Anda di halaman 1dari 9

BEST PRACTICE

SEKOLAH MODEL DAN KELAS SEJARAH


SEBAGAI PENDEKATAN BARU
BAGI SISWA SMPN 1 PANGKALPINANG

Nama Penulis : Ristina,M.Pd


NIP. 19691119199802 2003

SMP NEGERI 1 PANGKALPINANG


JALAN MAYOR HAJI MUHIDIN PANGKALPINANG
(0717) 42145
SEKOLAH MODEL DAN KELAS SEJARAH

SEBAGAI PENDEKATAN BARU BAGI SISWA SMPN

1 PANGKALPINANG

ABSTRAK PENELITIAN

Sejarah memiliki peluang yang besar untuk terlupakan dan hilang begitu
saja. Generasi muda saat ini juga mengabaikan sejarah. Mereka menganggap
belajar sejarah itu kuno dan membosankan. Hal ini sangat disayangkan
mengingat sejarah adalah hal yang penting. Sejarah adalah cerminan bangsa di
masa lalu dan dijadikan pelajaran sehingga keburukan dan kesalahan-
kesalahan di masa lalu tidak terulang lagi. Sejarah dapat dikatakan gagal
dalam hal pendekatannya di sekolah-sekolah. Sejarah memerlukan metode
pendekatan yang baru. Penulis beranggapan sekolah model sejarah dapat
menjadi solusinya. Berdasarkan penelitian berupa wawancara dan observasi
yang dilakukan penulis, sekolah model sejarah mengutamakan konsep sejarah
dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini juga dapat turut mengembangkan dan
meningkatkan kepedulian siswa terhadap sejarah. Memadukan konsep belajar
di dalam dan di luar kelas, sekolah model sejarah memiliki program membuat
kelas sejarah, banner-banner, dan power point mengenai sejarah. Hal ini juga
meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran sejarah, tidak hanya
mengandalkan kualitas seorang guru sebagai narasumber.

Kata Kunci : Pemahaman sejarah, Kelas Sejarah, Sekolah model sejarah.


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Sejarah adalah kajian tentang masa lampau di mana hal itu dijadikan
pelajaran agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Sejarah dapat
memiliki bentuk fisik berupa buku sejarah dan bangunan bersejarah ataupun
hanya sekedar cerita.
Namun sayangnya sejarah kini kerap kali dianggap sebagai suatu hal
yang membosankan bagi generasi muda sekarang, khususnya di SMPN 1
Pangkalpinang. Sejarah dianggap tidak penting dan hanya menghabiskan
waktu saja, menjadi hal yang paling dihindari. Mereka lebih memilih untuk
berkunjung tempat-tempat yang modern seperti mall ketimbang untuk
mengunjungi dan mempelajari situs-situs bangunan bersejarah.
Dengan semakin pesatnya arus globalisasi, generasi muda sekarang
lebih cenderung mengenal budaya modern ketimbang sejarah lokal. Belajar
sejarah dianggap kuno. Padahal dengan belajar sejarahlah kita dapat
mengetahui jati diri bangsa.
Fenomena yang demikian kian menjadi-jadi karena pendekatan
sejarah yang tidak pernah berubah dan dianggap membosankan. Sejarah
harus memiliki pendekatan baru dalam strategi penyampaiannya.

1. 2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah dengan sekolah


model sejarah dan kelas sejarah dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang sejarah terkhusus sejarah kota Pangkalpinang ?”

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan pemahaman siswa


SMPN 1 Pangkalpinang terhadap sejarah melalui sekolah model sejarah dan
kelas sejarah.

1. 4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk :


1. Mempelajari kajian tentang pemahaman di bidang IPS khususnya
sejarah.
2. Untuk mengetahui pemahaman dan kesadaran siswa SMP Negeri 1

3
Pangkalpinang terhadap sejarah kota Pangkalpinang melalui sekolah
model sejarah dan kelas sejarah.
3. Sebagai bahan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sosial yang
berkaitan dengan pemahaman tentang sejarah khususnya sejarah kota
Pangkalpinang.

Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


manfaat kepada :
1. Kepala SMP Negeri 1 Pangkalpinang Sebagai masukan dalam rangka
memberikan informasi tentang pengetahuan dan kesadaran siswa
SMP Negeri 1 Pangkalpinang terhadap sejarah khususnya sejarah
Kota Pangkalpinang melalui Sekolah Model Sejarah dan Kelas
Sejarah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
2. Siswa
Sebagai bahan masukan dalam membantu siswa dalam proses belajar
sehingga pengetahuan dan kesadaran siswa terhadap sejarah
meningkat.
3. Peneliti
Untuk diikutkan dalam lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia
sekaligus mendapatkan wawasan baru tentang pendekatan sejarah
yang menarik
4. Orang Tua
Untuk membantu dan mendukung program sekolah agar target
sekolah model sejarah sebagai sekolah berbasis sejarah dapat tercapai
secara optimal.

