Anda di halaman 1dari 20

1

A. JUDUL PENELITIAN
Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah dengan Media Pembelajaran
melalui Pemanfaatan Film Dokumenter Sejarah pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 12 Semarang
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai jasa para pahlawan. Dalam
pernyataan yang sudah cukup umum didengar tersebut tersirat bahwa sejarah
memerankan peran yang sentral dalam menentukan besarnya sebuah bangsa. Ir.
Soekarno yang merupakan presiden pertama Indonesia sudah lama mengingatkan
kapada masyarakat bahwa jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Hal tersebut
tentunya bukan tanpa alasan, karena sejarah sangat erat kaitanya dengan
pembentukan national caracter building serta semangat nasionalisme yang sangat
dibutuhkan dalam membangun sebuah bangsa.
Woodrow Wilson seperti dikutip Sam Winemburg (2006) mengatakan
bahwa sejarah membekali kemampuan mental yang sangat berharga yang
dinamakan dengan kemampuan menilai. Dalam buku itu pula diterangkan bahwa
peranan sejarah sebagai alat untuk mengubah cara berpikir masyarakat,
meningkatkan pengetahuan, bukan untuk mengingat nama dan tanggal, tetapi
untuk memahami, menilai dan mengambil sikap dengan hati-hati.
Selain dari teologi, sejarahlah yang paling baik mengajarkan budi pekerti
karena menimbulkan sikap rendah hati di hadapan kemampuan manusia yang
terbatas untuk mengatahui dan rasa takjub di hadapan luasnya sejarah manusia.
Sejarah sendiri menyangkut persoalan kesinambungan dan perubahan yang
daripadanya manusia dapat belajar. Generasi sekarang tentu tidak ingin
mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat masa lalu. Sedangkan
keberhasilan patut dicontoh dan ditingkatkan lagi.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, Sejarah merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan
serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi
tertentu. Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah,

pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat


digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian
peserta didik. Selanjutnya diterangkan bahwa mata pelajaran Sejarah memiliki arti
strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta
dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
Dalam pengajarannya, baik pada pendidikan dasar, menengah, ataupun
pendidikan

tinggi,

sejarah memiliki fungsi-fungsi

tertentu.

Berdasarkan

Permendiknas nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran Sejarah bertujuan agar


peserta didik memiliki kemampuan berupa (1) membangun kesadaran peserta
didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari
masa lampau, masa kini, dan masa depan. (2) Melatih daya kritis peserta didik
untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiah dan metodologi keilmuan. (3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan
peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa
Indonesia di masa lampau. (4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap
proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih
berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. (6) Menumbuhkan
kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang
memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam
berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Oleh karena itu,
fungsi pengajaran sejarah sangat penting bagi para siswa.
Atas berbagai alasan yang dikemukakan, maka sejarah mutlak harus
diajarkan mengingat asas kemanfaatan yang bisa didapat dari sejarah. Di
Indonesia pelajaran sejarah sudah mulai diajarkan kepada siswa sejak sekolah
dasar yang tergabung dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kemudian
memasuki sekolah menengah tingkat pertama dan tingkat atas barulah sejarah
diajarkan secara tersendiri.
Pada saat ini antusiasme siswa untuk belajar mata pelajaran Sejarah masih
rendah, apalagi mata pelajaran Sejarah tidak dijadikan kriteria lagi untuk
meneruskan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu kurangnya
keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan dan metode atau model

pembelajaran, sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher


centered), dan kurang ada partisipasi siswa yang berarti. Faktor-faktor tersebut di
atas merupakan penyebab menurunnya kualitas pembelajaran sejarah.
Dalam pelaksanaannya, kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini keadaan
pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah
menengah, sangat memprihatinkan. Jika ada pertanyaan yang diajukan kepada
guru, apakah mengajarkan sejarah itu dianggap sulit?. Sebagian terbesar guru
mengatakan bahwa mengajarkan sejarah itu gampang, dan pada kenyataanya
banyak akan didik yang menganggap pelajaran sejatah itu tidak sulit, tetapi
ternyata hasil ujiannya jeblok. Kondisi seperti ini telah menempel pada
pelajaran sejarah sejak lama, dan saat ini telah demikian buruk sehingga perlu
penganganan serius.
Keadaan pengajaran sejarah yang memprihatinkan itu disebabkan oleh
banyak faktor. Tetapi tampaknya faktor cara mengajar guru sejarah merupakan
faktor terpenting dari semakin memburuknya pengajaran sejarah tersebut.
Kebanyakan guru sejarah ketika mengajar hanya memberikan cerita yang diulangulang, membosankan, menyebalkan, dan guru sejarah dianggap siswa sebagai
guru yang memberikan pelajaran yang tidak berguna (Suharso, 2002:23).
Penelitian yang dilakukan oleh Bain dan kawan-kawan tentang penggunaan
berbagai sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar sejarah menghasilkan
data-data yang hampir sama. Ditemukan dalam penelitian itu bahwa guru-guru
sejarah enggan memanfaatkan berbagai sumber sejarah untuk menghidupkan
pelajaran sejarah. lebih dari itu pengetahuan guru-guru sejarah tentang sumbersumbe sejarah dan cara-cara penggunaannya juga menunjukkan nilai yag kurang
memuaskan, dan merka rata-rata tidak pernah memanfaatkan sumber-sumber
sejarah, seperti arsip, dokumen, museum, bangunan peninggalan sejarah, pelaku
sejarah, saksi sejarah dan sebagainya sebagai media belajar sejarah (Bain,
2003:27). Oleh karenanya wajarlah jika pelajaran sejarah semakin lama semakin
dijauhi siswa.
Untuk menjawab permasalahan diatas diperlukan suatu upaya untuk
mengatasi keterbatasan pembelajaran sejarah yang selama ini diterapkan yaitu
dengan mengimplementasikan model pembelajaran sejarah berbasis media. Model

pembelajaran sejarah berbasis media yaitu suatu inovasi pembelajaran yang


dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam
melalui pemanfaatan media audio visual. Dalam pelaksanaannya pembelajaran
berbasis media memanfaatkan sebuah media berbentuk tayangan audio visual
tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang berbentuk film dokumenter sejarah.
Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong
kompetensi, belajar menilai, dan untuk selanjutnya mendorong siswa agar berani
untuk memberikan sebuah tanggapan-tanggapan serta komentar-kokmentar
terhadap sebuah peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lalu sehingga
proses pembelajaran terpusat pada siswa (student centered). Maka dari itu dengan
mengimplementasikan model pembelajaran sejarah berbasis media dengan
memanfaatkan film-film dokumenter sejarah diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran Sejarah.
Adapun film-film dokumenter yang dimaksud merupakan film-film yang
menunjukkan gambaran- gambaran peristiwa sejarah, baik film dokumentasi
primer atau asli diambil pada saat peristiwa sedang terjadi, maupun film
dokumentasi skunder yang merupakan film dokumenter yang sengaja dibuat
untuk mengisahkan kembali sebuah peristiwa sejarah seperti yang tercatat dalam
buku-buku sejarah. Dengan film-film inilah, siswa akan diajak melihat peristiwaperistiwa sejarah dalam bentuk audio visual. Sehingga siswa akan lebih mudah
memahami sebuah peristiwa sejarah tanpa harus berimajinasi yang belum sesuai
dengan yang sebenarnya terjadi dalam sebuah peristiwa sejarah.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pemasalahan di atas, dalam penelitian ini akan
diangkat beberapa permasalahan, yaitu
1. Bagaimana pengembangan model pembelajaran sejarah dengan media audio
visual melalui memanfaatkan film dokumenter sejarah dalam meningkatkan
tingkat pemahaman siswa kelas XI terhadap mata pelajaran sejarah di SMA
Negeri 12 Semarang?

2. Bagaimana efektifitas model pembelajaran sejarah dengan media audio visual


melalui memanfaatkan film dokumenter sejarah dalam meningkatkan tingkat
pemahaman siswa kelas XI terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 12
Semarang?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah
1. Menjelaskan

pengembangan

model

pembelajaran

sejarah

dengan

memanfaatkan media audio visual berupa film-film dokumenter sejarah untuk


meningkatkan tingkat pemahaman siswa kelas XI terhadap mata pelajaran
sejarah di SMA Negeri 12 Semarang.
2. Menjelaskan tentang penerapan dan efektifitas model pembelajaran sejarah
dengan memanfaatkan media audio visual berupa film-film dokumenter
sejarah sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa kelas XI terhadap mata
pelajaran sejarah di SMA Negeri 12 Semarang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah kajian
ilmiah tentang model pembelajaran sejarah berbasis media pada siswa.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
dalam dunia pendidikan berupa pengembangan model pembelajaran sejarah
berbasis media dalam rangka peningkatan pemahaman siswa kelas XI
terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 12 Semarang.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pemaksimalan pembelajaran sejarah di sekolah dengan memanfaatkan filmfilm dokumenter sejarah dalam meningkatkan tingkat pemahaman
kelas XI terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 12 Semarang.

siswa

F. HASIL YANG DIHARAPKAN


Luaran dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan kajian ilmiah tentang
efektifitas penggunaan model pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan filmfilm dokumenter sejarah dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas XI
terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 12 Semarang.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah kepada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima
pesan. Ada beberapa pengertian media yang dikemukakan oleh para ahli
seperti Santoso S. Hamidjojo, Mc Luhan, serta Oemar Hamalik. Santoso S.
Hamidjojo (Sadiman, 1996) berpendapat bahwa media adalah semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar ide,
sehingga ide atau gagasan yang dikemukakan itu bisa sampai pada penerima.
Mc Luhan (Sadiman, 1996) menyatakan bahwa media disebut juga channel
(saluran) karena menyampaikan pesan dari sumber informasi itu kepada
penerima informasi. Sementara itu Oemar Hamalik (1994) menyatakan bahwa
hubungan komunikasi interaksi akan berjalan dengan lancar dan tercapainya
hasil yang maksimal apabila digunakan alat bantu yang disebut media.
Dari berbagai pengertian dan pembatasan yang telah diberikan oleh
para ahli tentang media, ada beberapa unsur yang terkandung dalam media
(Sadiman, 1996), yaitu (1) segala sesuatu (fisik) yang dapat menyampaikan
informasi atau pesan, (2) dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian
penerima pesan, (3) sehingga tercipta bentuk-bentuk komunikasi.
Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam aktivitas
pembelajaran, Heinich menyatakan bahwa media dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang membawa informasi atau pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara guru dan murid atau dosen dan mahasiswa (Furqon, 2005).

Dari berbagai pengertian tentang media dan pembelajaran tersebut,


diambil suatu pemahaman bahwa media pembelajaran adalah semua alat
(bantu) yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun
sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar)
yang dapat merangsang pemikiran, perasaan, dan perhatian penerima pesan
sehingga tercipta bentuk komunikasi (pembelajaran).
Berkaitan dengan masalah pendidikan, media pendidikan dapat
diartikan sebagai segala jenis sesuatu yang dapat menyampaikan pesan-pesan
pendidikan yang dapat merangsang pemikiran, perasaan dan perhatian
penerima pesan sehingga tercipta bentuk komunikasi. Penggunaan media
pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya efektivitas pencapaian tujuan
dari pendidikan tersebut.
Setiap media yang digunakan pada umumnya memiliki manfaat untuk
tujuan pencapaian proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2002;2) media
pembelajaran memiliki empat manfaat. Pertama, pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan dari
pembelajaran yang lebih baik. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran. Keempat, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktifitas

lain

seperti

mengamati,

melakukan,

mendengarkan,

mendemonstratsikan dan lain-lain.


Hakikat media media dalam kegiatan proses belajar mengajar telah
berfungsi sebagai instrumental, dengan kata lain media berarti tidak hanya
sekedar alat saja, namun untuk mencapai/memiliki tujuan. Alat yang dimaksud
dalam media adalah alat untuk membantu proses belajar, alat untuk
mempermudah pemahaman masalah yang sedang dibahas, alat untuk
mempermudah mengungkapkan hal-hal yang rumit. Jadi sebagai alat, media

bisa digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi tidak semua tujuan. Karena setiap
media memiliki ciri/karakteristik, memiliki kekhasannya masing-masing,
sehingga hanya tepat digunakan untuk tujuan-tujuan yang khas dan sesuai
pula.
Setiap penggunaan media pembelajaran juga memiliki tujuan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Raharjo (2005;107) menjelaskan penggunaan
media pembelajaran memiliki enam tujuan. Pertama, sebagai ilustrator yaitu
berperan menggambarkan masalah

secara jelas. Kedua, membentuk kode

(sandi). Ketiga, mampu menunjukkan gambaran hidup (animasi). Keempat,


memahami maknanya (kodifikasi). Kelima, melahirkan kesadaran baru
(dekodifikasi). Keenam, mewujudkan terjadinya perubahan kearah perbaikan
(transformasi).
Karakteristik media yang lazim digunakan dalam kegiatan pendidikan
atau pembelajaran adalah: (1) media pandang yang tidak diproyeksikan
[termasuk di dalamnya gambar diam, grafis (termasuk sketsa, bagan, diagram,
grafik, kartun, gambar kronologi, poster, peta dan globe, papan flanel dan
papan buletin), serta model dan realita], (2) media pandang yang
diproyeksikan, (3) media audio, (4) sistem media, (5) simulasi dan permainan
(Latuheru, 1988: 41-123; Sadiman, 1996).
Menurut

