Anda di halaman 1dari 24

PENATALAKSANAAN GIZI DIABETES MELITUS

 Apakah Diabetes Melitus ?


“ Suatu kelompok penyakit dengan ciri adanya kadar gula / glukosa yang tinggi didalam
darah , yang terjadi karena gangguan produksi insulin , kerja insulin atau keduanya.”
 Pada keadaan normal : makanan dicerna disaluran pencernaan , menghasilkan
glukosa dalam darah, glukosa akan masuk kedalam sel dengan mudah (adanya insulin
) yang akan diubah menjadi energi.
 Pada keadaan DM : makanan dicerna disaluran pencernaan , menghasilkan glukosa
dalam darah, glukosa tidak dapat masuk kedalam sel karena sel resisten terhadap
insulin sehingga glukosa dalam darah menjadi tinggi.

 Jenis DM
 DM tipe I
Dimana sistem kekebalan tubuh menyerang pancreas dan menghancurkan sel-sel
yang membuat insulin dan harus memakai insulin.
 Dm tipe II
Dimana pancreas masih bisa menghasilkan insulin, tetapi tubuh tidak merespon
dengan benar. DM tipe 2 meliputi 90 % dari semua populasi DM
 DM tipe lain
- Sindroma diabetes monogenic ( diabetes neonatal, maturity onset diabetes of the
young /MODY)
- Penyakit eksokrin ( fibrosis kistik, pankreatitis )
- Disebabkan oleh obat atau zat kimia
 DM tipe kehamilan
Didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dimana sebelum kehamilan
tidak ditemukan diabetes.
 Faktor resiko DM :
- Pola makan
- Gaya hidup tidak aktif
- Obesitas
- Penyakit hipertensi, kolesterol tinggi,penyakit jantung
- Riwayat Dm saat hamil, melahirkan anak dengan bb besar
- Usia keturunan

 Gejala-gejala DM :
- Poliuria, polydipsia, polifagia, penurunan BB yang drastis
- Badan lemah, kesemutan, gatal,mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan
pruritus vulva pada Wanita

 5 Pilar DM :
1. Edukasi , untuk perbaikan kualitas hidup
2. Perencanaan makan
3. Aktivitas fisik
- frekuensi 3-5 kali perminggu
- 30-45 menit /hari (total 150 menit / minggu
- Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
- Semakin kita rutin OR maka makin banyak glukosa masuk ke otot yang dapat
menurunkan gula darah
- OR yang diperbolehkan :
1. Penyakit jantung wajib cek EKG dan treatmill
2. Gemuk/obesitas tidak boleh lari / jogging , disarankan OR jalan dengan
kecepatan 5-6 km/ jam , renang, bersepeda.
3. Aerobic duduk untuk pasien komplikasi ulkus OA dan neuropati
4. Tidak disarankan OR dengan raket / lari cepat /intensitas tinggi karena GD
ngedrop dan terkena serangan jantung
5. Perhatian khusus GDS ≤ 180 tunda OR karena bisa terjadi hipoglikemia dan
GDS ≥ 252 tunda OR karena akan cepat dehidrasi
6. Untuk pasien tb dm masih bisa OR jalan intensitas sedang bila ada desterasi
nafas.
7. Pasien DM wajib makan terlebih dahulu baru OR
4. Disiplin obat DM
5. Cek gula darah tiap bulan

 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis dan prediabetes

Kategori HbA1c (%) Gula Darah Puasa Glukosa Plasma 2


(mg/dl) jam setelah TTGO
(mg/dl)
Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 ≥ 200
Pre-Diabetes 5,7- 6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 70-99 70-139

