Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daya ingat diperlukan oleh setiap manusia di segala bidang, terutama


mahasiswa dalam proses belajar. Daya ingat (memori) adalah penyimpanan
pengetahuan yang diperoleh untuk mengingat nanti (Sherwood, 2010), sehingga
dengan daya ingat jangka pendek yang baik, kita bisa menyelesaikan semua kegiatan
kita dengan baik pula. Dengan demikian daya ingat juga berperan menunjang
keberhasilan kita di setiap kegiatan kita. Peningkatan daya ingat (memori) jangka
pendek bisa didapat dengan berbagai cara.
Memori/ingatan sangat diperlukan oleh setiap individu dalam kehidupan
sehari-hari. Disadari atau tidak, dalam menjalani kehidupannya, memori merupakan
salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari setiap aktivitas individu. Penurunan
daya ingat akan berpengaruh terhadap kualitas hidup, terutama pada usia diatas 40
tahun. Penurunan daya ingat dapat juga terjadi pada usia muda, antara lain karena
faktor kelelahan otak dan stress
Memori terdiri dari memori jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Memori jangka pendek paling sering diaplikasikan dalam aktivitas sehari-
hari seperti mengingat nama dan nomor telepon. Kemampuan untuk menyimpan
memori dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, penyakit, rangsangan otak,
kemampuan untuk berkonsentrasi, gaya hidup, dan nutrisi yang baik
Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktifitas yang kita lakukan tidak
terlepas dari  proses mengingat. Apalagi dalam pembelajaran, rasanya takkan ada
pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses pembelajaran
sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus dapat mengingat
dengan baik.

Dengan adanya ingatan, akan mempermudah berbagai aktifitas kita sehingga


mewujudkan suatu kesinambungan dari informasi apa yang pernah kita terima dan
menyampaikannya kembali informasi tersebut. Tanpa ingatan kita tidak dapat
mengenali diri kita sendiri, karena pemahaman tentang diri sendiri tergantung dengan
adanya ingatan.

Ingatan berasal dari pengalaman yang telah kita alami. kejadian yang kita alami
merupakan suatu hal baru yang  tidak semuanya akan di proses di dalam ingatan,
beberapa kejadian yang di proses dalam ingatan suatu saat bisa dimunculkan kembali
sehingga menimbulkan keterkaitan dengan kejadian yang sedang dialami.

B. Tujuan

1.      Untuk mengetahui tentang ilmu ingatan, pengertian berpikir, emosi, konasi


C. MANFAAT
1. Sebagai mahasiswa mempelajari dan menerapkan dan sebagai tambahan
ilmu pengetahuan ilmu tentang ingatan, berfikir, emosi dan konasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ingatan
  Ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan
dan memproduksi kesan-kesan.  Jadi ada 3 unsur dalam ingatan ialah
menerima kesan-kesan, menyimpan dan memproduksi. Ingatan merupakan
kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention),
dan menimbulkan kembali (remembing) hal-hal yang lampau. Istilah lain dari
ingatan ialah sering juga digunakan untuk memasukkan (encoding),
menyimpan (storage) dan untuk menimbulkan kembali.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti
ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan
menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami.  Namun tidak berarti
bahwa semua yang pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam
ingatan, oleh karena ingatan merupakan kemampuan  yang terbatas.
A. Tahapan Ingatan
Ingatan ini sangat selektif dan terdiri dari tiga tahap, yaitu ;

1) Ingatan sensorik.
Ini yang menyimpan apa yang dilihat dan didengar.  Penyimpanan  informasi
dalam ingatan sensorik hanya sesaat saja (kira-kira untuk setengah detik),
untuk kemudian dipilih berdasarkan perhatian dan pengenalan kembali suatu
pola tertentu yang telah ada pada penerima. Informasi yang dianggap penting
disimpan, dan yang tidak penting dibuang/dilupakan.

2) Ingatan jangka pendek (short term memory = STM)


Setelah disaring dari ingatan sensorik, maka informasi yang dianggap penting
diteruskan ke ingatan jangka pendek dan selanjutnya disimpan dalam bentuk
suara selama kira-kira setengah detik. Ingatan jangka pendek ini merupakan
gudang sementara untuk informasi yang baru masuk, dan mempunyai
kapasitas yang sangat terbatas. yaitu suatu sistem penyimpanan sementara
yang dapat menyimpan informasi secara terbatas. Ingatan jangka pendek ini
adalah bagian dari ingatan, dimana informasi yang baru saja di dapat dan
disimpan.

3) Ingatan jangka panjang (long term memory = LTM)


Merupakan sesuatu yang relatif permanen dan  dalam bentuk (1) image atau
gambaran, yang merupakan analogi langsung berdasarkan sifat-sifat
perseptual ( misalnya bentuk, nada, bau) atau dalam bentuk dan (2) verbal
yang bersifat abstrak. terdiri dari informasi-informasi penting yang diteruskan
dari ingatan jangka pendek.

B. Sifat-sifat Ingatan
Beberapa dari sifat ingatan yaitu :
a. Ingatan yang cepat dan mudah; artinya seseorang dapat dengan mudah dalam
menerima kesan-kesan, misalnya ; ada orang yang mudah dengan cepat dapat
mengingat baik-baik suatu lagu dan ada pula yang lambat.
b. Ingatan yang luas, artinya; sekaligus seseorang dapat menerima kesan-kesan
dan dalam daerah yang luas.
c. Ingatan yang teguh, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya (tidak
mudah lupa).
d. Ingatan yang setia, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak
berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya.
e. Ingatan mengabdi atau patuh, berarti bahwa semua kesan yang pernah masuk
dapat dengan mudah diproduksi secara lancar.

C. Fungsi Ingatan
a) Fungsi Memasukkan/Mencamkan
Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh
seseorang. Bagaimana seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan
menjadi;
1) Dengan cara tidak sengaja
Apa yang dialami oleh seseorang dengan sengaja memasukkan dalam
ingatannya. Misalnya, bahwa gelas kalau jatuh pecah.
2) Dengan cara sengaja
Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman-pengalamannya,
pengetahuan-pengetahuan dalam psikisnya. Individu dengan sengaja
mempelajari hal-hal atau keadaan-keadaan yang kemudian dimasukkan dalam
ingatannya.
 
b) Fungsi Menyimpan (Retention)
Setiap proses belajar akan menimbulkan jejak  (traces) dalam jiwa seseorang,
dan traces ini akan sementara di simpan dalam ingatan yang pada suatu waktu
dapat ditimbulkan kembali.  Traces atau jejak-jejak ini yang disebut
sebagai  memory traces.

c) Fungsi Mengingat Kembali (Reproduksi)


Menimbulkan kembali apa yang disimpan dalam ingatan adalah dapat
ditempuh dengan mengingat kembali (to recall). Mengingat kembali tanpa
dibantu dengan adanya objek kembali stimulus untuk dapat diingat kembali.

d) Fungsi Asosiasi Berpasangan


Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara
berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan  mengingat
apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan
digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali
(baik recall maupun recognition).

D. Faktor  Mempengaruhi  Ingatan
Berhubungan erat dengan kondisi  jasmani, misalnya kelelahan, sakit, dan
kurang tidur juga menurunkan prestasi ingatan
a. Usia
Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni
daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan.  Sesudah umur ini,
kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya
untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis). Dan ini
berlangsung 15-50 tahun.
b. Emosi Seseorang
Dalam mana seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-
peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedang kejadian yang tidak
menyentuh emosi, diabaikan saja.
c. Aspek psikologis, yaitu intelgensi, minat, bakat, perhatian dan motivasi.

E. Strategi Peningkatan Ingatan


Berhubung  dengan adanya ingatan, intelegensi yang  berlainan, maka guru
harus memperhatikan :
a. Dosen jangan terlalu cepat  pada waktu menerangkan sesuatu bahan pelajaran.
Tetapi jangan pula terlalu lambat agar anak yang ingatannya cepat, tidak lekas
bosan.
b. Usahakan supaya tidak terlalu banyak bahan yang diberikan dalam satu jam
pelajaran.
c. Usahakan agar bahan pelajaran ini harus diulang setiap ada kesempatan.
d. Usahakan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
e. Memotivasi mahasiswa

2. Pengertian Berpikir
Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari
makna pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan
atau penyelesaian masalah. Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki
potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang
luar. Pemecahan masalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
A. Pembentukan Pengertian.
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk
pengertian manusia.
2) Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana
yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak
selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu
ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
B. Macam-macam Berpikir
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasakan kebiasaan sehari-
hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Misal: penalaran tentang panasnya
api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu itu akan
terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara
teratur dan cermat. Misal: dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat
sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dalam satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal,
fantasi atau wishful thinking. Dengan berpikir autistik seseorang
melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis.
4. Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning).

Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, atara
lain:

 Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Jadi, berpikir deduktif adalah proses
berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju
proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.
 Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Jadi, berpikir induktif adalah menarik suatu
kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada di sekitarnya.
 Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau
tidaknya suatu gagasan (Ismienar, 2009). Kita tidak menambah atau
mengurangi gagasan, kita menilainya menurut kriteria tertentu.

C. Tingkatan Berpikir
Dalam berpikir ada beberapa tingkatan atau stage sampai seseorang
memperoleh pemecahan masalah. Diantaranya tingkatan berpikir sebagai
berikut.
1. Berfikir Konkret
Didalam tingkatan berfikir ini memerlukan adanya situasi – situasi yang
konkret/ nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena
pada umumnya berfikir konkret ini dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus
disajikan dengan peragaan secara langsung.
2. Berfikir Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data,
kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan data –
data yang disusun secara sistematis dan dapat memperlihatkan hubungan
antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga menghasilkan
kesimpulan.
3. Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema –
skema, simbol – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan
sendiri serta kecerdasan pikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah.
Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi
D. Proses Berpikir
Bahasa merupakan alat yang cukup ampuh dalam proses berpikir, namun
bahasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan yaitu bayangan atau
gambaran. Walaupun berpikir dapat menggunakan gambaran-gambaran atau
bayangan-bayangan, namun sebagian terbesar dalam berpikir orang
menggunakan simbbol-simbol bahasa dengan segala ketentuan-ketentuannya.
Karrena bahasa merupakan alat yang pernting dalam berpikir, maka sering
dikemukakan bila seseorang itu berpikir, orang itu bicara dengan dirinya
sendiri.
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya empat langkah atau proses
dari berfikir, yakni :
1. Membentuk Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses
berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum
serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai proses
mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis dan mengklasifikasikan ciri –
ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri – ciri khas dari spidol,
spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan untuk menulis di white
board, tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan jelas apabila digunakan
untuk menulis pada white board.
2. Membentuk Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak)
dalam meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya,
antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan
dalam suatu kalimat.
3. Membentuk Keputusan
Yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat tersebut.
4. Membentuk kesimpulan
Yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari keputusan yang lain.

E. Hambatan dalam Berpikir


Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu mudah, sering
orang mengalami hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Hambatan-
hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan
antara lain karena:
 Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus
diperoleh.
 Data yang ada dalam keadaan confuse (membingungkan), data yang satu
bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan
dalam proses berpikir.
Kekurangan data dan kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan
dalam proses berpikir seseorang. Lebih-lebih kalau datanya bertentangan
dengan yang lain, misalnya dalam cerita-cerita detektif. Karena itu ruwet
tidaknya sesuatu masalah. Lengkap tidaknya data akan dapat membawa sulit
tidaknya dalam proses berpikir seseorang.