pengembangan

dan

persiapan

pengadaannya,

media

dibedakan menjadi dua, yaitu media by utilization dan media by design. Media
by utilization merupakan media yang tersedia, dimanfaatkan, serta dibuat
secara komersial dan telah siap pakai. Sedangkan media by design adalah
media yang dirancang dan dipersiapkan secara khusus (Sadiman, 1996).
2. Film Dokumenter
Menurut Raharjo (2005;115) film dokumenter adalah alat yang mampu
menggambarkan suatu kejadian atau keadaan tertentu secara hidup (vivid)
sebagaimana adanya. Menurut Sambas (2006:40) membuat film dokumenter
adalah kegiatan menyimpan peristiwa di belakang agar peristiwa dalam film
itu tidak hanya sebatas menjadi kenangan, tapi juga mengonstruksi kembali
suatu semangat di balik peristiwa itu.

Menurut Zaly Ariane (2006) film adalah bentuk paling revolusioner


dari semua cabang seni. Hal ini dapat dilihat penggunaan film yang ada di
dunia, sebagai berikut; dalam Konggres ke-13 tahun 1924 Stalin mengatakan
sinema merupakan alat agitasi (hasutan, mengelisah) massa yang paling
mujarab; di Cina film merupakan merupakan alat propaganda utama dan
paling penting selama periodekaum Mios; di Amerika serikat film dokumenter
sebagai alat propaganda dan pencitraan perusahaan; dan di Indonesia film
dokumenter politik popoler sejak pasca reformasi 1998. Pekerjaan membuat
film

dokumenter

adalah

persoalan

keberanian

mengungkap

fakta,

kesungguhan belajar, serta kesungguhan mencari peluang dukungan teknik


dan finansial.
Menurut dewan Juri Eagle Awards Documentary Competition 2006,
film dokumentasi yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki
kekuatan tema serta cara pandang yang tajam dari pembuatnya; memiliki
hubungan yang kuat dengan tema kebangsaan, memiliki subjek dan
permasalahan yang nyata, subjek belum dieksplorasi oleh media audio-visual,
dan memiliki data ridet yang kuat. Adapun film dokumentasi yang tidak baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tidak memiliki persyaratan umum seperti
umur, tema, jadwal rutin, dan status pekerjaan; ketidaktahuan peserta akan
format film dokumenter, sehingga banyak yang mengajukan cerita fiksi di
dalam proposalnya; ide-ide yang sangat abstrak yang akan sulit dieksekusi
oleh pemula; cara pandang yang kurang istimewa terhadap sebuah isu yang
telah banyak dieksplorasi oleh media selama ini, sehingga tidak ditemukan hal
baru atau menarik untuk disajikan lagi untuk penonton.
Menurut Sambas (2006), video dan film-film dokumenter haruslah
dilihat sebagai sebuah feedback, sesuatu yang terjadi di belakang yang
dipresentasikan dan hadirkan kembali, sehingga dapat dimaknai sebagai suatu
fase interupsi untuk dibaca kembali dan menjadi referensi untuk ke depan.
Bagi publik, video dan film-film dekomunter dapat dimengerti sebagai catatan
historis. Sebelum mendokumentasikan peristiwa, hendaknya kandungan dari
konsep materi yang akan didokumenasikan harus dipelajari. Kemudian
mengetahui ke mana arah dan apa subtansinya. Kemudian pembuat film

10

melakukan observasi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi


di lapangan. Konsep dapat berawal dari hal sederhana, namun persoalan yang
diangkat dapat ditarik pada persoalan yang lebih luas konteksnya. Menurut Tri
Giovani (praktisi film dari puskat) langkah-langkah dalam menganalisis film
adalah sebagai berikut: film harus dilihat dari awal sampai akhir bahkan
sampai credit title dan copyrigh; kemudian bertanya pada diri sendiri ada
kesan apa terhadap film tersebut; setelah mengungkap perasaan, telusuri
kembali cerit yang dilihat pokok demi pokok, terutama yang mengandung
fakta dokumen dan ontroversial; dan menginterpretasi tentang apa yang terjadi
di dalam film. Langkah di menurut Tri Giovani akan menjawab tentang
kategori film, mengembangkan karakteristik film dan dampak dari tayangan
film terhadap penonton/anak-anak; dan menganalisis tentang pesan apa yang
paling menonjol atau melihat hal yang implisit. Untuk menelusuri hal tersebut
harus melihat konteks dan gagasan apa yang akan disampaikan. Menurut
Jurnal

Perempuan

(2007)

film

dokumenter

dapat

berfungsi

untuk

membedayakan dan menggerakkan kepedulian masyarakat. Sehingga film


dokumenter sebagai media yang tepat untuk dapat merubah cara pandang dan
hidup manusia serta kebijakan yang diterapkan oleh negara.
H. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

metode

kualitatif

sehingga

akan

menghasilkan data deskriptif berupa gambaran tentang bagaimana konsep


serta penerapan model pembelajaran sejarah berbasis media (Media Based
Learning) dengan memanfaatkan film dokumenter sejarah sebagai upaya
peningkatan pemahaman siswa sekolah menengah atas di kota Semarang.
Selain itu juga, pendekatan ini juga akan menganalisis sejauh mana
kebermanfaatan model pembelajaran berbasis media dengan pemanfataan
film-film dokumenter sejarah terhadap perkembangan pengajaran sejarah di
sekolah menengah serta efek yang mungkin akan timbul apabila model
pembelajaran ini sukses dilaksanakan terhadap guru dan siswa terutama pada
peran mereka dalam menganalisa nilai-nilai sejarah yang telah terjadi dalam

11

masyarakat. Artinya data yang dianalisis di dalamnya berbentuk deskriptif dan


tidak berupa angka-angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif (Moleong,
2002:3). Data diperoleh dari kajian pustaka, observasi dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dari lapangan diolah sehingga diperoleh keterangan-keterangan
yang berguna, selanjutnya dianalisis. Analisis data menggunakan model
deskriptif kualitatif yaitu upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus
untuk menjelaskan gambaran efektifitas penerapan model pembelajaran
sejarah berbasis media dengan memanfaatkan film dokumenter sejarah
sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa sekolah menengah atas di kota
Semarang. Penelitian ini secara teknis menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas (classrooms-based action research) dengan peningkatan pada
unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran kefektifan atas
tindakan yang dilakukan (Zainal Aqib, 2006:33).
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini dalah siswa kelas XI terhadap mata pelajaran
sejarah di SMA Negeri 12 Semarang. Siswa ini dijadikan sebagai subjek
penelitian karena kelas ini merupakan kelas percontohan, sehingga dengan
dijadikan sebagai subjek penelitian diharapkan akan mendapatkan hasil yang
baik dalam pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis media.
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui tiga siklus, setiap
siklus atau tahapan penelitiannya meliputi langkah-langah seperti tercantum
dalam skema sebagai berikut :
SIKLUS I
Persiapan

Pelaksanaan Tindakan I
Perencanaan
Aksi
Evaluasi/Refleksi

SIKLUS II
Persiapan

Pelaksanaan Tindakan II
Perencanaan
Tindakan

Laporan dan Seminar

Evaluasi/Refleksi
Rekomendasi

Skematik kegiatan inti penelitian tindakan kelas (Zainal Aqib, 2006: 36)

12

Dari bagan diatas, pada siklus I meliputi tahapan perencanaan, tindakan


dan evaluasi atau refleksi. Perencanaan tindakan pada siklus yang pertama ini
meliputi (1) pembuatan skenario pembelajaran, (2) persiapan fasilitas dan
sarana pendukung yang diperlukan dikelas, jika digunakan instrument
pengamatan tertentu perlu dikemukakan bagaimana pembuatannya, siapa yang
akan menggunakan, dan kapan akan digunakan, (3) persiapan instrument
untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, (4)
pelaksanaan simulasi tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
Sedangkan pada tahap tindakan, meliputi siapa yang melakukan, apa,
kapan, dimana, dan bagaimana melaksanakannya. Skenario tindakan yang
telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang
bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan
interpretasi serta diikuti dengan kegiatan evaluasi atau refleksi.
Evaluasi dilakukan terhadap dampak pemberian materi pelajaran dengan
pemanfaatan film dokumenter sejarah selama proses pembelajaran maupun
terhadap hasil dari pembelajaran itu sendiri. Dari evaluasi dapat diketahui
keefektifan model pembelajaran sejarah yang diterapkan. Adapun indikator
efektif ini digunakan sebagai standar perbaikan pada siklus berikutnya dalam
penerapan model pembelajaran dengan pemutaran film dokumenter tentang
materi sejarah yang lebih mendalam. Selain itu hasil evaluasi juga
memberikan petunjuk apakah model pembelajaran perlu dilakukan pada akhir
siklus II, evaluasi atau refleksi juga dimaksudkan untuk mengembangkan
rekomendasi umum atas pengembangan model pembelajaran sejarah yang
ditawarkan

sebagai

solusi

pemecahan

masalah

keterbatasan

model

pembelajaran sejarah yang monoton sehingga diperlukan variasi model


pembelajaran sejarah yang salah satunya dengan pemenfaatan film
dokumenter sejarah.
Tindakan utama yang dilakukan adalah dengan pemutaran film
dokumenter sejarah untuk meningkatkan daya tangkap siswa terhadap
kemampuan memahami peristiwa sejarah. Ini digunakan sebagai tahapan awal
dan digunakan untuk merevisi kesalahan-kesalahan bagi pengembangan

13

pemahaman siswa atas konsep pembelajaran yang sedang diterapkan. Isi dan
format suplemen ditetapkan setelah penjajakan selesai dilakukan. Penjajakan
dilakukan dengan melancarkan tes awal dalam hal pemahaman terhadap film
yang telah diputar. Dalam hal ini guru memiliki peranan dalam mengarahkan
peserta didiknya menjelaskan kembali atas sebuah peristiwa sejarah yang telah
dipelajari melalui pemutaran film dokumenter. Proses ini diulangi beberapa
kali terhadap masing-masing pokok bahasan pelajaran dengan menyesuaikan
film dokumenter yang disediakan sebelumnya.
Adapun pada siklus II tahapan-tahapan yang dilaksanakan hampir sama
dengan tahapan pada siklus yang pertama. Hal mendasar yang membedakan
adalah pada siklus yamg kedua ini menekankan pada perbaikan-perbaikan dari
pelaksanaan siklus yang pertama. Perencanaan pada siklus II didasarkan pada
hasil evaluasi dari pelaksanaan siklus I, sehingga pelaksanaan pada siklus II
ini merupakan usaha perbaikan dari siklus I.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
metode sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran,
maliputi aktifvitas siswa, pengembangan model, serta evaluasi terhadap
hasil belajar. Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara
kontinyu dan dengan berbagai macam cara. Dengan kata lain, hal ini
dilakukan secara terus menerus, baik dalam proses pembelajaran maupun
dalam hasil pembelajarannya. Pengamatan ditekankan pada seberapa
tertarik siswa terhadap model yang sedang diujikan dengan acuan respon
siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman, dan atau partisipasi
aktif siswa yang ditunjukkan dengan sikap antusias terhadap model
pembelajaran. Sedangkan hasil akhir dari observasi ini dengan teknik
penilaian atas unjuk kerja siswa (Zainal Aqib, 2006:34).

14

b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data di lapangan
termasuk di dalamnya menginventarisir film-film dokumenter sejarah yang
relevan dengan materi sejarah di sekolah menengah atas serta data-data
lain yang dapat dijadikan penunjang

yang akan dianalisis dalam

penelitian.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari data yang ada dalam bukubuku yang membahas tentang model pembelajaran sejarah berbasis media
terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan film-film dokumenter
sebagai media peningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
sejarah.
I. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
Kajian lapangan
Pembuatan proposal
Revisi proposal
Pengajuan proposal
Pembuatan perijinan
Pelaksanaan tindakan kelas
Pengolahan data
Evaluasi atau refleksi
Verifikasi
Seminar
Pembuatan Laporan

II

Bulan ke

III

IV

J. PERSONALIA PENELITIAN
1.

Ketua Pelaksanan Kegiatan


a. Nama Lengkap

: Vicki Fauzi Hasan

b. NIM

: 3101406008

c. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/Pendidikan Sejarah

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Negeri Semarang

e. Waktu Untuk Kegiatan

: 4X (jam/minggu)

VI

VII

15

2.

3.

4.

5.

Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap

: Muhammad Fatkhan Ashari

b. NIM

: 3101405021

c. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/Pendidikan Sejarah

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Negeri Semarang

e. Waktu Untuk Kegiatan

: 4 X (jam/minggu)

Anggota Pelaksana 2
a. Nama Lengkap

: Santoso Minarno

b. NIM

: 3150404005

c. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/ Ilmu Sejarah

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Negeri Semarang

e. Waktu Untuk Kegiatan

: 4X (jam/minggu)

Anggota Pelaksana 3
a. Nama Lengkap

: Taofiq Hadiyanto

b. NIM

: 3101406022

c. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/ Pendidikan Sejarah

d. Perguruan Tinggi

: Univeritas Negeri Semarang

e. Waktu Untuk Kegiatan

: 4X (jam/minggu)

Anggota Pelaksana 4
a. Nama Lengkap

: Saif Fajri Ahmad

b. NIM

: 3101406041

c. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/ Pendidikan Sejarah

d. Perguruan Tinggi

: Univeritas Negeri Semarang

e. Waktu Untuk Kegiatan

: 4X (jam/minggu)

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING


a. Nama Lengkap dan Gelar

: Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd.

b. NIP

: 132238496

c. Jabatan Fungsional

: Pengajar di Jurusan Sejarah FIS Unnes

16

d. Fakultas/Program Studi

: Ilmu Sosial/Pendidikan Sejarah S1

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Negeri Semarang

f. Bidang Keahlian

: Filsafat, Evaluasi Pendidikan

g. Waktu Untuk Kegiatan

: 1 X (jam/minggu)

L. BIAYA
No
1 Dikti
2 Jurusan

Pemasukan

No
Pengeluaran
1 Tahap pralapangan
Pengumpulan informasi awal
Penyusunan proposal penelitian
Permohonan perizinan
Peralatan dan bahan penelitian
2 Pengumpulan data
Transportasi
Konsumsi
Komunikasi
Dokumentasi
Uang saku
Browsing
3 Penyusunan Laporan
Penyusunan draf awal
Revisi pertama
Revisi kedua
Lain-lain

Biaya
Rp 5.800.000,00
Rp 200.000,00
Jumlah Rp 6.000.000,00
Biaya
Rp 250.000,00
Rp
50.000,00
Rp 200.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

400.000,00
300.000,00
300.000,00
900.000,00
300.000,00
300.000,00

Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
Rp 600.000,00
Jumlah Rp 6.000.000,00

17

M. LAMPIRAN LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Arifin, R Sjakyakirti. 2004. Pemilihan Media dan Pola Interaktifitas Pada
Program Multimedia Instruksional. Jakarta: Pustakom.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Bain, dkk. 2003. Pendayagunaan Bangungan Peninggalan Islam di Jawa Tengah
sebagai sumber belajar dalam PBM Sejarah. Laporan Penelitian.
Semarang: Unnes Press.
Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. dan Drs. Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Furqon, Muhammad. Perguruan Tinggi Berbasiskan Media dan Teknologi.
Dalam www.waspada.co.id (diunduh 25 April 2005)
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Cetakan 7. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.
Miles, Matthew dan A. Michael huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Penerjemah: Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta. UI Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munib, Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, Arief W.,dkk. 1996. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Suharso, R. 2002. Persepsi Siswa terhadap pengajaran sejarah. Paramita, no. 3.
Wahyu (ed). 2005. Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial. Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005.
Bandung: Diperbanyak oleh Nuansa Aulia.
Wahyu, Sri. 2004. Evaluasi Pelatihan Pengelolaan Sumber Belajar Bagi GurGuru SMTA se Jawa Tengah. dalam Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol.
XXX Juli 2004. Lemlit Unnes. Semarang. hal. 80
Wasino, Dr. M.Hum. 2005. Dekonstruksi Sejarah Indonesia, Sebuah Pemikiran
Awal. Makalah disampaikan pada Studium General Jurusan Sejarah FIS
Unnes. Semarang, 10 Agustus 2005.
Werti, Lilik. 2004. Pengenalan Multimedia Interaktif Pembelajaran. Semarang:
BPM

18

Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Penelitian


Nama
NIM
TTL
Alamat Smg.
Rumah
E-mail
Telp

: Vicki Fauzi Hasan


: 3101406008
: Kudus, 19 Februari 1988
: Pon-Pes Durrotu Ahlisunnah Wal Jamaah, Banaran,
Gununggpati Semarang 50229
: Mayong Lor Rt 01/01, Kec. Mayong Kab. Jepara
: Vic_gie@yahoo.co.id
: 085640006413

Pendidikan Formal
SD
: SD Negeri I Pelemkerep
SLTP
: SLTP Negeri I Mayong
SMU
: MAN 2 Kudus
PT
: Universitas Negeri Semarang, Jurusan Sejarah
Anggota Pelaksana Kegiatan I
Nama
NIM
TTL
Alamat Smg.

