Nim: 19086065
a)Sensasi
Jalaluddin Rakhmat (2008;49) menyatakan bahwa tahapan paling awal dalam penerimaan informasi
ialah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan
organisasi dengan lingkungannya.
Dennis Coon (1977-1979), alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan
bahasa yang difahami oleh otak maka terjadilah proses sensasi.
Benyamin B. Wolman (1973) menyatakan sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, tidak
memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera
b)Atensi
Sumardi suryabrata (2012;14) mengutip pengertian Atensi dalam Stren, 1950 dan bigot 1950, ia
menjelaskan bahwa atensi adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek.
Sumardi juga menyatakan atensi adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan.
Kenneth E. Andersen (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2008;52) menyatakan “perhatian adalah proses
mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimulasi lainnya melemah.
Syamsul Yusuf dan Nani M. Sughandhhi (2011;87) menjelaskan empat macam atensi yaitu:
1)Atensi selektif, yaitu pemusatan perhatian terhadap aspek khusus yang relevan, dan mengabaikan
aspek-aspek lain yang tidak relevan.
2)Atensi terbagi, yaitu konsentrasi terhadap lebih dari satu aktivitas dalam waktu yang sama.
3)Atensi Pemelihara, yaitu kemampuan untuk memelihara atensi terhadap stimulasi terpilih untuk
periode waktu yang panjang.
4)Atensi eksekutif, yaitu meliputi perencanaan kegiatan, pengalokasian atensi terhadap tujuan,
kompensasi dan deteksi yang keliru, monitoring kemajuan tugas tugas, dan keadaan yang sulit.
c)Persepsi
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek
dan kejadian objektif dengan bantuan indera.
Menurut Leavit (Sobur, 2003:445) persepsi merupakan pandangan atau pengertian yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan seseuatu.
Menurut Suharnan (2005) persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
(yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti, mata, telinga dan hidung.
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi & menafsirkan pesan. Persepsi
memberikan makna pada stimulus inderawi
(sensory stimulus).
Desiderato (1976) Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, persepsi
tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa sensasi, atensi, dan persepsi saling berkaitan dalam
pemrosesan informasi.
c) Faktor-Faktor Individual
a)Pengertian Ingatan
Syamsul Yusuf dan Nani M. Sugandhi (2011;89) mendefenisikan memori sebagai daya ingat terhadap
informasi yang telah lalu.
Schlessinger dan Groves (1976) menyatakan bahwa memori adalah system yang sangat berstruktur
yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
Setiap stimulus menenai indera kita, maka setiap saat pula stimulus itu direkam secara sadar
maupun tidak sadar. Maka dari itu pada dasarnya memori ini terbentuk melewati tiga proses, yaitu:
1)Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit syaraf
internal.
2)Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam
bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif. Secara aktif bila kita menambahkan
informasi tambahan, kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah
desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.
3)Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah menggunakan informasi
yang disimpan.
Markowitz & Jensen (2002;27) mengatakan bahwa terdapat proses bagaimana ingatan dibentuk,
yaitu:
3)Masukan-masukan itu diurutkan oleh struktur dan proses otak, nilai, arti, dan kegunaannya.
5)Saraf yang satu menyampaikan informasi ke saraf yang lain melalui reaksi elektrik dan kimiawi.
a)Pengertian Lupa
Muhibbin Syah (2012;170) menyatakan, lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
Gulo dan Reber (dalam Syah, 2012;170) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal
atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Markowitz & Jensen (2002;35) mengatakan bahwa mengingat kemudian melupakan merupakan
suatu fenomena yang umum, suatu pengendalian biologis yang membantu kita mempertahankan
keseimbangan dalam dunia yang dipenuhi oleh rangsangan sensor. Oleh karena itu, melupakan
sesuatu bukanlah hal yang buruk. Lupa hanyalah membedakan antara yang penting dengan yang
tidak penting. Jadi melupakan sesuatu menjadi tidak menguntungkan jika informasi tersebut kita
inginkan atau perlukan.
1)Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada
dalam sistem memori siswa.
2)Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik
sengaja ataupun tidak.
3)Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan
waktu mengingat kembai.
4)Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar
tertentu.
5)Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau
dihafalkan siswa.
Menurut Dakir (2003;54) kelupaan dapat terjadi karena bermacam-macam sebab, diantaranya:
3. Karena pesan yang diterima tidak menarik perhatian lagi, sehingga ingatan menjadi tidak lagi
setia.
Menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990) ada 8 cara untuk mengoptimalkan
pemrosesan informasi pada peserta didik:
Overlearning artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran
tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan
pembelajaran atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat
dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu
memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
Ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas
belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar,
misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa
meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.
Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3) Muslihat Memori (Mnemonic device) disebut mnemonic berarti kiat khusus yang dijadikan
“alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat
mnemonic ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah
ini.
4) Rima (Rhyme)
Adalah sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat
siswa. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan.
Nyanyian anak-anak TK vang berisi pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan
mnemonik.
5) Singkatan (abbreviation)
Terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Contoh, jika seorang siswa
hendak mempermudah mengingat nama Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa, dapat
menyingkatnya dengan ANIM. Pembuatan singkatan-singkatan seyogyanya dilakukan sedemikian
rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
Sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai
sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti
merah-saga, panas-api. Kata kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak
yang sama seperti: darah, lipstik; pasangan langit dan bumi; neraka, dan kata/istilah lain yang
memiliki kesamaan watak (warna, rasa, dan seterusnya).
Kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan
kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “loci” sendiri adalah jamak dari kata “locus”
artinya tempat. Dalam hal ini, nama-nama kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk
menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan dalam arti memiliki kemiripan ciri dan
keadaan. Contoh: nama ibukota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara
itu (George Washington); dan gedung bundar untuk mengingat nama jaksa agung Indonesia. Apabila
guru memerlukan siswa menyebut nama-nama tadi, ia dapat menyuruh siswa tersebut “bepergian”
ke tempat-tempat tersebut.
Kiat ini mula-mula dikembangkan pada tahun 1975 oleh dua orang pakar psikologi, Raugh dan
Atkinson (Barlow, 1985). Sistem kata kunci biasanya direkayasa secara khusus untuk mempelajari
kata dan istilah asing, dan konon cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing, Inggris misalnya.
Sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut; 1) kata-kata asing; 2)
kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang paling kurang suku pertamanya memiliki
suara/lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti arti kata asing tersebut.
Muhibbin Syah (2012;178) juga memaparkan kiat-kiat untuk mengurangi lupa dalam belajar pada
siswa, yaitu:
1) Timbulkan atau tingkatan motivasi belajar para siswa dengan menyadarkan mereka akan
tujuan instruksional yang harus mereka capai.
3) Sajikan pokok bahasan materi yang berkaitan dengan bahasan pada sesi sebelumnya dan
relevan dengan pokok bahasan materi yang akan disajikan pada sesi berikutnya.