Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR MEMORY DALAM

MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Drs. Muh. Irfan Burhani, M.Psi.

Disusun Oleh:

Pradita Dila Anggraini (933411419)

KELAS E
FAKULTAS USHULUDIN
PRODI PSIKOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
TAHUN 2020/2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan modal utama bagi
pembangunan.Untuk itulah pemerintah memberikan perhatian yang serius
terhadap pendidikan dari Taman Kanak-kanak, sampai jenjang Perguruan
tinggi, baik sekolah negeri maupun swasta, formal, maupun informal. Hal
ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dapat sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.
Menurut Wood Worth dan Marquis(Jensen, 2011), ingatan atau
memori merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk
menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention)dan
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Memori
adalah kemampuan daya ingat seseorang melalui proses mengenal,
menyimpan dan mengingat kembaliyang telah dilakukan. Memori manusia
seperti hard diskdari komputer raksasa.
Yaitu informasi tidak terbatas dan dapat disimpan seumur
hidup(Kumorojati, 2011).Di dalam memori inilah manusia membangun
ide-ide dan pengalaman dengan data-data lain yang mendukung ide
tersebut, serta memanggil kembali ketika membutuhkannya.Dengan
demikian pengertian memori atau daya ingat adalah suatu proses biologi
yang melibatkan keseluruhan sistem koordinasi yang dinamis untuk dapat
menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan
menimbulkan kembali (remembering)informasi yang sudah pernah
didapat, karena kelebihan tersebut maka manusia berbeda dengan makhluk
lainnya.

B. Rumusan Masalah
1) Definisi Memory
2) Dimensi dan Indikator
3) Faktor yang mempengaruhi
4) Faktor yang di pengaruhi
5) Peran dan arti penting memorry dalam proses belajar

PEMBAHASAN ( ISI )

1) Definisi Memory

Memori merupakan alat dimana kita menggambarkan pengalaman


masa lalu kita, untuk menggunakan informasi tersebut di masa sekarang.
Sebagai sebuah proses, memori menunjuk pada dinamika mekanisme yang
di asosiasikan dengan pemerolehan dan pemunculan kembali informasi-
informasi pada masa lampau(Crowder dalam Suryani, 2007:41).
Para psikolog kognitif telah mengidentifikasi tiga operasi memori
yaitu pemasukan dan penyimpanan dan retrieval(pemunculan kembali).
Setiap operasi tersebut mempresentasikan tingkatan dalam pemrosesan
memori, dalam enconding kita mengubah data sensori ke dalam bentuk
mental dalam storage, kita menyimpan informasi dalam memori dan
retrieval kita mengeluarkan atau menggunakan informasi yang di simpan
dalam memori (Suryani, 2007:41).
Memori dapat dibedakanmenjadi tiga: (a) Short term memory; (b)
Long term memory; (c)sensory memory. Perbedaan ketiga macammemori
itu terletak pada waktu masuknya stimulus dan penimbulan kembali
sebagai output. Apabila jarak waktu antara pemasukan stimulus dan
penimbulan kembali sebagai memory outputberkisar 30 detik, ini
merupakan short term memory, sedang selebihnya disebut sebagai long
term memory(Kumorojati, 2011).
Kemampuan memori dibagi dalam dua kategori yaitu kemampuan
memorijangka pendek dan kemampuan memori jangka
panjang(Kumorojati, 2011).
Kemampuan memorijangka pendek hanya bisa menyimpan
informasi dalam jumlah dan peorideterbatas.Sedangkan kemampuan
memori jangka panjang memiliki kapasitaspenyimpanan yang tidak
terbatas dimana ketika informasi masuk ke dalamingatan jangka panjang
maka informasi tersebut dapat diingat selamanya
ataupermanen.Kemampuan memori bersifat relatif, dimana masing-masing
siswa memiliki kemampuan memori yang berbeda-beda, yang dapat
berpengaruhterhadap hasil belajar secara berbeda pula.Kemampuan
memori memiliki peran penting dalam proses belajar, khususnya dalam
proses belajar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang memerlukan
kemampuan menghafal atau kemampuan mengingat(Kumorojati, 2011 dan
Walgioto, 1990).
Ingatan (memory) dibedakan menjadi;
1. Ingatan sensorik, yaitu informasi yang terekam sementara
di sistem sensorik yang bekerja di luar kesadaran, hanya
bertahan singkat.
2. Ingatan jangka pendek, yaitu informasi yang bertahan
beberapa menit. Ingatan kerja adalah ingatan jangka
pendek yang dinamis, terdapat beberapa informasi baru
atau lama yang harus diingat untuk mengerjakan atau
memutuskan dengan cepat.
3. Ingatan jangka panjang, yaitu informasi yang dapat
bertahan seumur hidup.
4. Ingatan episodik, yaitu ingatan tentang episode waktu dan
tempat tertentu. Ingatan secara sadar dikeluarkan oleh
seseorang (deklaratif), dinyatakan (eksplisit), dan
tersimpan selama beberapa menit sampai bertahun-tahun.
Bagian otak yang berfungsi adalah lobus temporal medial,
nukleus talamikus anterior, mammilary body, forniks, dan
korteks prefrontal. Lesi area ini menyebabkan amnesia
retrograd (gangguan menyimpan informasi baru).
5. Ingatan semantik, yaitu ingatan berupa pengetahuan
tentang hal-hal umum dan tersimpan selama beberapa
menit sampai bertahun-tahun, misalnya nama Presiden
Republik Indonesia yang pertama, ibukota negara Italia,
dan lain-lain. Ingatan dikeluarkan secara deklaratif dan
eksplisit. Bagian otak yang berfungsi adalah lobus
temporal inferolateral.
6. Ingatan prosedural, yaitu ingatan berupa kemampuan atau
keterampilan melakukan sesuatu, misalnya kemampuan
bermain piano, mengayuh sepeda, dan lain-lain, tersimpan
selama beberapa menit sampai bertahuntahun. Bagian otak
yang berfungsi adalah ganglia basal, serebelum, dan area
motorik tambahan.

2) Dimensi dan Indikator

3) Faktor yang mempengaruhi

Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah


masuk ke dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan
selamanya, dan manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau
memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti
bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal seluruhnya
dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya
kerja ingatan, antara lain :
1. Faktor usia
2. Kondisi fisik
3. Faktor emosi
4. Minat dan motivasi

4) Faktor yang di Pengaruhi

1. Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih


pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk
ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan
penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk
mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk
kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan
ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
2. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat
menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.
3. Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu
lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-
perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi
seringkali diabaikan.
4. Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering
mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam
bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai
ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak
pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat
segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari
pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat
meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan
daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog
jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada
sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah
yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.

5) Peran dan Arti Penting Memorry Dalam Proses Belajar

Daya ingat adalah kekuatan jiwa manusia untuk menerima,


menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan, pengertian-pengertian atau
tanggapan-tanggapan. Kemampuan kita untuk belajar (dalam arti luas)
sangat dipengaruhi oleh daya ingat yang kita miliki. Tanpa daya ingat kita
tidak dapat berkomunikasi. Tanpa daya ingat kita tidak dapat mengenal
diri kita atau orang lain dengan baik (Riyanto, 2009). Ingatan jangka
pendek adalah suatu proses penyimpanan memori sementara dimana
informasi akan disimpan selama informasi itu dibutuhkan. Sistem ingatan
jangka pendek menyimpan informasi atau stimuli selama sekitar 30 detik.
Dari ingatan jangka pendek ini, sebagian informasi yang terpilih akan
diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali
tentang sebuah informasi, maka informasi yang tersimpan dalam ingatan
jangka panjang akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek untuk di
recall (Bhinnety, tt).
Sejak dahulu kala manusia melakukan proses belajar terus menerus
baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Manusia merupakan
makhluk yang sangat cerdas, sehingga proses belajar tersebut dilakukan
dari sejak manusia lahir sampai mati. Proses belajar juga merupakan suatu
kebutuhan manusia untuk dapat menambah ilmu yang sudah dikuasainya
atau juga untuk mempelajari suatu yang belum dikuasai atau dimengerti.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Morgan (dalam Mulyati, 2005) mendefinisikan belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman masa lalu.Aktivitas belajar tidak lepas dari proses mengingat
(Djamarah, 2003), terutama anak-anak karena pada masa ini terjadi
perkembangan memori yang sangat pesat, begitu pula dengan kemampuan
mengingatnya. Untuk menyimpan hasil belajar atau informasi yang
diperoleh agar dapat digunakan kembali suatu saat maka informasi
tersebut harus disimpan dalam memori.
Piaget (dalam Desmita, 2009) menjelaskan bahwa terdapat empat
tahapan perkembangan kognitif, yaitu tahap sensori motorik (sejak lahir
sampai usia 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap
operasional-konkret (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional
formal (usia 11 tahun ke atas).Adanya kemampuan mengingat pada
manusia menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan,
dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya
(Walgito, 2004).
KESIMPULAN

Setiap orang bergantung pada kekuatan memorinya untuk melakukan


aktifitas belajar terutama dalam proses belajar karena manusia perlu mengingat
apa yang telah terjadi dan apa yang di rencanakan, Memori sendiri merupakan
tempat atau alat menerima,mengelola,menyimpan pengalaman atau informasi
kedalam otak dan dapat di munculkan kembali informasi tersebut saat di perlukan.

Memori dapat dibedakanmenjadi tiga: (a) Short term memory; (b) Long
term memory; (c)sensory memory. Perbedaan ketiga macammemori itu terletak
pada waktu masuknya stimulus dan penimbulan kembali sebagai output. Apabila
jarak waktu antara pemasukan stimulus dan penimbulan kembali sebagai memory
outputberkisar 30 detik, ini merupakan short term memory, sedang selebihnya
disebut sebagai long term memory.

DAFTAR PUSTAKA

Alexomanolaki, M., Loveda, C., & Kenett. (2006). Music and memory in
advertising; music as a device of implicity learning and recall.
Bhinnety, M. Tahun tidak diketahui. Struktur dan proses memori. Yogyakarta:
Buletin Psikologi Universitas Gajah Mada.

Atkinson, L. R., Atkinson. R. C., Smith. E. E., & Bem. J. D. (1993). Pengantar
psikologi edisi kesebelas jilid satu. Batam: Interaksa.

Afiatin, T. 2001. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori. Anima,


Indonesian Psychological Journal. Vol.17. No.I, hal: 26-35.

Walgito, B. 1990. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi Offset.

Pratiwi, A. E., Martini, K.S., & Ariani, S. R. D. 2013. Hubungan Antara


Kemampuan Memori dan Keingintahuan Siswa dengan Prestasi Belajar Kimia
Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester II SMA 2 Pati Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 2 No.2, Hal:117 – 124.

Anda mungkin juga menyukai