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
Secara umum pembelajaran dilukiskan sebagai upaya orang yang
bertujuan untuk membantu orang lain belajar.

Dalam

pembelajaran

titik beratnya bukan hal mengajar melainkan pada semua kejadian


yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap belajar (Gredler,
1994: 205). Pembelajaran sejarah dapat dikaitkan dengan pengertian
pembelajaran

menurut

Wasty

Soemanto

(1998:

102),

yaitu

pembelajaran sejarah diartikan sebagai upaya yang sistematis dan


disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi agar peserta didik
melakukan

kegiatan

belajar

ilmu

sejarah.

Dalam

kegiatan

pembelajaran tersebut terjadi interaksi edukatif antara peserta didik


yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan
kegiatan pembelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sejarah guru dituntut
untuk mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga membantu
siswa mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Dengan
pengertian lain seorang guru sebelum mengajar harus menyusun
persiapan yang dikenal dengan istilah strategi atau pendekatan
pembelajaran. Strategi atau pendekatan pembelajaran adalah kegiatan

yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat


memberikan kemudahan atau fasilitas kepada siswa untuk tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan,
sikap dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini. Tujuan
lain pembelajaran sejarah adalah :
1) Mendorong siswa berfikir kritis-analitis dalam memanfaatkan
pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan
masa kini dan yang akan datang.
2) Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari.
3) Mengembangkan kemampuan intelektual dan ketrampilan
untuk

memahami

proses

perubahan

dan

keberlanjutan

masyarakat.
b. Pembelajaran Sejarah di SMA
Pembelajaran sejarah disekolah bertujuan agar siswa memperoleh
kemampuan berfikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui
pembelajaran sejarah, siswa mampu mengembangkan kompetensi
untuk berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang
masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan
proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman
sosial budaya dalam rangka menemukan menumbuhkan jati diri
bangsa ditengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Pengajaran
sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya keragaman
pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya cara
pandang yang berbeda.
Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan
adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam
dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran
sejarah dalam menemukan, memahami dan menjelaskan jati diri

bangsa dimasa lalu, masa kini dan masa depan ditengah-tengah


perubahan dunia. ( Leo Agung dan Sri Wahyuni, 2013: 56).
2. Metode Quantum tipe Mind Mapping
a.

Hakikat Quantum
Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang
bereksperimen dengan suggestology.
Sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi hasil belajar dan setiap detail apapun
memberikan sugesti postif ataupun negatif. Beberapa teknik yang
digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan
murid secara nyaman, memasang musik di dalam kelas, meningkatkan
partisipasi individu, meggunakan poster-poster untuk memberi kesan
besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang
terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif. (Bobby de Potter,
2013:14)
Quantum Learning merupakan suatu cara mendesain proses
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Sugesti
positif dan musik diberikan kepada siswa untuk memunculkan
semangat siswa saat pembelajaran akan dimulai. Posisi duduk siswa
diatur sedemikian rupa agar antar siswa dapat berinteraksi dengan baik
saat proses pembelajaran berlangsung akan meningkatkan partisipasi
individu.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum


Menurut Bobby de Potter (2007:10) Langkah-langkah dalam
Quantum Learning dikenal dengan istilah TANDUR yang meliputi:
1) Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan Apakah Manfaat BagiKu
(AMBAK) dan manfaatkan kehidupan pelajar.
2) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti
semua pelajar.
3) Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah
masukan.
4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa


mereka tahu.
5) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan
Aku tahu dan memang tahu ini.
6) Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
c.

Pembelajaran Metode Quantum tipe Mind Mapping


Mind Mappinng adalah teknik pencatatan dikembangkan pada
1970-an oleh Tony Buzan. Mind Mapping menggunakan pengingatpengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang
berkaitan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu
ingatan

yang

mudah.

Mind

mapping

merupakan

cara

pencatatanmenyenangkan dengan menggunakan simbol-simbol buatan


sendiri yang membuat catatan gampang diingat (Bobby dePotter,2013:
152).
Menurut Bobby de Potter (2013:156-157)

langkah-langkah

membuat mind mapping adalah:


1) Mulai dengan menuliskan topik pada bagian tengah halaman.
Tulis gagasan utama pada bagian tengah halaman kertas dan
lingkupi dengan lingkaran, persegi atau bentuk lain. Hal ini sebagai
pendorong untuk mendefinisikan gagasan inti subjek yang
dipelajari sebagai titik awal pembelajaran yang efektif. Tema
pokok inti dibuat dengan ukuran cukup kecil sehingga tersedia
ruang untuk memperlihatkan dengan jelas sub-sub tema di
sekelilingnya. Sub-sub tema tersebut dapat dihubungkan dengan
tema pokok dengan menggunakan garis.
2) Buatlah cabang-cabangnya.
Tambahkan cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap point
atau gagasan utamanya. Berpijak pada tema pokok buatlah

10

cabangnya ke semua arah. Jumlah cabangnya bervariasi tergantung


jumlah segmennya. Namun batasilah cabang utama antara lima
sampai tujuh cabang dan jangan terlalu banyak.
3) Gunakan kata-kata kunci.
Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang
dikembangkan untuk lebih rinci. Kata kunci adalah kata yang
menyampaikan inti sebuah gagasan dan memudahkan memicu
ingatan kita. Sasaran peta pikiran adalah hanya menangkap faktafakta penting sehingga ketika ditinjau ulang akan memicu ingatan
terhadap semua subjek pelajaran. Gunakan kata kerja atau kata
benda kunci dengan huruf kapital tebal.
4) Tambahkan

simbol-simbol

dan

ilustrasi-ilustrasi

untuk

mendapatkan ingatan yang lebih baik.


5) Gunakan huruf kapital Tulis dan ketik secara rapi dengan
menggunakan huruf kapital.
6) Tuliskan gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih
besar. Tulisan dengan huruf besar sehingga dapat membedakan
konsep yang lebih penting.
7) Hidupkan peta pikiran dengan hal-hak yang menarik.
Gambarkan peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan
diri kita sesuai dengan selera.
8) Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal Bersikap
kreatif dan berani Lakukan sendiri dan jangan takut salah atau
jelek.
9) Gunakan sebanyak mungkin gambar yang memang membantu
pemahaman.
10) Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan gagasangagasan.
11) Buatlah peta pikiran secara horizontal agar dapat memperbesar
ruang bagi setiap gagasan.

11

3. Media Time Line


Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu bentuk jamak dari medium
yang berarti sesuatu yang berada ditengah/ diantara atau bisa juga berarti
sebuah alat. Media dapat diartikan sebagai suatu alat atau perantara yang
mengantarkan suatu

informasi.

Menurut ACET (Association

for

Educational Communications and Technology) media sebagai segala


bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Briggs dalam
Anitah (2009: 123) media pembelajaran pada hakikatnya adalah peralatan
fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Media
tersebut ialah buku, videotape, slide suara, slide guru, tape recorder atau
modeul yang merupakan salah satu komponen untuk menyampaikan
pembelajaran. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Gagne dalam Daryanto,
2010:157).
Sedangkan

definisi

pembelajaran

menurut

Sudjana

(dalam

Sugihartono, 2007: 80) merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan


sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
perantara untuk menyampaikan informasi berupa materi pelajaran dari
guru kepada peserta didik sehingga dapat menarik perhatian dan minat
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
Bagan garis waktu ( time line chart) bermanfaat untuk
menggambarkan hubungan antara peristiwa dan waktu. Pesan-pesan
tersebut disajikan dalam bagan secara kronologis

4. Berpikir Kesejarahan
Kemampuan berpikir kesejarahan merupakan salah satu aspek
dalam membangun kesadaran peserta didik mengenai pentingnya urutan
waktu, tempat dan peristiwa di masa lampau. Kemampuan berpikir
kesejarahan

terdiri dari: (1) Kemampuan dasar yang meliputi

12

keterampilan

berpikir

kronologis,

keterampilan

mengidentifikasi

kesinambungan dan perubahan, dan keterampilan menganalisis sebab dan


akibat (2) Keterampilan penelitian sejarah yang meliputi keterampilan
membangun

arti

penting

data/informasi/sumber

sejarah,

sejarah,

keterampilan

keterampilan

merekam

menggunakan

dan

menganalisis sumber-sumber sejarah, dan keterampilan melaporkan hasil


penelitian sejarah (Ofianto,2015)

B. Penelitian yang Relevan

A. Winarto, Heni (2014) Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan


Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)