: Muhammad Fatkhan Ashari


: 3101405021
: Kendal, 9 November 1987
: Gedung C2 Lantai 1 Jurusan Sejarah FIS Unnes Kampus Sekaran
Gunugpati Semarang 50229
Rumah
: Karangmulyo RT 1 RW 1 Kec. Pegandon Kab. Kendal 51357
E-mail
: fatkhan_ashari@yahoo.com
Telp
: 0856 4040 7955
Pendidikan Formal
SD
: SD Negeri 1 Karangmulyo
SLTP
: SLTP Negeri 3 Pegandon
SMU
: SMU Negeri 1 Pegandon
PT
: Universitas Negeri Semarang, Jurusan Sejarah
Karya yang telah dibuat
Pemanfaatan Museum sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan
Pemahaman Pelajar terhadap Materi Zaman Prasejarah
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pelajaran Sejarah
sebagai Upaya Memaksimalakan Pemahaman Siswa
Peran Puri Klungkung sebagai Media Pelestarian Kebudayaan Bali
Keistimewaan Puri Klungkung sebagai Daya Tarik Wisata Keagamaan Di
Bali
Prestasi
Juara II MHQ tingkat Kabupaten Kendal tahun 2004
Juara I MHQ tingkat Universitas Negeri Semarang tahun 2005
Juara II LKTM Bidang Pendidikan tingkat Fakultas tahun 2006

19

Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa bidang Pendidikan tingkat


Universitas Negeri Semarang tahun 2006
Finalis PIMNAS XIX UMM Malang tahun 2006
Juara II LKTM Bidang Pendidikan tingkat Fakultas tahun 2007
Finalis PIMNAS XX Unila Bandar Lampung tahun 2007
Juara II KKTM Bidang Sosial FIS 2008
Finalis PIMNAS XXI Unissula Semarang tahun 2008
Anggota Pelaksana Kegiatan II
Nama
NIM
TTL
Alamat Smg.
Rumah
E-mail
Telp

: Santoso Minarno
: 3150404005
: Pemalang, 8 Februari 1987
: Gedung C2 Lantai 1 Jurusan Sejarah FIS Unnes Kampus Sekaran
Gunugpati Semarang 50229
: Jl. Tanjung gg VI no. 38 Kota Tegal 52124
: jakwir_sheva@yahoo.com
: 085641041646

Pendidikan Formal
SD
: SD Negeri Mangkukusuman 9 Kota Tegal
SLTP
: SLTP Negeri 2 Kota Tegal
SMU
: SMU Negeri 4 Kota Tegal
PT
: Universitas Negeri Semarang, Jurusan Sejarah
Anggota Pelaksana Kegiatan III
Nama
NIM
TTL
Alamat Smg.
Rumah
E-mail
Telp

: Taofiq Hadiyanto
: 3101406022
: Demak, 6 Juni 1988
: Gedung C2 Lantai 1 Jurusan Sejarah FIS Unnes Kampus Sekaran
Gunugpati Semarang 50229
: Pucang Sari 3 No.7 RT03 RW17 Pucang gading, Kab Demak
: taofiq_hadiyanto@yahoo.com
: 085640304565

Pendidikan Formal
SD
: SD Negeri 01 Citarum Semarang
SLTP
: SMP Negeri 03 Semarang
SMU
: SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
PT
: Universitas Negeri Semarang Jurusan Sejarah
Anggota Pelaksana Kegiatan IV
Nama
NIM

: Saif Fajri Ahmad


: 3101406041

20

TTL
: Banjarnegara, 31 Maret 1988
Alamat Smg. : Gedung C2 Lantai 1 Jurusan Sejarah FIS Unnes Kampus Sekaran
Gunugpati Semarang 50229
Rumah
: Gemuruh Rt1 Rw1, Bawang, Banjarnegara 53417
E-mail
: saif_fajri@yahoo.com
Telp
: 08562661238
Pendidikan Formal
SD
: MI Cokro Aminoto kebutuh jurang I Pagedongan Banjarnegara
SLTP
: SLTP Negeri 6 Banjarnegara
SMU
: SMK Panca Bhakti Banjarnegara
PT
: Universitas Negeri Semarang, Jurusan Sejarah

Anda mungkin juga menyukai