Anda di halaman 1dari 8

BKS INTERAKSI DAN KERJASAMA NEGARA-NEGARA ASEAN

2
Kompetensi Dasar
1.1.Menghayati karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab, santun,peduli, dan menghargai
perbedaan pendapat dalam interaksi social dengan lingkungan dan teman sebaya
3.1. Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional
serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan
dan politik)
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian, faktor pendorong dan penghambat kerjasama ASEAN
2. Menjelaskan prinsip dan bentuk-bentuk kerjasama ASEAN di bidang Sosial, Politik,
Budaya, Pendidikan dan Perkembangannya
3. Menjelaskan pengaruh kerjasama bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan pendidikan
terhadap kehidupan ASEAN
4. Mendeskripsikan upaya-upaya meningkatkan kerjasama di antara negara anggota ASEAN
5. karakteristik negara anggota ASEAN (keadaan iklim, bentang alam, penduduk,
perekonomian, sumber daya alam, dan kerjasama yang dilakukan).
6. Menjelaskan makna kerja sama, bentuk-bentuk kerja sama, dan upaya meningkatkan
kerja sama antar negara ASEAN.
7. Menganalisis pengaruh perubahan ruang dan interaksi antarruang terhada
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.
4.3. Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika dan interaksi
manusia dengan lingkungan alam, sosial,budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat
sekitar
Indikator : Disajikan fakta, siswa dapat menjelaskan bentuk, pengaruh dan upaya
meningkatkan kerjasama negara-negara ASEAN dalam laporan diskusi kelompok

Uraian Materi
A. Pengertian, faktor pendorong dan penghambat kerjasama ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations) semula
namanya Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
(PERBARA) merupakan organisasi kerjasama regional
negara-negara Asia Tenggara yang bergerak dibidang
ekonomi, sosial, dan kebudayaan. ASEAN bukan organisasi
politik walaupun demikian ia tetap bertekad mewujudkan
stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari
pengaruh asing.
Awal terbentuknya ASEAN bermula dari adanya dua
organisasi yaitu Associattion of Southeast ASIA (ASA) di Bangkok tahun 1961 dan MAPHILINDO tahun
1963. ASA beranggotakan Malaysia, Muangthai, dan Philipina sedangkan Maphilindo beranggotakan
Malaysia, Philipina dan Indonesia. Setelah krisis Federasi Malaysia deklarasi ASEAN terbentuk berkat
ajakan Thanat Khoman (Thailand), Adam Malik (Indonesia) dan Tun Abdul Razak (Malaysia) bulan
Mei 1967. Pendirian ASEAN dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh
utusan para menteri luar negeri lima negara ASEAN, pada tanggal 8 Agustus 1967.Kelima menteri
luar negeri itu adalah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia),
S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Di awal pembentukan, ASEAN
beranggotakan lima negara anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filifina.
Kemudian bertambah lima negara anggota lagi dari Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar,
dan Kamboja. Jadi keseluruhan anggota ASEAN berjumlah sepuluh negara anggota hingga saat ini.
Faktor pendorong terbentuknya ASEAN adalah:
1. Lahirnya negara-negara baru di Asia tenggara setelah perang dunia II yang memiliki persamaan
masalah maka perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan
kawasan melalui ASEAN
2. Adanya kekhawatiran akibat krisis di Indochina yaitu munculnya gerakan komunis yang berusaha
menguasai Vietnam, Laos, dan Kamboja sehingga mereka bersepakat untuk menghadapi
ancaman dengan membentuk ASEAN.
3. Pengalaman pahit masa lampau seperti Maphilindo yang bersifat politik dengan SEATO yang
bersifat militer membuat organisasi tersebut macet karena perbedaan orientasi politik dan
pertahanan keamanan.
4. Adanya kesepakatan negara anggota ASEAN bahwa ancaman yang dihadapi adalah subversi dan
infiltrasi maka perlu menciptakan stabilitas dan pembangunan ekonomi.
5. Kesamaan sejarah dan nasib dijajah bangsa Barat (kecuali Thailand)
6. Letak wilayah yang strategis di jalur lalu lintas perdagangan internasional
7. Persamaan budaya

