Anda di halaman 1dari 20

Ilmu Pengetahuan Sosial

dan Kemanusiaan

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEME SEBAGAI MEDIA


EDUKASI SEJARAH BERBASIS INTERNET PADA
SISWA SMA

Abdullah Faqih
SMAN 95 Jakarta

2019
ABSTRAK

LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-50 TAHUN 2019

1. Objek penelitian berupa


o Manusia
JUDUL : Efektifitas Penggunaan Meme sebagai Media Edukasi Sejarah
2. Apa penelitian ini lanjutan dari penelitian
Berbasisi Internet pada Siswa SMA sebelumnya
o Ya, dari tahun 2018
BIDANG : Psikologi Kognitif

KATEGORI : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan


3. Metodologi penelitian yang digunakan
o Kuantitatif
NAMA : Abdullah Faqih

SEKOLAH :SMAN 95 Jakarta


4. Metode Penelitian
o Eksperimen Kuasi

Dari zaman dahulu hingga sekarang, sikap malas belajar


pada kalangan pelajar sangat sering terjadi khususnya pada
pelajaran Sejarah. Padahal pelajaran sejarah sangatlah penting
mengingat bangsa kita Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya
akan sejarahnya. Di sisi lain ada sebuah media yang sangat
informatif dalam penyebaran suatu kabar atau informasi, media ini
disebut meme. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk
menyatukan unsur sejarah dengan meme menjadi sebuah media
edukasi sebuah materi sejarah. Pendekatan pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitiannya
menggunakan eksperimen-kuasi terhadap sample pelajar di
beberapa SMA Jakarta. Dari penelitian yang pernah peneliti lakukan
sebelumnya, menunjukan bahwa meme dapat menjadi media
edukasi efektif sebuah materi sejarah karena meme sangatlah
fleksibel dalam penyebaran atau penyampaian sebuah informasi.
Peneliti berharap metode meme ini dapat menjadi sebuah alternatif
media edukasi sejarah pada kalangan pelajar.
Kata Kunci : Sejarah, Meme, Metode Belajar, Pelajar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada jenjang sekolah khususnya SMA/sederajat, pastinya memiliki sebuah materi


pelajaran sejarah. Pelajaran sejarah ini diajarkan kepada pelajar agar membuka wawasan
pelajar dalam berfikir. Namun, sering kita dapati bahwa pelajar sangatlah malas untuk
belajar sejarah. Hal ini disebabkan faktor paling general adalah motivasi belajar mereka
yang rendah. Ditambah lagi sebagian besar buku sejarah yang diberikan sekolah sangatlah
tebal dan bahasanya terlalu rumit. Lalu dari sisi pengajar yang menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran sejarah.

Semua hal tadi menurunkan motivasi belajar siswa untuk belajar sejarah. Dan secara
tidak langsung, dapat menurukan index nilai sejarah mereka. Padahal belajar sejarah sangat
diperlukan atas banyak alasan. Dari beberapa alasan itu antara lain sejarah dapat membuka
wawasan orang yang mengenalnya, sejarah tentang negaranya dapat membuat seseorang
yang mempelajarinya menjadi mengenal betul negaranya, dan sejarah dapat membuat
seseorang menjadi bijak dalam berfikir dan bertindak. Rendahnya Pendidikan sejarah juga
akan berimbas pada rendahnya pendidikan karakter siswa (Hasan, 2012). Hal ini
dikarenakan sejarah merupakan sebuah tolak ukur dari peradaban yang pernah ada untuk
menyongsong peradaban di masa depan.

Di sisi lain, ada sebuah fenomena unik berupa media yang sangat terkenal pada
pengguna media sosial aktif. Media ini biasanya berbentuk sebuah gambar yang didalamnya
ada sebuah kata-kata lucu atau unik namun menyampaikan sebuah pesan informasi. Media
unik itu bernama meme. Media ini sangat mudah menyebar dan para pembacanya cenderung
mudah untuk memahami pesan informasi yang ada di dalamnya. Karena meme ini dikemas
sedemikian rupa untuk memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi dan
memiliki candaan yang membuat manusia nyaman jika menerima informasi dari meme.

Sayangnya penggunaan meme dewasa ini di media sosial hanya digunakan untuk
bahan candaan, kritik sosial, sarkas politik, dan bahkan digunakan menjadi tindak
kriminalitas yaitu pencemaran nama baik. Hal ini didasari pada sifat dasar meme yang
konotasinya adalah sebuah gambar atau media candaan. Sehingga memungkinkan seseorang
untuk bertindak kriminal non verbal melalui meme berlindung dibalik alasan hanya sebuah
candaan.

Hal tersebut terjadi karena meme itu sendiri adalah sebuh gen yang sifatnya selfish
(egois) dan ruthless (kejam). Ricard Dawkins (1976:15) sebagai orang yang pertama kali
mengenalkan istilah meme sebagai sebuah gen abstrak manusia. Ia menuturkan dalam
bukunya yang berjudul “The Selfish Gene” bahwa meme adalah sebuah bagian esensial
namun asbtrak dari keberadaan manusia. Manusia mempunyai meme untuk membentuk
sebuah manipulasi lingkungan dan menciptakan organisasi abstrak. Artinya meme sejatinya
adalah sebuah hal abstrak yang berperan seperi gen yang dimiliki manusia untuk
membagikan dan membuat sebuah lingkungan khayalan yang berlandaskan keinginan
manusia itu sendiri (Dawkins, 1989:192). Contohnya seperti musik, ketika manusia
menciptakan sebuah deretan lirik dengan kombinasi nada, manusia disitu menuliskan sebuah
angan – angan dari lingkungannya. Lalu musik ini akan didengar oleh manusia lain, dan
setiap manusia yang merasa senasib dengan lirik musik tersebut akan cenderung berprilaku
seperti si pencipta musik itu. Hal inilah yang dinamakan dengan oraganisasi abstrak dan
musik di sini berperan sebagai meme (Wijayanto, 2013). Namun, setelah berkembangnya
internet, meme mengalami adaptasi lingkungan yang membuat manusia mengungkapkan
entitasnya ini pada gambar dan video digital (Marhsall, 2013) . Hal ini lah yang membuat
meme di internet berupa gambar atau video digital mempunyai informasi tersirat dan setiap
manusia yang merasa senasib atau suka dengan makna meme tersebut akan cenderung
berkumpul dan menciptakan organisasi abstrak. Dan dari definisi ini. meme adalah sebuah
alasan mengapa di internet ada media sosial.

Melihat definisi sejarah, sejarah merupakan runtutan kejadian yang benar benar
terjadi pada masa lalu atau sebuah cerita sistematis dari peristiwa atau kejadian yang umum
(Ali, 2005:12). Dalam sebuah runtutan peristiwa, pasti terdapat sebuah informasi kejadian
dari peristiwa tersebut. Sehingga dari definisi meme dan sejarah tersebut, peneliti mencoba
menggabungkan meme sebagai media dengan sejarah sebagai informasi yang di
transmisikan.

Peneliti mencoba melihat keberhasilan meme sebagai media yang mudah


mentransmisikan informasi sejarah. Kerberhasilan ini dilihat dari seberapa paham pelajar
ketika ia menerima informasi sejarah dari sebuah meme dengan melakukan eksperimen-
kuasi. Maka dari itu, peneliti menentukan subjek penelitian yang telah disetarakan
keadaannya dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui seberapa berhasilnya meme sebagai media edukasi sejarah dan korelasi diantara
meme sebagai media transmitif dan sejarah sebagai informasi yang ditransmisikan.

Inilah yang melatar belakangi peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Meme sebagai Media Edukasi Sejarah Berbasis Internet pada siswa SMA“.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang, peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul dalam penelitian
ini, antara lain:

1. Perlunya pengembangan kreatfitas pendidik dalam mengajarkan sejarah


2. Media meme dapat menjadi metode aternatif belajar sejarah
3. Meme adalah pilihan tambahan untuk menjawab rendahnya motivasi belajar
sejarah dikalangan siswa
4. Meme menjadi salah satu cara yang dapat menjadi media untuk edukasi sejarah
baik di luar kelas maupun di dalam kelas
5. Meme menjadi salah satu cara untuk membuat siswa lebih paham dengan sejarah
6. Meme dapat menjadi media yang efeketif dalam peyampaian informasi sejarah
7. Keterbelakangan tentang edukasi sejarah dapat menimbulkan masalah rendahnya
karakter generasi muda khususnya siswa