- Pantau : GD, gejala 3 P, kaki diabetic, GDP,GD2PP,HbA1c,glycated,albumin


- GDP tidak makan 8-10jam sebelum pemeriksaan
- HbA1c menggambarkan GD 3 bulan terakhir fluktuasi karena HB dan eritrosit
berumur 120 hari.
- Elemen edukasi perawatan kaki :
1. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki
2. Periksa kaki tiap hari
3. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
4. Selalu menjaga kakii dalam keadaan bersih, tidak basah dan olesi pelembab
pada kulit kaki yang kering
5. Potong kuku secara teratur
6. Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur
7. Gunakan kaos kaki dari bahan katun
8. Kalo ada kalus/mata ikan tipiskan secara teratur
9. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki , gunakan alas kaki yang dibuat khusus
10. Sepatu tidak boleh terlalu sempit /longgar jangan gunakan hak tinggi
11. Hindari penggunaan bantal dan botol berisi air panas untuk menghangatkan
 Standar diet DM

Bahan 1100 1300 1500kal 1700kal 1900kal 2100kal 2300kal


Makanan kal kal
Karbohidrat 3p 4p 4p 4,5p 5,5p 5p 5,5p
Hewani 3p 3p 3p 3p 3p 3p 3p
Nabati 2p 2p 2,5p 2,5p 2,5p 3p 3p
Sayuran 3p 3p 3p 3p 3p 3p 3p
A/B
Minyak 3p 4p 4p 5p 6p 6p 6p
Buah 2p 2p 2p 2p 2p 2p 2p
Selingan :
Karbohidrat 1p 1p
Buah 2p 2p 2p 2p 2p 2p 1p
Susu 1p 1p
Energi 1042 1263 1476 1652 1918 2089 2503
(kkal)
Protein (gr) 41 45 51 55 59 64 87
Lemak (gr) 30 35 36 36 46 53 69
Karbohidrat 152 192 25 275 315 339 413
(gr)

 Syarat dan prinsip diet DM


 Kebutuhan kalori :
- Perhitungan BBI menggunakan rumus Brocca yang dimodifikasi :
BBI = 90% x (TB dalam cm-100)x 1kg
- Bagi pria dengan TB dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm :
BBI = (TB dalam cm -100) x 1 kg
 BB normal = BBI ± 10%
 Kurus = kurang dari BBI - 10%
 Gemuk = lebih dari BBI + 10%
- Kebutuhan kalori basal / BMR:
a. Perempuan = 25 kal / kg BBI
b. Laki-laki = 30 kal / kg BBI
Rumus :
BMR – f.umur + f aktifitas fisik +f.stres ± f. BB
 Faktor umur :
- Umur 40-59 th dikurangi 5% dari kebutuhan BMR
- Umur 60-69 th dikurangi 10 % dari kebutuhan BMR
- Umur > 70 th dikurangi 20 % dari kebutuhan BMR
 Faktor Aktifitas Fisik :
- Istirahat + 10% dari kebutuhan BMR
- Ringan + 20% dari kebutuhan BMR (pegawai kantor , guru, IRT)
- Sedang + 30% dari kebutuhan BMR (pegawai industry ringan,mahasiswa, militer
yang tidak perang)
- Berat + 40% dari kebutuhan BMR ( petani,buruh,atlet,militer yang sedang
latihan)
- Sangat berat + 50% dari kebutuhan BMR (tukang beca,tukang gali)

 Faktor stress metabolic :

- penambahan 10-30% dari kebutuhan BMR (sepsis, operasi, trauma)


 Faktor BB :

- pasien DM gemuk dikurangi 20-30% dari kebutuhan BMR

- pasien DM kurus ditambah 20-30% dari kebutuhan BMR

- pembagian makan pasien DM :

Makan pagi 20%

Makan siang 30%

Makan malam 25%

Makan selingan 10-15%

1. Komposisi makanan yang dianjurkan :

 Karbohidrat

- KH dianjurkan sebesar 45 - 65% total asupan energi, gunakan KH yang berserat tinggi.