Faktor penghambat kerjasama ASEAN adalah :


1. Perbedaan orientasi politik dan keamanan. Indonesia menganut politik bebas aktif, Philipina dan
Thailand bergabung dengan SEATO (blok Barat), Vietnam dan Laos menganut komunis.
2. Perbedaan ideologi antar negara anggota ASEAN
3. Perbedaan cara penyelesaian sebuah masalah
4. Perbedaan cita-cita dan tujuan negara
5. Adanya konflik antar negara anggota ASEAN
6. Campur tangan negara lain terhadap negara anggota ASEAN
7. Kebijakan protektif dengan tujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya
saing dengan cara tidak mau menerima impor hasil pertanian negara anggota lain karena
dianggap dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya.

B. Prinsip dan bentuk-bentuk kerjasama ASEAN


1. Prinsip-prinsip kerjasama ASEAN adalah:
a. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah nasional, serta
identitas nasional setiap negara aturan ini diterapkan untuk setiap anggota ASEAN tidak
terganggu dalam urusan dalam negeri negaranya dan tidak mencampur masalah yang
terjadi dengan ASEAN atau permaslaahan di negara ini.
b. Jangan ikut campur dalam urusan dalam negeri negara sesama anggota.
c. Apabila ada perdebatan dan perbedaan pendapat antara anggota diselesaikan masalah
ini secara damai.
d. Jika ada masalah dari negara-negara ASEAN menolak untuk menggunakan senjata atau
kekuatan yang dapat menyebabkan perang.
e. Kerjasama ASEAN diimplementasikan secara efektif. rasional, dan berguna.

2. Bentuk-bentuk kerjasama ASEAN


a. Kerjasama bidang sosial
1. Bidang pembangunan sosial dengan menekan pada kesejahteraan golongan
berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran (upah) yang
wajar.
2. Bantuan terutama kepada kaum wanita, dan pemuda dalam usaha usaha pembangunan
3. Menanggulangi masalah masalah perkembangan penduduk dengan bekerja sama
dengan badan badan internasional yang bersangkutan.
4. Pengembangan sumber daya manusia
5. peningkatan kesejahteraan sosial

b. Kerjasama bidang kebudayaan dan penerangan


Kerja sama di bidang kebudayaan dan penerangan meliputi:
1. Bantuan kepada para cendekiawan, penulis, artis, dan media massa yang
memungkinkan mereka memainkan peranan yang lebih aktif dalam menumpuk rasa
kepribadian dan persahabatan regional. Pertukaran atau festival kebudayaan,
kesenian dan film, pertukaran program televiisi ASEAN
2. Memperkenalkan ASEAN dan negara negara anggotanya melalui sekolah sekolah
dan lembaga lembaga pendidikan.
3. Menyebarluaskan pengkajian masalah masalah asia tenggara melalui kerja sama
yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional
4. Kerja sama ini antara lain dalam bidang kesehatan pengembangan sumber daya
manusia, pengembangan budaya dan penanganan masalah sosial
Kerja sama ASEAN dalam bidang sosial budaya dimaksudkan untuk meningkatkan taraf
hidup dengan melibatkan pertisipasi aktif  dan semua kalangan terutama wanita, pemuda
dan komunitas lokal.

