PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ingatan berasal dari pengalaman yang telah kita alami. kejadian yang kita alami
merupakan suatu hal baru yang tidak semuanya akan di proses di dalam ingatan,
beberapa kejadian yang di proses dalam ingatan suatu saat bisa dimunculkan kembali
sehingga menimbulkan keterkaitan dengan kejadian yang sedang dialami.
B. Tujuan
1) Ingatan sensorik.
Ini yang menyimpan apa yang dilihat dan didengar. Penyimpanan informasi
dalam ingatan sensorik hanya sesaat saja (kira-kira untuk setengah detik),
untuk kemudian dipilih berdasarkan perhatian dan pengenalan kembali suatu
pola tertentu yang telah ada pada penerima. Informasi yang dianggap penting
disimpan, dan yang tidak penting dibuang/dilupakan.
B. Sifat-sifat Ingatan
Beberapa dari sifat ingatan yaitu :
a. Ingatan yang cepat dan mudah; artinya seseorang dapat dengan mudah dalam
menerima kesan-kesan, misalnya ; ada orang yang mudah dengan cepat dapat
mengingat baik-baik suatu lagu dan ada pula yang lambat.
b. Ingatan yang luas, artinya; sekaligus seseorang dapat menerima kesan-kesan
dan dalam daerah yang luas.
c. Ingatan yang teguh, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya (tidak
mudah lupa).
d. Ingatan yang setia, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya.
e. Ingatan mengabdi atau patuh, berarti bahwa semua kesan yang pernah masuk
dapat dengan mudah diproduksi secara lancar.
C. Fungsi Ingatan
a) Fungsi Memasukkan/Mencamkan
Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh
seseorang. Bagaimana seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan
menjadi;
1) Dengan cara tidak sengaja
Apa yang dialami oleh seseorang dengan sengaja memasukkan dalam
ingatannya. Misalnya, bahwa gelas kalau jatuh pecah.
2) Dengan cara sengaja
Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman-pengalamannya,
pengetahuan-pengetahuan dalam psikisnya. Individu dengan sengaja
mempelajari hal-hal atau keadaan-keadaan yang kemudian dimasukkan dalam
ingatannya.
b) Fungsi Menyimpan (Retention)
Setiap proses belajar akan menimbulkan jejak (traces) dalam jiwa seseorang,
dan traces ini akan sementara di simpan dalam ingatan yang pada suatu waktu
dapat ditimbulkan kembali. Traces atau jejak-jejak ini yang disebut
sebagai memory traces.
D. Faktor Mempengaruhi Ingatan
Berhubungan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit, dan
kurang tidur juga menurunkan prestasi ingatan
a. Usia
Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni
daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini,
kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya
untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis). Dan ini
berlangsung 15-50 tahun.
b. Emosi Seseorang
Dalam mana seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-
peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedang kejadian yang tidak
menyentuh emosi, diabaikan saja.
c. Aspek psikologis, yaitu intelgensi, minat, bakat, perhatian dan motivasi.
2. Pengertian Berpikir
Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari
makna pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan
atau penyelesaian masalah. Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki
potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang
luar. Pemecahan masalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
A. Pembentukan Pengertian.
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk
pengertian manusia.
2) Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana
yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak
selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu
ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
B. Macam-macam Berpikir
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasakan kebiasaan sehari-
hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Misal: penalaran tentang panasnya
api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu itu akan
terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara
teratur dan cermat. Misal: dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat
sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dalam satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal,
fantasi atau wishful thinking. Dengan berpikir autistik seseorang
melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis.
4. Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning).
Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, atara
lain:
Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Jadi, berpikir deduktif adalah proses
berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju
proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.
Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Jadi, berpikir induktif adalah menarik suatu
kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada di sekitarnya.
Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau
tidaknya suatu gagasan (Ismienar, 2009). Kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan, kita menilainya menurut kriteria tertentu.
C. Tingkatan Berpikir
Dalam berpikir ada beberapa tingkatan atau stage sampai seseorang
memperoleh pemecahan masalah. Diantaranya tingkatan berpikir sebagai
berikut.
1. Berfikir Konkret
Didalam tingkatan berfikir ini memerlukan adanya situasi – situasi yang
konkret/ nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena
pada umumnya berfikir konkret ini dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus
disajikan dengan peragaan secara langsung.
2. Berfikir Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data,
kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan data –
data yang disusun secara sistematis dan dapat memperlihatkan hubungan
antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga menghasilkan
kesimpulan.
3. Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema –
skema, simbol – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan
sendiri serta kecerdasan pikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah.
Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi
D. Proses Berpikir
Bahasa merupakan alat yang cukup ampuh dalam proses berpikir, namun
bahasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan yaitu bayangan atau
gambaran. Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau
bayangan-bayangan, namun sebagian terbesar dalam berpikir orang
menggunakan simbbol-simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya.
Karrena bahasa merupakan alat yang pernting dalam berpikir, maka sering
dikemukakan bila seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya
sendiri.
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya empat langkah atau proses
dari berfikir, yakni :
1. Membentuk Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses
berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum
serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai proses
mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis dan mengklasifikasikan ciri –
ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri – ciri khas dari spidol,
spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan untuk menulis di white
board, tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan jelas apabila digunakan
untuk menulis pada white board.
2. Membentuk Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak)
dalam meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya,
antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan
dalam suatu kalimat.
3. Membentuk Keputusan
Yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat tersebut.
4. Membentuk kesimpulan
Yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.
3. PENGERTIAN EMOSI
Emosi berasal dari kata emotion dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa
Latin emovere yang artinya keluar. Secara etimologisnya emosi diartikan
“bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu konsep yang luas dan tidak dapat
dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif maupun negatif
sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Berikut ini pengertian emosi menurut para ahli:
a. Prez, 1999 merupakan seorang EQ organizasional consultant dan juga
pengajar. Prezz mengungkapkan arti emosi adalah suatu reaksi tubuh dalam
menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas emosi terkait erat dengan aktivitas
kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap situasi.
b. Hathersall, 1985 emosi adalah kondisi psikologis yang merupakan
pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau dilihat darir eaksi wajah
atau tubuh.
c. Keleinginan dan Keleinginna, 1981 emosi adalah kondisi yang berhubungan
dengan tujuan tingkah laku. Emosi diatikan sebagai perasaan, misalnya
pengalaman afektif, kenikmatan, marah, bahagia, takut, sedih.
d. William james, emosi yaitu kondisi budi rohani yang menampakkan diri
dengan suatu perubahan yang jelas.
1) Unsur-unsur perasaan
Besifat subyektif daripada gejala mengenal
Bersangkut paut dengan gejala mengenal.
Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang
tingkatannya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya denga pribadi seseorang dan
berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu
tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan
tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.
Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan
tidak dapat disamakan dengan gejaja mengenal berfikir dan lain sebagainya.
2) Macam-macam Emosi
Menurut Syamsu Yusuf (2003) emosi individu dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian yaitu:
a. Emosi Sensoris
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar
b. Emosi Psikis.
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, seperti :
perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran
perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait dengan hubungan dengan orang
lain, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok.
Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan
buruk atau etika (moral)
Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan
akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian
Perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan
(Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious)
e. Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh
fungsi jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.
f. Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu
yang berdasarkan perasaan dan pikiran.
4. Keinginan
Yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Kalau
dorongan sudah menuju kearah tujuan yang nyata/kongkret dan tertentu,
misalnya disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek
tertentu maka nafsu itu disebut keinginan. Misalnya nafsu untuk makan
menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu, nafsu kegiatan
menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu, dan sebaginya. Lawan
dari keinginan adalah keseganan.
1. Bu ina: Terkait retensi dalam ingatan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
seseorang dapat lupa dan ingat? Dan bagaimana cara kita memanage diri
jika kita konseling pasien/klien mengalami lupa agar informasi yang kita
dapat tidak bias? Apakah ada ideal waktu daya ingat seseorang?
a. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada ingatan seseorang, dimana usia diatas
>50 thn sudah ada penurunaan daya ingat/demensia
b. Emosi Seseorang
Dalam mana seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedang kejadian
yang tidak menyentuh emosi, diabaikan saja.
c. Aspek psikologis, yaitu intelgensi, minat, bakat, perhatian dan motivasi.
2. Dan bagaimana cara kita memanage diri jika kita konseling pasien/klien
mengalami lupa agar informasi yang kita dapat tidak bias? Jawabannya tolong
diringkas wae yaaaw
Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni
daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini,
kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya
untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis). Dan ini
berlangsung 15-50 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah perilaku gizi
Disusun Oleh :
Selly Yolandita
Shifa Nuraini
Zulfa Nadia