4
BAB II
METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan kajian


pustaka dengan mencari literatur di internet dan buku-buku panduan. Proses
penulisan karya ilmiah ini dimulai dari bulan Mei-Juni 2018. Tempat penelitian
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangkalpinang, dengan subjek penelitian sebagai
berikut :

1. Nama Subjek : Henizar, S.Pd . Mat Jabatan : Wakil bidang


kurikulum
2. Nama Subjek : Evi Deviana, S.Pd Jabatan : Guru Mapel IPS
3. Nama Subjek : Dhaffin Aufa Riesty Jabatan : Tim Guide
Sekolah Model Sejarah kelas IX
4. Nama Subjek : Varian Maulana Putra Nursawa
Jabatan : Siswa kelas VIII
5. Nama Subjek : Faris Abdul Makarim Jabatan : Siswa kelas VII

Penulis menguraikan permasalahan yang diteliti dengan cara


mengumpulkan data, menyusun data, mengklasifikasikan data serta
menganalisis data. Setelah seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan, barulah
penulis menyampaikan laporan hasil penelitian dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Data-data yang digunakan diperoleh dengan menggunakan teknik sebagai
berikut :

1. Studi Pustaka
2. Dokumentasi
3. Wawancara
Setelah diperoleh data berdasarkan studi pustaka, selanjutnya data
tersebut dianalisis dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1 . Sekolah Model Sejarah

Sekolah model sejarah pada dasarnya adalah salah satu tema dari
program sekolah model yang dibina oleh LPMP. Sekolah yang menjadi
sekolah model sejarah diharuskan untuk memuat berbagai macam materi
mengenai sejarah dengan segala macam pendekatan dan program yang
dilaksanakan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lain
Kebetulan sekolah penulis, SMPN 1 Pangkalpinang terpilih
menjadi salah satu sekolah model di Pangkalpinang dan memilih untuk
menjadi sekolah model sejarah. SMPN 1 Pangkalpinang memilih menjadi
sekolah model sejarah karena SMPN 1 Pangkalpinang sendiri merupakan
salah satu bangunan cagar budaya sekaligus situs sejarah di kota
Pangkalpinang, bahkan sudah berusia 100 tahun.
Ada beberapa program yang dijalankan di SMPN 1 Pangkalpinang
selaku sekolah model sejarah, antara lain :
1. Pemasangan banner-banner berisikan informasi mengenai situs-situs
bersejarah di kota Pangkalpinang.
2. Penjadwalan kunjungan sekolah- sekolah lain ke SMPN 1
Pangkalpinang dengan tujuan lawatan sejarah.
3. Pembentukan Tim Guide sejarah sebagai pemandu tamu-tamu lawatan
sejarah yang datang. Tim pemandu ini terdiri dari siswa sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa tersebut terhadap sejarah.
4. Pembentukan kelas-kelas sejarah. Untuk saat ini, SMPN 1
Pangkalpinang memiliki tiga buah kelas sejarah, yaitu:
(1) Kelas Bung Karno;
(2) Kelas Depati Amir; dan
(3) Kelas Pangeran Diponegoro.
Sekolah model sejarah dan kelas sejarah ini dianggap sebagai
strategi baru sejarah karena sejarah disampaikan lebih menarik di dalam
dan di luar kelas dengan mengunjungi situs- situs sejarah serta
pembelajaran yang disampaikan pun menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.

3. 2 . Kelas Sejarah

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa SMPN 1


Pangkalpinang memiliki tiga kelas sejarah. Kelas sejarah tersebut
mengangkat tema dari nama pahlawan kelas itu sendiri. Sebagai contoh,
Kelas Pangeran Diponegoro mengangkat sejarah perjuangan dan biografi
Pangeran Diponegoro, begitu pula dengan Kelas Bung Karno dan Kelas
Depati Amir.