C. Pembatasan Masalah

Karena cakupan permasalahan yang berdasarkan latar belakang terlalu luas untuk
penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Lingkup penelitian hanya berorientasi pada meme internet yang berupa gambar
dan video dan materi sejarah
2. Objek penelitian ini adalah efektifitas meme untuk meningkatkan motivasi belajar
sejarah pada siswa SMA
3. Objek penelitian ini adalah efektifitas meme untuk menjadi media yang transmitif
dari materi sejarah
4. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA/sederajat di wilayah Jakarta Barat
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Apakah meme dapat mejadi media yang efektif untuk edukasi materi sejarah ?
2. Apakah meme dapat menjadi media yang membangun motivasi siswa untuk
belajar sejarah ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Alternatif metode efektif dalam belajar sejarah


2. Pemanfaatan meme secara positif dalam media sosial
3. Pengembangan riset dari keilmuan memetika
4. Peningkatan motivasi siswa untuk belajar sejarah

F. Manfaat penelitian

Peneliti mengharapkan dari penelitian ini memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoristis
a. Sebagai pengembangan tentang meme
b. Mampu melihat potensi lain dari meme
c. Sebagai referensi penelitian lanjutan dan sejenis
d. Menjadi pengembangan ilmu memetika
2. Manfaat Praktis
a. Dapat mengembangkan sebuah forum berlajar sejarah berbasis internet yang
menyenangkan
b. Memberikan metode baru dalam proses belajar sejarah
c. Menyediakan wadah bagi mereka yang mempunyai hobi dan keahlian
membuat meme
d. Menjawab keingintahuan peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Meme
Meme secara mendasar adalah hal abstrak yang berupa ide, perilaku, atau pun
kata-kata yang dapat menyebar dari satu manusia ke manusia lain yang dalam pola
kehidupan dan pertahanan hidupnya mirip sebuah virus dan gen. (Richard
Dawkins,1987:361). Dalam hal ini, meme dianalogikan dengan virus dan gen karena
meme ini adalah sebuah kebudayaan yang memiliki pola bertahan hidup dengan cara
seleksi alam, dan ketika ia berhasil bertahan hidup sebagian dari meme tadi ada yang
bereplikasi dan ada yang bermutasi demi mempertahankan hidupnya. Dengan demikian,
meme adalah sebuah budaya yang dapat menggandakan dan bertransformasi demi
keeksisan budaya tersebut (Ricard Dawkins, 1978:361).
Namun kemunculan internet membuat meme beradaptasi menjadi sebuah hal
yang lebih abtrak namun dapat terlihat yaitu berupa gambar dan video digital yang
mempunyai informasi tersirat. Meme pada umumnya berbentuk gambar yang merupakan
hasil produksi dari rakyat yang digunakan untuk memberikan komentar pada sebuah
peristiwa dengan diikuti template tertentu dari gambar-gambar online popular yang
penyebarannya aktif dan dan proses seleksinya menjadi lebih cepat (Haisar, 2018).
Contohnya saat berselancar di media sosial, sering kali kita mendapati sebuah gambar
dengan kalimat didalamnya dimana gambar itu terdapat seseorang yang pose atau
kegiatan yang ia lakukan memiliki korelasi dengan kalimat yang terdapat di gambar
tersebut.
2. Klasifikasi Meme

Meme internet adalah sebuah gambar atau video yang tersebar di internet dengan
maksud tertentu dan mengandung informasi yang ingin disampaikan. Dalam
pengkalsifikasiaannya, ada sebuah situs meme internet yang bergerak dalam bidang
penelitian dan dokumentasi meme yang ada di internet. Situs tersebut adalah Know Your
Meme. Pada situs ini, banyak didapati penjelasan ilmiah tentang definisi meme internet
dan dokumentasi serta pengklasifikasiannya.

