Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Banyak negara yang memperoleh kemerdekaanya karena perjuangan rakyat mereka yang
gigih mencapainya. Negara itu akan tetap berdiri apabila tetap selalu dijaga dan
dipertahankan oleh seluruh rakyat bersama pemerintahanya. Demikian juga dengan
Indonesia. Mampukah rakyat Indonesia menjaga dan mempertahankan ketuhanan dan
kelangsungan hidup Negara kesatuan republik Indonesia. Negara yang berdiri kuat dan
kokoh terwujud karena peranan warga Negara yang tinggi akan cinta tanah air dan
mempunyai pengetahuan tinggi.

Mangka dari itu, materi ini juga penting untuk di pahami.Guna mewujudkan warga Negara
yang berpengetahuan tinggi dan mampu menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan secara rinci megenai ASEAN!
2. Jelaskan secara rinci megenai Konferensi Asia-Afrika!
3. Jelaskan secara rinci megenai Perserikatan Bangsa-Bangsa!
Lembar kerja ini saya buat sebagai salah satu bentuk keingin tahuan dan solusi untuk
menambah pengetahuan tentang ASEAN, Konferensi Asia Afrika, PBB dan menghindari
dari berbagai keterjadian dan akan di kembangkan dalam keseharian.
C. Tujuan Penulisan

salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan


untuk bahan belajar agar lebih menguasai materi ini

D. Manfaat Penulisan

Mendapat pelajaran dan pemahaman dari penyusunan lembar kerja ini


Lembar kerja ini menjadi pedoman baik bagi penulis maupun pembaca
Mengisi dengan mudah soal-soal yang di ujiankan.

Pendidikan Kewarganegaraan 1
BAB II
PEMBAHASAN

ASEAN
(Association of South East Asian Nations)
Kerjasama internasional adalah elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan dan politik
luar negeri Indonesia. Melalui kerjasama-kerjasama internasional, Indonesia dapat
memanfaatkan peluang-peluang untuk menunjang dan melaksanakan pembangunan nasionalnya.
Kerjasama ASEAN memegang peran kunci dalam pelaksanaan kerjasama internasional
Indonesia karena ASEAN merupakan lingkaran konsentris pertama kawasan terdekat Indonesia
dan pilar utama pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.

A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN ASEAN


Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat
strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan
kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II. Diantaranya :
1. Persaingan antar Negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan antara lain terlihat
dari terjadinya Perang Vietnam.
2. Konflik kepentingan diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konfrontasi
antara Indonesia dan Malaysia.
3. Klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah
4. Berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia.

Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk
kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta
mendorong kerjasama pembangunan kawasan.
Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan
berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra
kawasan seperti :
Association of Southeast Asia (ASA)
Malaya, Philipina, Indonesia (MAPHILINDO)
South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)
South East Asia Treaty Organization (SEATO)
Asia and Pacific Council (ASPAC)

Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan


Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian
untuk hidup bertetangga secara baik serta membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-
negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya.

Pendidikan Kewarganegaraan 2
B. SEJARAH TERBENTUKNYA ASEAN
ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asia Nations atau dalam bahasa
indonesia disebut dengan Perhimpunan bangsa bangsa asia tenggara, merupakan organisasi
geopolitik dan ekonomi yang anggotanya dari negara negara di wilayah asia tenggara. ASEAN
berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 di kota Bangkok, Thailand.
ASEAN berdiri melalui Deklarasi Bangkok di prakarsai oleh lima negara Asia tenggara antara
lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Setiap wakil negara pemkrakarsa ASEAN ikut menandatangin deklarasi bangkok, Indonesia
diwakili oleh Adam Malik, Filipina oleh Narciso R. Ramos, Malaysia oleh Tun Abdul Razak,
Singapura oleh S. Rajaratman, dan Thailand oleh Thanat Khoman.
Isi dari Deklarasi Bangkok mempunyai 5 pokok penting, yaitu :

Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan


di kawasan Asia Tenggara

Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi

Memelihara kerjasama yang erat di tengah tengah organisasi regional dan internasional
yang ada

Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di


kawasan Asia Tenggara.

Sejarah pembentukan ASEAN didasarkan pada kepentingan bersama dalam bidang ekonomi,
sosial, budaya, factor internal, dan eksternal.

1) Faktor internal, yaitu tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan
sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat;
2) Faktor eksternal, yaitu adanya perang Vietnam dan sikap RRC ingin mendominasi Asia
Tenggara.

C. PENDIRIAN ASEAN
Berikut ini merupakan negara negara yang mendirikan ASEAN dan sekaligus menjabat
sebagai Ketua ASEAN pada saat diselenggarakan Deklarasi Bangkok yang dilaksanakan dari
tanggal 5 sampai dengan 8 Agustus 1967, yakni :
1. Indonesia diwakili oleh H. Adam Malik;
2. Malaysia diwakili oleh Tun Abdul Razak;
3. Muangthai (Thailand) diwakili oleh Thanat Khoman
4. Filipina diwakili oleh Narsisco Ramos
5. Singapura diwakili oleh S. Rajaratnam

Pendidikan Kewarganegaraan 3
D. MAKSUD DAN TUJUAN ASEAN

Untuk mempercepat pertmbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan


kebudayaan di kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan
dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat Bangsa Bangsa
Asia Tenggara yang sejahtera dan damai;
Untuk meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional dengan jalan menghormati
keadilan dan tata tertib hukum di dalam hubungan antara negara negara di kawasan ini
serta mematuhi prinsip prinsip Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa;
Untuk meningkatkan kerjasama yang aktif serta saling membantu satu sama lain didalam
masalah masalah kepentngan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan,
teknik, ilmu pengetahuan dan Administrasi;
Untuk saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana sarana latihan dan penelitian
dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi;
Untuk bekerja sam dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta
industri mereka, perluasan perdagangan komiditi internasional, perbaikan sarana
sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat mereka;
Untuk memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi organisasi
internasional dan reginal yang ada dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk
saling bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.

E. DASAR PRINSIP ASEAN

Dalam menjalin hubungan satu sama lain, ASEAN memiliki prinsip-prinsip:

1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas


nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN;

2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian,


keamanan dan kemakmuran di kawasan;

3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan-tindakan lainnya
dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional;

4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai;

5. Tidak campur tangan urusan dalam negeri Negara-Negara Anggota ASEAN;

6. Penghormatan terhadap hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya
bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan;

Pendidikan Kewarganegaraan 4
7. Ditingkatkannya konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius mempengaruhi
kepentingan bersama ASEAN;

8. Berpegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip
demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;

9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia,


dan pemajuan keadilan sosial;

10. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional,


termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota
ASEAN;

11. Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk penggunaan
wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN atau Negara non-ASEAN atau
subjek non-negara mana pun, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau
stabilitas politik dan ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN;

12. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN,
dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam
keanekaragaman;

13. Sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial dan
budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar, inklusif dan non-
diskriminatif; dan

14. Berpegang teguh pada aturan-aturan perdagangan multilateral dan rezim-rezim yang
didasarkan pada aturan ASEAN untuk melaksanakan komitmen-komitmen ekonomi
secara efektif dan mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis
hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan, dalam ekonomi yang digerakkan oleh
pasar.

F. ASAS ASEAN
ASEAN sebagai organisasi kerjasama regional di Asia Tenggara menganut asas
keanggotaan Terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberikan kesempatan kerja sama kepada
negara negara lain yang berada di kawasan Asia Tenggara, seperti Papua Nugini.
G. ASEAN CHARTER
ASEAN Charter adalah "Crowning Achievement" dalam memperingati 40 tahun
berdirinya ASEAN yang akan memperkuat semangat kemitraan, solidaritas dan kesatuan negara-
negara anggotanya dalam mewujudkan komunitas ASEAN. ASEAN Charter ini menjadi

Pendidikan Kewarganegaraan 5
landasan konstitusional pencapaian tujuan dan pelaksanaan prinsip-prinsip yang dianut bersama
untuk pencapaian pembangunan komunitas ASEAN di tahun 2015.
ASEAN Charter menjadi landasan hukum kerjasama ASEAN sebagai dasar hukum
organisasi setelah 40 tahun berdirinya ASEAN. ASEAN Chrter membuat ASEAN dapat
melaksanakan kegiatannya berdasarkan aturan-aturan hukum yang telah disepakati serta
diarahkan untuk kepentingan rakyat. ASEAN Charter akan membuat kerjasama antar negara
anggota ASEAN menjadi lebih erat dan diatur dalam kerangka hukum dan kelembagaan yang
lebih mengikat.

H. TUJUAN DIBENTUKNYA ASEAN


Pada Konferensi Tingkat Tinggi 13 di Singapura, ASEAN mencatat sejarah baru dengan
ditandatanganinya ASEAN Charter.Berikut adalah beberapa tujuan dibentuknya piagam ASEAN
atau ASEAN charter, antara lain:

1. Mempermudah kerjasama
Adanya piagam ini akan membuat negara anggota ASEAN lebih terikat kepada berbagai
kesepakatan yang telah dibuat. Secara teoritis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja
sama yang dibuat ASEAN dengan mitra-mitra dialognya

2. Langkah yang lebih maju


Adanya 3 rencana yang dituliskan pada piagam tersebut, yaitu lahirnya komunitas Ekonomi
ASEAN, komunitas Keamanan ASEAN, dan komunitas Sosial Budaya ASEAN.

3. Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan


Jika tujuan yang tersirat pada di piagam tidak dapat terealisasi, maka hal ini akn membuat malu
ASEAN sendiri, sehingga akan memicu terealisasinya tujuan-tujuan yang sudah tersirat.
Tujuan tersebut adalah aliran barang, jasa dan warga yang relatif lebih bebas di ASEAN.

4. Strategis
Piagam ini dinilai strategis karena akan menjadi landasan hukum yang menjamin integrasi
politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, demokratisasi, perlindungan hak asasi dan
pelestarian lingkungan.

I. CITA-CITA DAN MOTO ASEAN


a. Cita-cita ASEAN
ASEAN sebagai suatu satuan komunitas yang berpandangan maju ke depan, hidup
dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, dipersatukan oleh hubungan
kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan masyarakat yang saling peduli.

b. Semboyan ASEAN adalah Satu Misi, Satu Identitas, Satu Komunitas (One Vision, One
Identity, One Community)

J. BENDERA ASEAN

Pendidikan Kewarganegaraan 6
Bendera ASEAN membawa erti ASEAN yang stabil, aman, bersatu dan
dinamik. Warna logo itu biru, merah, putih dan kuning merupakan warna utama lambang negara
negara ASEAN.

Warna biru melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah bermaksud semangat dan
dinamisme manakala putih menunjukkan ketulenan dan kuning melambangkan kemakmuran.

Sepuluh tangkai padi melambangkan impian Bapa Penemuan ASEAN yang kesepuluh negara di
Asia Tenggara bersatu dan bersahabat. Bulatan pula melambangkan kesatuan ASEAN.

Tulisan yang digunakan untuk perkataan ASEAN ialah helvetica dalam tulisan kecil dan bold.

K. LAMBANG ASEAN

Lambang ASEAN adalah Lambang Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara


diresmikan penggunaannya Juli 1997 bersamaan dengan diresmikannya pula bendera ASEAN,
10 batang padi yang terhimpun pada tengah lingkaran merah, Di bawahnya terdapat tulisan
"asean" huruf kecil berjenis huruf helvetica warna biru, Lingkaran merah dibatasi cincin putih
dan biru.
Lambang Asean dan maknanya
1. Lambang ASEAN lambang resmi ASEAN.
2. Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan dinamika ASEAN.
Warna lambang biru, merah, putih dan kuning adalah warna yang digunakan pada bendera
negara anggota ASEAN.
3. Warna biru melambangkan perdamaian dan kemantapan, merah melambangkan keberanian
dan dinamika, putih melambangkan kesucian, kuning melambangkan kemakmuran.
4. 10 batang padi yang terikat melambangkan 10 negara anggota ASEAN,melambangkan
harapan para pendiri ASEAN yang memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh 10 negara Asia
Tenggara terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
5. Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN.
6. Hak cipta Lambang ASEAN dimiliki oleh ASEAN.

Gagasan dasar rancangan lambang ASEAN adalah tanaman padi, nasi adalah makanan pokok
kebanyakan rakyat Asia Tenggara dan tanaman padi adalah tanaman penting bagi masyarakat
Asia Tenggara. padi senantiasa dikaitkan dengan kemakmuran, kecukupan pangan, dan
kekayaan,Sesuai impian para pendiri ASEAN yang mengidamkan Asia Tenggara sebagai
kawasan yang damai dan makmur.

Pendidikan Kewarganegaraan 7
Awalnya lambang asean dan negaranya di lambang padi terhimpun ditengah menggambarkan
pendiri ASEAN pada waktu itu,seiring bergulirnya waktu satu per satu negara di asia tenggara
mulai masuk dan begabung maka lambang asean pun berubah terlihat dari jumlah ikatan padi
yang terhimpun ditengah jumlahnya menjadi 10 maka lambang baru ASEAN yang terdiri atas 10
batang padi pun diresmikan bulan Juli 1997 yang mencerminkan 10 negara ASEAN.

L. PENGGUNAAN LAMBANG ASEAN

Peraturan dan tatacara penggunaan logo ASEAN

Ketua Setiausaha ASEAN telah diberi tanggungjawab untuk mengawal penggunaan Logo ASEAN.

a.Reka bentuk logo

Logo ini menjadi logo rasmi ASEAN. Reka bentuk dan warnanya perlulah tepat. Logo ini boleh hadir
dalam bentuk hitam putih atau berwarna.

b.Kemuliaan logo

Sebagai prinsip asas, logo ini perlulah digunakan untuk tujuan dan dalam keadaan yang baik, dan
tidak boleh digunakan sebagai iklan untuk propaganda politik.

c.Penggunaan logo oleh Sekretariat ASEAN

Sekretariat ASEAN boleh menggunakan logo ini untuk perkara yang dikira sesuai oleh Ketua
Setiausaha termasuk:

Dipamerkan di bangunan Sekretariat dan kediaman Ketua Setiausaha.

Digunakan sebagai kepala surat.

Digunakan sebagai penutup rasmi (official seal) Sekrerariat

Digunakan dalam penerbitan rasmi, buku atau majalah beridentitikan ASEAN

Digunakan sebagai tanda kepunyaan Sekretariat.

Digunakan dalam pakaian seragam atau tanda identiti yang dipakai oleh anggota Sekretariat.

Digunakan sebagai pameran ketika majlis rasmi, perjumpaan, mesyuarat dan pameran.

Pendidikan Kewarganegaraan 8
M. NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN

Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Papua


Nugini). Berikut adalah negara-negara anggota ASEAN:
- Filipina (negara pendiri)
- Indonesia (negara pendiri)
- Malaysia (negara pendiri)
- Singapura (negara pendiri)
- Thailand (negara pendiri)
- Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
- Vietnam (28 Juli 1995)
- Laos (23 Juli 1997)
- Myanmar (23 Juli 1997)
- Kamboja (16 Desember 1998)
- Timor Leste ([2011])

N. PERTEMUAN ASEAN
ASEAN biasanya mengadakan pertemuan, pertemuan yang diadakan ASEAN adalah sebagai
berikut:
a. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan tingkat tinggi para kepala
Negara/pemerintahan Negara anggota.

b. Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yaitu pertemuan para menteri
luar negeri Negara anggota ASEAN, sebagai coordinator dewan komunitas ASEAN.

c. Dewan komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils), yaitu pertemuan para menteri
yang membidangi tiga pilar komunitas ASEAN.

d. Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral ministerial Bodies),


yaitu pertemuan para menteri membidangi masing-masing sector kerjasama ASEAN.

e. Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN), yaitu pertemuan para pejabat tinggi di
bawah tingkat menteri Negara anggota ASEAN yang membidangi masing-masing sector
kerjasama ASEAN.

Pertemuan Tahunan Anggota ASEAN.

Pendidikan Kewarganegaraan 9
Tanggal Negara Tuan rumah
1 2324 Februari 1976 Indonesia Bali
2 45 Agustus 1977 Malaysia Kuala Lumpur
3 1415 Desember 1987 Filipina Manila
4 2729 Januari 1992 Singapura Singapura
5 1415 Desember 1995 Thailand Bangkok
6 1516 Desember 1998 Vietnam Hanoi
7 56 November 2001 Brunei Bandar Seri Begawan
8 45 November 2002 Kamboja Phnom Penh
9 78 Oktober 2003 Indonesia Bali
10 2930 November 2004 Laos Vientiane
11 1214 Desember 2005 Malaysia Kuala Lumpur
12 1114 Januari 20071,2 Filipina Cebu
13 1822 November 2007 Singapura Singapura
14 27 Februari-1 Maret 2009[3]3 Thailand Cha Am, Hua Hin
15 23 Oktober 2009 Thailand Cha Am, Hua Hin
16 8-9 April 2010 Vietnam Hanoi
17 28-30 Oktober 2010 Vietnam Hanoi
18 4-8 Mei 2011 Indonesia Jakarta
19 17-19 November 2011 Indonesia Bali
20 3-4 April 2012 Kamboja Phnom Penh
21 17-20 November 2012 Kamboja Phnom Penh
22 9 Oktober 2013 Brunei Bandar Seri Begawan
1
Ditunda dari tanggal sebelumnya 1014 Desember 2006 akibat Badai Seniang
2
Menjadi tuan rumah setelah Myanmar mundur karena ditekan AS dan UE
3
Ditunda dari tanggal sebelumnya 1217 Desember 2008 akibat krisis politik Thailand 2008. Pertemuan pada
Maret kemudian dibatalkan akibat aksi unjuk rasa di lokasi pertemuan.

Konferensi Tingkat Tinggi Tak Resmi ASEAN

Pendidikan Kewarganegaraan 10
Tanggal Negara Tuan rumah
1 30 November 1996 Indonesia Jakarta
2 1416 Desember 1997 Malaysia Kuala Lumpur
3 2728 November 1999 Filipina Manila
4 2225 November 2000 Singapura Singapura
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ASEAN
Tanggal Negara Tuan rumah
1 6 Januari 2005 Indonesia Jakarta

Hasil dari KTT Resmi ASEAN

KTT ke-1

Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia


Tenggara (TAC); serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.

KTT ke-2

Pencetusan Bali Concord 1.

KTT ke-3

Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN.

Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala bidang.

Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN dengan memperbesar


peranan swasta dalam kerjasama ASEAN.

Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan pertumbuhan kawasan ASEAN.

KTT ke-4

ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi,
melaksanakan koordinasi.

Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama


(Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN.

Pendidikan Kewarganegaraan 11
KTT ke-5

Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota serta


memperkuat identitas ASEAN.

KTT ke-6

Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan


komitmen mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan
AFTA dari tahun 2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema
CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

KTT ke-7

Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS.

Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut serangan terorisme pada


gedung WTC di Amerika.

KTT ke-8

Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan.

Pengesahan ASEAN Tourism Agreement.

KTT ke-9

Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas
ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).

KTT ke-10

Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi
tersebut menekankan perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10
negara anggota ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk
membangun sebuah masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh
vitalitas pada tahun 2020.

KTT ke-11

Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan
Korea Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center,
dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas
Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.

Pendidikan Kewarganegaraan 12
KTT ke-12

Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan Organisasi


Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan
pengendalian penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.

KTT ke-13

Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian perdagangan


dalam kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan
Korea Center, menyepakati ASEAN Center.

KTT ke-14

Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-


Australia-Selandia Baru

Hasil dari KTT Tidak Resmi ASEAN

KTT Tidak Resmi ke-1

Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh
ASEAN secara bersamaan.

KTT Tidak Resmi ke-2

Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang
ingin dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang
politik, ekonomi maupun sosial budaya.

KTT Tidak Resmi ke-3

Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi,


sosial, politik dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan
kerja sama untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan.

KTT Tidak Resmi ke-4

Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura
hingga Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.

KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)

Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi menghadapi Gempa atau Tsunami.

Pendidikan Kewarganegaraan 13
O. KEDUDUKAN DAN FUNGSI ASEAN

Sekretariat ASEAN berkedudukan di Jakarta dan dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal.

Sebagai badan administratif dalam ASEAN, Sekretariat ASEAN berfungsi untuk:

Membantu koordinasi dan komunikasi formal antara badan-badan dan komite-komite di


ASEAN dan dengan negara-negara dan organisasi internasional lainnya;

Membantu pelaksanaan seluruh proyek dan aktifitas ASEAN secara lebih efektif.

Gedung Sekretariat ASEAN berlokasi di Jl. Sisingamaraja 70A Jakarta Selatan, Indonesia

BADAN-BADAN YANG ADA DI ASEAN DAN TUGASNYA

Struktur Badan dan mekanisme di ASEAN, antara lain:

Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebagai pengambil keputusan utama, yang
akan memberikan policy-guidances. KTT diselenggarakan minimal 2 kali setahun;

Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council) yang terdiri dari para
Menteri Luar Negeri ASEAN dengan tugas mengkoordinasi Dewan Komunitas ASEAN
(ASEAN Community Councils);

Dewan Komunitas ASEAN (ASEAN Community Councils) dengan ketiga pilar


komunitas ASEAN yakni Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN
Political-Security Community Council/ APSCC), Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community Council/AECC), dan Dewan Komunitas Sosial-Budaya
(ASEAN Socio-Cultural Community Council/ASCC).

Badan-badan Sektoral tingkat Menteri (ASEAN Sectoral Ministerial Bodies).

Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives) yang terdiri dari Wakil
Tetap negara ASEAN, pada tingkat Duta Besar dan berkedudukan di Jakarta.
Pendidikan Kewarganegaraan 14
Sekretaris Jenderal ASEAN, yang dibantu oleh 4 (empat) orang Wakil Sekretaris
Jenderal dan Sekretariat ASEAN.

Sekretariat Nasional ASEAN yang dipimpin oleh pejabat senior untuk melakukan
koordinasi internal di masing-masing negara ASEAN.

ASEAN Human Rights Body, yang akan mendorong perlindungan dan promosi HAM di
ASEAN.

Yayasan ASEAN (ASEAN Foundation), yang akan membantu Sekjen ASEAN dalam
meningkatkan pemahaman mengenai ASEAN, termasuk pembentukan identitas ASEAN.

