Jenis DM
DM tipe I
Dimana sistem kekebalan tubuh menyerang pancreas dan menghancurkan sel-sel
yang membuat insulin dan harus memakai insulin.
Dm tipe II
Dimana pancreas masih bisa menghasilkan insulin, tetapi tubuh tidak merespon
dengan benar. DM tipe 2 meliputi 90 % dari semua populasi DM
DM tipe lain
- Sindroma diabetes monogenic ( diabetes neonatal, maturity onset diabetes of the
young /MODY)
- Penyakit eksokrin ( fibrosis kistik, pankreatitis )
- Disebabkan oleh obat atau zat kimia
DM tipe kehamilan
Didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dimana sebelum kehamilan
tidak ditemukan diabetes.
Faktor resiko DM :
- Pola makan
- Gaya hidup tidak aktif
- Obesitas
- Penyakit hipertensi, kolesterol tinggi,penyakit jantung
- Riwayat Dm saat hamil, melahirkan anak dengan bb besar
- Usia keturunan
Gejala-gejala DM :
- Poliuria, polydipsia, polifagia, penurunan BB yang drastis
- Badan lemah, kesemutan, gatal,mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan
pruritus vulva pada Wanita
5 Pilar DM :
1. Edukasi , untuk perbaikan kualitas hidup
2. Perencanaan makan
3. Aktivitas fisik
- frekuensi 3-5 kali perminggu
- 30-45 menit /hari (total 150 menit / minggu
- Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
- Semakin kita rutin OR maka makin banyak glukosa masuk ke otot yang dapat
menurunkan gula darah
- OR yang diperbolehkan :
1. Penyakit jantung wajib cek EKG dan treatmill
2. Gemuk/obesitas tidak boleh lari / jogging , disarankan OR jalan dengan
kecepatan 5-6 km/ jam , renang, bersepeda.
3. Aerobic duduk untuk pasien komplikasi ulkus OA dan neuropati
4. Tidak disarankan OR dengan raket / lari cepat /intensitas tinggi karena GD
ngedrop dan terkena serangan jantung
5. Perhatian khusus GDS ≤ 180 tunda OR karena bisa terjadi hipoglikemia dan
GDS ≥ 252 tunda OR karena akan cepat dehidrasi
6. Untuk pasien tb dm masih bisa OR jalan intensitas sedang bila ada desterasi
nafas.
7. Pasien DM wajib makan terlebih dahulu baru OR
4. Disiplin obat DM
5. Cek gula darah tiap bulan
Karbohidrat
- KH dianjurkan sebesar 45 - 65% total asupan energi, gunakan KH yang berserat tinggi.
- Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian
Lemak
- Pasungan lemak dianjurkan sekitar 20 - 25% kebutuhan kalori dan tidak boleh> 30% total asupan
energi
Protein
- Pasien Nefropati DM = 0,8 g/kg BB =10% kebutuhan energi dan 65% diantranya bernilai biologi
tinggi
Natrium
Serat
- anjuran serat 20-35 gr / hari utamakan serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran
- Indeks glikemik adalah respon glukosa darah terhadap makanan dibandingkan dengan respon
glukosa darah terhadap glukosa murni (indonesia ) atau roti putih ( luar negeri).