c. Kerjasama bidang ekonomi


Dalam ilmu ekonomi, kerjasama ASEAN adalah untuk membahas upaya anggota ASEAN
untuk mencipatakn perdagangan yang saling menguntungkan dan bentuk kerjasama di
bidang ekonomi direalisasiakn asean dalam bentuk:
1. Mempromosikan produk bisnis sesama anggota ASEAN, perusahaan investasti di
beberapa negara ASEAN, pengembangan pariwisita dibangun anggota ASEAN di
Tokyo.
2. Cadangan makanan Memberikan tertutam beras bagi anggota ASEAN.
3. Membangun proyek-proyek industri ASEAN seperti urea amonia proyek pabrik pupuk
di proyek industri tembaga di Singapura, dan superfosfor di Thailand Indonesia dan
Malaysia.

d. Kerjasama bidang politik dan pertahanan meliputi:


Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian
khususnya di kawasan dan umumnya di dunia. Kerjasama dalam bidang politik dan
keamanan dilakukan menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan
Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN) lewat deklarasi Kualalumpur 9
November 1971, Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation
/TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (Treaty on
Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ). Selain ketiga instrumen politik
tersebut, terdapat pula forum kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut
ASEAN Regional Forum (ARF).
Beberapa kerjasama politik dan keamanan:
1. Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Legal
Assistance in Criminal Matters/MLAT); 
2. Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on Counter
Terrorism/ACCT); 
3. Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang
bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog
serta kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan
4. Penyelesaian sengketa Laut China Selatan
5. Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan
terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan
perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan
kejahatan ekonomi internasional.
6. Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta kelembagaan
antar parlemen

e. Kerjasama di bidang pendidikan


Kerjasama bidang pendidikan di wilayah Asia Tenggara dimulai dengan pembentukan
South East Asian Ministers of Education Organizaton (SEAMEO) tanggal 30 November 1965.
Kegiatan SEAMEO diselenggaraakan melalui pusat kegiatan regional yang berkedudukan di
beberapa negara anggota seperti: Regional Centre for Topichal Biology (BIOTROP) di
Indonesia, Regional Centre for Education Science and Mathematics (RECSAM) di Malaysia,
Regional English Language Centre (RELC) di Singapura, Regional Centre for Graduate Study
and Research in Agriculture (SEARCA) di Los Banos,Philipina, Regional Centre for
Educational Innovation and Technology (INNOTECH) di Vietnam yang kemudian dipindah ke
Thailand.
Sedangkan kerjasama pendidikan dalam kerangka ASEAN dilakukan oleh ASEAN
Committee on Social Development (COSD), yang kemudian diubah menjadi ASEAN Sub-
Committee on Education (ASCOE), dan diubah lagi menjadi ASEAN Committee on Education
(mempergunakan akronim yang sama: ASCOE) pada sidang ke-9 ASCOE di Vientiane, Laos,
26 – 27 September 2001. 
Forum kerjasama lain di bidang pendidikan adalah ASEAN University Network (AUN)
yang merupakan jaringan kerjasama antar universitas terkemuka di ASEAN. AUN dibentuk
dengan tujuan memajukan sumber daya manusia, khususnya dengan memperkuat jaringan
kerjasama antar universitas dan lembaga pendidikan di ASEAN.
Bentuk kerjasama Negara-negara ASEAN di bidang pendidikan diantyaranya:
pertemuan organisasi guru-guru Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan
Korea Selatan di Sanur Denpasar tanggal 8 Desember 2012, penawaran bea siswa
pendidikan untuk para pelajar di negara-negara anggota ASEAN, mengadakan olimpiade di
bidang pendidikan seperti Olimpiade Sains Nasional(OSN) tahun 2015.

C. Pengaruh Kerjasama Bidang Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya dan Pendidikan Terhadap
Kehidupan ASEAN
1. Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antar ruang terhadap keberlangsungan kehidupan
ekonomi di negara-negara ASEAN
Kesepakatan pemimpin ASEAN membentuk MEA (masyarakat Ekonomi ASEAN) pada akhir
2015 untuk meningkatkan daya saing ASEAN terhadap Tiongkok dan India guna menarik
investasi asing. Sebab investasi asing diperlukan untuk memperluas lapangan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan. Melalui MEA dapat membuka peluang suatu negara menjual
barang dan jasa dengan mudah di negara anggota ASEAN, membentuk pasar tenaga kerja
profesional (seperti guru, dokter, ahli ketenikan, akuntan, dll) yang dapat mengisi berbagai
jabatan dan profesi yang tertutup atau kekurangan sumber daya manusia di Indonesia.
Melalui MEA semua penduduk Asia Tenggara bersaing untuk menjadi tenaga kerja di negara-
negara ASEAN, membuka pasar dan lapangan kerja yang semakin bersaing, menuntut
pendidikan yang berkualitas dengan mutu lulusan yang memiliki pengetahuan, sikap, dan
terbuka di pasaran global. Kegiatan ekonomi juga semakin luas dan bersaing bebas antar
negara ASEAN
2. Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antar ruang terhadap keberlangsungan kehidupan
budaya di negara-negara ASEAN
Kerjasama budaya ASEAN terus berkembang dan berubah dengan menonjolkan kebudayaan
sebagai faktor utama pembangunan komunitas ASEAN. Konferensi ke-6 Menteri Kebudayaan
dan Kesenian di kota Hue Vietnam bertema,”Meningkatkan peranan kebudayaan terhadap
perkembangan yang berkesinambungan dari Komunitas ASEAN,” menegaskan suatu tekad
tentang satu komunitas bersama,visi bersama, dan jati diri bersama. Salah satu wujudnya
adalah
a. Festival budaya ASEAN.
Festival budaya ASEAN di Purwakarta tanggal 29 Juni 2013 yang diikuti 9 negara
anggota ASEAN menjadi sarana memperkenalkan kebudayaan kota dan Kabupaten
Purwakarta ke masyarakat ASEAN, memperkenalkan kebudayaan sesama negara
anggota ASEAN, dan upaya menambah devisa dari sektor pariwisata.
b. Industri musik
Pengembangan budaya melalui musik salah satunya adalah Dangdut
Akademi Asia sebagai ajang pengikat
generasi muda yang diikuti Thailand,
Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, Timor Leste.
Perkemba ngan industri musik sangat
maju. Konser, festival musik, dan
berbagai even lainnya menunjukkan hal tersebut
c. Perkemahan Pemuda ASEAN
Perkemahan budaya serumpun adalah kegiatan perkemahan budaya negara-negara
ASEAN yang diprakarsai Indonesia–Malaysia–Brunei Darussalam dengan tujuan
menanamkan dan meningkatkan pemahaman penghayatan nilai-nilai budaya bangsa
serumpun demi menciptakan ketahanan budaya. Perkemahan ini diarahkan pada
pembinaan mental dan spiritual, wawasan kebangsaan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi, persaudaraan dan persahabatan, peningkatan keterampilan, dan
olahraga, serta kepedulian terhadap masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung di Sambas (tahun 2010), Makassar (2012) dan yang
akan datang di Kabupaten Siak (2017).dengan agenda mendukung kelestarian dan
peningkatan silaturahmi, mewariskan dan menanamkan nilai-nilai budaya luhur
kepada genersai muda, serta memperkuat komitmen terhadap suksesnya
pendidikan, mendukung program kepariwisataan, khususnya dengan
memperkenalkan budaya daerah sebagai daerah tujuan wisata terpilih dan spesifik
dari bangsa Indonesia – Malaysia – Brunei Darussalam.
3. Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antar ruang terhadap keberlangsungan kehidupan
sosial di negara-negara ASEAN
Kehidupan sosial masyarakat Asia Tenggara yang berbeda dan hidup berdampingan
terkadang memunculkan pertentangan karena perbedaan kepentingan. Pada Tahun 2015,
ribuan pengungsi warga Myanmar membanjiri negara-negara tetangga, yaitu Malaysia,