P. STRUKTUR ORGANISASI ASEAN

Untuk melaksanakan segala maksud dan tujuan seperti tercantum dalam Deklarasi
ASEAN, maka disusunlah struktur organisasi berdasarkan Deklarasi Bangkok adalah sebagai
berikut :
1. Sidang Tahunan Para Menteri : diadakan secara bergiliran, dan yang biasa disebut
ASEAN Ministerial Meeting. Sidang istimewa dari para menteri luar negeri ini dapat
pula diadakan apabila dianggap perlu;
2. Standing committee : di ketuai oleh Menteri Luar negera tuan rumah atau wakilnya, dan
anggota anggotanya terdiri dari para Duta Besar yang mewakili negara negara
anggota ASEAN;
3. Panitia Tetap dan Panitia Ad Hoc atau Khusus : terdiri dari para tenaga ahli dan pejabat
Pemerintah negara negara Anggota ASEAN, dan bertugas untuk mempelajari persoalan
persoalan khusus;
4. Sekretarian Nasional ASEAN : disetiap ibukota negara anggota ASEAN : bertugas untuk
menyelenggarakan pekerjaan ASEAN atas nama negara yang bersangkutan, juga untuk
menyelenggarakan Sidang Sidang Tahunan dan Istimewa dari para Menteri Uar Negeri,
Standing Committee, dan Panitia Tetap dan Khusus.

Stuktur Organisasi ASEAN ini terus dilengkapi dan disempurnakan. Setelah Konferensi
Tingkat Tinggi berlangsungdi Bali pada tahun 1967, maka terjadi perubahan sebagai berikut :
1. Pertemuan Para Kepala Pemerintah (Summit Meeting), yang merupakan kekuasaan
tertinggi dalam ASEAN. Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT), diadakan apabila perlu untuk
memberikan pengarahan kepada ASEAN.
2. Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri (Annual Ministerial Meeting). Peranan dan
tanggungjawab sidang ini adalah merumuskan garis kebijaksanaan dan kordinat kegiatan
kegiatan ASEAN. Juga memeriksa implikasi implikasi politik dari keputusan
keputusan ASEAN, mengingat semua kegiatan ASEAN akan selalu memberikan
implikasi politik dan dipomatik;
3. Sidang para Menteri Ekonomi, yang diselenggarakan setahun dua kali dan merumuskan
kebijaksanaan dan koordinasi kerjasama di bidang ekonomi, disamping menilai hasil
hasil yang telah diperoleh;

Pendidikan Kewarganegaraan 15
4. Sidang para Menteri Lainnya (Non-Ekonomi), yang bertugas merumuskan kebijaksanaan
yang mengenai bidang masing masing, seperti pendidikan, kesehatan, sosial budaya,
penerangan, perburuhan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sidang diadakan apabila
dianggap perlu;
5. Standing Committee, yang bertugas membuat membuat keputusan dan menjalankan tugas
tugas pada waktu antara Sidang Tahunan Menteri Luar Negeri. Selanjutnya, Standing
Committeediperluas dengan Direktur Jenderal ASEAN dari kelima negara anggota.
6. Komite Komite ASEAN, yang disederhanakan menjadi dua bidang yakni, bidang
ekonomi dan bidang non ekonomi. Dibawah koordinasi para Menteri Ekonomi terdapat
lima komite yang masing masing berkedudukan dilima negara anggota, yakni :
a. Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committe on Trade and Tourism), yang
berkedudukan di Singapura;
b. Komite Industri, Pertambangan dan Energi (Committe on Industry, Mining and
Energy), yanng bekedudukan di Filipina;
c. Komite Keuangan dan Perbankan (Committe on Finance and Banking), yang
berkedudukan di Muangthai (Thailand);
d. Komite pangan, Pertanian, dan Kehutanan ( Committee on Food, Agriculture and
Forestry), yang bekedudukan di Indonesia;
e. Komite Komunikasi dan Transportasi (Committe on Communacatiion and
Transportation), yang berkedudukan di Malaysia.
Untuk bidang Non Ekonomi terdapat tiga buah komite yang kedudukannya berpindah
tempat setiap tahunnyamenurut abjad negara anggota, Indonesia (I), Malaysia (M), Philippinies
(P), Singapore (S), dan Thailand (T). Komite komite tersebut adalah :
a. Komite Kebudayaan dan Penerangan (Committee on Culture and Information),
berkedudukan di Indonesia;
b. Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Committee on Sciene and Technology,
bekedudukan di Singapura;
c. Komite Pembangunan Sosial (Committee on Social Development), di Indonesia.

Q. HYIMNE ASEAN

The ASEAN Way adalah himne yang menjadi simbol Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara (ASEAN). Penciptanya adalah Payom Valaiphatchra, dan aransemen dibuat oleh
Kittikhun Sodpraset. Lagu ini terpilih melalui proses seleksi 99 lagu dari seluruh negara anggota
ASEAN oleh tim juri beranggotakan 13 orang (sepuluh orang mewakili setiap negara anggota
plus tiga orang dari Cina, Jepang, dan Australia) yang ditunjuk oleh Sekretariat Jenderal ASEAN.

The ASEAN Way

Pendidikan Kewarganegaraan 16
Raise our flag high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Lookin out to the world
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last

We dare to dream we care to share


Together for ASEAN
we dare to dream
we care to share for its the way of ASEAN

Musik oleh Kittikhun Sodprasert and Sampow Triudom


Lirik oleh Payom Valaiphatchra.

BAB III
PEMBAHASAN

Pendidikan Kewarganegaraan 17
KONFERENSI ASIA AFRIKA DAN GNB

1. KONFERENSI ASIA-AFRIKA
A. LATAR BLAKANG KONFERENSI ASIA-AFRIKA
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata
di beberapa pelosok dunia, terutama di belahan bumi Asia Afrika, masih ada masalah dan muncul
masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada tingkat
perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat
dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok
berusaha menarik negara-negara di Asia dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini
mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di
antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan
"perang dingin".
Timbulnya pergolakan dunia disebabkan pula oleh masih adanya penjajahan di bumi
kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945, pada
umumnya benua Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat dalam
aneka bentuk. Tetapi sej ak tahun 1945, banyak daerah di Asia Afrika menjadi
negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan negara
dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika Utara;
Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika. Beberapa negara Asia Afrika yeng
telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah-masalah sisa
penjajahan seperti Indonesia tentang Irian Barat, India dan Pakistan tentang
Kashmir, negara-negara Arab tentang Palestina. Sebagian bangsa Arab-Palestina
terpaksa mengungsi, karena tanah air mereka diduduki secara paksa oleh pasukan
Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.

Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda
kekhawatiran akibat makin dikembangkannya pembuatan senjata nuklir yang bisa memusnahkan
umat manusia. Situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun
masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik devide
et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang berfungsi menangani masalahmasalah dunia, namun nyatanya badan ini belum

Pendidikan Kewarganegaraan 18
berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan
oleh masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keadaan
itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika.

B. SEJARAH KONFERENSI ASIA-AFRIKA


Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrikakadang juga disebut Konferensi Bandung adalah
sebuah konferensi tingkat tinggi antara Negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru
saja memperoleh kemerdekaan. KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Mnyanmar( dahulu
Burma), Sri Langka(dahulu Cylon), India, dan Pakistan dan dikoordinasikan oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani.Pertemuan ini berlangsung antara 1 April-24 April tahun
1955 digedung Merdeka,Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerja sama
ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikt, Uni Soviet,atau Negara imperalis lainnya.
Dua puluh Sembilan Negara mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai
ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka tentang keputusan-
keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai
ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk
membentangkan kondisi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak
Barat.;penentangan mereka terhadap kolonialisme; khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara
dan kekuasaan colonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak
mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

C. LAHIRNYA IDE KONFERENSI


Keterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang disampaikan oleh
Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo, di depan parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953,
menyatakan "Kerja sama dalam golongan negara-negara Asia Arab (Afrika) kami pandang
penting benar, karena kami yakin, bahwa kerja sama erat antara negara-negara tersebut tentulah
akan memperkuat usaha ke arah tercapainya perdamaian dunia yang kekal. Kerja sama antara
negara-negara Asia Afrika tersebut adalah sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menyenangi kerja sama kedaerahan (regional arrangements).
Lain dari itu negaranegara itu pada umumnya memang mempunyai pendirian-pendirian yang
sama dalam beberapa soal di lapangan internasional, jadi mempunyai dasar sama
(commonground) untuk mengadakan golongan yang khusus. Dari sebab itu kerja sama tersebut
akan kami lanjutkan dan pererat". Bunyi pernyataan tersebut mencerminkan ide dan kehendak
Pemerintah Indonesia untuk mempererat kerja sama di antara negaranegara Asia Afrika.
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon (Srilanka) Sir John Kotelawala
mengundang para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali
Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud mengadakan suatu pertemuan
informal di negaranya. Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah
negara yang diundang. Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan
pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954. Konferensi ini membicarakan masalah-
masalah yang menjadi kepentingan bersama.
Yang menarik perhatian para peserta konferensi, diantaranya pertanyaan yang diajukan
oleh Perdana Menteri Indonesia
"Where do we stand now, we the peoples ofAsia, in this world of ours to day?" ("Dimana

Pendidikan Kewarganegaraan 19
sekarang kita berdiri, bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia?"),
kemudian pertanyaan itu dijawab sendiri dengan menyatakan
"We have now indeed arrived at the cross-roads of the history of mankind. It is therefore that we
Prime Ministers of five Asian countries are meeting here to discuss those crucial problems of the
peoples we represent. There are the very problems which urge Indonesia to propose that another
conference be convened wider in scope, between the African andAsian nations. Iam convinced
that the problems are not only convened to the Asian countries represented here but also are of
equal importance to the African and other Asian countries".
("Kita sekarang berada dipersimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena itu kita lima
Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu di sini untuk membicarakan masalah-masalah yang
krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita wakili. Ada beberapa hal yang
mendorong Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas,
antara negara-negara Afrika dan Asia. Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak hanya
terjadi di negara-negara Asia yang terwakili di sini, tetapi juga sama pentingnya bagi negara-
negara di Afrika dan Asia lainnya").
Pernyataan tersebut memberi arah kepada lahirnya Konferensi Asia Afrika. Selanjutnya, soal
perlunya Konferensi Asia Afrika diadakan, diajukan pula oleh Indonesia dalam sidang
berikutnya. Usul itu akhirnya diterima oleh semua peserta konferensi, walaupun masih dalam
suasana keraguan.
Perdana Menteri Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi urndangan Perdana
Menterl Srilanka dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan Pemerintah Indonesia. Bahan-
bahan tersebut merupakan hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-
negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mr. Sunario. Rapat dinas
tersebut diadakan di Tugu (Bogor) pada tanggal 9 sampai dengan 22 Maret 1954.
Akhirnya, dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa
para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi
negara-negara Asia Afrika dan menyetujui usul agar Perdana Menteri Indonesia dapat menjejaki
sampai dimana kemungkinannya mengadakan konferensi semacam itu.

D. MAKNA KONFERENSI ASIA-AFRIKA

Konferensi Asia-Afrika di bandung tahun 1955, mempunyai arti yang sangat penting bagi
perkembangana kehidupan bangsa Asia Afrika khususnya ataupuin dunia internasional pada
umumnya. Dasasila bandung menjadi sangat terkenal dan merupakan suatu asas yang dapat
diterima dan digunakan dalam menyelesaikan masalah penting dunia sesuai dengan piagam PBB.

Arti penting Konferensi Asia-Afrika ada;lah sebagai berikut ;

a). Perjuangan bangsa Asia Afrika seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bandung ternyata
sampai sekarang masih relevan. Pelaksanaannya selalu ditingkatkan untuk menggalang
solidaritas didalam melawan imperialisme.

b). Konferensi Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok yang anggotanya tidak
hanya bangsa Asia-Afrika, tetapi dalam wilayah yang lebih luas, yaitu dunia internasional.

