Pembelajaran Oleh: Hawwa Nabilah As Sakhiyah A510230241
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses
mental pada manusia. Perilaku manusia akan lebih dipahami jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Proses mental tersebut juga sering disebut dengan gejala jiwa. Gejala jiwa manusia memiliki beberapa bentuk yang mendasar dalam bidang pendidikan. Bentuk tersebut meliputi pengindraan dan persepsi, memori, berfikir, inteligensi, emosi serta motivasi. Bentuk gejala jiwa tersebut sangat mendasari dan memengaruhi berbagai perilaku manusia, begitu juga dalam ranah pendidikan seperti perilaku seorang pendidik atau pengajar maupun perilaku seorang murid atau siswa. Salah satu bentuk gejala jiwa manusia dalam bidang pendidikan yaitu memori. Seberapa penting dan seberapa besar pengaruh memori otak manusia dalam proses pembelajaran yang dialami manusia? Memori otak memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Ini memungkinkan penyimpanan, pengolahan, dan pengambilan informasi yang diperoleh dari pengalaman serta pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya memori, manusia dapat membangun pengetahuan, mengaitkan konsep, dan meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Menurut Bimo Walgito (1997), memori adalah aktivitas yang berhubungan dengan masa lalu. Aktivitas kita setiap hari selalu berkaitan dengan aktivitas di hari-hari sebelumnya. Berbagai informasi yang kita terima dan berbagai kegiatan yang kita lakukan senantiasa bertambah dan berganti setiap harinya. Upaya untuk memunculkan kembali informasi yang sudah diterima senantiasa berkaitan dengan kerja memori otak. Memori adalah proses kognitif superior (logis atau intelektual) yang menentukan dimensi temporal organisasi mental kita. Memori memiliki peran mendasar dalam kehidupan, mencerminkan masa lalu sebagai masa lalu, kemungkinan untuk mengembalikan semua pengalaman masa lalu, serta membuat kesinambungan antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Para ahli memandang memori dalam tiga tahapan atau proses, yaitu memasukkan pesan dalam ingatan (encoding), menyimpan pesan yang sudah masuk (storage), memunculkan kembali pesan tersebut (retrieval). Maka dari itu memori sering diartikan sebagai kemampuan untuk memasukkan, menyimpan dan memunculkan kembali informasi yang telah diterima. Memori dibedakan menjadi beberapa macam atau jenis: 1. Memori jangka pendek (immediate memory atau short term memory) Informasi dalam memori ini hanya berlangsung sebentar, sekitar 15-30 detik. Seperti ketika kita menghafalkan nomor telepon atau plat nomor, setelah dihafalkan, mereka cenderung cepat dilupakan. Kecuali jika kita terus mengulang nomor telepon atau plat nomor yang sama maka ingatan tersebut bisa menjadi memori jangka panjang. 2. Memori kerja (working memory) Memori ini berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam dan memberi waktu yang cukup untuk secara sadar mengolah informasi, merefleksikannya, dan melakukan kegiatan berfikir. Contohnya ketika seorang desainer memvisualisasikan desain baju di benak mereka, atau ketika seseorang berkendara melalui jalan asing yang belum pernah dilewati diperlukan konsentrasi untuk mencari jalan tertentu. 3. Memori jangka panjang (long term memory) Informasi dalam memori ini tersimpan dalam waktu yang lama atau permanen. Bisa bertahan beberapa hari, tahun, atau bahkan seumur hidup. Ketika memori disimpan dalam jangka panjang, memori tersebut dapat diambil kembali dan digunakan untuk beberapa tujuan, seperti mengingat fakta dan peristiwa yang telah terjadi. Contohnya mengingat sekolah masa kecil, atau mengingat hari bahagia seperti hari ulang tahun. Pembelajaran dan memori atau ingatan memiliki hubungan erat dan itu merupakan hal mendasar dalam kehidupan manusia. Hubungan mereka sangat kompleks dan bervariasi secara intelektual dengan saling bergantung. Beberapa orang mengalami kesulitan dalam mengingat dan mempelajari hal baru dikarenakan mereka mengalami tantangan dalam pembentukan atau pemrosesan memori. Pembelajaran dan memori merupakan fungsi otak yang kompleks. Belajar umumnya mengacu pada perolehan pengetahuan dan keterampilan baru. Sedangkan memori mengacu pada penyimpanan ingatan atau informasi dan untuk diingat kembali. Ada beberapa metode pembelajaran berbeda untuk memperoleh dan mengkodekan keterampilan dan pengetahuan baru, termasuk pendengaran, visual, dan kinestetik. Seringkali pendidik menggunakan ketiga metode tersebut dalam pembelajaran untuk memaksimalkan potensi belajar peserta didik. Berbagai macam aktivitas belajar dari yang sederhana seperti mendengarkan penjelasan guru sampai menganalisis dan memecahkan masalah, semuanya terjadi karena aktivitas terpadu sel-sel sistem saraf otak. Proses tersebut