- Kategori IG pangan :
A. IG rendah < 55
B. IG sedang 55 - 70
C. IG tinggi ≥ 70
- Contoh Makanan :
Pepaya lokal 37
Tempe goreng -3
yoghurt 52
Apel 52
Susu skim 46
Susu kedelai 43
Apricot kering 44
Anggur kanada 36
fetucini 46
Mie udon 43
Kacang mede 31
Kacang tanah 21
pear 51
fruktosa 32
IG sedang kentang 68
Roti putih 67
nangka 64
nanas 62
Pisang raja 57
Ketoprak ketupat 68
Spageti direbus 15 67
menit
Ice cream 69
bulgur 68
Kiwi newzealand 68
mangga 59
strawberi 57
Mie instant 67
makaroni 64
Singkong rebus 65
coklat 70
laktosa 65
IG tinggi Madu 77
Beras ketan 87
Bubur ayam 96
croissant 96
muffin 88
pastry 84
Pizza keju 86
Roti burger 87
oatmeal 87
Tortila jagung 74
krakers 102
appricots 82
Buah kaleng 79
Kiwi australia 83
pepaya 86
peach 86
kismis 91
Semangka 103
popcorn 79
madu 104
Jagung manis 78
Beban Glikemik
BG = IG x Jumlah KH
100
BG rendah ≤ 10
BG sedang 11 - 19
BG tinggi ≥ 20
- BG makanan campuran :
BG rendah < 80
BG sedang 80-120
Total KH - Serat (jika >4 gr dikurangi) - gula alkohol (jika ada kurangi 1/2 kandungan gula
alkohol)
- 1 sajian KH = 15 gr
DAFTAR PUSTAKA
- Adi Soelistijo, Soebagijo Dr, dr, SpPD, K-EMD,FINASIM, FACP, Dkk.Pengelolaan dan
Pencegahan DM tipe 2 Dewasa di Indonesia. PB. PERKENI.2021
- PERSAGI ASDI, Penuntun Diet Terapi Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2019
- Pusat Diabetes dan Lipid RSCM , Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Badan penerbit
FKUI Jakarta. 2015
Penyakit Ginjal
- Penurunan tiba-tiba
- Ditandai dengantes fungsi ginjal : kadar ureum, creatinin darah yang meninggi, CCT/TKK
menurun
- Gangguan yang biasa terjaid pada AKI yaitu : anoreksia, nausea, rasa lelah,
gatal,mengantuk,pusing dan sesak nafas
A. Mempertahankan status gizi optimal dengan cara mencukupi kebutuhan zat gizi
- Phospor 8 - 15 mg/kgBB
Menggambarkan kondisi kerusakan gi njal yang terukur secara kuantitatif berdasarkan nilai
LFG < 90 ml/min1,73 selama ≥ 3 bulan (levey et al., 2005)
Kerusakan ginjal kronis yang berlangsung secara progresif , persisten, irreversibel yang ditandai
dengan penurunan atau kerusakan struktur serta fungsi ginjal selama lebih dari tiga bulan
Anemia renal pada pgk disebabkan karena ginjal tidak bisa atau minimal menghasilkan hormon
eritropotein sehingga perlu peningkatan hormon eritropotein yaitu suntik eritropotein
ditambah dari makanan asam folat, vit b1, vit c asupan protein dan suplemen .
A. Asupan gizi
- Penyebab utama malnutrisi energi protein pada pasien PGK yaitu anoreksia, karena berkaitan
dengan peningkatan level sitokin proinflamasi seperti C- reactive protein (CRP) melalui sistem
melanokortin pusat. Bisa disebabkan juga dari uremia, kelainan endokrin dan gastrointestinal ,
kelebihan cairan , stres oksidatif dan pepmbatasan diet protein.
B. Hipoalbuminemia
- Disebabkan oleh penurunan sistesis yaitu pada malnutrisi dan penyakit hati, proses degradasi yang
berlebihan pada kondisi nefrosis dan gastrointestinallos/ peningkatan kehilangan albumin dari
vascular pada keadaan shock dan edema.
- inflamasi kronis dapat berdampak pada peningkatan deplesi protein diotot skelet dan jaringan
lainnya , hipoalbuminemia, hiperkatabolisme sehingga terjadinya wasting
D. Asidosis metabolik
- SGA dengan skor A gizi baik dilakukan per 6 bulan sekali, skor B gizi kurang dilakukan per 3 bulan
sekali dan skor C gizi buruk di lakukan per 1 bulan sekali
- MIS (Malnutrition Inflammation Score) dilakukan per 3 bulan sekali dengan skor 0-6 tanpa
malnutrisi , skor > 6 malnutrisi, dan skor 30 malnutrisi berat .
- DMS (Dialysis Malnutrition Score) menggambarkan perubahan status gizi pasien sebelum dan
sesudah masuk RS.