Pendidikan Kewarganegaraan 20
Konferensi Asia-Afrika juga berpengaruh besar terhadap solidaritas perjuangan kemerdekaan
Asia- Afrika. Konferensi ini menjadi pendorong yang kuat bagi kebangkitan semangat kebebasan
dan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia- Afrika. Fakta membuktikan dalam jangka waktu lima
tahun negara-negara merdeka mulai bermunculan dikawasan wilayah Asia-Afrika, seperti
Maroko, Ghana, Guyana, Senegal, Somalia dan lain-lainnnya.

Di samping itu KAA juga berpengaruh besar terhadap dunia, seperti :

1) Ketegangan dunia semakin mereda

2) Amerika serikat dan Australia berusaha menghapuskan rasdiskriminasi di negaranya

3) Munculnya organisasi gerakan Non Blok yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari
Blok Amerika dan Blok Uni Soviet

Manfaat Konferensi Asia Afrika bagi bangsa-bangsa di Asia Afrika adalah sebagai berikut :

1) Merupakan titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya.

2) Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas terhadap perjuangan
kemerdekaan.

Sedangkan manfaat konferensi Asia-Afrika bagi Indonesia adalah membawa keuntungan yang
nyata seperti berikut :

1) Ditandatangani persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC. Seorang yang
memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu, yaitu menjadi warga negara
Indonesia atau RRC. Warga negara yang tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan
ayahnya.

2) Memperoleh dukungan berupa putusan Konferensi Asia-Afrika mengenai perjuangan


merebut Irian Barat.

E. USAHA-USAHA PERSIAPAN KONFERENSI


Di atas telah diungkapkan bahwa Konferensi Kolombo menugaskan Indonesia agar
menjejaki kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka menunaikan
tugas itu Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18
negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut
terhadap ide mengadakan Konferensi Asia Afrika. Dalam pendekatan tersebut dijelaskan bahwa
tujuan utama konferensi itu ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia
Afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia
sebagai tempat konferensi. Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut
baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal waktu
dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.

Pada tanggal 18 Agustus 1954, Perdana Menteri Jawaharlal Nehru dari India, melalui

Pendidikan Kewarganegaraan 21
suratnya, mengingatkan Perdana Menteri Indonesia tentang perkembangan situasi dunia dewasa
itu yang semakin gawat, sehubungan dengan adanya usul untuk mengadakan Konferensi Asia
Afrika. Memang Perdana Menteri India dalam menerima usul itu masih disertai keraguan akan
berhasil-tidaknya usul tersebut dilaksanakan. Barulah setelah kunjungan Perdana Menteri
Indonesia pada tanggal 25 September 1954, beliau yakin benar akan pentingnya diadakan
konferensi semacam itu, seperti tercermin dalam pernyataan bersama pada akhir kunjungan
Perdana Menteri Indonesia
"The prime Ministers discussed also the proposal to have a conference of representatives of
Asian and African countries and were agreed that a conference of this kind was desirable and
world be helpful in promoting the cause of peace and a common approach to these problems. It
should be held at an early date".
("Para Perdana Menteri telah membicarakan usulan untuk mengadakan sebuah konferensi yang
mewakili negara-negara Asia dan Afrika serta menyetujui konferensi seperti ini sangat
diperlukan dan akan membantu terciptanya perdamaian sekaligus pendekatan bersama ke arah
masalah (yang dihadapi). Hendaknya konferensi ini diadakan selekas mungkin").
Keyakinan serupa dinyatakan pula oleh Perdana Menteri Birma U Nu pada tanggal 28 September
1954.
Dengan demikian, maka usaha-usaha penyelidikan atas kemungkinan diselenggarakannya
Konferensi Asia Afrika dianggap selesai dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah
mempersiapkan pelaksanaan konferensi itu.
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri peserta Konferensi Kolombo
(Birma, Srilanka, India, Indonesia, dan Pakistan) mengadakan konferensi di Bogor pada tanggal
28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara. Konferensi
ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia Afrika diadakan
atas penyelenggaraan bersama dan kelima negara peserta konferensi tersebut menjadi negara
sponsornya.Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia
atas nama lima negara.

F.TUJUAN KONFERENSI
Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu
1. Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, untuk menjelajah serta memaj ukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih
ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta
perhubungan sebagai tetangga baik;
2. Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan negara yang diwakili;
3. Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan
Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah
rasialisme dan kolonialisme;
4. Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyatrakyatnya di dalam dunia dewasa ini
serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di
dunia.

G. PESERTA DAN WAKTU KONFERENSI

Pendidikan Kewarganegaraan 22
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara, yaitu : Afganistan,
Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai
Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina,
Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi Viet-nam (Viet-
nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu konferensi ditetapkan pada minggu terakhir
April 1955.
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat
itu mengirimkan wakilnya.

1. Indonesia 11. Srilanka 22. Laos


2. Afghanistan 12. Vietnam Utara 23. Libanon
3. Kamboja 13. Vietnam Selatan 24. Liberia
4. RRC / Cina 14. Saudi Arabia 25. Thailand
5. Mesir 15. Yaman 16. Syiria 26. Ghana
6. Ethiopia 17. Thailand 27. Nepal
7. India 18. Turki 28. Yordania
8. Filipina 19. Iran 29. Jepang
9. Birma 20. Irak
10. Pakistan 21. Sudan

Mengingat negara-negara yang akan di undang mempunyai politik luar negeri serta
sistem politik dan sosial yang berbeda-beda, Konferensi Bogor menentukan bahwa menerima
undangan untuk turut dalam Konferensi Asia Afrika tidak berarti bahwa negara peserta tersebut
akan berubah atau dianggap berubah pendiriannya mengenai status dari negara-negara lain.
Konferensi menjunjung tinggi pula azas bahwa bentuk pemerintahan atau cara hidup sesuatu
negara sekalisekali tidak akan dapat dicampuri oleh negara lain. Maksud utama konferensi ialah
supaya negara-negara peserta menjadi lebih saling mengetahui pendirian mereka masing-masing.

H. Struktur Organisasi Panitia Pelaksana


Dalam persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika, Indonesia membentuk sekretariat
konferensi yang diwakili oleh negara-negara penyelenggara.
Guna mewujudkan keputusan-keputusan Konferensi Bogor, segera dibentuk Sekretariat
Bersama (Joint Secretariat) oleh lima negara penyelenggara. Indonesia diwakili oleh Sekretaris
Jenderal Kementerian Luar Negeri Roeslan Abdul Gani yang juga menjadi ketua badan itu, dan 4
(empat) negara lainnya diwakili oleh Kepalakepala Perwakilan mereka masing-masing di
Jakarta, yaitu U Mya Sein dari Birma, M. Saravanamuttu dari Srilanka, B.F.H.B. Tyobji dari
India, dan Choudhri Khaliquzzaman dari Pakistan. Di dalam Sekretariat Bersama itu terdapat 10
(sepuluh) orang staf yang melaksanakan pekerjaan sehari-hari, terdiri atas 2 (dua) orang dari
Birma, seorang dari Srilanka, 2 (dua) orang dari India, 4 (empat) orang dari Indonesia, dan
seorang dari Pakistan. Selain itu terdapat pula 4 (empat) komite terdiri atas Komite Politik,
Komite Ekonomi, Komite Sosial, Komite Kebudayaan. Selain itu, ada pula panitia yang
menangani bidangbidang : keuangan, perlengkapan, dan pers.
Pemerintah Indonesia sendiri pada tanggal 11 Januari 1955 membentuk Panitia
Interdepartemental (Interdepartemental Committee) yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal
SekretariatBersama dengan anggota-anggota dan penasehatnya berasal dari berbagai departemen

Pendidikan Kewarganegaraan 23
guna membantu persiapan-persiapan konferensi itu. Di Bandung, tempat diadakannya
konferensi, dibentuk Panitia Setempat (Local Committee) pada tanggal 3 Januari 1955 dengan
ketuanya Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat. Panitia Setempat bertugas mempersiapkan
dan melayani soal-soal yang bertalian dengan akomodasi, logistik, transport, kesehatan,
komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan lain-lain.

DIAGRAM ORGANISASI KONPERENSI ASIA AFRIKA


Pemerintah I 25 Negara Peserta I
Republik Indonesia
I Sekretaris Bersama I
I Protokol I
Panitia
Interdepartmental Panitia Lokal di
di Jakarta Bandung

Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang
konferensi. Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 (dua belas) hotel lainnya serta perumahan
perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai tempat menginap para tamu yang
berjumlah 1300 orang. Keperluan transport dilayani oleh 143 mobil, 30 taksi, 20 bus, dengan
jumlah 230 orang sopir dan 350 ton bensin tiap hari serta cadangan 175 ton bensin.
Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17
April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi
Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya
Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih
menyemarakkan konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan
konferensi.
Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada
kepala pemerintahan 25 (dua puluh lima) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang
diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central
African Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas
penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu,
meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta
konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.

I. PIAGAM KONFERENSI
Secara gamblang, tuntutan negara negara Asia Afrika tercantuym dalam sepuluh pasal Piagam
Bandung, yang kemudian terkenal dengan nama sebutan Dasasila Bandung
1. Menghormati hak hak dasar manusia dan tujuan tujuan serta asas asas yang termuat
dalam piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan intervensi teritorial semua bangsa bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku suku bangsa dan semua persamaan bangsa bangsa
besar maupun kecil.
4. Tiidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak tiap tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau
secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.

Pendidikan Kewarganegaraan 24
6. a. Tidak menggunakan peraturan peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari negara negara besar.
a. tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.

7. tidak melakukan tindakan tindakn atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
terhadap Integarsi teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hakim, ataupun lain-lain cara damai
lagi menurut pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum kewajiban-kewajiban internasional.

J. PELAKSANAAN KONFERENSI
Pada hari Senin 18 April 1955, sejak fajar menyingsing telah tampak kesibukan di Kota
Bandung untuk menyambut pembukaan Konferensi Asia Afrika. Sejak pukul 07.00 WIB kedua
tepi sepanjang Jalan Asia Afrika dari mulai depan Hotel Preanger sampai dengan kantor pos,
penuh sesak oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari berbagai
negara. Sementara para petugas keamanan yang terdiri dari tentara dan polisi telah siap di tempat
tugas mereka untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Sekitar pukul 08.30 WIB, para delegasi dari berbagai negara berjalan meninggalkan
Hotel Homann dan Hotel Preanger menuju Gedung Merdeka secara berkelompok untuk
menghadiri pembukaan Konferensi Asia Afrika. Banyak di antara mereka memakai pakaian
nasional masing-masing yang beraneka corak dan wama. Mereka disambut hangat oleh rakyat
yang berderet disepanjang Jalan Asia Afrika dengan tepuk tangan dan sorak sorai riang gembira.
Perjalanan para delegasi dari Hotel Homann dan Hotel Preanger ini kemudian dikenal dengan
nama Langkah Bersejarah (The Bandung Walks). Kira-kira pukul 09.00 WIB, semua delegasi
masuk ke dalam Gedung Merdeka.
Tak lama kemudian rombongan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ir.
Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, tiba di depan Gedung Merdeka dan disambut oleh rakyat
dengan sorak-sorai dan pekik "merdeka". Di depan pintu gerbang Gedung Merdeka kedua pucuk
pimpinan pemerintah Indonesia itu disambut oleh lima Perdana Menteri negara sponsor. Setelah
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia : "Indonesia Raya", maka Presiden RI Ir. Soekarno
mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul "LET A NEW ASIA AND NEW AFRICA BE
BORN" (Lahirlah Asia Baru dan Afrika Baru) pada pukul 10.20 WIB.
Dalam kesempatan tersebut Presiden RI Ir. Soekarno menyatakan bahwa kita, peserta
konferensi, berasal dari kebangsaan yang berlainan, begitu pula latar belakang sosial dan budaya,
agama, sistem politik, bahkan warna kulit pun berbeda-beda. Meskipun demikian, kita dapat
bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit yang sama akibat kolonialisme, oleh ketetapan hati
yang sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia. Pada bagian
akhir pidatonya beliau mengatakan
"I hope that it will give evidence of the fact that we, Asian and African leaders, understand that
Asia and Africa can prosper only when they are united, and that even the safety of the world at
large can not be safeguarded without a united Asia-Africa. I hope that it conference will give
guidance to mankind, will point out to mankind the way which it must take to attain safety and
peace. I hope that it will give evidence that Asia and Africa have been reborn, that a New Asia
and New Africa have been born !"

Pendidikan Kewarganegaraan 25
("Saya berharap konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin pemimpin
Asia dan Afrika, mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka
bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia-Afrika tidak akan terjamin.
Saya harap konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan
kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai keselamatan dan
perdamaian. Saya berharap, bahwa akan menjadi kenyataan, bahwa Asia dan Afrika telah lahir
kembali. Ya, lebih dari itu, bahwa Asia Baru dan Afrika Baru telah lahir!")
Pidato Presiden RI Ir. Soekarno berhasil menarik perhatian, mempesona, dan
mempengaruhi hadirin, terbukti dengan adanya usul Perdana Menteri India yang didukung oleh
semua peserta konferensi untuk mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepada Presiden atas
pidato pembukaannya.
Pada pukul 10.45 WIB., Presiden RI Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya, dan selanjutnya
bersama rombongan meninggalkan ruangan. Perdana Menteri Indonesia, sebagai pimpinan
sidang sementara, membuka sidang kembali. Atas usul Ketua Delegasi Mesir (Perdana Menteri
Gamal Abdel Nasser) yang kemudian disetujui oleh pimpinan delegasi-delegasi : Republik
Rakyat Cina, Yordania, dan Filipina, serta karena tidak ada calon lain yang diusulkan, maka
secara aklamasi Perdana Menteri Indonesia terpilih sebagai ketua konferensi. Selain itu, Ketua
Sekretariat Bersama Konferensi, Roeslan Abdulgani dipilih sebagai Sekretaris Jenderal
Konferensi.
Kelancaran pemilihan pimpinan konferensi dan acara-acara sidang selanjutnya
dimungkinkan oleh adanya pertemuan informal terlebih dahulu di antara para pimpinan delegasi
negara sponsor dan negara peserta sebelum konferensi dimulai (16 dan 17 April 1955).
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan yang bertalian dengan prosedur acara,
pimpinan konferensi, dan lain-lain yang dipandang perlu. Beberapa kesepakatan itu antara lain
bahwa prosedur dan acara konferensi ditempuh dengan sesederhana mungkin.
Dalam memutuskan sesuatu akan ditempuh sistem musyawarah dan mufakat (sistem
konsensus) dan untuk menghemat waktu tidak diadakan pidato sambutan delegasi. Perdana
Menteri Indonesia akan dipilih sebagai ketua konferensi. Sidang konferensi terdiri atas sidang
terbuka untuk umum dan sidang tertutup hanya bagi peserta konferensi. Dibentuk tiga komite,
yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Semua kesepakatan tersebut
selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pimpinan konferensi adalah sebagai berikut :
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Politik Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roosseno,
Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin,
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia
Dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga sebelumnya.
Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite Politik. Perbedaan-
perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara negara-negara Asia
Afrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang agak panas.
Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi
dan kekeluargaan di antara peserta konferensi, maka jalan buntu selalu dapat dihindari dan
pertemuan yang berlarutlarut dapat diakhiri.
Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu,
maka pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 24 April 1955 Sidang

Pendidikan Kewarganegaraan 26
Umum terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka. Dalam Sidang Umum itu dibacakan oleh
Sekretaris Jenderal Konferensi rumusan pemyataan dari tiap-tiap panitia sebagai hasil
konferensi. Sidang Umum menyetujui seluruh pemyataan tersebut. Kemudian sidang dilanjutkan
dengan pidato sambutan para ketua delegasi. Setelah itu, Ketua Konferensi menyampaikan
pidato penutupan dan menyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika ditutup.

2. GERAKAN NON-BLOK
GNB (b a h a s a I n g g r i s :Non-Aligned Movement /NAM) adalah
suatuorganisasi internasionalyang terdiri darilebih dari 100 negara-negara yang tidak
menganggap dirinya beraliansi d e n g a n a t a u t e r h a d a p blok
kekuatan besar apapun.

A. LATAR BELAKANG GERAKAN NON-BLOK


Perang Dunia Kedua ternyata telah mewariskan suasana ketegangan dunia, disebabkan
dua negara yang menang dalam peperangan itu yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet, terlibat
dalam persaingan kekuatan yang disebut dengan perang dingin. Kedua negara tersebut berlomba
dalam rebutan pengaruh, baik diantara negara-negara maju, tetapi terutama di negara-negara
yang baru saja merdeka. Mereka juga selalu hadir di bagian dunia yang sedang kemelut, karena
baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet merasa berkepentingan dalam sengketa apapun, agar
salah satu diantara mereka berhasil memasukkan pengaruhnya, untuk tidak dikalahkan dalam
persaingan dunia.
Di dalam negeri RRC sendiri terjadi kemelut akibat pemberontakan yang terjadi di Tibet
pada tahun 1959, disusul oleh insiden perbatasan dengan India pada tahun itu juga menyebabkan
suasana permusuhan diantara dua negara, walaupun RRC di dalam perang dingin selalu
dikelompokkan kepada blok komunis Uni Soviet, namun sudah terihat tanda-tanda keretakan di
dalam hubungan antarnegara mereka.
Di Asia Tenggara, situasi yang mengancam perdamaian ialah timbulnya ketegangan di
Indonesia, disebabkan oleh pertentangan antara kelompok Pemerintah Kerajaan Laos yang di
dukung oleh Perancis melawan kelompok Pathet Lao, yang dibantu oleh Uni Soviet.
Di kawasan Timur Tengah ketegangan terjadi karena sengketa antara Israel dengan
negara-negara Arab mengenai Palestina. Kemudian pada tahun 1959 di dirikan CENTO (Central
Treaty Organization), sebuah fakta militer sebagai pengganti Pakta Bagdad, untuk membendung
pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah. Tahun 1960 ditandai dengan lahirnya Kuwait sebagai
negara merdeka, akan tetapi Aljazair masih tetap memperjuangkan kemerdekaannya dari
Perancis.
Di kawasan Amerika Latin, kemelut terjadi di Kuba, waktu rejim Batista ditumbangkan
oleh Fidel Castro. Amerika Serikat mengira Castro ada di pihaknya, akan tetapi ia adalah
pengikut blok komunis pimpinan Uni Soviet. Peristiwa Teluk Babi menunjukkan usaha Presiden
John Kennedy untuk mengusir pengaruh komunis dari Kuba, akan tetapi berhasil digagalkan
oleh tentara Fidel Castro.
Di Eropa, ketegangan terjadi akibat pasang surutnya hubungan di Amerika Serikat
dengan Uni Soviet, dan sekutunya masing-masing. Kemelut Berlin pada tahun 1958,
menimbulkan krisis di Eropa, yang diusahakan penyelesaiannya dengan pertemuan di Paris pada
bulan Mei 1960. Namun tidak tercapai kesepakatan antara Blok Timur dan Blok Barat, karena
terbukti pertemuan antara Kruschev dan Eisenhouwer berakhir dengan kegagalan. Selanjutnya

Pendidikan Kewarganegaraan 27
perlombaan persenjataan kedua Negara adi kuasa tersebut berlangsung terus, walaupun upaya
untuk perlucutan senjata berlangsung di Jenewa.

B. SEJARAH GERAKAN NON-BLOK


Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali[rujukan?]olehPerdana
Menteri IndiaJawaharlalNehrud a l a m p i d a t o n y a t a h u n 1 9 5 4 d i Colombo,Sri Lanka.
D a l a m p i d a t o i t u , N e h r u m e n j e l a s k a n l i m a p i l a r y a n g d a p a t di
gunakan sebagai pedoman untuk membentukrelas i Sino-India yangdisebut
denganPanchsheel(lima pengendali).
Prinsip ini kemudia digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-
B l o k . L i m a p r i n s i p tersebut adalah:
1.Saling menghormati integritas teritorial dankedaulatan.
2.Perjanjian non-agresi
3.Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4.Kesetaraan dan keuntungan bersama
5.Menjaga perdamaian
G e r a k a n N o n B l o k s e n d i r i b e r m u l a d a r i s e b u a h Konferensi Tingkat T i n g g i A s i
a - A f r i k a s e b u a h k o n f e r e n s i y a n g d i a d a k a n d i Bandung,Indonesia, pada
tahun1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihakpada blok tertentu mendeklarasikan
keinginan mereka untuk tidak terlibatd a l a m k o n f r o n t a s i i d e o l o g i B a r a t - T i m u r.
P e n d i r i d a r i g e r a k a n i n i adalah lima pemimpin dunia: Josip Broz
Titopresiden Yugoslavia,SoekarnopresidenIndonesia,G a m a l A b d u l N a s s e r presidenMesir,
P a n d i t J a w a h a r l a l N e h r u p e r d a n a m e n t e r i India & Kwame NkrumahdariGhana.
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun 1960-an ketika
anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung bersamaBlok lain, terutama Blok
Timur.
Muncul pertanyaan bagaimana sebuahnegara yang bersekutu dengan Uni
Soviet seperti Kuba bisa
mengklaimd i r i n y a s e b a g a i n e g a r a n o n b l o k . G e r a k a n i n i k e
m u d i a n t e r p e c a h sepenuhnya pada masa invasi Soviet terhadap Afghanistan tahun
1979.

C. TUJUAN GERAKAN NON-BLOK


T u j u a n d a r i organisasi ini, seperti yang tercantum dalam
Deklarasi Havanatahun 1979 adalah untuk:
menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial,d a n k e a m a n a n d
a r i n e g a r a - n e g a r a n o n b l o k " d a l a m perjuangan mereka
menentangimperialisme,kolonialisme,neo-kolonialisme,apartheid,zionisme,rasismedan
segalabentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensiatauhegemonidan
menentang segala bentuk blok politik.
M e n g u r a n g i k e t e g a n g a n b l o k b a r a t y a n g d i p i m p i n o l e h amerika serikat
dan blok timur yang dipimpin oleh uni soviet(rusia).
Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengankekerasan senjata.

Pendidikan Kewarganegaraan 28
D.TEMPAT DAN TANGGAL KTT NON-BLOK
KTT I Belgrade,1 September 19616 September 1961
KTT II Kairo,5 Oktober 196410 Oktober 1964
KTTII-Lusaka,8 September 197010 September 1970
KTT IV Algiers,5 September 19739 September 1973
KTT V Kolombo,16 Agustus 197619 Agustus 1976
KTT VI Havana,3 September 19799 September 1979
KTT VII New Delhi,7 Maret 198312 Maret 1983
KTT VIII Harare,1 September 19866 September 1986
KTT IX Belgrade,4 September 19897 September 1989
KTT X Jakarta,1 September 19927 September 1992
KTT XI Cartagena de Indias,18 Oktober 199520 Oktober 1995
KTT XII Durban,2 September 19983 September 1998
KTT XIII Kuala Lumpur,20 Februari 200325 Februari 2003
KTT XIV Havana,11 September 200616 September 2006

Pendidikan Kewarganegaraan 29
BAB IV
PEMBAHASAN

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)


A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang beranggotakan
negara-negara berdaulat yang bertujuan menghindar menghindari perang dunia dan mala petaka
kemanusiaan akibat perang. Piagam PBB ditandatangani oleh delegasi 51 negara pada tanggal 26
Juni 1945. Dan Piagam PBB mulai beroperasi pada tanggal 24 Oktober 1945. Seperti Liga
Bangsa-Bangsa, tujuan utama PBB adalah menjaga perdamain dan keamanan internasional,
menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan kolektif,mencegah ancaman terhadap
perdamaian, mempromosikan kerjasama sosial ekonomi internasional dan hak asasi manusia.
Keanggotaan PBB terbuka bagi negara-negara yang cinta damai untuk mendukung penyelesaian
sengketa secara damai.

B. SEJARAH BERDIRINYA PBB


Gagasan gagasan tentang perdamaian Dunia sudah lama dipikirkan oleh umat manusia,
agar dapat hidup rukun dan damai dengan sesamanya. Hugo De Groot, atau dikenal juga dengan
nama Grotius (1583 1645), sudah memikirkan tentang hukum perang dan damai atau De Jure
Belli ac Pacis pada zamanya.
Pada waktu Italia memperjuangkan kesatuannya, maka Sardinia dibantu oleh Perancis
berperang untuk membebaskan Italia dari kekuasaan Austria. Pertempuran terjadi di Magenta
dan Solferino pada tahun 1859. Pada pertwmpuran di Solferino, seorang bernama Henry Dunant
(1828 1910) mencetuskan gagasan mendirikan Organisasi Palang Merah, agar korban perang
tanpa memandang pihak, dirawat, dan dipelihara, untuk meringankan penderitaan dan
kesengsaraan.
Kemudian peranan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson (1956 - 1924) dalam
perdamaian Versailes, sesudah Perang Dunia Pertama (1914 1918). Pada waktu itu ia
mengemukakan gagasannyatentang perdamaian, terkenal dengan sebutan The Fourteen Point of
Wilson, yang mengantarkan dunia pada didirikannya sebuah lembaga perdamaian pertama, yaitu
Liga Bangsa Bangsa atau the Leagues of Nations.
Namun, demikian usaha usaha perdamaian ini tidak dapat membendung nafsu perang
manusia, karena Perang Dunia Kedua pecah juga pada tahun 1939, dan baru berakhir tahun
1945, dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Pendidikan Kewarganegaraan 30
Pada waktu perang tersebut berlangsung, Presiden Amerika Serikat waktu itu Franklin
Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchrill, dalam pertemuan disuatu
tempat di Lautan Atlantik telah menandatangani apa yang disebut Piagam Atlantik atau Atlantic
Charter (1941). DALAM Piagam itu antara lain dicantumkan pasal pasal tentang :
a. Hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination)
b. Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
c. Kebebasan dari kemiskinan (freedom from want)
d. Menolak jalan kekerasan di dalam menyelesaikan perselisihan dunia.
Piagam Atlantik yang menjadi submer pijakan banyak negara jajahan di dunia untuk
memerdekakan diri, juga menjadi langkah awal ke arah pembentukan lembaga perdamaian dunia
yang baru. Pada tahun 1942, negara negara yang bergabung pada pihak Sekutu dalam melawan
pihak Nazi dan Fascisme, berjanji akan mengusahakan perdamaian dunia yang kekal setelah
Perang Dunia Kedua selesai, maka lahirlah the United nation Declaration. Langkah ini
dilanjutkan dengan pertemuan negara negara besar di Dumbarton Oaks, Washington D.C. pada
tahun 1944. Hasil pertemuan ini adalah disusun Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa atau
Charter of the United Nations.
Maka seusai Perang Dunia II, dalam Konferensi Perdamaian di San Francisco, Piagam
tersebut ditandatangani pada tahun 1945.
Baru setelah piagam itu diratifikasi oleh negara negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Uni Soviet, dan Cina, serta oleh sebahagian besar negara negara pendiri, dinyatakan
mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945. Itulah sebabnya tanggal 24 Oktober merayakan
hari lahirnya PBB.
Negara yang menandatangani the United Nations Declaration ada sebanyak 26 negara.
Indonesia sendiri di terima sebagai anggota PBB yang ke-60, pada tanggal 26 September 1950.
Sedangkan jumlah anggota PBB pada tahun 1988 sudah 159 negara, sebagian besar terdiri dari
negara negara yang baru merdeka di Asia Afrika

C.LOGO/ LAMBANG PBB


Lambang PBB yang menampakkan globe dengan garis lintang dan bujur
membentuk 33 kolom. Tak hanya itu, di dalam logo nya pun, terdapat segmen
coretan sebanyak 33 juga berupa tebaran ranting dan dedaunan Akasia. Apakah
hanya sekedar kebetulan? Simbol nomor 33 adalah melambangkan 33 tingkatan
dalam organsasi rahasia Freemasonry produk Yahudi. Pohon akasia, mungkin
bisa diartikan dengan semak yang membakar yang Moses (Nabi Musa)
temukan di tengah padang pasir dan merupakan kayu yang oleh Tuhan
diperintahkan kepada Moses untuk gunakan sebagai bahan Bahtera / Kapal,
Meja, dan Tempat Beribadah.

D. PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG TERJADI SAAT BERDIRINYA PBB


Ada banyak bukti, bahwa lahirnya PBB dan segala keputusan dan tindakannya adalah
buah dari konsep organisasi bawah tanah Freemasonry produk Yahudi dan kaki tangannya untuk
melindungi gerakan zionisme dan kepentingan Eropa Barat serta Amerika Serikat yang
merupakan teman mesranya negara zionis Israel. Pelanggaran-pelanggaran tersebut, yaitu sbb:

Pendidikan Kewarganegaraan 31
1. Pencetus PBB adalah Franklin D. Roosevelt, seorang masonic dan sekaligus Presiden
Amerika Serikat.
2. konseptor Piagam PBB adalah Organisasi Yahudi Lions Club yang diundang secara
khusus pada 25 April 1945 di San Francisco.
3. Lambang PBB berupa gambar bola dunia dengan garis lintang dan bujur membentuk 33
kolom adalah melambangkan 33 tingkatan dalam organsasi rahasia Freemasonry produk yahudi.
4. Slogan yang selalu diungkapkan oleh Freemasonry dan Lions Club adalah kebebasan,
persaudaraan, dan kesetaraan (versi Yahudi) adalah sama dengan muatan Piagam PBB.
5. Adanya lembaga keuangan di bawah PBB seperti Bank Dunia dan IMF telah nyata-nyata
menerapkan sistem ribawi yang mencekik negara berkembang dan menebalkan kantong negara-
negara maju dengan program pinjaman lunak jangka panjang yang bunganya bisa naik sampai
seratus persen setiap tahunnya karena menggunakan kurs mata uang Amerika dan Eropa.
Sedangkan sistem perbankan pertama kali muncul pada abad ke-18 selepas Perang Salib, oleh
para Kesatria Templar penganut faham Freemasonry. Mereka menumpuk uang dan emas
dengan menerapkan sistem chek dan bunga bagi para penziarah yang mengunjungi Kota
Yerusalem. Kemudian pada abad berikutnya baru muncul perbankan modern di Inggris milik
seorang Yahudi bernama Rockefeller. Mereka memandang masa kejayaan agama telah berakhir
dan digantikan Kekuatan Emas dan Penguasaan Informasi.
6. Adanya dominasi kekuatan oleh lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB yang
memiliki Hak Veto adalah bukti nyata kesombongan dan egoisme mereka. Sedangkan Majelis
Umum yang secara hukum lebih tinggi dimana anggotanya seluruh negara tidak lebih sebagai
penonton yang tak berdaya dalam setiap kebijakan akhir PBB. Mereka menindas bangsa
lemah, memaksakan paket demokrasi dalam setiap negara untuk memudahkan campur
tangannya, lalu secara curang melarang kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir selain oleh 5
negara tadi dan negara Zionis Israel.
Begitu juga skandal Yahudi dengan PBB, juga sudah bukan rahasia lagi. Sebelum PBB
lahir, Yahudi sudah menguasai lembaga dunia yang semisalnya ada waktu itu, LBB. Hal ini
ditegaskan Nahom Sokolov, seorang pemimpin Zionis dalam muktamar Zionis tanggal 27
Agustus 1922. Dan peran terbesar yang telah dimainkan oleh LBB untuk kepentingan Zionis
internasional adalah, keberhasilannya meletakkan batu pertama bagi berdirinya negara Israel di
tanah Palestina. Setelah itu baru lahir PBB melanjutkan peran yang pernah dimainkan LBB
sebelumnya.
Tidak diragukan lagi, bahwa PBB merupakan hasil pemikiran Yahudi sebagaimana
pendahulunya LBB. Semenjak hari kelahirannya, Zionis internasional telah menancapkan
kukunya di PBB, dimana 60 % dari keseluruhan pegawai PBB adalah Yahudi yang mayoritas
memegang posisi penting dan strategis. Sementara jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
dunia secara keseluruhan, jumlah Yahudi tidak lebih dari 5 %.
Dengan demikian, jelaslah bagaimana pengaruh Zionis internasional di PBB untuk
merealisasikan impian dan tujuan politik jahat mereka. Maka ketika negara Yahudi (Israel) ini
tidak mematuhi resolusi yang dikeluarkan PBB, lembaga dunia ini hanya bisa berpangku tangan
tidak pernah mengambil tindakan tegas. Berbeda halnya bila yang tidak mematuhi resolusi PBB
adalah negara Islam, maka tidak pelak lagi seluruh kekuatan dunia akan dikerahkan untuk
menghancurkannya.

E. PERANAN PBB

Pendidikan Kewarganegaraan 32
Perang Dunia I dan Perang Dunia II telah banyak memakan korban,. Kita tentu
tidak berharap adanya Perang Dunia III terjadi. Apabila terjadi dapat kita pastikan akan lebih
dahsyat dari pada perang perang sebelumnya. Alam dan seisinya, termasuk manusia, hewan,
dan tumbuhan akan rusak dan musnah akibat kekejaman perang. Atas dasar itulah muncul
pemikiran untuk membuat badan / lembaga internasional yang dapat melindungi kehidupan umat
manusia. Selanjutnya, dengan diprakarsai oleh tokoh tokoh Negara yang peduli kemanusiaan
melalui serangkaian pertemuan, akhirnya pada tanggal 24 Oktober 1945 terbentuklah sebuah
organisasi internasional yang dikenal dengan nama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Tujuan PBB Sebagaimana organisasi internasional, PBB merupakan organisasi yang
sangat besar. Organisasi masyarakat bangsa bangsa ini tentu mempunyai tujuan yang
dapat kita lihat di dalam Pasal 1 Piagam PBB yaitu sebagai berikut:
1. Menciptakan perdamaian dan keamanan internasional.
2. Memajukan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas asas persamaan hak,
hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam Negara lain.
3. Mewujudkan kerjasama internasional dalam memecahkan persoalan internasioanal di
bidang ekonomi, social, kebudayaan, dan kemanusiaan.
4. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam merealisasikan tujuannya.
Untuk mencapai tujuannya tersebut, asas asas yang digunakan sebagaimanyang terumus di
dalam Pasal 2 Piagam PBB, yaitu sebagai berikut.
1. PBB didirikan atas dasar persamaan kedaulatan dari semua anggota
2. Semua anggota dengan etiket baik harus melaksanakan kewajiban yang telahdisetujui
sesuai dengan ketentuan Piagam PBB ini.
3. Semua anggota PBB dalam menyelesaikan sengketa internasional dilakukandengan cara
damai.
4. Dalam melaksanakan hubungan internasional, semua anggota menjauhkan diridari segala
macam bentuk kekerasan yang bertentangan dengan tujuan PBB.
5. Semua anggota harus membantu PBB sesuai dengan ketentuan ketentuan didalam
Piagam PBB serta tidak memberikan bantuan kepada Negara manapun jika PBB sedang
menjalankan tindakan terhadap Negara itu.
6. PBB akan menjaga agar Negara Negara yang bukan anggota bertindak sesuaidengan
asas asas PBB guna mempertahankan perdamaian dan keamananinternasional.
7. PBB tidak akan mencampuri urusan urusan dalam negeri Negara mana pun.
Berdasarkan tujuan dan asas asas tersebut di atas, tidak semua Negara dapat diterima menjadi
anggota PBB. Untuk menjadi anggota PBB, Negara Negara tersebut harus memenuhi beberapa
persyaratan di antaranya sebagai berikut:
1. Negara yang akan menjadi anggota PBB adalah Negara yang merdeka,
2. Negara itu harus benar benar mencintai perdamaian dunia,
3. Bersedia memenuhi kewajiban kewajiban sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Piagam PBB dan keputusan keputusan PBB,
4. Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan disetujui oleh Majelis Umum
PBB. Negara anggota PBB yang telah berulang kali melanggar asas asas dan Piagam
PBB dapat dikeluarkan dari keanggotaan PBB oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan
Keamanan.

F. FUNGSI PBB

Pendidikan Kewarganegaraan 33
Fungsi PBB sebagai sebuah lembaga internasional dapat dilihat dari seberapa besar guna atau
manfaat yang telah diberikan kepada masyarakat internasional. Sebagaimanasejarah
kelahirannya, PBB diharapkan dapat menjalankan fungsinya, yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi proteksi, yaitu PBB berusaha memberikan perlindungan kepada seluruhanggota.
2. Fungsi integrasi, yaitu PBB sebagai wadah atau forum untuk membina persahabatan dan
persaudaraan bangsa bangsa.3.
3. Fungsi sosialisasi, yaitru PBB sebagai sarana untuk menyampaikan nilai nilaidan norma
kepada semua anggota.4.
4. Fungsi pengendali konflik , yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkandapat
mengendalikan konflik konflik yang muncul dari sesame anggotasehingga tidak sampai
menimbulkan ketegangan dan peperangan sesame anggotaPBB.
5. Fungsi kooperatif , yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkan mampumembina
/ mendorong kerja sama di segala bidang antar bangsa di dunia.6.
6. Fungsi negoisasi, yaitu PBB diharapkan dapat memfasilitasi perundingan prundingan
antarnegara untuk membentuk hokum, baik yang bersifat umummaupun khusus.7.
7. Fungsi arbitrase, yaitu PBB hendaknya dapat menyelesaikan masalah masalahsecara
hokum yang timbul dari sesame anggota sehingga tidak menjadi masalahyang
berkepanjangan yang dapat mengganggu perdamaian dunia.Peran yang dimainkan oleh
PBB, sejak berdirinya sampai sekarang, dapat kitalihat pada bidang bidang yang telah
dilakukan sesuai dengan tugas danfungsinya, sebagai berikut.

G. BENDERA TURUNAN PBB


Badan Tenaga Atom Internasional (sebuah badan independen tetapi melapor kepada
PBB) memiliki bendera dengan warna-warna yang sama dan ranting Zaitun seperti pada bendera
PBB. Lambang di tengah bendera IAEA adalah atom model Rutherford.
Bendera UNESCO memiliki warna-warna yang sama dengan bendera PBB, dengan
lambang kuil Yunani (kemungkinan Parthenon) yang melambangkan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Bendera Organisasi Kesehatan Dunia sama seperti bendera PBB dengan tambahan
tongkat Asclepius, sebuah lambang tradisional medis.
Bendera UNICEF memiliki ranting dan peta dunia seperti pada bendera PBB tetapi peta
dunia diganti dengan ikon ibu dan anak.
Bendera Uni Telekomunikasi Internasional memiliki warna biru dan putih dengan peta
dunia, petir dan tulisan "ITU".
Bendera Organisasi Penerbangan Sipil Internasional mirip dengan bendera PBB dengan
tambahan wing penerbang.
Bendera Organisasi Meteorologi Dunia mirip dengan bendera PBB ditambah dengan tulisan
"OMM/WMO" di atas peta dunia.

Pendidikan Kewarganegaraan 34
IAEA ITU

UNICEF

UNESCO WMO

ICAO

WHO

H. ASAS DAN TUJUAN BERDIRINYA PBB


a. Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1. Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
2. Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3. Penyelesaian sengketa dengan cara damai.
4. Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
5. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.
b. Tujuan PBB
Berdasrkan piagam Perserikatan Bangsa Bangsa, maka diuraikan tujuannya sebagai
berikut :
1. Memelihara perdamaian dan keamanan Internasionaldan untuk tujuan itu mengadakan
tindakan tindakan bersama yang efektif untuk mencegah dan melnyapkan ancaman
ancaman atau pelanggaran pelanggaran terhadap perdamaian; dan akan menyelesaikan
dengan jalan damai, serta sesuai dengan prinsip prinsip keadilan dan hukum internasional,
mencari penyelesaian pertikaian pertikaian internasional atau keadaan keadaan yang
mengganggu perdamain;
2. Mengembangkan hubungan persahabatan diantara bangsa bangsa berdasarkan penghargaan
atas prinsip prinsip keadilan dan hak rakyat menentukan nasib sendiri, dan mengambil
tindakan tindakan yanng wajar untuk menegakkan perdamaian universal;
3. Memakai kerjasama internasional dalam memecahkan persoalan persoalan internsional
dibidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan yang bersifat kemanusiaan, demikian pula dalam
usaha usaha memjukan dan mendorong penghormatan terhadap hak hak asasi manusia

Pendidikan Kewarganegaraan 35
dan kebebasan kebebasan dasar bagi semu umat manusia tanpa membedakan ras, jenis
kelamin, bahasa atau agama;
4. Menjadi pusat bagi penyelenggaraan segala tindakan bangsa bangsa dalam mencapai tujuan
tujuan bersams tersebut.
PBB sebagai lembaga yang mengusahakan perdamaian dunia, betul betul bergerak
sesuai dengan keinginan para pendirinya, seperi yang diamanatkan dalam Piagam Atlantik.

I.BENDERA PBB
Arti lambang Bendera PBB
1. Warna latar belakang Biru dan warna lambang yang berwarna putih. Warnba biru dan
Putih merupakan warna-warna resmi dalam PBB.
2. Gambar Peta Dunia melambangkan semua masyarakat dunia.
Maksudnya adalah bahwa PBB adalah sebuah organisasi untuk
seluruh negara-negara di dunia yang berdaulat.
3. Gambar Untaian Ranting Zaitun melambangkan simbol perdamaian
Dunia. Artinya, PBB menjaga dan mengupayakan untuk terciptanya
perdamaian di seluruh dunia.
Bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa pertama kali digunakan pada 20 Oktober 1947.
Bendera PBB memuat lambang PBB berwarna putih dengan latar belakang berwarna biru.
Lambang PBB terdiri dari proyek peta dunia yang berpusat di kutub utara yang diapit oleh
ranting Zaitun. Ranting Zaitun melambangkan simbol untuk perdamaian, serta peta dunia yang
melambangkan semua masyarakat dunia.
Sebuah bendera yang mirip pertama kali dipresentasikan dalam bentuk yang sedikit
berbeda dari bentuk sekarang pada konferensi di San Fransisco, April 1945 yang berbeda dalam
penggambaran Bumi. Bendera tersebut kemudian disebarkan kepada setiap delegasi dan media.
Tahun 1946, sebuah komite UNO (United Nations Organization nama awal untuk PBB) diberi
tugas untuk membuat rancangan tetap yang dipresentasikan pada 2 Desember 1946 dan
kemudian diterima oleh sidang UNO pada 7 Desember 1946. Peta dunia pada versi terdahulu
terputar 90 derajat ke arah timur dibandingkan dengan versi sekarang. Perubahan tersebut,
menurut konferensi pers yaitu untuk memindahkan Amerika Utara dari pusat lambang.

J. STRUKTUR KEANGGOTAAN PBB


Keanggotaan PBB terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Anggota asli (orginal members) yang terdiri dari 50 negara yang menandatangani Piagam
San Fransisco 26 Juni 1945. Pada tanggal 15 Oktober 1945 Polandia menyusul sehingga
menjadi 51 negara.
2. Anggota tambahan, yakni negara-negara anggota PBB yang masuk kemudian berdasar
syarat-syarat disetujui Majelis Umum PBB.
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut.
1. Negara merdeka.

Pendidikan Kewarganegaraan 36
2. Negara yang cinta damai.
3. Sanggup mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Piagam PBB.
4. Diusulkan oleh Dewan Keamanan dan disahkan oleh Majelis Umum PBB.
D. Susunan Keanggotaan dan Tugas Badan-badan PBB
a. Sekretariat
Sekretariat PBB dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal yang dipilih oleh Majelis Umum atas
usul DK PBB untuk masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
Tugas utama Sekretaris Jenderal sebagai berikut.
1. Melaksanakan tugas-tugas administrasi PBB.
2. Menyusun laporan tahunan tentang kegiatan PBB yang harus disampaikan kepada MU.
3. Menyiapkan, mengumumkan dan melaksanakan segala keperluan badan-badan PBB.
4. Mengajukan kepada DK PBB mengenai situasi yang menurut pendapatnya dapat
membahayakan perdamaian internasional.
Sekretaris Jenderal PBB pertama adalah Trygve Lie dari Norwegia (1 Februari 1946 10 April
1953). Selanjutnya jabatan sekretaris Jenderal PBB ini secara berturut-turut sebagai berikut.
- Dag Hamarskjold (Swedia), 1953 1961
- U Thant (Myanmar), 1961 1971
- Kurt Wadheim (Austria), 1971 1981
- Javier Perez de Cuellar (Peru), 1981 1991
- Boutros-Boutros Ghali (Mesir), 1991 1996
- Kofi Annan (Ghana), 1997 2006
- Ban Ki-Moon (Korea Selatan), 2007- .
b. Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC)
1) keanggotaan
ECOSOC memiliki 54 anggota, yang semuanya dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan
tiga tahun. Presiden dipilih untuk jangka waktu satu tahun dan dipilah di antara kekuatan kecil
atau menengah yang berada di ECOSOC. ECOSOC bertemu sekali setahun pada bulan Juli
untuk sesi empat minggu
2) tugas
fungsi ECOSOC mencakup pengumpulan informasi, menasihati negara anggota, dan membuat
rekomendasi. Selain itu, ECOSOC mempunyai posisi yang baik untuk memberikan koherensi
kebijakan dan mengkoordinasikan fungsi tumpang tindih dari badan anak PBB dan dalam peran-
peran inilah ECOSOC yang paling aktif.
c. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
1) Keanggotaan
Keanggotaan Mahkamah Internasional adalah Badan Peradilan utama dari PBB. Mahkamah
Internasional terdiri atas 15 hakim dari 15 negara. Anggota ini bertugas selama 9 tahun.
Mahkamah Internasional ini berkedudukan di Den Haag.
2) Tugas
Tugas Mahkamah Internasional sebagai berikut.