Menurut Know Your Meme, meme internet menurut model dibagi menjadi 4 jenis
yaitu :
a. Image Makro
Meme ini ditandai dengan sebuah
gambar yang didalamnya ada sebuah teks
dimana gambar tersebut menunjukkan
seseorang yang sedang berpose atau
melakukan sesuatu yang ia lakukan
memiliki korelasi dengan kalimat tersebut.

b. Subculture Image Makro


Meme ini adalah sebuah kalimat yang
disetai gambar yang menggambarkan
sebuah perasaan atau kejadian yang terjadi
ketika suatu hal dilakukan. Biasanya meme
ini disertai screenshot dari sebuah kejadian
atau foto – foto acak yang mempunyai
kemiripan dengan kalimat yang disajikan

c. Meme rage comic

Meme ini lebih di konotasikan sebagai


meme yang mempunyai karater khasnya
sendiri. Sejauh ini, tidak dikatahui pasti
berapa jumlah karakter yang sering
dipakai untuk membuat meme jenis rage
ini. Namun karakter meme rage ini mempunyai karakteristik antara lain:
1) Berwarna hitam putih
2) Garis pembentuk karakter biasanya tidak beraturan atau tidak saling
terhubung dengan sempurna
3) Hanya sebatas wajah yang menggambarkan ekspresi
4) Terkesan sederhana

Sedangkan menurut sifatnya meme dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Klasik
Meme ini adalah meme yang sangat sering dijumpai dan meme yang tidak
pernah mati dalam penyebarannya. Biasanya kata kata meme ini tidak lebih dari
hal yang umum seperti “Kemarin gua pergi ke suatu tempat”.

b. Trending
Meme ini adalah meme yang hanya keluar ketika ada suatu hal yang dianggap
sedang trending atau sedang ramai dibicarakan. Misalnya meme tentang film,
acara TV, dan beberapa kejadian sesaat lainnya.

c. One hit Wonder


Meme jenis ini sifatnya hanya bagus diawalannya saja, ketika meme ini
dibaca, disimak, atau ditonton lebih dari satu kali, maka sifat dan pesannya sudah
tidak bisa berkembang dan akhirnya mati. Contoh meme ini adalah meme
pengalaman pribadi yang biasa saja.

d. No sense meme (shitpost)


Meme ini adalah meme yang hanya dibuat untuk candaan. Cadaannya
terkesan aneh dah tidak masuk akal, sesuai namanya. Misalnya hanya ada gambar
seseorang yang sedang mabuk sambil menyetir mobil.

Sedangakan menurut kegunaannya meme dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Meme Pendidikan
Meme ini biasanya menampilkan beberapa info tentang fakta ilmu
pengetahuan, seperti info tentang kodok atau cara hidup kelelawar.

b. Meme Marketing
Meme ini adalah kategori meme baru yang ada pada era industri 4.0 dimana
era ini sangat tergantung pemasaran lewat media sosial ataupun media massa di
internet. Meme ini biasanya menawarkan sebuah produk dengan kata – kata dan
gambar yang sering dipakai untuk meme kebanyakan
c. Meme Humor
Meme ini dibuat dan dibagikan untuk sekedar candaan media sosisal. Meme ini
adalah meme yang paling sering didapati di media sosial.

Dalam implementasinya, meme biasanya disertai dengan candaan khas dan


mengadung sebuah informasi yang berupa kritik sosial, penyebaran berita, bahkan sarkas
politik. Dari setiap meme tadi dapat berubah ubah kalimantnya serta gambarnya sesuai
dengan penyusunan metode penyampaian dan candaannya.

3. Sejarah
Sejarah adalah suatu rangkaian kejadian nyata yang terjadi di masa lampau dan
terjadi pada manusia. Dengan hal ini sejarah dapat diartikan adalah kejadian yang benar-
benar terjadi di masa lampau dan ‘pemain utama’ dari sejarah ini adalah manusia itu
sendiri.
Secara keseluruhan, sejarah ini bersifat abstrak tentang sebuah peristiwa.
Sedangkan peristiwa sendiri menurut KBBI adalah Asal – usul (keturnan) silsilah;
kejadian dan peristiwa yang benar – benar terjadi pada masa lampau; riwayat;
pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar – benar terjadi pada
masa lampau; ilmu sejarah. Dari definisi peristiwa ini, sejarah mengandung sebuah
informasi yang berhak untuk disampaikan.
Menurut buku sejarah kelas X peminatan edisi tahun 2013 revisi, sejarah di bagi
menjadi 3 menurut cakupan lokasinya, antara lain :
a. Sejarah Dunia
Sejarah ini diketahui, berdampak, dan terjadi ( setidaknya ada benang
merah ) di seluruh dunia. Contoh sejarah ini adalah sejarah Perang Dunia ke 2.
b. Sejarah Lokal
Sejarah yang diketahui, berdampak, berkisah, dan terjadi di sebuah
wilayah kedaerahan tertentu. Contoh sejarah ini adalah sejarah Walisongo.
d. Sejarah Nasional
Sejarah yang diketahui, berdampak, berkisah, dan terjadi di sebuah
wilayah negara tertentu. Contoh sejarah ini adalah sejarah Proklamasi Negara
Republik Indonesia.

4. Multi Media Pembelajaran


Multi media adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
terintegrasi. Multi media terbagi menjadi dua kategori, yaitu, multi media linier dan
multi media interaktif. Multi media linier adalah suatu multi media yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Multi media ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya, TV dan film. Multi media
interaktif adalah suatu multi media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multi media interaktif adalah multi
media pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Adapun penjelasan
makna dari kata media menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen pada
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.
b. Pendapat Briggs, media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan
serta dapat merangsang siswa untuk belajar.

Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara sadar
siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan
kemampuannya. Jadi pengertian dari Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan siswa yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan
pesan dalam proses belajar sehingga siswa teransang minat dan perhatiannya untuk
belajar.

Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk memperjelas


penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan kata-kata tertulis dan
penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera, membuat
siswa lebih aktif dan mengurangi sifat pasifnya, mengakomodir perbedaan individu
siswa, dan membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Peranan
Media pembelajaran menurut Gerlac dan Ely (1971: 285) ditegaskan bahwa ada tiga
keistemewaan yang dimiliki media pembelajaran yaitu:

a. Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan


menampilkan kembali suatu objek atau kejadian
b. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau
kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan
c. Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau
kejadian yang mengandung makna.
5. Manfaat Multi Media Pembelajaran

Multi media pembelajaran akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
para guru dan siswa, apabila multi media pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan
digunakan secara tepat dan baik. Secara umum manfaat yang bisa di peroleh adalah
proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi, kualitas belajar sisiwa dapat ditingkatkan, serta sikap belajar siswa dapat
ditingkatkan. Manfaat tersebut di atas dapat diperoleh mengingat terdapat
keunggulan dari sebuah multi media pembelajaran, yaitu;
a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,
seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
b. Memperkecil benda yang besar, yang tidak mungkin didatangkan ke
sekolah.
c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung
cepat atau lambat.
d. Menyajikan peristiwa yang tidak mungkin dilaksakan karena akan
memakan biaya yang besar.
e. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh.
f. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.
g. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dan masih banyak lagi.
B. Kerangka Berfikir

MetodeBelajar baik

1. luwes

2. fungsional

3. mengembangkan materi

4. keluasan cara

Ciri-ciri meme Pelajaran sejarah

Meme dan sejarah adalah


dua unsur yang saling
membangun

C. Hipotesis

Dari studi teori yang dilakukan maka peneliti menyusun sebuah hipotesis.

Peneliti beranggapan bahwa meme dapat menjadi sebuah media edukasi dan transmisi
informasi peristiwa sejarah mengingat bahwa temuan – temuan saat ini membuktikan meme
menjadi sebuah media yang cukup populer untuk menyampaikan informasi beria, kritik
sosial, candaan sosial, bahkan sampai sarkas politik. Dan sejarah yang mengadung sebuah
peristiwa yang didalamnya pasti terdapat sebuah informasi. Keduanya memiliki unsur yang
saling mendukung, meme sebagai transmitor efektif informasi dan sejarah sebagai informasi

yang di transmisikan ( ). Atau, meme tidak dapat menjadi sebuah media edukasi dan

transmisi informasi sejarah karena format dasar dari peyampaian informasi di meme

sangatlah bebas dan dapat menyebabkan kesalahpahaman dari peristiwa sejarah ( ).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen-kuasi dimana tidak dilakukannya randomisasi dengan penyetaraan variabel pada
subjek eksperimen antara lain, variable seks, variable pekerjaan, variable umur, variable
nilai pretest sejarah. Hal ini bertujuan untuk melihat secara spesifik tentang keberhasilan
meme untuk metode belajar sejarah. Pendekatan atau metodelogi yang dipakai pada
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

Pada metode eksperimen ini, peneliti akan membuat sebuah forum media sosial
dimana mereka akan mendapatkan edukasi sejarah dengan meme sebagai bentuk intervensi
yang peneliti lakukan. Nantinya intervensi ini akan dilakukan ketika waktu luang subjek,
misalnya ketika pulang sekolah atau hari libur, sesuai dengan jadwal yang disepakati. Untuk
pengambilan data yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan, peneliti
akan mengadakan pretest dan postest sebagai tolak ukur data untuk mendapatkan hasil dari
kesimpulan penelitian ini. Selain itu, pretest juga dapat berfungsi sebagai seleksi kriteria
siswa yang dapat dijadikan subjek penelitian.