A. Antropometri
B. Biokimia
C. Klinis /fisik
D. Riwayat makan
E. MIS
- mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia penyakit tulang dan kardiovakuler
“ malnutrisi berkaitan dengan kronik disease dan peningkatan kebutuhan gizi ditandai oleh :
- kehilangan BB (>20% selama 1 th,>10% dalam 6 bulan, .7,5 % dalam 3 bulan, >5% dalam 1 bulan,
1/2 % dalam 1 minggu)
“Peningkatan kebutuhan gizi/ protein yang spesifik berkaitan dengan disfungsi ginjal ditandai
dengan ...(bisa diambil dari assesment biokimia,fisik klinis )”
Kebutuhan energi = 35 kkal /kg BBI/hr , pada pasien usia lanjut 30-35 kkal/kg BBI?hr
Kebutuhan lemak = 25-30% dari total kalori, pembatasan lemak jenuh <10%, bila dislipidemia
kolesterol < 300 mg/hr
- vit D: mulai dengan dosis rendah dengan monitor ketat kadar kalsium, pospor, PTH serum
- vit K : 90-120µg/hari
Kebutuhan NaCl : < 5 gr/hr, 1 gr natrium = 1000mg , 1sdk teh garam = 2300 mg natrium
Kebutuhan Posphor : 800-1000 mg/hr, monitoring kontrol kadar phospor darah 1,13- 1,78
mmol/l
d) SGA (A)
i) Kreatinin stabil
Diet plado (protein base low protein diet ) untuk pasien ckd :
4) Mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,penyakit tulang dan penyakit kardiovaskuler
- vit K : 90-120µg/hari
Kebutuhan NaCl : 5 - 6 gr/hr, 1 gr natrium = 1000mg , 1sdk teh garam = 2300 mg natrium
- Pada pasien dialysis phosphor menumpuk dalam tubuh , penyerapan kalsium berkurang ,
- Jika phosphor tinggi dalam darah akan memicu kalsium keluar dari tulang , tulang menjadi keropos
dan rapuh menumpuk dikulit mengakibatkan badan gatal.
- Umumnya pasien HD Phospor dibatasi
- Kurangi makanan tinggi phosphor seperti salmon,kerrang,keju,kacang almond ,daging babi
- Konsumsi susu tinggi kalsium rendah phosphor , putih telur,ayam dan tahu.
- Diberikan apabila asupan makan inadekuat, dimulai pemberian energi dari 10 kkal/kgBBIdeal,
protein 0,4 g/kgBBIdeal
- Diberikan sebagai pengganti asupan cairan , pada dialisis dapat diberikan selama dialisis
(interdialisis)
- menggunakan formula all in one solution , perhatikan parenteral bebas elektrolit apabila pasien
dengan hyperkalemia(>6 mmol) atau hyperpospatemia (>5,5 mg/dl)
- Jangan berikan parenteral nutrisi jika TGA > 300 mg/dl, GDS 110-180 mg/dl
- maksimun selama IDPN (4 jam ) 15 kkal/kgBB dan asam amino :0,8 -1 g/kgBB
b. IMT 20-25 kg/m2 , pada antropometri pada pasien pgk hd terpenting berat badan kering dan
berat badan intradilisis (igwg) yaitu bb intradilisis ≤ 5% dari bbk atau sama dengan 2 kg
d. SGA (A)
e. Albumin 4 g/dl
f. Kolesterol 150 - 200 mg/dl
2020 UPDATE
Asesmen Gizi
Pada orang dewasa GGK stadium 5 dengan Peritoneal dialisis (PD), status berat badan
kurang (berdasarkan indeks massa tubuh/IMT) dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas
Pada orang dewasa GGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD), status kelebihan berat badan atau
obesitas dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas yang lebih rendah, sedangkan, status berat
badan kurang dan obesitas morbid dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas
Dewasa GGK stadium 5 dengan hemodialisis (HD), serum albumin dapat digunakan sebagai prediktor
rawat inap dan mortalitas
Pada orang dewasa GGK stadium 1-5 , kekuatan pegangan tangan (handgrip strength) dapat
digunakan sebagai indikator status energi protein dan fungsi status ketika pengukuran sebelumnya
tersedia untuk perbandingan
Pasien GGK stadium 5, penggunaan Subjective Global Assessment (SGA) sebagai alat yang valid dan
andal untuk menilai status gizi
Terapi Gizi
Pasien GGK stadium 1-5, dietisien/nutrisionis berkolaborasi dengan dokter, perawat, dan tenaga
medis lain untuk terapi gizi.
Tujuan terapi gizi adalah untuk mengoptimalkan status gizi, dan untuk meminimalkan risiko yang
ditimbulkan oleh kondisi komorbiditas dan perubahan metabolisme pada perkembangan penyakit ginjal
dan hasil klinis yang merugikan.