Thailand, dan Indonesia dengan menggunakan perahu. Pengungsi ini kemudian dikenal
sebagai manusia perahu. ASEAN mengimbau negara-negara anggotanya agar menerima
untuk sementara para manusia perahu itu atas pertimbangan kemanusiaan. Migrasi ini
berpengaruh terhadap dinamika jumlah kependudukan suatu negara baik bagi yang
mengungsi ataupun negara tujuan pengungsian. Selain itu, menimbulkan interaksi sosial,
seperti simpati dan empati antarpengungsi dan penduduk setempat daerah pengungsian.
4. Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antar ruang terhadap keberlangsungan kehidupan
politik di negara-negara ASEAN
Perubahan dan interaksi antarruang terhadap kehidupan politik baik antarnegara atau
antarmasyarakat di Asia Tenggara diantaranya kasus yang menjadi sorotan yaitu:
a) Sengketa Perbatasan Wilayah
Masalah perbatasan wilayah seperti kasus Pulau Natuna, kasus Sipadan dan Ligitan,
kasus Kepulauan Spratly, Kuil Preah Vihear, dan Pulau Pedra Branca.
Kasus Natuna diawali klaim sepihak Tiongkok tahun 2009 melalui gambar
sembilan titik yang ditarik dari Kepulauan Spratly di tengah Laut Tiongkok Selatan
sehingga Pulau Natuna diklaim sebagai wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Tiongkok.
Pengaruh perubahan kebijakan Tiongkok tersebut diprotes pemerintah Indonesia
melalui Komisi Landas Kontinen PBB. Sampai saat ini, PBB belum
memprotes tersebut. Tiongkok juga tidak pernah menyinggung
isu itu, sehingga hubungan Beijing-Jakarta relatif tenang. Untuk
mencegah agar potensi konflik tidak meluas, lebih dari 20 ribu
personil TNI dikerahkan untuk menjaga perairan Natuna,
Yang diperkirakan mengandung cadangan gas terbesar di Asia
Gambar 1.18 Letak Pulau Natuna
Pulau Sipadan dan Ligitan yang seharusnya milik Indonesia diklaim Malaysia.
Mahkamah Internasional mengabulkan klaim Malaysia tersebut dan ini menjadi pelajaran
Indonesia agar lebih tertib dan tegas lagi dalam melakukan inventarisasi batas wilayah,
terutama di pulau-pulau terluar, Kepulauan Spratly masih menjadi objek sengketa negara
Vietnam, Filipina.
Kasus batas wilayah di Kuil Preah Vihear antara Tiongkok, Thailand, dan
Kamboja.Kasus Pulau Pedra Branca diklaim Malaysia, tetapi akhirnya kepemilikannya jatuh
kepada Singapura.
Sengketa perebutan wilayah yang mengklaim atau mengakui kepemilikan suatu
wilayah kadang menimbulkan konflik antarnegara, sehingga perbatasan wilayah sangat
sensitif apabila terjadi sengketa. Negara-negara yang bersengketa tersebut terus
mengupayakan penyelesaian melalui cara diplomasi.
b) Pekerja Migran
Pesatnya laju globalisasi meningkatkan jumlah pekerja migran dari berbagai negara
sehingga diperlukan aturan perlindungan hak dan kewajiban yang selayaknya disepakati
negara-negara asal dan negara-negara tujuan.
Salah satu kasus pekerja migran adalah kerja paksa tenaga asing dengan biaya murah dan
perdagangan pekerja rumah tangga migran. Bagi ASEAN, kasus tersebut menjadi perhatian
tersendiri. Beberapa negara ASEAN menawarkan untuk menyusun peraturan terkait sistem
rekrutmen, penempatan kerja, dan besaran upah yang diberikan. Maka kerangka kebijakan
regional bagi perlindungan pekerja migran difokuskan pada:
1. Pemberian bantuan teknis kepada Kelompok Kerja ASEAN tentang Pekerja Migran,
yang terdiri dari serikat pekerja, organisasi nonpemerintah, organisasi pekerja migran
dan akademisi.
2. Melakukan advokasi, lobi, menyusun rancangan dan menyelenggarakan konsultasi
regional dan nasional mengenai Deklarasi ASEAN dan suatu Instrumen ASEAN yang
bersifat mengikat bagi Perlindungan Tenaga Kerja Migran, sebagaimana ditetapkan
dalam mandat Rencana Aksi Vientiane ASEAN.
3. Mendukung jejaring nasional pekerja migran dan pekerja rumah tangga migran dalam
membentuk Aliansi Pekerja Rumah Tangga Asia di tingkat regional (Asian Domestic
Workers Alliance/ADWA) untuk mengadvokasi kesetaraan hak asasi manusia dan
perlindungan ketenagakerjaan bagi pekerja rumah tangga di Asia.

5. Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antar ruang terhadap keberlangsungan kehidupan
pendidikan di negara-negara ASEAN
Tantangan di bidang pendidikan ASEAN terletak pada ketimpangan mutu pendidikan di
7.446 perguruan tinggi yang berada di negara-negara anggota ASEAN. Perubahan paradigma
kualitas pendidikan dan mutu lulusan yang kompeten baik dari segi objek pelajaran, metode
pembelajaran, kualitas guru seiiring dengan meningkatnya akses informasi belajar.
Khususnya Indonesia dalam menghadapi MEA berupaya memberi kesempatan pada
lembaga pendidikan untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam pendidikan seperti
sertifikasi, akreditasi, standarisasi pendidikan,peningkatan gaji dan kesejahteraan pendidik,
serta rekrutmen pendidik yang profesional.

D. Upaya-upaya meningkatkan kerjasama di antara negara anggota ASEAN


Upaya meningkatkan kerjasama antar negara anggota ASEAN dalam rangka pembentukan
masyarakat ASEAN dilakukan melalui tiga pilar ASEAN yaitu kerja sama di bidang politik-
keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang dilakukan dengan cara:
1. Peningkatan kerjasama yang kompak, konsisten, keterbukaan, rasa “ke-kitaan”( we
Feeling), saling menghormati, kesetiakaanan sosial, serta dinamis.
2. Fokus pada kerjasama antar masyarakat multi sektor (people-centered approach multi
sektor).
3. Bekerjasama mengatasi masalah kependudukan, kemiskinan, ketenagakerjaan, dan
kesejahteraan masyarakat.
4. Memperkuat daya saing kawasan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
kualitas lingkungan hidup.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kemampuan pemerintahan
dan pelibatan masyarakat madani (civil society) dalam pengambilan keputusan (bidang
politik).
6. Meningkatkan penghargaan terhadap identitas masing-masing anggota, mengenal
keragaman budaya masing-masing anggota, dan mewariskan kawasan ASIA Tenggara yang
aman, damai, makmur pada generasi penerus.
Potensi Indonesia dalam upaya meningkatkan kerjasama antar negara anggota ASEAN melalui
tiga pilar adalah:
1. Daya tawar Indonesia cukup tinggi sebab Indonesia merupakan salah satu pendiri ASEAN
dan memiliki militer terkuat di ASEAN (pilar politik dan pertahanan)
2. Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia dengan usia produktif yang terus
meningkat (pilar sosial)
3. Indonesia banyak memiliki budaya paling banyak dan beragam yang merupakan daya tarik
tersendiri (pilar budaya).
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tinggi dengan produk kreatif yang memiliki daya
saing cukup bagus melalui koperasi dan UMKM sebagai salah satu komponen penunjang.
Potensi Indonesia terus dikembangkan dan didukung melalui pembenahan struktur politik,
kekuatan hukum dan militer, penyatuan visi dan semangat kultural, pembenahan
kesejahteraan sosial, dan penguatan ekonomi melalui peningkatan daya saing produk dalam
negeri.

Anda mungkin juga menyukai