Untuk menguji perbandingan antara materi sejarah tanpa meme dan materi sejarah
dengan meme, peneliti akan melakukan pembagian sample subjek menjadi 2 kelompok yang
berbeda namun seimbang antar tiap variable. Salah satu kelompok akan dilakukannya
intervensi pembelajaran sejarah dengan media meme dan salah satu kelompok lainnya tidak
akan dilakukannya intervensi pembelajaran sejarah. Nilai dari pretest yang rendah adalah
yang dibutuhkan. Nilai pretest yang rendah akan menjadi alasan sempurna mengapa
dilakukannya intervensi pada satu kelompok dan tidak dilakukannya intervensi pada
kelompok lainnya. Perbandingan peningkatan nilai yang ada pada kedua kelompok tersebut
yang akan dijadikan acuan. Karena dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar
mengajar dan penyampaian materi jangka panjang yang telah dipersiapkan guru tentang
materi pada satu semester, maka dari itu peneliti lebih memilih untuk mengadakan
intervensi sejarah dengan media meme ini di sebuah media sosial atau media massa di
internet.
B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei – 30 September 2019.


Waktu ini bertepatan dengan akhir tahun ajaran 2018/2019 dan masuknya awal tahun
ajaran baru 2019/2020.

2. Tempat Penelitian

Secara spesifik, penelitian ini hanya akan dilakukan di internet, namun untuk
tempat pengkajian data dan mentoring intervensi pada subjek akan dilaksakan di
SMAN 95 Jakarta dan kediaman peneliti.

C. Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan variable sebagai berikut :

Materi sejarah yang Tingkat edukasi sejarah


dikemas dengan pada siswa SMA
meme internet
Variabel Terikat
Variabel Bebas

D. Populasi dan Sample

Pada penelitian ini, peneliti menyetarakan beberapa variabel guna mencapai tujuan
penelitian ini. Maka dari itu peneliti menetapkan sample dari total populasi siswa SMA di
Kecamatan Kalideres yang berjumlah 21 sekolah dengan jumlah 5791 siswa. Peneliti akan
menetapkan kouta subjek yang akan diteliti sebanyak 100 siswa dengan pembagian
perbandingan kelompok intervensi dengan kelompok bebas 50:50 siswa. Demi perataan
mendapatkan kouta subjek yang diinginkan dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti
akan melakukan pretest pada setiap 10 siswa di 21 sekolah. Nantinya akan ada 100 siswa
dari sekolah acak yang akan menjadi subjek penelitian.
E. Tahapan Penelitian
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, peneliti memakai tahapan penelitian
sehingga penelitian ini lebih terarah dan terfokus serta mencapai hasil validasi yang
maksimal. Adapun tahap-tahap penelitian sebagai berikut :
1. Persiapan penelitian
Pada tahap ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan observasi ke SMA di Kecamatan Kalideres.
Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah dan guru sejarah yang
bersangkutan;
b. Berkonsultasi dengan guru sejarah mengenai soal yang akan
dipakai untuk pretest dan postest;
c. Melakukan random sampling terhadap siswa kelas IX yang ada
pada sekolah

2. Pelaksanaan penelitian
a. Peneliti mengdakan pretest terhadap siswa dan siswi;
b. Peneliti melakukan intervensi terhadap kelompok eksperimen;
c. Peneliti mengadakan postest terhadap siswa dan siswi;

3. Pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan nilai test dan menghitung rata-rata
serta data pengamatan lapangan saat masa intervensi.
F. Intrumen Penelitian

Untuk menunjang terkumpulnya data penelitian, diperlukan sebuah alat atau


instrumen. Pemilihan instrumen sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu objek penelitian,
waktu, sumber data, dana, dan teknik analisis dan pembahasan data yang telah ditetapkan
peneliti. Penelitian ini akan menggunakan instrumen penelitian yaitu tes yang berupa soal
pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan validitas soal yang telah diakui oleh guru
Gambar 3.1sejarah yang bersangkutan.