B. Meca Fatma (2010) dengan judul Peneraan Model Mind Mapping untuk
Meningkatkan Kretivitas dan Prestasi Belajar IPS Terpadu pada Siswa
Kelas VII A SMP Walisong Gempo di Pasuruan

C. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berpikir disusun sebagai berikut:
A. Perkembangan materi pembelajaran sejarah yang disesuaikan dengan
perkembangan kurikulum pada kompetensi dasar harus dicapai sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran sejarah. Materi
Sejarah yang banyak dan saling berkaitan dibutuhkan kemampuan
guru untuk memodifikasi proses pembelajaran dengan tepat dan
efektif. Modifikasi proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
mengubah metode yang telah digunakan. Dalam hal ini,

penulis

mengubah proses pembelajaran menggunakan metode konvesional


menjadi proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran mind
mapping. Penggunaan model mind mapping dipilih karena melalui
mind map siswa dapat memahami pentingnya konsep waktu dan dapat
merekontruksi peristiwa sejarah sesuai dengan kreatifitas masingmasing siswa dalam selembar kertas. Penggunaan model mind

13

mapping dimaksudkan agar siswa sebagai student center dapat


mengembangkan pola pikir dan memahami secara mendalam peristiwa
sejarah melalui gambar-gambar unik yang dijadikan siswa sebagai
simbol penting dalam suatu peristiwa sejarah.
B. Media digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini, penulis memilih menggunakan media time line. Media
time line

untuk mempermudah siswa mengurutkan rangkaian

peristiwa dalam materi sejarah sehingga diminimalkan kekeliruan


siswa dalam memaknai peristiwa sejarah. Selain itu penggunaan time
line dapat mengasah keterampilan siswa dalam menggunakan
keterampilan berpikir kronologis.

Hasil belajar belum

Kondisi Awal

Metode Pembelajaran

optimal dan

Konvesional dan media

kemampuan berpikir

power point

kesejarahan masih
rendah

Siklus I

Tindakan

Penerapan Metode Quantum

Penerapan Metode

Tipe Mind Mapping dengan

Quantum Tipe Mind

Media Time Line

Mapping dengan
Media Time Line

Kondisi Akhir

Diduga dengan Penerapan

Siklus II

14

Metode Quantum Tipe Mind


Mapping dengan Media Time
Line dapat meningkatan
kemampuan kronologis siswa

Melaksanakan
rancangan ulang

Dari uraian di atas kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai


berikut:

D.

Hipotesis Tindakan

Dari latar belakang dan kerangka berpikir, hipotesis yang dikemukakan


adalah:
A. Penerapan Metode Quantum Tipe Mind Mapping dengan Media Time
Line diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Penerapan Metode Quantum Tipe Mind Mapping dengan Media Time
Line dengan media time line diduga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kesejarahan siswa.

15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
I.

Tempat dan Waktu Penelitian

A. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Boyolali, Jl. Perintis
Kemerdekaan, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57316,
Indonesia
B. Waktu Penelitian
Rencana penelitian akan dilaksanakan setelah disetujuinya proposal skripsi
dan saat pembelajaran semester genap dimulai yakni Desember sampai April
dengan anggapan dalam jangka waktu tersebut sudah dapat mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan.
Jenis Kegiatan

Okt Nov Des Jan Feb Maret April


2015 2015 2015 2016 2016 2016
2016

1. Persiapan
Penelitian
a. Penyusunan
Judul
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3. Implementasi
Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan
Laporan

15

II.

Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yang berjudul Penerapan Metode Quantum Tipe Mind Mapping
dengan Media Time Line untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kesejarahan
Siswa meliputi:
A. Peserta didik
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 2 tahun pelajaran
2015/2016. Jumlah subyek

penelitian

ini sebanyak 32 peserta didik.

Pengambilan subyek ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili
peserta didik kelas XI IPS. Alasan penentuan subyek ini adalah:
1. Saat PPL peneliti mengajar di kelas XI IPS 2 SMA 3 Boyolali
2. Peneliti menemukan beberapa masalah yang telah disebutkan dalam
latar belakang.
B. Guru Pengampu Sejarah kelas XI IPS 2
Guru pengampu sejarah kelas XI IPS 2 adalah Ibu Rupadmi, S.Pd.

III.