6
Di dalam kelas sejarah terdapat berbagai macam penjelasan sejarah
mengenai tokoh pahlawan sesuai dengan tema masing-masing kelas.
Media pemaparannya berupa mading dengan gambar-gambar yang
menarik disertai dengan storyline perjuangan pahlawan itu sendiri. Di
kelas sejarah juga terdapat berbagai foto dan lukisan tokoh pahlawan yang
dibahas.
Setiap siswa yang berada di kelas sejarah wajib mengetahui biografi
dan sejarah singkat perjuangan tokoh pahlawan tersebut. Semua itu
diharuskan karena ketika ada tamu lawatan sejarah yang berkunjung,
mereka juga akan diajak masuk ke dalam kelas sejarah. Setiap siswa di
kelas tersebut akan bergiliran menjadi seorang pemandu di kelas tersebut.
Ini merupakan bagian dari program sekolah model sejarah agar siswa dapat
tahu dan paham sejarah perjuangan tokoh pahlawan perjuangan di
Indonesia.
Sebagai bukti bahwa kelas sejarah ini selalu dikembangkan, SMPN
1 Pangkalpinang sebagai sekolah model sejarah akan menambah satu kelas
sejarah lagi, yaitu kelas pahlawan wanita. Tentu saja isinya adalah tentang
tokoh-tokoh pahlawan wanita di Indonesia. Sebagaimana yang kita tahu
bahwa wanita turut mengambil andil dalam perjuangan bangsa Indonesia.
Rencananya nama tokoh-tokoh yang akan diangkat adalah R.A Kartini, Ibu
Fatmawati, dan lain lain.

3. 3 . Tim Guide Sejarah

Di SMP Negeri 1 Pangkalpinang sebuah Tim Guide sejarah dengan


tugas menjadi guide atau pemandu tamu-tamu yang berkunjung dalam
kegiatan lawatan sejarah. Selain itu, Tim Guide sejarah harus memahami
konsep sekolah model sejarah dan kelas sejarah serta situs- situs bersejarah
di kota Pangkalpinang lebih baik dibandingkan siswa-siswa lainnya. Hal
inilah yang membuat Tim Guide sejarah menjadi salah satu program di
sekolah model sejarah.
Tim Guide sejarah ini terdiri atas 8 siswa, dengan 4 siswa dari kelas
7 dan 4 siswa dari kelas 8. Tim Guide sejarah dibimbing dan selalu
berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata kota Pangkalpinang dalam hal
konsep dan seterusnya dikoordinator oleh guru sejarah SMPN 1
Pangkalpinang. Dalam penyeleksiannya pun terdapat beberapa kriteria,
sehingga Tim Guide sejarah yang terpilih betul-betul berkompoten.

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, hal-hal yang bisa
menjadi solusi pendekatan baru sejarah di sekolah, antara lain :
1. Pembelajaran sejarah di sekolah dikemas semenarik mungkin oleh guru
mata pelajaran IPS.
2. Penerapan sekolah model berwawasan sejarah di sekolah- sekolah yang
lain
3. Pembentukan kelas-kelas sejarah sebagai salah satu strategi
pembelajaran sejarah
4. Pembentukan Tim Guide sejarah yang beranggotakan oleh siswa di
sekolah tersebut.
5. Pemasangan banner-banner yang berisikan informasi mengenai sejarah

B. Saran

Dalam penulisan ini penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai


berikut :
1. Kelas sejarah yang sudah ada sebaiknya dikembangkan dan
ditingkatkan serta ditambah lagi jumlahnya, sehingga program sekolah
model dapat tercapai secara optimal
2. Banner-banner yang ada lebih dikembangkan lagi, dari segi materi
dapat diperluas memaparkan sejarah nasional tidak hanya pada sejarah
kota Pangkalpinang
3. Tim Guide sejarah bisa dikembangkan tidak hanya melibatkan beberapa
siswa saja, tapi bisa dengan melibatkan seluruh siswa sehingga semua
siswa merasa harus paham dan mengenal sejarah
4. Pembelajaran sejarah di sekolah dapat dibuat lebih menarik lagi dengan
pembelajaran di dalam kelas mengaplikasikan media audio-visual
dalam penyampainnya serta pembelajaran di luar kelas dengan
langsung mengunjungi situs-situs sejarah yang ada.

8
DAFTAR PUSTAKA

Contoh Karya Tulis Ilmiah Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Diakses oleh
penulis melalui website http://pukate.blogspot.com/2016/11/contoh- karya-tulis-ilmiah-bab-
iv-hasil.htmlpada
tanggal 1 Juni 2018

Contoh Karya Tulis Ilmiah dan Makalah.


Diakses oleh penulis melalui website
http://irrulakbaru.blogspot.com/2012/1 0/karya-tulis-ilmiah.htmlpada tanggal 1 Juni
2018

Berbagai Metode Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Diakses oleh penulis
melalui website
http://www.lalaukan.com/2015/02/meto de-metode-dalam-penyusunan-karya.htmlpada
tanggal 28 Mei 2018

Kalender Budaya dan Pariwisata Kota Pangkalpinang, UPT Pusat Wisata dan Pengelolaan
Dstinasi Wisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pangkalpinang,
2017

Sekolah Sejarah, Tim Sejarah SMP Negeri 1 Pangkalpinang, 2017

Anda mungkin juga menyukai