- Pembatasan KH total<130 tidak dianjurkan


- Sukrosa tidak boleh> 5% dari total asupan energi

- Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian

 Lemak

- Pasungan lemak dianjurkan sekitar 20 - 25% kebutuhan kalori dan tidak boleh> 30% total asupan
energi

- Komposisi yang dianjurkan :

 Lemak jenuh (SAFA) , 7% kebutuhan kalori

 Lemak tidak jenuh ganda ( PUFA) <10%

 Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak 12-15%

 Perbandingan SAFA : MUFA: PUFA = 0,8: 1,2 : 1

 Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hr

 Protein

- Pasien Nefropati DM = 0,8 g/kg BB =10% kebutuhan energi dan 65% diantranya bernilai biologi
tinggi

- Pasien DM dengan HD 1,2 g/kgBB

- Pasien DM protein sebesar 10-20% total aupan energi

 Natrium

- Pasungan Natrium pasien DM < 1500mg/hr

- Pasien DM dengan hipertensi bersifat individual

 Serat

- anjuran serat 20-35 gr / hari utamakan serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran

 Perhitungan Indeks Glikemik

- Indeks glikemik adalah respon glukosa darah terhadap makanan dibandingkan dengan respon
glukosa darah terhadap glukosa murni (indonesia ) atau roti putih ( luar negeri).

- Rumus IG = 100 x F/R

F = Makanan yang di tes


R= Glukosa/ roti putih

- Kategori IG pangan :

A. IG rendah < 55

B. IG sedang 55 - 70

C. IG tinggi ≥ 70

- Contoh Makanan :

Indeks Glikemik Bahan makanan per Nilai IG


100gr

IG Rendah Nasi cianjur 50

Kacang tanah 8,46

Kac hijau 28,87

Kacang kedelai - 17,53

Pepaya lokal 37

Jeruk Ponti 40,3

Tempe goreng -3

Spageti direbus 5 menit 45

yoghurt 52

Apel 52

Susu skim 46

Susu full cream 44

Susu kedelai 43

Serealia gandum murni 36

Apricot kering 44
Anggur kanada 36

Kacang ijo kering 40

fetucini 46

Mie udon 43

Kacang mede 31

Kacang tanah 21

pear 51

fruktosa 32

IG sedang kentang 68

Roti putih 67

nangka 64

nanas 62

Pisang raja 57

Ketoprak ketupat 68

Spageti direbus 15 67
menit

Ice cream 69

bulgur 68

Kiwi newzealand 68

mangga 59

strawberi 57

Mie instant 67

makaroni 64

Singkong rebus 65

coklat 70
laktosa 65

IG tinggi Madu 77

Beras ketan 87

Bubur ayam 96

Corn flakes 121

croissant 96

muffin 88

Pancake mix 146

pastry 84

Pizza keju 86

Fanta soft drink 97

Roti burger 87

oatmeal 87

Tortila jagung 74

krakers 102

appricots 82

Kurma kering 147

Buah kaleng 79

Kiwi australia 83

pepaya 86

peach 86

kismis 91

Semangka 103

Kentang goreng 107

popcorn 79
madu 104

Labu kuning 107

Jagung manis 78

 Beban Glikemik

- Rumus menghitung beban glikemik :

BG = IG x Jumlah KH

100

- BG bahan pangan tunggal :

 BG rendah ≤ 10

 BG sedang 11 - 19

 BG tinggi ≥ 20

- BG makanan campuran :

 BG rendah < 80

 BG sedang 80-120

 BG tinggi > 120

- Menghitung jumlah karbohidrat per sajian :

Total KH - Serat (jika >4 gr dikurangi) - gula alkohol (jika ada kurangi 1/2 kandungan gula
alkohol)

- snack / makanan selingan = 0-2 sajian KH

- 1 sajian KH = 15 gr

DAFTAR PUSTAKA

- Adi Soelistijo, Soebagijo Dr, dr, SpPD, K-EMD,FINASIM, FACP, Dkk.Pengelolaan dan
Pencegahan DM tipe 2 Dewasa di Indonesia. PB. PERKENI.2021

- PERSAGI ASDI, Penuntun Diet Terapi Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2019
- Pusat Diabetes dan Lipid RSCM , Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Badan penerbit
FKUI Jakarta. 2015