Data dan Sumber Data

A. Data yang digunakan meliputi:


1. Silabus mata pelajaran Sejarah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
2. Rencana Program Pembelajaran semester II mata pelajaran Sejarah kelas
XI IPS
3. Lembar hasil diskusi kelompok peserta didik
4. Lembar hasil tugas individu peserta didik
B. Sumber data yang digunakan meliputi:
1. Narasumber/ Informan
Data yang berupa sumber atau informasi, sumber datanya adalah
manusia. Narasumber manusia sangat penting peranannya sebagai individu
yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dan peneliti

dalam memilih narasumber atau informan haruslah tepat, karena


berpengaruh pada lengkap tidaknya data yang diberikan (Sutopo, 2012:
50). Dalam penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan sebagai
narasumber adalah:
a. Guru mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Boyolali
b. Pengamat/ Observer
c. Peserta didik
2. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan yang berkaitan dengan peristiwa
atau aktifitas tertentu dan dijadikan sebagai sumber data (Sutopo,
2012:54). Dalam penelitian ini yang berupa sumber dokumen adalah nilai
dari peserta didik selama siklus tindakan dilaksanakan, data kondisi awal
yang berupa arsip nilai sejarah, RPP, program tahunan, kalender
akademik, silabus dan lain-lain.
3. Tempat dan Peristiwa
Sumber data yang berupa tempat atau lokasi, yang berkaitan dengan
sasaran atau permasalahan dapat peneliti peroleh dari proses belajar
mengajar Sejarah Indonesia di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Boyolali..

IV.

Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data


sebagai berikut:
A. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan sample siswa. Wawancara kepada
guru digunakan untuk:
1. Mengetahui persiapan guru sebelum pembelajaran sejarah berlangsung,
2. Mengetahui keberhasilan implementasi penerapan metode Quantum tipe
mind mapping dengan media timeline.
3. Mengetahui

kendala

mengajar

saat

proses

pembelajaran

berlangsung.
4. Mengetahui proses pembuatan soal test yang guru gunakan.

sejarah

5. Mengetahui cara penilaian yang dilakukan oleh guru.


Wawancara kepada murid digunakan untuk:
1. Mengetahui opini siswa mengenai pentingnya belajar sejarah.
2. Mengetahui opini siswa mengenai cara mengajar guru pada pembelajaran
sejarah yang telah berlangsung.
3. Mengetahui kendala yang dialami siswa saat proses pembelajaran sejarah
berlangsung.
B. Observasi
Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat untuk mengetahui proses
pembelajaran. Pengamat dibekali lembar pengamamtan untuk menilai proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Pada lembar observasi terdapat
beberapa indicator yang harus dicapai guru. Indicator tersebut dijabarkan
menjadi

langkah-langkah yang harus ditempuh guru saat pembelajaran

berlangsung. Apabila guru telah melakukan proses pembelaaran sesuai


langkah maka pada lembar observasi akan diberi tanda checklist (). Apabila
guru belum melakulan langkah yang tertera pada lembar observasi maka akan
diberi tanda silang (X). Langkah-langkah yang mendapat tanda silang akan
menjadi koreksi dengan guru setelah pembelajaran selesai.
C. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh pengamat untuk mendapatkan video proses
pembelajaran sejarah. Video ini digunakan sebagai alat bantu untuk
mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran sejarah dan
mengetahui progress proses pembelajaran sejarah yang dilakukan guru.
D. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai
materi pembelajaran sejarah yang telah dilakukan. Tes hasil belajar dibuat
oleh guru dan pengamat dengan menyesuaikan kisi-kisi dan tujuan penelitan
ini. Tes hasil belajar sejarah berupa uraian singkat, esay dan pembuatan
timeline. Tes hasil belajar sejarah berupa uraian singkat digunakan untuk
mengetahui pemahaman sejarah siswa mengenai hal-hal faktual. Tes hasil
belajar sejarah berupa esay digunakan untuk mengetahui kenampuan siswa

10

menganaalisis kesinambungan antar peristiwa sejarah dan menganalisis sebab


dan akibat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Pembuatan timeline digunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa memetakan peristiwa sejarah sesuai
dengan urutan kronologis.

V.
VI.

Uji Validitas Data

Menurut H.B Sutopo (2006: 93-96) untuk menjamin kepercayaan data


yang diperoleh melalui penelitian maka perlu dilakukan validasi data
dengan cara Triangulasi sumber (Triangulasi data) maupun triangulasi
metode. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan di olah dan di uji
keabsahannya melalui triangulasi.

VII.

Untuk teknik triangulasi sumber bisa dilakukan dengan cara menggali data
dari sumber yang berbeda melalui wawancara dengan lebih dari satu
informan yang berbeda status dan kelompoknya. Sedangkan dalam teknik
triangulasi metode, peneliti menggunakan metode yang berbeda (angket,
wawancara dan observasi) untuk memperoleh jenis data yang sejenis
sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya
kebenarannya.

Wawancara

Data

Observasi

Sumber Data

Tes/ Angket
Gb. Skema Uji Validitas Data

VIII.

Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan penelitian tidakan kelas ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data

11

kuantitatif berisi nilai rata-rata dan presentase keberhasilan belajar. Data kualitatif
berisi gambaran mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

IX.

Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian ini berhasil apabila:


A. Nilai tes siswa lebih dari KKM yaitu 80.
B. Ketuntasan kelas mencapai 80% dari jumlah siswa, 20% siswa yang belum
mencapai nilai 80 diberikan tugas tambahan.
C. Siswa dapat membuat timeline sesuai kronologis dengan nilai 80.
D. Guru dapat melaksanakan metode quantum tipe mind mapping dengan media
timeline ditunjukan dengan kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan
langkah-langkah pembelajaran di kelas yang diamati melalui lembar observasi
mencapai 90% .

X.

Prosedur Penelitian

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998) dalam Kunandar (2009:70-76)


penelitian tindakan kelas melalui empat proses yaitu:
A. Penyusunan Rencana
Peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP disusun menggunakan kurikulum KTSP. RPP ini digunakan guru sebagai
pedoman sebelum melakukan proses pembelajaran.
B. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dan
observer. Guru sebagai pelaksana RPP. Observer sebagai pengamat jalannya
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
C. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja
PBM (Kunandar,2009:73). Observasi dilakukan oleh dua orang yaitu peneliti
dan teman sejawat yang dipilih oleh

peneliti. Observer melakukan

pengamatan saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berlangsung.


Observer dibekali lembar observasi yang dirancang oleh guru dan peneliti.

12

Lembar observasi tersebut digunakan untuk merekam aktivitas siswa dan guru
saat proses pembelajaran berlangsung.
D. Refleksi
Refleksi adalah menginngat dan merenungkan suatu tindakan persis yang
dicatat dalam observasi.
Diagnosis Awal

Evaluasi dan

Observasi

Perencanaan

Tindakan I

Tindakan I

Perbaikan

Perencanaan

Pelaksanaan

Tindakan

Tindakan II

Tindakan II

Refleksi
Tindakan I

Evaluasi dan
???

Refleksi
Tindakan

Observasi
Tindakan II

Gambar Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

13

Sintak/ Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Quantum tipe Mind


Mapping

Guru

Siswa

Guru menyampaikan
topic pembelajaran dan
membentuk kelompok

Apersepsi

Mendengarkan pejelasan
guru

Guru membagikan kertas


kosong dan potongan
gambar
Guru mempersilahkan
siswa untuk mencari
informasi lewat internet
maupun buku

Eksplorasi

Siswa berkenalan dengan


media yang guru berikan

Guru membimbing siswa


menyusun mind mapping

Elaborasi

Guru mengamati siswa


yang mempresentasikan
hasil mind mapping
kelompoknya

Konfirmasi

Siswa mencari informasi


yang diperlukan untuk
membuat mmind
mapping

Siswa membuat mind


mapping dengan
kelompok yang telah
dibentuk.

Siswa bersama
kelompoknya
mempresenasikan mind
mapping buatannya di
depan kelas.

14

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z, Jaiyaroh, S Diniati, E & Khitimah, K. 2010. Penelitian tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya
DePorter, Bobbi.2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung:Kaifa
Leo Agung. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Nisak, Raisatun.2013. Lebih dari 50 Game Kreatif untuk Aktivitas Belajar
Mengajar.Jogjakarta:DIVA Press
Oemar, Hamalik.2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Bandung:Remaja Rosdakarya
Sam Wineburg.2006. Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan, Mengajarkan
Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rieneka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai