Anda di halaman 1dari 5

STUDY KASUS

Nama : Siti Masriah, S.Fil.I,. S.Pd

Instansi : SMA NU 05 Brangsong

Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Dengan


Pembelajaran Inovatif Berbasis IT
Di SMA NU 05 BRANGSONG

1. Latar Belakang
SMA NU 05 Brangsong terletak di jl. Ahmad Yani 150 Sidorejo, mata pelajaran
sejarah sering dianggap sulit dan membosankan oleh sebagian besar siswa. Kurikulum
sejarah yang terfokus pada penanggalan, peristiwa, dan tokoh-tokoh sering kali gagal
menarik minat siswa. Akibatnya, motivasi belajar mereka cenderung rendah, yang dapat
berdampak negatif pada pemahaman mereka tentang sejarah dan hasil akademik secara
keseluruhan.
Sejarah dianggap tidak penting, Banyak siswa mungkin tidak memahami
bagaimana pemahaman sejarah dapat membentuk identitas budaya dan nasional, serta
memberikan wawasan yang mendalam tentang peristiwa masa lalu. Pemahaman
sejarah membantu menggambarkan perjalanan suatu bangsa, dan tanpa itu, siswa mungkin
kehilangan akar budaya dan nilai-nilai yang membentuk mereka.
Kurangnya sadar Sejarah, Salah satu masalah utama adalah rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya Sejarah. Ketidakpedulian terhadap sejarah dapat
mengakibatkan kehilangan identitas budaya dan nasional. Kurangnya kepedulian terhadap
sejarah Kurangnya prioritas dalam Pendidikan. Sistem pendidikan mungkin tidak
memberikan cukup perhatian pada mata pelajaran sejarah. Banyak kurikulum pendidikan
lebih fokus pada mata pelajaran yang dianggap lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mengurangi urgensi pemahaman sejarah. Kurangnya pembelajaran dari
masa lalu. Sejarah bukan hanya catatan peristiwa, tetapi juga merupakan sumber
pembelajaran berharga. Tanpa pemahaman yang memadai tentang sejarah, masyarakat
mungkin mengulang kesalahan masa lalu karena kurangnya wawasan dan pengalaman.
Kurangnya literasi Peningkatan dalam kurikulum Pendidikan, metode dan model
pembelajaran. promosi budaya oleh media dan pemerintah, serta upaya komunitas untuk
mempertahankan dan mentransmisikan warisan sejarah Pemahaman sejarah membantu
memahami konteks global suatu peristiwa. Tanpa pengetahuan ini, masyarakat mungkin
tidak dapat mengenali dampak global dari keputusan lokal atau internasional, yang dapat
berdampak pada hubungan antarbangsa.
Kurangnya minat belajar Adanya kesenjangan generasi dapat menyebabkan
kurangnya transfer pengetahuan sejarah dari generasi lebih tua ke generasi lebih muda. Jika
orang tua atau guru tidak memberikan nilai penting pada sejarah, anak-anak mungkin
kehilangan ketertarikan pada warisan budaya dan sejarah. Sejarah juga mencakup
perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang. Ketidakpedulian terhadap sejarah
dapat menyebabkan kurangnya apresiasi terhadap pencapaian manusia dan kurangnya
inspirasi untuk inovasi dan perubahan positif. Dan topik ini peting karena kita butuh
pembaharuan baik yang bisa meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar, yang masalah
itu teridentifikasi karena beberapa masalah sebagai berikut ;
• Kurangnya keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa sulit melihat relevansi sejarah
dengan kehidupan mereka saat ini.
• Pendekatan pembelajaran yang tidak menarik. Metode pengajaran yang monoton dan
terfokus pada fakta-fakta sejarah tanpa memperhitungkan cara belajar siswa.
• Kesulitan memahami konsep abstrak. Konsep-konsep sejarah yang abstrak sulit
dipahami dan diaplikasikan oleh siswa.