juga tidak akan pernah terjadi tanpa memori. Dengan memori memungkinkan setiap pribadi manusia mengingat dan mengetahui masalah terdahulu serta memiliki kemampuan memprediksi dan menganalisis. Memori termasuk salah satu hasil dari kerja otak, jika tidak ada otak maka memori tidak akan terbentuk. Belajar dan memori adalah proses penyesuaian respon otak terhadap lingkungan yang selalu berkaitan di sepanjang hidup, karena proses pembelajaran butuh memori otak untuk mengingat apa yang telah ditangkap dan dipahami oleh manusia. Pembelajaran melibatkan pembentukan koneksi baru antar neuron otak. Pembelajaran juga melibatkan modifikasi koneksi yang ada antar neuron, yang difasilitasi dengan latihan berulang dan penguatan. Melalui proses ini, otak dapat mengembangkan jalur saraf baru yang memungkinkan kita memperoleh dan menyimpan informasi baru dengan lebih efektif. Ketika seseorang belajar, maka otak akan bekerja dan menciptakan perubahan- perubahan baru, terutama penciptaan koneksi baru antar neuron. Semakin sering seseorang itu belajar dan berlatih, maka koneksi antar neuron akan semakin kuat. Tetapi jika sesorang berhenti berlatih atau mempelajari sesuatu, koneksi antar neuron akan melemah dan bahkan bisa terputus. Mereka sulit untuk kembali mempelajari sesuatu yang sebelumnya sudah mereka pahami, bahkan pengetahuan mereka bisa hilang dari ingatan mereka akibat koneksi antar neuron yang telah terputus. Belajar dimulai ketika indra menangkap informasi tertentu, mengolahnya, menyimpannya ke dalam memori jangka panjang, dan mengambilnya kembali jika diperlukan. Bagi peserta didik, memori memegang peran yang sangat krusial. Keterampilan memori memang tak terpisahkan dari fungsi intelektual dan proses pembelajaran. Menurut Lee (2005: 314), seseorang yang kekurangan dalam keterampilan memori akan mengalami kesulitan pada sejumlah tugas akademik dan kognitif. Memori sangat penting dalam pembelajaran, namun hal ini juga bergantung pada pembelajaran karena informasi yang disimpan dalam memori seseorang menciptakan dasar untuk menghubungkan pengetahuan baru melalui asosiasi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, memori melibatkan beberapa proses yaitu pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan. Masing-masing proses tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti emosi, perhatian, dan pengetahuan sebelumnya. Pengambilan memori yang berhasil bergantung pada berbagai faktor seperti konteks, isyarat, dan keakraban. Selain itu, proses pengambilan memori dapat dipengaruhi oleh stress, tidur, atau penuaan. Meskipun kapasitas ingatan manusia tidak terbatas, ingatan tidak selalu akurat. Penelitian ilmu saraf menunjukkan bahwa ingatan tidak dapat diandalkan seperti yang diperkirakan. Ingatan bisa diubah, ditanam, dilupakan bahkan diputarbalikkan. Persepsi memainkan peran penting dalam pembelajaran dan ingatan, karena setiap orang menafsirkan pengetahuan baru dengan cara yang berbeda. Preferensi dan persepsi belajar berbeda-beda tiap individu, hal itulah yang dapat mempengaruhi cara seseorang mempelajari dan menafsirkan informasi. Memahami proses pembelajaran dan memori dapat bermanfaat bagi siapa pun yang ingin meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Meningkatkan kemampuan pembelajaran, memori, dan stimulasi kognitif dapat membantu kita menuju kesuksesan akademis atau karier. Diantara cara untuk meningkatkan fungsi kognitif bisa dengan melakukan aktivitas tertentu seperti membaca, tidur yang cukup, olahraga, meditasi, mempelajari alat musik dan mendengarkan musik, bermain permainan otak, atau membuat keterampilan baru. Sementara itu, jika terjadi disfungsi otak dan memori akan menyebabkan terjadinya masalah dalam proses pembelajaran. Beberapa situasi atau masalah dimana kesulitan pembelajaran muncul karena faktor otak dan memori yaitu anterograde amnesia menyebabkan manusia tidak mampu menyimpan informasi, penyakit Parkinson yang menyebabkan manusia mengalami kesulitan dalam belajar motorik, atau gangguan perkembangan saraf yang biasanya terjadi pada awal perkembangan yang seringkali terjadi ketika anak hendak memasuki sekolah dasar. Pentingnya memori otak dan pembelajaran ini perlu kita ketahui karena mereka ini selalu berhubungan erat dalam kehidupan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, belajar tidak akan pernah terjadi tanpa otak dan memori. Karena belajar merupakan proses kompleks yang terjadi di otak manusia sepanjang hidup. Baik pada anak-anak hingga orang dewasa sekalipun pembelajaran melibatkan pembentukan koneksi baru antar neuron otak. Perubahan saraf ini dapat mengakibatkan pengembangan keterampilan baru, perolehan pengetahuan, atau pengkodean memori.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita