BIDANG KEGIATAN
PKM Penelitian
Disusun oleh:
Ketua Kelompok:
Zandra Dwanita Widodo (K4611116/2011)
Anggota kelompok:
Eka Ahmad Malik Parwaka (K4611036/2011)
Indarto Wijanarko (K4611060/2011)
A. JUDUL
Meningkatkan Potensi Gerak Kasar Anak Tunadaksa Ringan Melalui
Pendekatan Bermain.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
IBK adalah orang yang memerlukan penyesuaian (adaptation) sebelum
dapat bertindak secara normal. Istilah berkebutuhan khusus (Unique/special need)
lebih ditujukan kepada individu yang mengalami gangguan atau ketidakmampuan
baik secara fisik atau mental, dalam tanda kutip ada juga individu dari kalangan
normal yang ingin diperlakukan secara khusus. Dan beberapa literatur ditemukan
beberapa IBK, yaitu kelompok kekacauan berfikir yang terdiri dari kelainan
intelektual/Tunagrahita (Intelektual disoders); kelainan tingkah laku/Tunalaras
(Behavior disability); ketidak mampuan menyerap pelajaran (Pervasipe
developmental disoders); kesulitan belajar khusus (Spesific learning disabilities);
kelainan
penglihatan/Tunanetra
(Visual
impairment);
ketulian
dan
kebutatulian/Tunarungu (Deafness and deaf blindness); kelumpuhan syaraf otak
(Cerebral Palsy/CP); cedera otak traumatis (Traumatic brain injury); struk (Stroke);
amputasi (Amputations); (dwarfism); les avtres; kelainan pada tulang belakang
(Spinal cord disabilities); tingkat kesehatan rendah (Health impaired student).
Salah satu kategori IBK ialah Tunadaksa. Tunadaksa berasal dari kata
Tuna yang berarti rugi atau kurang. Dan Daksa yang berarti tubuh. Menurut
derajat kecacatan Tunadaksa dapat digolongkan atas : golongan ringan, golongan
sedang dan golongan berat. Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan
tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal
lainya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
Biasanya IBK Tunadaksa ringan memiliki ketrampilan gerak motorik kasar
yang kurang. Gerak motorik kasar merupakan ketrampilan gerak atau gerakan
tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya. Ketrampilan
motorik kasar ini meliputi pola lokomotor (gerakan yang menyebabkan
perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang, naik turun tangga,
meloncat,dsb. Juga ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan
memantulkan bola. Kurangnya ketrampilan gerak kasar yang tidak berkembang
secara baik bisa menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan, maka dari
itu peningkatan gerak motorik kasar sangat diperlukan.
Bermain merupakan salah satu pendekatan yang paling mudah
diperkenalkan dan diajarkan kepada anak-anak, karena dalam bermain terkandung
beberapa nilai yang dibutuhkan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu edukatif,
leadership, team work, dsb. Sehingga bermain merupakan sebuah pendekatan yang
cocok untuk meningkatkan ketrampilan gerak motorik kasar anak Tunadaksa
ringan.
Bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sesuai untuk
anak. Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa
memikirkan hasil akhir, yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru, bermain
haruslah suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Tidak boleh ada paksaan
pada anak untuk melakukan kegiatan bermain.
Bermain memiliki arti penting bagi anak untuk mengekspresikan,
mengeksplorasi dan menemukan banyak aspek kehidupan diluar dirinya sendiri.
Tunadakasa berasal dari kata Tuna yang berarti rugi, kurang dan
daksa berartitubuh. Dalam banyak literatur cacat tubuh atau kerusakan tubuh
tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai
judul Physical and Health Impairments (kerusakan atau gangguan fisik dan
kesehatan). Hal ini disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan.
Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada
sesuatu yang salah pada otak (luka atau infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu
pada fisik/tubuh, pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yang
terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat, maupun sesudah kelahiran,
menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Pada dasarnya kelainan pada anak tunadaksa dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar, yaitu (a) kelainan pada sistem serebral (Cerebral
System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal
System) Menurut derajat kecacatan, Tunadaksa ringan dalam cerebal palsy
termasuk dalam golongan ringan, yaitu mereka yang dapat berjalan tanpa
menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal
lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan
pendidikannya.
Derajat kecacatan akan mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri
dengan lingkungan, kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada
halnya dengan tingkah laku anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan
derajat kecacatannya. Jenis kecacatan itu akan dapat menimbulkan perubahan
tingkah laku sebagai kompensasi akan kekurangan atau kecacatan.
Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu,
rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari llingkungan. Disamping
karakteristik tersebut terdapat beberapa problema penyerta bagi anak tunadaksa
antara lain: (1) Kelainan perkembangan/intelektual , (2) Ganguan pendengaran,
(3) Gangguan penglihatan, (4) Gangguan taktik dan kinestetik, (5) Gangguan
pesepsi, (6) Gangguan emosi.
1.2 Gerak Motorik Kasar
Studi tentang motorik (gerak) manusia tidak terlepas dengan ilmu gerak,
kinesiology, performance manusia, pendidikan jasmani, dan bodi movement.
Perilaku gerak (motor behavior) merupakan sub disiplin yang menekankan
pada investigasi mengenai prinsip-prinsip perilaku manusia.
Motorik dapat diuraikan dengan kata seperti otomatis, cepat, dan akurat
atau dengan kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan.
Menurut Hurlock (1998) perkembangan motorik: perkembangan
pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan
otot yang terkoordinasi.Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan
kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
Gerak motorik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu (1) gerak motorik
kasar (2) gerak motorik halus. Gerak motorik kasar adalah gerak yang
memacu kemampuan anak saat beraktivitas dengan menggunakan otot-otot
besarnya.
Gerak kasar ini dikelompokkan menjadi 3 (Sport New Zeland), yakni:
2.
O2
Keterangan:
O1 = Pre Test (tes awal)
T = Treatment (perlakuan)
O2 = Post Test (tes akhir)
b. Variabel
Jenis variabel :
1) Variabel bebas
Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, dalam penelitian ini adalah pendekatan
bermain.
2) Variabel terikat
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi variabel
bebas Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gerak motorik kasar
anak tunadaksa ringan.
10
J. RANCANGAN BIAYA
1. Rekapitulasi Biaya Penggunaan Biaya
NO Kegiatan
1
Pembelian Alat Tulis
2
Bahan dan Peralatan Penelitian
3
Biaya Pengujian
4
Perjalanan
5
Lain-lain
Jumlah Total
2. Rincian Pengeluaran
a. Alat Tulis
No Uraian
1
2
3
Kertas HVS
Cartide printer hitam
Cartide printer
berwarna
4
Fotocopy Dokumen
5
Bolpoint
6
Tinta Printer
7
Flashdisk
9
Kaset Video
Jumlah
Volume
4 Rim
1 Buah
2 Buah
Harga(Rp)
Satuan
40.000
250.000
250.000
2 Paket
2 Lusin
3 Buah
1 Buah
2 Buah
200.000
60.000
35.000
130.000
125.000
Jumlah
160.000
250.000
500.000
200.000
120.000
60.000
130.000
250.000
1.670.000
Uraian
Selotip
Kawur
Cone
Bendera Mini
Bola Ringan 10-15
cm
6
Pemukul Plastik
7
Bola Spons 15-20 cm
8
Bola Tenis
9
Bola Plastik 20-25
cm
10
Kaos Praktek
11
Batting tee
Jumlah
5 Buah
5 Kg
3 Set
30 Buah
30 Buah
Harga(Rp)
Satuan
10.000
15.000
150.000
8.000
15.000
Jumlah
50.000
75.000
450.000
240.000
450.000
15 Buah
30 Buah
30 Buah
30 Buah
25.000
15.000
10.000
8.000
375.000
450.000
300.000
240.000
30 Buah
1 buah
45.000
50.000
1.350.000
50.000
4.030.000
Volume
11
c. Biaya Pengujian
No
Uraian
Volume
1
2
Latihan
Tes Perkembangan
Gerak Kasar
Jumlah
8 x pertemuan
2x
Harga(Rp)
Satuan
375.000
300.000
Jumlah
3.000.000
600.000
3.600.000
d. Perjalanan
No
Uraian
Volume
10x
Harga(Rp)
Satuan
100.000
2x
200.000
Jumlah
1.000.000
200.000
Jumlah
1.200.000
Harga(Rp)
Satuan
300.000
100.000
350.000
750.000
Jumlah
Jumlah
600.000
300.000
350.000
750.000
2.000.000
e. Lain-lain
No
1
2
3
4
Uraian
Dokumentasi
Penelusuran Pustaka
Pembuatan laporan
Analisis data
Volume
2 paket
3x
1 paket
1 paket
12
K. DAFTAR PUSTAKA
Heri, Rahyubi.,Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Jawa Barat:
Nusa Media, 2012
Landreth Garry L., 2001. Innovations in Play Therapy, New York: Brunner Roudledge
Panggung, Sutapa. Pengamatan Skill Motorik dan Fisik dalam Upaya menjadikan
Sosok Manusia Berkualitas. Yogyakarta: FIK UNY
Yudy, Hendrayana. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Criced :
University of Tsukuba
Thomas, J.R., Nelson, J.K., 1990. Research Methods in Physical Activity. Champaign:
Human Kinetics Books
Winnick, Joseph P. 2005. Adapted Physical Education and Sport. Champaign, IL :
Human Kinetics.
Sport New Zeland, 2012. Developing Fundamental Movement Skills Manual online
.sportnz.org.nz
Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
-----.2002. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jakarta:
Ditjen Olahraga Depdiknas.
13
14
Alamat e-mail
:
:
:
:
:
Perempuan
Islam
IV-a/Pembina/ Lektor Kepala
Peran
Sumber Dana
2012
2012
2011
Ketua
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
2011
Ketua
Kementerian
Pemuda
dan
Olahraga
2010
Ketua
2008
Ketua
Kementerian
Pemberdayaan
Ketua
15
Perempuan
Daerah
2008
3. Makalah/Artikel
Tahun
Judul
Ketua
DIPA PNBP
Penerbit/Jurnal
2012
2010
2009
2009