2. Analisis Kasus
Sejarah itu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Disni guru bisa
menjadiakn candi sebagai sumber belajar, bahwa nenek moyang manusia adalah arsitek
yang sangat handal. Karena dulu belum ada ilmu yang mempelajari hal tersebut, tapi mereka
mampu menciptakan. Dengan belajar dari masa penjajajahan orang Indonesia yang
gamapang di bodohi, karena mereka tidak boleh sekolah, tidak boleh mendapatkan
pendididkan, dan sekarang kita bebas belajar mendapatkan ilmu sebanyak mungkin. Peserta
didik kesulitan dalam memahami isi materi pembelajaran. Dari analisis ini ditemukan
beberapa tantangan dan hambatan yang disebabkan oleh ;
• Kurang aktifnya guru memanfaatkan media pembelajaran yang ada di lingkungan
sekitar, guru datang ke sekolah hanya memenuhi kewajiban untuk mengajar saja,
mengejar konten untuk memenuhi target yang telah ditentukan oleh kurikulum, guru
kurang memperhatikan kebutuhan peserta didik akan pembelajaran yang
menyenangkan, interaktif dan kolaboratif sehingga pembelajaran menjadi kurang
bermakna bagi peserta didik.
• Kurang aktifnya peserta didik mengikuti pembelajaran sehingga menyebabkan
peserta didik lambat dalam memahami isi materi pembelajaran. Peserta didik kurang
aktif dalam pembelajaran dapat disebabkan karena peserta didik kurang berminat
pada materi yang disajikan terutama jika materinya berupa konsep abstrak dan
materi hitungan. Guru harus mengulang penjelasan agar peserta didik benar-benar
mengerti apa yang disampaikan.
• Kurangnya kesadaran kultural: ketidakmampuan menghubungkan sejarah dengan
kondisi saat ini, beberapa orang mungkin kesulitan mengaitkan peristiwa sejarah
dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi saat ini.
• Ketidakpedulian terhadap warisan budaya, kurangnya kesadaran terhadap
pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya dapat mengurangi rasa
tanggung jawab terhadap sejarah.
Sebagai guru penulis melakukan perbaikan diri dengan mengikuti kegiatan yang bisa
mengembangkan potensi diri untuk inivasi pembelajaran. Penulis juga melakukan
wawancara dan diskusi dengan kepala sekolah SMA NU 05 Brangsong dan WAKA
Kurukilum SMA NU 05 Brangsong, yang paham dengan karakter siswa SMA NU
05 Brangsong.

3. Alternatif Solusi
Dari analisis Solusi dapat di ambil alternatif Solusi;
1. Menerapkan model dan metode yang Relevan dan Interaktif:
• Mengintegrasikan materi sejarah dengan konteks kehidupan sehari-hari, seperti film,
literatur, atau peristiwa saat ini yang berkaitan dengan sejarah.
• Mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyek atau simulasi, di mana siswa
bisa berperan dalam peran sejarah atau membuat proyek berbasis sejarah yang kreatif.
2. Menggunakan Teknologi dan Media:
• Menerapkan teknologi dalam pembelajaran, seperti penggunaan video, animasi, dan
aplikasi interaktif untuk membuat materi lebih menarik dan mudah dipahami.
• Membuat platform daring khusus yang menyediakan sumber daya tambahan, diskusi,
dan permainan pendidikan untuk memperdalam pemahaman sejarah.
3. Melibatkan Siswa dalam Proses Pembelajaran:
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik atau peristiwa sejarah yang
ingin mereka pelajari lebih dalam.
• Mendorong diskusi kelompok, debat, atau presentasi siswa untuk meningkatkan
pemahaman dan rasa memiliki terhadap materi.
4. Menyediakan Umpan Balik yang Konstruktif:
• Memberikan umpan balik yang konstruktif dan personal kepada siswa tentang
kemajuan mereka dalam memahami konsep sejarah.
• Menggunakan penilaian formatif yang berkelanjutan untuk membantu siswa melihat
kemajuan mereka dan memperbaiki kelemahan.
Implementasi:
• Melakukan pelatihan bagi guru tentang pendekatan pembelajaran yang inovatif dan
integrasi teknologi dalam pengajaran.
• Menyusun dan memperbarui kurikulum sejarah yang menarik dan relevan.
• Membuat pusat sumber daya sejarah yang interaktif di sekolah, baik dalam bentuk
perpustakaan fisik maupun digital.
• Membuat survei secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas perubahan yang
dilakukan dan mengumpulkan umpan balik dari siswa.

4. Evaluasi
• Melakukan evaluasi rutin terhadap partisipasi siswa, tingkat pemahaman, dan motivasi
belajar mereka.
• Menggunakan data hasil belajar siswa untuk terus menyempurnakan pendekatan
pembelajaran dan kurikulum.
• Mengadakan forum diskusi antara guru, siswa, d untuk mengevaluasi dan
menyempurnakan pembelajaran.
Meningkatkan motivasi belajar sejarah di SMA NU 05 Brangsong membutuhkan
pendekatan holistik yang memperhatikan kebutuhan dan minat siswa serta
memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang inovatif. Dengan menyajikan
materi sejarah dengan cara yang menarik dan relevan, serta melibatkan siswa aktif
dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
90 % meningkat terhadap mapel sejarah.

Anda mungkin juga menyukai