3. PENGERTIAN EMOSI
Emosi berasal dari kata emotion dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa
Latin emovere yang artinya keluar. Secara etimologisnya emosi diartikan
“bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu konsep yang luas dan tidak dapat
dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif maupun negatif
sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
Berikut ini pengertian emosi menurut para ahli:
a. Prez, 1999 merupakan seorang EQ organizasional consultant dan juga
pengajar. Prezz mengungkapkan arti emosi adalah suatu reaksi tubuh dalam
menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas emosi terkait erat dengan aktivitas
kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap situasi.
b. Hathersall, 1985 emosi adalah kondisi psikologis yang merupakan
pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau dilihat darir eaksi wajah
atau tubuh.
c. Keleinginan dan Keleinginna, 1981 emosi adalah kondisi yang berhubungan
dengan tujuan tingkah laku. Emosi diatikan sebagai perasaan, misalnya
pengalaman afektif, kenikmatan, marah, bahagia, takut, sedih.
d. William james, emosi yaitu kondisi budi rohani yang menampakkan diri
dengan suatu perubahan yang jelas.

1) Unsur-unsur perasaan
 Besifat subyektif daripada gejala mengenal
 Bersangkut paut dengan gejala mengenal.
 Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang
tingkatannya tidak sama.
 Perasaan lebih erat hubungannya denga pribadi seseorang dan
berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu
tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan
tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.

Karena adanya sifat subyektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan
tidak dapat disamakan dengan gejaja mengenal berfikir dan lain sebagainya.
2) Macam-macam Emosi
Menurut Syamsu Yusuf (2003) emosi individu dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian yaitu:
a. Emosi Sensoris
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar
b. Emosi Psikis.
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, seperti :
perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran
perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait dengan hubungan dengan orang
lain, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok.
 Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan
buruk atau etika (moral)
 Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan
akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian
 Perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan
(Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious)

4. PENGERTIAN KONASI (KEHENDAK)


Konasi adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup
tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi pada kemauan itu
ada kebijaksanaan akal dan wawasan, juga ada kontrol dan persetujuan dari
pusat kepribadian.
Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak
atau hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.
Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luar sebagai
gerak gerik. Dalam fungsinya kehendak ini berhubungan dengan pikiran dan
perasaan. Untuk memudahkan mempelajarinya dibagi atas:
a. Dorongan, ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu
dan berlangsung diluar kesadaran kita. Dorongan ini dibedakan menjadi 2
golongan. Yakni, dorongan nafsu dan dorongan rohaniyah.
b. Keinginan, ialah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu,
atau yang konkret. Keinginan yang dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan.
c. Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.
d. Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas
bertindak. Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar
lekas bertindak.

e. Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh
fungsi jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.

f. Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu
yang berdasarkan perasaan dan pikiran.

Proses kemauan untuk sampai kepada tindakan biasanya melalui beberapa


tingkat, ialah:

1) Motif (alasan, dasar, dan pendorong).


2) Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan, pada batin biasanya ada
beberapa motif, yang bersifat luhur dan rendah. Di sini berlangsung suatu
pemilihan.
3) Keputusan. Inilah yang sangat penting. Di sini kita mengadakan pemilihan
antara motif-motif tersebut dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab
tidak mungkin kita punya macam-macam keinginan pada waktu yang sama.
4) Perbuatan kemauan. Kalau sudah mengambil keputusan maka bertindak
sesuai dengan keputusan yang diambil. Tetapi ini sangat sukar.

A. Hasrat yang Berpusat pada Kejasmanian.


1. Refleks.
Refleks adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang.
Refleks ini dihubungkan dengan gejala konasi yang rendah tingkatannya
maka refleks hanya boleh dikatakan gerak refleks, hukum perbuatan
refleks. Proses terjadinya gerak refleks :
Gerak refleks adalah gerak di luar kesadaran, jadi reaksi-reaksi yang
ditimbulkan tidak bersumber pada pusat susunan syaraf (otak) tanpa suatu
pertimbangan. Proses terjadinya gerak refleks: perangsang panca indera
sel-sel sensoris urat saraf motoris reaksi.
2. Insting
Insting yaitu kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang
tertuju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan
lain. Insting ini terdapat pada hewan dan juga pada manusia, namun fungsi
peranannya tidak sama
3. Nafsu
Dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan
bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu, disebut
nafsu.
a. Macam-macam Nafsu:
1) Nafsu individual (perseorangan), misalnya: nafsu makan, nafsu
bermain, nafsu merusak, nafsu berkuasa, nafsu bertindak, nafsu
berkelahi, dan sebagainya.
2) Nafsu sosial (kemasyarakatan), misalnya: nafsu meniru, nafsu
mempertahankan diri, nafsu mencari ilmu, nafsu kawin, nafsu
berkumpul dengan orang lain, nafsu melindungi, nafsu bersujud
kepada Allah, dan sebagainya.

4. Keinginan
Yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Kalau
dorongan sudah menuju kearah tujuan yang nyata/kongkret dan tertentu,
misalnya disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek
tertentu maka nafsu itu disebut keinginan. Misalnya nafsu untuk makan
menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu, nafsu kegiatan
menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu, dan sebaginya. Lawan
dari keinginan adalah keseganan.

B. Hasrat yang Berpusat pada Kejiwaan


1. Motivasi
Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motif merupakan usaha
yang dapat menyatakan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya
2. Kemauan (Will)
Ciri-ciri kemauan:
 Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang dimiliki oleh
manusia.
 Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.
 Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan
didasarkan atas berbagai timbangan.
 Pada gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan
perasaan saja, tetapi seluruh pribadi memberi pertimbangan, pengaruh,
memberi corak pada perbuatan kemauan.
 Di dalam gejala kemauan terkadang sifat aktif atau giat, karena
timbulnya dorongan kemauan tertentu sekaligus timbul tujuan apa
yang akan dicapai dengan dorongan itu.
BAB III
PEMBAHASAN
DISKUSI DAN TANYA JAWAB

1. Bu ina: Terkait retensi dalam ingatan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
seseorang dapat lupa dan ingat? Dan bagaimana cara kita memanage diri
jika kita konseling pasien/klien mengalami lupa agar informasi yang kita
dapat tidak bias? Apakah ada ideal waktu daya ingat seseorang?

Jawaban : Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan berhubungan erat dengan


kondisi  jasmani, misalnya kelelahan, sakit, dan kurang tidur juga
menurunkan prestasi ingatan

a. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada ingatan seseorang, dimana usia diatas
>50 thn sudah ada penurunaan daya ingat/demensia
b. Emosi Seseorang
Dalam mana seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedang kejadian
yang tidak menyentuh emosi, diabaikan saja.
c. Aspek psikologis, yaitu intelgensi, minat, bakat, perhatian dan motivasi.

2. Dan bagaimana cara kita memanage diri jika kita konseling pasien/klien
mengalami lupa agar informasi yang kita dapat tidak bias? Jawabannya tolong
diringkas wae yaaaw

Apakah ada ideal waktu daya ingat seseorang?

Ingatan paling tajam pada diri manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun), dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni
daya ingatan yang hanya untuk kesan-kesan penginderaan.  Sesudah umur ini,
kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya
untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis). Dan ini
berlangsung 15-50 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

 Sarwono, Wirawan, sarlito, 2000, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta :


Bulan Bintang
 Sobur, Alex, 2009, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia
 Tan, Alexis S., Mass Communication Theories and Research, Grid Publising,
Inc., Indianola Avenue, 1981.
 Walker, Conditioning and Instrumental Learning, Wadsworth Publising Coy,
Inc., Belmont, California, 1967
MAKALAH

INGATAN, EMOSI, BERFIKIR, KONASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah perilaku gizi

Disusun Oleh :

Dede Arpiyana Nugraha

Selly Yolandita

Shifa Nuraini

Zulfa Nadia

STIKES BINAWAN JAKARTA


2017 - 2018

Anda mungkin juga menyukai