- Bahan-Bahan Materi Pelatihan Diabetes Melitus tahun 2016-2023

PENATALAKSANAAN GIZI DIET GINJAL

 Penyakit Ginjal

- Dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Penyakit Ginjal Akut (AKI)

- penurunan fungsi ginjal secara cepat (< 48 jam )

Dapat dipulihkan jika penyebab teratasi

2. Penyakit Ginjal Kronis (CKD)

- penurunan fungsi ginjal secara bertahap / perlahan

- Kerusakan ginjal bersifat permanen

I. Gagal Ginjal Akut (AKI)

- Penurunan tiba-tiba

- Penyebab AKI : perdarahan, luka bakar, keracunan obat, diare (dehidrasi)

- Ditandai dengantes fungsi ginjal : kadar ureum, creatinin darah yang meninggi, CCT/TKK
menurun

- Gangguan yang biasa terjaid pada AKI yaitu : anoreksia, nausea, rasa lelah,
gatal,mengantuk,pusing dan sesak nafas

 Tujuan pemberian diet :

A. Mempertahankan status gizi optimal dengan cara mencukupi kebutuhan zat gizi

B. Menurunkan kadar ureum darah

C. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit


 Tata laksana diet pada pasien gangguan ginjal akut (AKI )

- Energi cukup 25-35 kkal/kgB dapat dikoreksi oleh faktor stres

- Protein disesuaikan dengan hiperkatabolisme :

 Ringan : 0,6 - 1 g/kg BB

 Sedang : 0,8 - 1,2 g/kgBB

 Berat : 1 - 1,5 g/kgBB

- Lemak sedang 20-30% total energi

- KH sisa dari lemak dan protein

- Natrium dibatasi bila adahipertensi, udema 2-3 gr/hr

- Kalium dibatasi bila ada anuria / hiperkalemia

- Phospor 8 - 15 mg/kgBB

- cairan sebagai pengganti urine 24 jam +500 ml

- Bila asupan makan rendah ditambah dengan enteral / parenteral

II. Gagal Ginjal Kronik (CKD)

 Menggambarkan kondisi kerusakan gi njal yang terukur secara kuantitatif berdasarkan nilai
LFG < 90 ml/min1,73 selama ≥ 3 bulan (levey et al., 2005)

 Kerusakan ginjal kronis yang berlangsung secara progresif , persisten, irreversibel yang ditandai
dengan penurunan atau kerusakan struktur serta fungsi ginjal selama lebih dari tiga bulan

 Anemia renal pada pgk disebabkan karena ginjal tidak bisa atau minimal menghasilkan hormon
eritropotein sehingga perlu peningkatan hormon eritropotein yaitu suntik eritropotein
ditambah dari makanan asam folat, vit b1, vit c asupan protein dan suplemen .

 Kategori GFR pada PGK

Kategori GFR Nilai GFR (ml/min/1,73m2) KLASIFIKASI

G1 ≥90 Normal or high

G2 60-89 Mildly decreased

G3a 45-59 Mildly to moderately


decreased

G3b 30-44 Modrerately to severely


decreased

G4 15-29 Severely decreased

G5 < 15 Kidney failure

 Faktor utama malnutrisi pada PGK

A. Asupan gizi

- Penyebab utama malnutrisi energi protein pada pasien PGK yaitu anoreksia, karena berkaitan
dengan peningkatan level sitokin proinflamasi seperti C- reactive protein (CRP) melalui sistem
melanokortin pusat. Bisa disebabkan juga dari uremia, kelainan endokrin dan gastrointestinal ,
kelebihan cairan , stres oksidatif dan pepmbatasan diet protein.

B. Hipoalbuminemia

- Disebabkan oleh penurunan sistesis yaitu pada malnutrisi dan penyakit hati, proses degradasi yang
berlebihan pada kondisi nefrosis dan gastrointestinallos/ peningkatan kehilangan albumin dari
vascular pada keadaan shock dan edema.

C. Inflamasi pada PGK

- inflamasi kronis dapat berdampak pada peningkatan deplesi protein diotot skelet dan jaringan
lainnya , hipoalbuminemia, hiperkatabolisme sehingga terjadinya wasting

D. Asidosis metabolik

E. Penurunan aktifitas gisik (inabilitas)

F. Penurunan Anabolisme (asupan menurun)

G. Komorbiditas dan gaya hidup (DM, CHF,CAD)

H. Dialysis (kehilangan via dialisis, inflamasi, hipermetabolisme )

 Skrining pasien PGK

- SGA dengan skor A gizi baik dilakukan per 6 bulan sekali, skor B gizi kurang dilakukan per 3 bulan
sekali dan skor C gizi buruk di lakukan per 1 bulan sekali
- MIS (Malnutrition Inflammation Score) dilakukan per 3 bulan sekali dengan skor 0-6 tanpa
malnutrisi , skor > 6 malnutrisi, dan skor 30 malnutrisi berat .

- DMS (Dialysis Malnutrition Score) menggambarkan perubahan status gizi pasien sebelum dan
sesudah masuk RS.

 Parameter penilaian status gizi :

A. Antropometri

- meliputi : BB, TB,IMT, LILA

B. Biokimia

- meliputi : albumin serum, kolesterol total, kreatinin, transferin, prealbumin, CRP

C. Klinis /fisik

-meliputi BB intradialisis, Biolelectrical Imperdance Analysis (BIA), SGA

D. Riwayat makan

- riwayat makan dan food record

E. MIS

 Manajemen gizi pada PGK predialisis

 Tujuan umum asuhan gizi predialisis :

- Mengurangi akumulasi produk sisa nitrogen

- Mengurangi gangguan metabolic terkait uremia

- memperlambat laju progresitivitas penyakit ginjal

- Mengatur keseimbangan air dan elektrolit

- mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia penyakit tulang dan kardiovakuler

 Penegakkan diagnosis gizi :

“ malnutrisi berkaitan dengan kronik disease dan peningkatan kebutuhan gizi ditandai oleh :
- kehilangan BB (>20% selama 1 th,>10% dalam 6 bulan, .7,5 % dalam 3 bulan, >5% dalam 1 bulan,
1/2 % dalam 1 minggu)

- hilangnya lemak subkutan

- asupan energi < 50-75%

- penurunan kemampuan genggam tangan indikator status energi protein

“Peningkatan kebutuhan gizi/ protein yang spesifik berkaitan dengan disfungsi ginjal ditandai
dengan ...(bisa diambil dari assesment biokimia,fisik klinis )”

 Kebutuhan energi = 35 kkal /kg BBI/hr , pada pasien usia lanjut 30-35 kkal/kg BBI?hr

 Kebutuhan protein = 0,6 kkal/kgBBI/hr, jika dengan DM 0,6-0,8 kkal / kg BBI/hr

 Kebutuhan lemak = 25-30% dari total kalori, pembatasan lemak jenuh <10%, bila dislipidemia
kolesterol < 300 mg/hr

 Kebutuhan KH sisa dari lemak dan protein (62- 66%)

 Kebutuhan vitamin larut lemak :

- vit D: mulai dengan dosis rendah dengan monitor ketat kadar kalsium, pospor, PTH serum

- vit K : 90-120µg/hari

 Cairan: tidak dibatasi dengan urine yang normal

 Kebutuhan Kalium :39 mg /kg/hari

 Kebutuhan NaCl : < 5 gr/hr, 1 gr natrium = 1000mg , 1sdk teh garam = 2300 mg natrium

 Kebutuhan Kalsium : 1200 mg/hr

 Kebutuhan Posphor : 800-1000 mg/hr, monitoring kontrol kadar phospor darah 1,13- 1,78
mmol/l

 Kebutuhan Zinc : 12 mg/hr

 Kebutuhan selenium : 85µg/hr

 Monitoring dan Evaluasi PGK Pre dialisis :

a) Pasungan makanan >80% rekomendasi

b) IMT 20-25 kg/m2


c) Cadangan masa otot/lemak adekuat

d) SGA (A)

e) Albumin 3,5 - 5 g/dl

f) Kolesterol 150 - 200 mg/dl

g) Trigliserida <150 mg/dl

h) HDL pria > 40 mg/dl, wanita > 50 mg/dl

i) Kreatinin stabil

j) saturasi transferin 20-50%

 Diet plado (protein base low protein diet ) untuk pasien ckd :

 protein rendah 0,6-0,8 g/kg/hari


 plant dominant >50% bahan dasar tumbuhan /kacang :tempe tinggi lbv 14/100gr
 sodium < 4 g/hari ( ada hipertensi dan udema < 3 g/hari)
 tinggi serat >25 g/hari
 energi 30-35 kal/kg/hari
 diet plado ini bisa diberikan pada pasien vegan dan kondisi tertentu kebiasaan makan
(pasien hanya doyan tahu tempe )
 makanan t protein dan rendah posfor yaitu tahu dan putih telur

 Manajemen PGK pada Dialisis

 Tujuan asuhan gizi dialisis :

1) Memperbaiki dan mempertahankan status gizi normal

2) Mencegah penimbunan sisa metabolisme berlebih

3) Mengatur keseimbangan air dan elektrolit

4) Mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,penyakit tulang dan penyakit kardiovaskuler

 Kebutuhan energi : 30-35 kkal/kg BBIdeal /hari, lansia 30 kkal/kg BBIdeal/hari

 Kebutuhan protein : ≥ 1,2 g/kg BBIdeal /hari


 Kebutuhan lemak = 25-30% dari total kalori, pembatasan lemak jenuh <10%, bila dislipidemia
kolesterol < 300 mg/hr

 Kebutuhan KH sisa dari lemak dan protein (54-61%)

 Kebutuhan vitamin larut lemak :

- vit A: 700-900 µg/hari

- vit E : 400-800 IU /hari

- vit K : 90-120µg/hari

 Cairan: 500 ml/hari + produksi urine

- Tips untuk mengendalikan air minum:


 Masukkan air ke dalam botol sesuai kebutuhan sehari, setiap kali minum dari botol.
 Untuk mengatasi rasa haus cobalah permen, 1 slice jeruk manis,air dingin/ batu es, berkumur
 Kurangi garam dan makanan gurih lainnya
 Gunakan bumbu-bumbu
 Pengolahan sebaiknya tumisan,kukus,rebus

 Kebutuhan Kalium : 8 - 17 mg /kg/hari

- Tips mengurangi kalium dalam bahan makanan :


a. Potong – potong kecil bahan makanan sayur dan buah
b. Rendam bahan makanan selama 2 jam dengan air hangat suhu 40 °-60° celcius {air rendaman
1:10)
c. Buang air rendaman , cuci dia air yang mengalirmasak bahan makanan dengan air , banyaknya
air 5 kali bahan makanan

 Kebutuhan Kalsium ≤ 2000 mg/hari dari diit dan obat

 Kebutuhan NaCl : 5 - 6 gr/hr, 1 gr natrium = 1000mg , 1sdk teh garam = 2300 mg natrium

- Tips mengurangi garam dalam mengurangi :


1. Campur mentega /margarine dengan air dalam panci atau penggorengan , perbandingan
mentega dengan air berkisar 1:1.
2. Rebus hingga mentega/margarine lumer dan aduk-aduk
3. Matikan kompor , biarkan dingin dan mentega Kembali membeku
4. Buanglah air rebusan yang berada dibawah mentega/margarine
5. Kita sudah bisa mendapatkan mentega/margarine bebas dari garam
 Kebutuhan Posphor : 800-1000 mg/hr, monitoring kontrol kadar phospor darah 1,13- 1,78
mmol/l

- Pada pasien dialysis phosphor menumpuk dalam tubuh , penyerapan kalsium berkurang ,
- Jika phosphor tinggi dalam darah akan memicu kalsium keluar dari tulang , tulang menjadi keropos
dan rapuh menumpuk dikulit mengakibatkan badan gatal.
- Umumnya pasien HD Phospor dibatasi
- Kurangi makanan tinggi phosphor seperti salmon,kerrang,keju,kacang almond ,daging babi
- Konsumsi susu tinggi kalsium rendah phosphor , putih telur,ayam dan tahu.

 Kebutuhan selenium : 55µg/hr

 Kebutuhan Oral Nutrition Support (ONS)

- Diberikan apabila asupan makan inadekuat, dimulai pemberian energi dari 10 kkal/kgBBIdeal,
protein 0,4 g/kgBBIdeal

- Diberikan densitas makanan tinggi energi dan protein

- Diberikan sebagai pengganti asupan cairan , pada dialisis dapat diberikan selama dialisis
(interdialisis)

 Kebutuhan Gizi Parenteral

- menggunakan formula all in one solution , perhatikan parenteral bebas elektrolit apabila pasien
dengan hyperkalemia(>6 mmol) atau hyperpospatemia (>5,5 mg/dl)

- Jangan berikan parenteral nutrisi jika TGA > 300 mg/dl, GDS 110-180 mg/dl

-IDPN intravena drip 15 menit setelah mesin dialisis mulai

- maksimun selama IDPN (4 jam ) 15 kkal/kgBB dan asam amino :0,8 -1 g/kgBB

 Monitoring dan evaluasi PGK Dialisis :

a. Asupan makanan >80% rekomendasi

b. IMT 20-25 kg/m2 , pada antropometri pada pasien pgk hd terpenting berat badan kering dan
berat badan intradilisis (igwg) yaitu bb intradilisis ≤ 5% dari bbk atau sama dengan 2 kg

c. Cadangan masa otot/lemak adekuat

d. SGA (A)

e. Albumin 4 g/dl
f. Kolesterol 150 - 200 mg/dl

g. Trigliserida <150 mg/dl

h. HDL pria > 40 mg/dl, wanita > 50 mg/dl

i. Kreatinin serum > 10 mg/dl

j. saturasi transferin 20-50%

KIDNEY DISEASE OUTCOMES QUALITY INITIATIVE (KDOQI)

2020 UPDATE

Asesmen Gizi
 Pada orang dewasa GGK stadium 5 dengan Peritoneal dialisis (PD), status berat badan
kurang (berdasarkan indeks massa tubuh/IMT) dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas
 Pada orang dewasa GGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD), status kelebihan berat badan atau
obesitas dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas yang lebih rendah, sedangkan, status berat
badan kurang dan obesitas morbid dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas
 Dewasa GGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD), serum albumin dapat digunakan sebagai prediktor
rawat inap dan mortalitas
 Pada orang dewasa GGK stadium 1-5 , kekuatan pegangan tangan (handgrip strength) dapat
digunakan sebagai indikator status energi protein dan fungsi status ketika pengukuran sebelumnya
tersedia untuk perbandingan
 Pasien GGK stadium 5, penggunaan Subjective Global Assessment (SGA) sebagai alat yang valid dan
andal untuk menilai status gizi

Terapi Gizi
 Pasien GGK stadium 1-5, dietisien/nutrisionis berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan tenaga
medis lain untuk terapi gizi.
 Tujuan terapi gizi adalah untuk mengoptimalkan status gizi, dan untuk meminimalkan risiko yang
ditimbulkan oleh kondisi komorbiditas dan perubahan metabolisme pada perkembangan penyakit ginjal
dan hasil klinis yang merugikan.
Kebutuhan Protein dan Energi
 Pasien GGK stadium 3-5 tanpa dialisis dan diabetes mellitus (DM) dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan pembatasan protein untuk menurunkan risiko GGK tahap akhir dan memperbaiki
kualitas hidup pasien:
 Diet Rendah Protein sebanyak 0,55 – 0,6 g/kgBB/hari
 Diet Protein Sangat Rendah 0,28 – 0,43 g/kgBB/hari dengan tambahan analog asam keto /
asam amino
 Pasien dewasa GGK stadium 3 – 5 tanpa dialisis dan dengan DM = asupan protein 0,6 – 0,8
g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi dan kontrol glikemik yang baik
 GGK stadium 5 dengan dialisis (HD/PD) tanpa DM dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan asupan protein 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi baik

 Pengidap GGK stadium 5 dengan dialisis (HD/PD) dan DM dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan asupan protein 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi baik. Untuk pasien
dengan risiko hiper/hipoglikemia, asupan protein yang lebih tinggi dapat diberikan untuk menjaga kontrol
glikemik.
 Pasien GGK stadium 1-5 atau post transplantasi dengan metabolis stabil direkomendasikan asupan
energi 25 – 35 kkal/kgBB/hari berdasar usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, komposisi tubuh, berat
badan, stadium GGK, dan ada tidaknya inflamasi untuk menjaga status gizi normal
 Tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan jenis protein tertentu (nabati vs hewani) dalam hal
pengaruhnya terhadap status gizi, kadar kalsium atau fosfor, atau profil lipid.
 Pasien GGK stadium 1-5 yang tidak menjalani dialisis atau pasca transplantasi, dengan atau tanpa
dislipidemia, disarankan Diet Mediterania untuk meningkatkan profil lipid
 Pasien GGK stadium 1-4 disarankan meningkatkan asupan sayur dan buah untuk menurunkan berat
badan, tekanan darah, dan net acid production (NEAP)

Suplementasi Gizi
 Pada orang dewasa GGK stadium 3-5atau pasca transplantasi yang berisiko kekurangan energi
protein, disarankan percobaan suplemen gizi oral selama 3 bulan untuk memperbaiki status gizi, jika hanya
melalui konseling diet saja tidak mencapai asupan energi dan protein yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi
 Pasien GGK stadium 5 dengan HD/PD direkomendasikan asupan PUFA 1,34 g/hari untuk
menurunkan kadar trigliserid dan LDL serta meningkatkan kadar HDL

Kebutuhan Mikronutrien
 Pasien GGK stadium 3-5 direkomendasikan memenuhi angka kecukupan gizi (Recommended Dietary
Allowance) untuk asupan adekuat semua vitamin dan mineral\
 Pasien GGK stadium 5 dengan dialisis yang asupan makanannya kurang diberikan suplementasi
multivitamin (vitamin larut air & trace elements) untuk mencegah defisiensi mikronutrien.
 GGK stadium 3-5 dengan hiperhomosisteinemia terkait penyakit ginjal direkomendasikan suplemen
folat rutin untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
 Vitamin C direkomendasikan 90 mg/hari pada pria dan 75 mg/hari pada wanita jika berisiko defisiensi
vitamin C
 Vitamin A dan E tidak dianjurkan rutin dikonsumsi karena berisiko toksisitas vitamin. Serta tidak
dianjurkan pula rutin konsumsi suplemen selenium atau zink.

Kebutuhan Elektrolit
 Disarankan mengurangi NEAP melalui peningkatan asupan sayur dan buah untuk mengurangi laju
penurunan fungsi ginjal.
 GGK stadium 3-4 yang tidak menggunakan analog vitamin D aktif, asupan kalsium (Ca) 800-1000
mg/hari (dari makanan, suplemen, dan pengikat fosfat basis Ca) untuk menjaga keseimbangan kalsium.
 Asupan fosfor dan kalium juga perlu dijaga supaya kadar serum fosfor dan kalium dalam batas
normal. Asupan natrium < 2,3 g/hari untuk menurunkan tekanan darah, memperbaiki kontrol volume, dan
menurunkan proteinuria.

Anda mungkin juga menyukai