Kebutuhan Protein dan Energi
Pasien GGK stadium 3-5 tanpa dialisis dan diabetes mellitus (DM) dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan pembatasan protein untuk menurunkan risiko GGK tahap akhir dan memperbaiki
kualitas hidup pasien:
Diet Rendah Protein sebanyak 0,55 – 0,6 g/kgBB/hari
Diet Protein Sangat Rendah 0,28 – 0,43 g/kgBB/hari dengan tambahan analog asam keto /
asam amino
Pasien dewasa GGK stadium 3 – 5 tanpa dialisis dan dengan DM = asupan protein 0,6 – 0,8
g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi dan kontrol glikemik yang baik
GGK stadium 5 dengan dialisis (HD/PD) tanpa DM dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan asupan protein 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi baik
Pengidap GGK stadium 5 dengan dialisis (HD/PD) dan DM dengan kondisi metabolis stabil
direkomendasikan asupan protein 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari untuk menjaga status gizi baik. Untuk pasien
dengan risiko hiper/hipoglikemia, asupan protein yang lebih tinggi dapat diberikan untuk menjaga kontrol
glikemik.
Pasien GGK stadium 1-5 atau post transplantasi dengan metabolis stabil direkomendasikan asupan
energi 25 – 35 kkal/kgBB/hari berdasar usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, komposisi tubuh, berat
badan, stadium GGK, dan ada tidaknya inflamasi untuk menjaga status gizi normal
Tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan jenis protein tertentu (nabati vs hewani) dalam hal
pengaruhnya terhadap status gizi, kadar kalsium atau fosfor, atau profil lipid.
Pasien GGK stadium 1-5 yang tidak menjalani dialisis atau pasca transplantasi, dengan atau tanpa
dislipidemia, disarankan Diet Mediterania untuk meningkatkan profil lipid
Pasien GGK stadium 1-4 disarankan meningkatkan asupan sayur dan buah untuk menurunkan berat
badan, tekanan darah, dan net acid production (NEAP)
Suplementasi Gizi
Pada orang dewasa GGK stadium 3-5atau pasca transplantasi yang berisiko kekurangan energi
protein, disarankan percobaan suplemen gizi oral selama 3 bulan untuk memperbaiki status gizi, jika hanya
melalui konseling diet saja tidak mencapai asupan energi dan protein yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Pasien GGK stadium 5 dengan HD/PD direkomendasikan asupan PUFA 1,34 g/hari untuk
menurunkan kadar trigliserid dan LDL serta meningkatkan kadar HDL
Kebutuhan Mikronutrien
Pasien GGK stadium 3-5 direkomendasikan memenuhi angka kecukupan gizi (Recommended Dietary
Allowance) untuk asupan adekuat semua vitamin dan mineral\
Pasien GGK stadium 5 dengan dialisis yang asupan makanannya kurang diberikan suplementasi
multivitamin (vitamin larut air & trace elements) untuk mencegah defisiensi mikronutrien.
GGK stadium 3-5 dengan hiperhomosisteinemia terkait penyakit ginjal direkomendasikan suplemen
folat rutin untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Vitamin C direkomendasikan 90 mg/hari pada pria dan 75 mg/hari pada wanita jika berisiko defisiensi
vitamin C
Vitamin A dan E tidak dianjurkan rutin dikonsumsi karena berisiko toksisitas vitamin. Serta tidak
dianjurkan pula rutin konsumsi suplemen selenium atau zink.
Kebutuhan Elektrolit
Disarankan mengurangi NEAP melalui peningkatan asupan sayur dan buah untuk mengurangi laju
penurunan fungsi ginjal.
GGK stadium 3-4 yang tidak menggunakan analog vitamin D aktif, asupan kalsium (Ca) 800-1000
mg/hari (dari makanan, suplemen, dan pengikat fosfat basis Ca) untuk menjaga keseimbangan kalsium.
Asupan fosfor dan kalium juga perlu dijaga supaya kadar serum fosfor dan kalium dalam batas
normal. Asupan natrium < 2,3 g/hari untuk menurunkan tekanan darah, memperbaiki kontrol volume, dan
menurunkan proteinuria.