Materi yang dijadikan soal dan yang dikemas dengan meme adalah sama yaitu sesuai
dengan silabus yang berlaku. Peneliti akan dibantu oleh orang – orang dari organisasi yang
bergerak dibidang meme untuk membuat meme yang akan menjadi media edukasi sejarah.

G. Analisis Data

Penelitian ini akan menganalis data perbandingan rata-rata nilai pretest dan postest.
Pada teknik analisis data ini, peneliti menetapkan soal yang berhubungan dengan sejarah
yang telah diajarkan. Soal-soal ini telah kredibel dengan persetujuan guru sejarah yang
bersangkutan. Soal terdiri dari 20 butir soal dengan perhitungan nilai. Untuk menghitung
jumlah nilai tes, peneliti menggunakan rumus

A = Jawaban benar × 5

A= Nilai akhir

Untuk menguji ditolak dan diterimanya hipotesis kerja , peneliti menggunakan

teknik uji T Paired dengan perhitungan hasil nilai pretest dan postest dari kelompok
eksperimen karena kelompok ini yang diberikan intervensi dengan meme, yang artinya
kelompok inilah yang dapat menjadikan tolak ukur seberapa efektifnya meme untuk menjadi
metode belajar sejarah.
Uji-t 2 sampel independen (bebas) adalah metode yang digunakan untuk menguji
kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki
informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu
tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Barangkali, kondisi
dimana peneliti tidak memilikiinformasi mengenai ragam populasi adalah kondisi yang paling
sering dijumpai di kehidupan nyata (Kurniawan, 2008:1).
DAFTAR PUSTAKA
Dawkins. Ricard (1987). The selfish Gene. Macat Library.
Dawkins, Ricard (1989). The selfish Gene II. Macat Library.
Rezanti, D. M. (2014). Penerapan metode pembelajaran prediction guide untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar sejarah peminatan siswa kelas X IIS 2
SMA Brawijaya Smart School (BSS) Kota Malang. Penerapan metode
pembelajaran prediction guide untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
sejarah peminatan siswa kelas X IIS 2 SMA Brawijaya Smart School (BSS) Kota
Malang/Dyah Maya Rezanti.
Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Styles: Mendongkrak Anak Melejitkan
Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Kaifa.
Wijayanto, E. (2014). Memetika sebagai Studi Kebudayaan Berbasis Evolusi.
MELINTAS, 29(1), 42-55.
Yazdi, M. (2012). E-learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi
Informasi. In FORISTEK: Forum Teknik Elektro dan TeknologiInformasi (Vol. 2,
No. 1).
Anzwar S. (2012). Metode Penelitian Psikologi Edisi 2. Pustaka Pelajar.
Wadipalapa, R. P. (2015). Meme Culture & Komedi-Satire Politik: Kontestasi Pemilihan
Presiden dalam Media Baru. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1).
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, (2008).

Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora,


2008).

Kurniawan, Denny. "Uji t 2-Sampel Independen." (2008).

Marshal, Gary. “Meme and Inernet”. (2017).

Sumber lain:

www.statistika.com, Uji T Paired dan Uji Kolmogorov Smirnov, Anwary Hidayat.


Diakses pada 20.13 WIB
www.knowyourmeme.com, Definition and classification of meme internet, Andrew
Baroon. Diakses pada 19.39 WIB
BIODATA PESERTA

Ketua Tim
Nama : Abdullah Faqih
Sekolah: SMAN 95 Jakarta
Alamat Sekolah : Jl. Satu Maret no.49, Pegadungan, Jakarta Barat
Alamat Rumah : Jl. Rawa lele no.79 RT008/RW010, Kalideres, Jakarta Barat
Tempat Lahir : Grobogan
Tanggal Lahir : 4 September 2002
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Kelas : XI
Nomor HP : 0881-535-4728
Email : kazutedo11@gmail.com

Data Guru Pembimbing


Nama : Pupu Herawati, S.Pd
Sekolah : SMAN 95 Jakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Alamat Rumah : Jln. Utan Kenanga Gang Haji Lancong Rt.06 Rw.01 No.38 Cipondong,Tangerang
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor HP : 0812-8463-7745
Email : tidurbang@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai