Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Sekolah : SMA Al Kautsar Bandar Lampung


Kelas / Semester : XI / Genap
Mata pelajaran : Sejarah Wajib
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan
Melalui pembelajaran Discovery Learning diharapkan peserta didik mampu: menganalisis
peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan
maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini; menalar peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan
kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah; dengan tetap
mengutamakan sikap kerjasama, disiplin, jujur dan tanggung jawab.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


 3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik
Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini
 4.6 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa
kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah

C. Materi Pembelajaran
 Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia
Setelah proklamasi, kesibukan para pemimpin nasional adalah mengatur tatanan kenegaraan.
Untuk itu, pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengadakan rapat pertama setelah proklamasi. Sebelum sidang dimulai, Soekarno-Hatta berencana
untuk menambah 6 anggota baru PPKI yang sebagian dari golongan muda, yaitu Sukarni, Chairul
Saleh, dan Wikana.
Akan tetapi, golongan muda itu kurang berkenan. Mereka masih menganggap PPKI adalah suatu
badan yang dibentuk oleh Jepang dan bekerja hanya untuk Jepang. Oleh karena itu, Ir. Soekarno
hanya mengumumkan 6 anggota baru, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimedjo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Subardjo.
1. Sidang PPKI I (18 Agustus 1945)
Rapat PPKI pertama dilakukan di
Gedung Cuo Sangi-In, Jalan
Pejambon. Sebelum rapat dimulai,
Soekarno-Hatta meminta Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim,
Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.
Teuku Mohammad Hassa untuk
membahas kembali Piagam
Jakarta, khususnya mengenai
kalimat “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk- pemeluknya-.”
Hal tersebut disebabkan karena
pemeluk agama lain di Indonesia merasa keberatan terhadap kalimat tersebut. Akhirnya, rapat
yang dipimpin oleh Bung Hatta ini yang hanya cukup dalam waktu 15 menit saja berhasil mencapai
suatu buah kesepakatan untuk melakukan suatu perubahan terhadap kalimat tersebut menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa.”
a. Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang kemudian
dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
Perubahan terhadap Batang Tubuh Undang-Undang Dasar :
a. Pasal 4 (1) yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”. Sebelumnya kalimat tersebut tidak
berbunyi demikian.
b. Pasal 4 (2), “…dua orang wakil presiden” diganti menjadi “seorang wakil presiden”.
c. Pasal 6 ayat 1, yang semula terdapat kalimat “beragama Islam” sekarang
dihapuskan.
d. Pasal 6 ayat 2, perkataan “wakil-wakil presiden”, dihapus sehingga hanya “wakil
presiden” saja.
e. Pasal 9, kata “Mengabdi” diganti menjadi “berbakti".
f. Pasal 23 ayat 2, ditambahkan kata-kata “hasil pemeriksaan itu diberitahukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat”.
g. Pasal 25, sebelumnya berbunyi, “syarat untuk menjadi hakim ditetapkan oleh
Undang-Undang”. Ditambahkan sehingga berbunyi, “syarat-syarat untuk menjadi
dan diberhentikan sebagai hakim ditetapkan oleh Undang-Undang”.
b. Memilih dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Sehingga Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial.
Acara pertama dalam rapat PPKI tersebut adalah pemilihan presiden. Otto Iskandardinata
mengusulkan agar pemilihan presiden dilakukan secara aklamasi (yaitu kesepakatan yang dicapai
secara spontan tanpa melalui proses pemungutan suara). Beliau mengajukan Ir. Soekarno sebagai
perseden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Usul tersebut disetujui oleh hadirin yang
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya
Sebelum rapat PPKI ditutup, presiden meminta 9 orang anggota sebagai Panitia Kecil untuk
membahas hal-hal yang meminta perhatian mendesak, seperti pembagian wilayah negara,
kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian. Panitia Kecil ini dipimpin oleh Otto
Iskandardinata.

2. Sidang PPKI II (19 Agustus 1945)


Rapat dilanjutkan keesokan harinya, pada tanggal 19 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di Gedung Cuo
Sangi-In. Rapat itu membahas hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata dan
menghasilkan keputusan berikut ini :
a. Menetapkan 12 kementerian dalam pemerintahan, 4 menteri negara, dan 4 pejabat negara
1. Menteri Dalam Negeri : R.A.A Wiranatakoesoemah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Soebardjo
3. Menteri Keuangan : Mr. A.A Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Soepomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Surachman Cokrodisuryo
6. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesuma Soemantri
11. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujuso
12. .Menteri Perhubungan : Abikusno Tjokrosujuso
Empat menteri negara yang tidak mengurusi departemen: Wachid Hasyim, M.Amir, R. Otto
Iskandardinata, dan R. M. Sartono.
Empat pejabat negara yang terdiri sebagai berikut :
1. Ketua Mahkamah Agung : Mr. dr. Kusumah Atmaja
2. Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunomiharjo
3. Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo
4. Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryo Pranoto
b. Membagi daerah Republik Indonesia ke dalam delapan provinsi beserta dengan calon gubernurnya,
sebagai berikut :
1. Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusumo.
2. Jawa Tengah : R.P. Suroso.
3. Jawa Timur : Suryo.
4. Borneo (Kalimantan) : Ir. Mohammad Noor.
5. Sulawesi : Dr. Sam Ratulangi.
6. Maluku : Mr. Latuharhary.
7. Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. Ketut Pudja.
8. Sumatra : Mr. T. Mohammad Hassan.
Serta dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

3. Sidang PPKI III (22 Agustus 1945)


a. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), fungsinya membantu dan menjadi penasihat
presiden
Komite Nasional Indonesia sempat dibahas dalam sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945,
kemudian dilanjutkan pada sidang PPKI III yang mana dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) dan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). Pada tanggal 29 Agustus 1945 137 orang
anggota KNIP secara resmi dilantik di Gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. KNIP terdiri dari
golongan muda dan masyarakat dari berbagai daerah serta anggota PPKI sebagai intinya.
KNIP adalah badan yang membantu penyelenggaraan pemerintah (tugas-tugas presiden). Jumlah
KNIP secara keseluruhan adalah 150 orang. Mereka berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Pelantikan anggota KNIP dilaksanakan di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta pada tanggal 29
Agustus 1945. Lembaga itu diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo, M. Sutarjo sebagai wakil ketua
pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua, dan Adam malik sebagai wakil ketua ketiga.
b. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Pembentukan PNI pada awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai diIndonesia dengan tujuan
yang seperti disebutkan dalam risalah sidang PPKI yaitu mewujudkan negara Republik Indonesia
yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat. Pembentukan PNI sebagai partai
tunggal ini merupakan upaya agar tidak ada gejolak persaingan antar partai.
Namun dalam perkembangannya muncul maklumat pada tanggal 3 November 1945 yang berisikan
penundaan segala kegiatan yang dilakukan PNI yang akhirnya dilimpahkan kepada KNIP. Adanya
partai tunggal ini ditentang oleh berbagai pihak dikarenakan bertentangan dengan nilai
demokratis. Sejak saat itu gagasan yang hanya ada satu partai di Indonesia tidak pernah lagi
dimunculkan.t
c. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945
yang sebelumnya merencanakan pembentukan tentara kebangsaan. Perubahan tersebut akhirnya
diputuskan pada tanggal 22 Agustus 1945 untuk tidak membentuk tentara kebangsaan. Keputusan
ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan politik. Para pemimpin pada waktu itu memilih untuk
lebih menempuh cara diplomasi untuk memperoleh pengakuan terhadap kemerdakaan yang baru
saja diproklamasikan.
Presiden Soekarno pada
tanggal 23 Agustus 1945
mengumumkan dibentuknya
BKR. Presiden berpidato
dengan mengajak para
sukarelawan pemuda, bekas
PETA, Heiho, dan Kaigun
untuk berkumpul pada
tanggal 24 Agustus 1945 di
daerahnya masing-masing.
Badan Keamanan Rakyat
(atau biasa disingkat BKR)
adalah suatu badan yang
dibentuk untuk melakukan
tugas pemeliharaan
keamanan bersama-sama
dengan rakyat dan jawatan-
jawatan negara. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan setelah mengalami beberapa kali perubahan nama akhirnya
menjadi Tentara Nasional Indonesia.

Rapat di Lapangan Ikada


Selain PPKI, dinamika
pemerintahan pertama
RI masih bergejolak.
Masih ada penolakan
dari beberapa negara
terhadap kemerdekaan
Indonesia. Termasuk
Jepang, yang ingin
menyerahkan kekuasaan
di Indonesia terhadap
Sekutu. Sebagai bentuk
protes, akhirnya
diadakan rapat raksasa
di Lapangan Ikada
(Ikatan Atletik Djakarta)
pada tanggal 19
September 1945. Di kesempatan itu, Soekarno menyampaikan pidatonya yang berisi:
a. menegaskan kemerdekaan Bangsa Indonesia dan bertekad mempertahankannya.
b. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
c. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah dengan disiplin.
d.Menuntut rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang untuk menghindari
pertumpahan darah.
Rapat ini menjadi penting karena pemerintah berhasil bertemu langsung dengan rakyat, sehingga
dapat menampakkan wibawanya. Selain itu pemerintah berhasil meningkatkan kepercayaan rakyat
akan kekuatan Bangsa Indonesia.

Dukungan Daerah Terhadap Pemerintah Republik Indonesia


Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kesultanan-kesultanan yang masih berdiri
di Republik Indonesia kemudian menyatakan dukungan terhadap pemerintah Indonesia dan
bergabung dalam wilayah NKRI. Kesultanan Yogyakarta adalah yang pertama mendukung
pemerintah Republik Indonesia melalui Maklumat 5 September 1945. Disusul Surakarta
(Kasunanan dan Mangkunegaran) dan Kesultanan Siak di Sumatra.
Maklumat Pemerintah 3 November 1945
Pada tanggal 30 Oktober 1945, BP-KNIP mengusulkan kepada pemerintah agar memberkan
kesempatan kepada rakyat seluas-luasnya untuk mendirikan partai-partai politik sebagai sarana
penyaluran berbagai aspirasi dan paham yang berkembang di masyarakat. Persetujuan pemerintah
itu diwujudkan dengan dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang juga
ditandatangani oleh wakil presiden yang isinya antara lain :
"Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partai-partai itulah
dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat".
Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin rakyat sibuk membentuk partai-
partai politik, seolah-olah negara sedang dalam keadaan aman. Padahal di beberapa tempat,
terutama di surabaya pertempuran antara BKR dengan pasukan sekutu sedang bergelora. Beberapa
partai politik yang muncul setelah dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945 adalah sebagai
berikut :
1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdir tanggal 7 november 1945, dipimpin
oleh Dr. Sukiman Wirdjo sanjoyo.
2. PKI berdiri tanggal 7 november 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf.
3. PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri tanggal 8 november 1945, dipimpin oleh Nyono.
4. PRJ (Partai Rakyat Jelata) berdiri tanggal 8 november 1945, dipimpin oleh Sutan Dewanis.
5. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri tanggal 10 november 1945, dipimpin oleh Amir
Syariffudin.
6. Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 november 1945, dipimpin oleh Amir syarifuddin.
7. Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 november 1945, dipimpin oleh Sutan
Syahrir, Amir Syarifuddin dan Oei Goat, pada bulan desember 1945.
8. PKRI (Partai Khatolik Republik Indonesia) berdiri tanggal 8 desember 1945, dipimpin oleh
I.J Kasimo.
9. Permai (Persatua Rakyat Marhaen) berdir tanggal 17 desember 1945, didirikan oleh J.B
Assa.
10. PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri tanggal 29 januari 1946, dipimpin oleh Sidik
Joyosukarto.

Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945


Sejak permulaan bulan Oktober 1945, beberapa tokoh seperti Supeno, Sukarni, Ir. Sakirman, dan
Mangunsarkoro bersama anggota KNIP lainnya sudah berencana mengubah sistem pemerintahan
presidensial menjadi sistem parlementer sehingga kabinet bertanggung jawab langsung kepada
KNIP sebagai pemegang kekuasaan legislatif.
Sistem kabiner parlementer berlaku sejak tanggal 14 November 1945 hingga 27 Desember 1949.
Selama masa berlakunya UUD 1945 tahap pertama, terdapat Sembilan kali pergantian kabinet,
antara lain sebagai berikut :
1.) Kabinet Presidensial Pertama, 2 September 1945-14 November 1945.
2.) Kabinet Syahrir I, 14 November 1945-12 Maret 1946.
3.) Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946-20 Oktober 1946.
4.) Kabinet Syahrir III, 20 Oktober 1946-27 Juni 1947.
5.) Kabinet Amir Syarifuddin I, 3 Juli 1947-11 November 1947.
6.) Kabinet Amir Syarifuddin II, 11 November 1947-29 Januari 1948.
7.) Kabinet Hatta I (Presidensial), 29 Januari 1948-4 Agustus 1948.
8.) Kabinet Darurat (PDRI), 19 Desember 1948-13 Juli 1949.
9.) Kabinet Hatta II (Presidensial), 4 Agustus 1949-20 Agustus 1949.

D. Kegiatan Siswa
Awali kegiatan pembelajaran dengan terlebih dahulu berdoa agar kegiatan pembelajaran
bermanfaat bagi kalian. Baca buku Sejarah Indonesia Kelas XI Penerbit Erlangga Bab 5 atau sumber
lain agar lebih menguasai materi yang berkaitan dengan Pembentukan Pemerintahan Pertama
Republik Indonesia yang sedang dipelajari.
Selanjutnya, kerjakan latihan soal di bawah ini!
1. Apa tindakan yang dilakukan oleh Indonesia setelah proklamasi dikumandangkan dan
disebarkan ke seluruh pelosok negeri?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Bagaimana Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dapat terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Sebutkan jabatan dan tokoh yang terdapat pada kabinet pertama di Pemerintahan Republik
Indonesia?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Menurut Anda, apakah keberadaan BKR penting bagi pemerintahan Indonesia di saat
Indonesia baru merdeka?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Mengapa Rapat di Lapangan Ikada dinilai menjadi rapat yang penting pasca Indonesia
merdeka?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

6. Pada awalnya Indonesia hanya membentuk satu partai yaitu, PNI. Namun selanjutnya
terbentuklah beberapa partai politik. Apa yang mendasari dari terbentuknya beberapa
partai tersebut?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Nama Kelas

Anda mungkin juga menyukai