Pendidikan Kewarganegaraan 37
1. Mengadili perselisihan-perselisihan atau persengketaan antarnegara-negara anggota PBB
yang persoalannya diajukan oleh negara yang berselisih.
2. Memberikan pendapat kepada Majelis Umum PBB tentang penyelesaian sengketa
antarnegara-negara anggota PBB.
3. Mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan terhadap pihak yang tidak menghiraukan
keputusan Mahkamah Internasional.
d. Majelis Umum (General Assembly)
1. Keanggotaan
Semua negara anggota PBB adalah anggota Majelis Umum. Sidang Majelis umum terdiri dari
seluruh anggota dan setiap anggota memiliki satu suara. Majelis Umum bersidang sekali setahun.
Sidang luar biasa dilakukan apabila diminta oleh Dewan Keamanan atau sebagian besar anggota.
2. Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang Majelis Umum sebagai berikut.
a) Membicarakan persoalan-persoalan yang tercantum dalam PBB.
b) Membicarakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia.
c) Memilih anggota-anggota Dewan Ekonomi Sosial, menerima anggota baru, dan mengangkat
Sekretaris Jenderal yang mengepalai Sekretariat.
d) Menetapkan anggaran belanja PBB.
e) Memiliki wewenang mengadakan perubahan terhadap pasal-pasal piagam PBB.
e. Dewan Keamanan (Security Council)
1. Keanggotaan
Dewan Keamanan mempunyai anggota 15 negara.
a. Lima negara anggota tetap (the Big Five) yakni Inggris, Perancis, RRC, Amerika Serikat, dan
Uni Sovyet (Rusia). Kelima negara itu mempunyai hak veto yaitu hak untuk menolak atau
membatalkan suatu keputusan dalam Dewan Keamanan. Hak veto tidak berlaku apabila masalah
yang disidangkan DK menyangkut kepentingan negara anggota DK.
b. Sepuluh negara anggota tidak tetap (dipilih secara bergiliran untuk masa tugas dua tahun).
Indonesia pernah dipilih menjadi anggota tidak tetap DK antara tahun 1973 1974.
2. Tugas
Tugas dan wewenang DK sebagai berikut.
a) Menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.
b) Mengadakan tindakan pencegahan atau paksaan dalam memelihara perdamaian dan
keamanan.
c) Memilih hakim-hakim Mahkamah Internasional.
d) Mengawasi wilayah-wilayah sengketa.
E. Lembaga khusus
Ada banyak organisasi dan badan-badan PBB yang berfungsi untuk bekerja pada isu-isu tertentu.
Beberapa lembaga yang paling terkenal adalah Badan Energi Atom Internasional, Organisasi
Pangan dan Pertanian, UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa), Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Pendidikan Kewarganegaraan 38
Hal ini melalui badan-badan PBB yang melakukan sebagian besar pekerjaan kemanusiaan.
Contohnya termasuk program vaksinasi massal (melalui WHO), menghindari kelaparan dan gizi
buruk (melalui karya WFP) dan perlindungan masyarakat rentan dan pengungsi (misalnya, oleh
UNHCR).
Piagam PBB menyatakan bahwa setiap organ utama PBB dapat membangun berbagai badan
khusus untuk memenuhi tugasnya.

Lembaga khusus PBB

No Akronim Bender Lembaga Pusat Kepala Berdiri


. a

1 FAO Organisasi Pangan dan Pertanian Roma, Italia Jacques Diouf 1945
2 IAEA Badan Tenaga Atom Internasional Wina, Austria Yukiya Amano 1957
3 ICAO Organisasi Penerbangan Sipil Montreal, Raymond 1947
Internasional Kanada Benjamin
4 IFAD Dana Internasional untuk Roma, Italia Kanayo F. 1977
Pengembangan Pertanian Nwanze
5 ILO Organisasi Buruh Internasional Jenewa, Swiss Juan Somava 1946
(1919)
6 IMO Organisasi Maritim Internasional London, Efthimios E. 1948
Britania Raya Mitropoulos
7 IMF Dana Moneter Internasional Washington, Christine 1945
D.C., AS Lagarde (1944)
8 ITU Uni Telekomunikasi Internasional Jenewa, Swiss Hamadoun 1947
Tour (1865)
9 UNESC Organisasi Pendidikan, Ilmu Paris, Perancis Irina Bokova 1946
O Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa
10 UNIDO Organisasi Pengembangan Wina, Austria Kandeh 1967
Industri Perserikatan Bangsa- Yumkella
Bangsa
11 UPU Kesatuan Pos Sedunia Bern, Swiss Edouard 1947
Dayan (1874)
12 WB Bank Dunia Washington, Robert B. 1945
D.C, AS Zoellick (1944)
13 WFP Program Pangan Dunia Roma, Italia Josette Sheeran 1963
14 WHO Organisasi Kesehatan Dunia Jenewa, Swiss Margaret Chan 1948
15 WIPO Organisasi Hak atas Kekayaan Jenewa, Swiss Francis Gurry 1974
Intelektual Dunia

Pendidikan Kewarganegaraan 39
16 WMO Organisasi Meteorologi Dunia Jenewa, Swiss Alexander 1950
Bedritsky (1873)
17 UNWTO Organisasi Pariwisata Dunia Madrid, Taleb Rifai 1974
Spanyol

K. PENDIRI PBB (ANGGOTA DEWAN KEAMANAN TETAP/TIDAK TETEP)


Anggota Dewan Keamanan PBB saat ini
Anggota tetap
Anggota tidak tetap
Berikut ini adalah Daftar anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
dipimpin oleh lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap.
Keanggotaan
Anggota tetap
Negara Grup Anggota sejak
RRC Grup Asia-Pasifik 1971, menggantikan Republik Cina
Grup Eropa Barat dan
Perancis 1946
lainnya
1991, menggantikan Republik Sosialis Uni
Rusia Grup Eropa Timur
Soviet
Grup Eropa Barat dan
Britania Raya 1946
lainnya
Amerika
Eropa Barat dan lainnya 1946
Serikat
Anggota tidak tetap
Negara Grup Awal Jabatan Akhir Jabatan
Togo Afrika 2012 2013
South Africa Afrika 2011 2012
Portugal Grup Eropa Barat dan lainnya 2011 2012
Pakistan Grup Asia-Pasifik 2012 2013
Moroko Grup Afrika (Representatif Arab) 2012 2013
Kolombia Amerika Latin dan Karibia 2011 2012
Jerman Grup Eropa Barat dan lainnya 2011 2012
India Grup Asia-Pasifik 2011 2012
Guatemala Amerika Latin dan Karibia 2012 2013
Azerbaijan Grup Eropa Timur 2012 2013

L. SEKJEN PBB
Sekretaris Jenderal PBB adalah ketua Sekretariat PBB, salah satu bagian penting dari
PBB. Menurut Piagam PBB, Sekretaris Jenderal diangkat oleh Sidang Umum berdasarkan

Pendidikan Kewarganegaraan 40
rekomendasi Dewan Keamanan. Sekjen PBB saat ini adalah Ban-ki moon. Pengangkatannya
dimulai dari 1 Januari 1997. Masa bakti keduanya dimulai pada 1 Januari 2002 dan akan berakhir
pada 31 Desember 2006. Pada 13 Oktober 2006, Dewan Keamanan PBB mengumumkan
terpilihnya Ban Ki-moon sebagai Sekretaris Jenderal PBB.

Sekretaris Jenderal

N Asal
Foto Nama Periode Jabatan Catatan
o. Negara

Sir Gladwyn 24 Oktober 1945 2 Brita Sekretaris Jenderal


1
Jebb Februari 1946 nia Raya sementara

Trygve 2 Februari 1946 10 Norw Mengundurkan


2
Halvdan Lie November 1952 egia diri[1]

Meninggal dalam
Dag kecelakaan
10 April 1953 18 Swed
3 Hammarskj pesawat di
September 1961 ia
ld Rhodesia Utara
(sekarang Zambia)

Mengundurkan diri
30 November 1961 Burm
4 U Thant setelah periode ke-
31 Desember 1971 a
2

Republik Rakyat
Kurt 1 Januari 1972 31 Austr Cina mengajukan
5
Waldheim Desember 1981 ia veto untuk periode
ketiganya

Javier Prez 1 Januari 1982 31 Menolak periode


6 Peru
de Cullar Desember 1991 ke-3

Amerika Serikat
Boutros
1 Januari 1992 31 mengajukan veto
7 Boutros- Mesir
Desember 1996 terhadap masa
Ghali
bakti keduanya

Pendidikan Kewarganegaraan 41
1 Januari 1997 31 Ghan
8 Kofi Annan
Desember 2006 a

Ban Ki- 1 Januari 2007 Korea Menjabat selama


9
moon sekarang Selatan dua periode

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas menggambarkan dengan jelas bahwa antar negara saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lain, saling membutuhkan antara mereka, saling
melindungi antara satu dengan yang lainnya. Hal ini mereka wujudkan dengan menciptakan
oraganisasi ASEAN dalam tingkat kawasan Asia Tenggara, KAA dalam kerjasama Asia-Afrika,
PBB dalam kawasan internasioanal (dunia).
Dengan adanya hubunganantar negara dan terciptanya organisasi-organisasi antar negar
maka akan meminimalisir munculnya kekisruhan antara negara di dunia ini serta dapat memberi
dukungan yang baik antara negara yang besar kepada negara yang kecil untuk saling
menjalin mitra baik dibidang politik, ekonomi, militer sosial budaya, hukum dan hankam antar
negara. Dengan adanya hubungan-hubungan ini maka akan mendorong kehidupan dunia yang
lebih baik

B. Saran
Negara kita, Indonesia merupakan salah satu Negara yang aktif dalam ASEAN, KAA,
PBB. Untuk itu, kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN,KAA,
PBB itu sendiri. Karena bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari bangsa
kita sendiri.
Selain itu, sebagai negara yang aktif dalam Organisasi Internasional, kita harus lebih
menunjukan patisipatif kita dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan 42
GLOSARIUM
Pengertian Hukum Internasional adalah Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan
bahwa Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara
dengan negara, negara dengan subjek hukum internasional lainnya.
Asas Hukum Internasional adalah asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional,
adalah :
a). Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang berada dalam wilayahnya.
b). Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap
mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial,
artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di
negara lain.
c). Asas Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan
dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum.
Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Konsep Dasar Hukum Internasional sering juga disebut hukum bangsa-bangsa, hukum
antar bangsa, atau hukum antar Negara. istilah-istilaln tersebut merupakan terjemahan
dari bahasa asing, scperti law of nations droit de gens, atau Voelkerrecht.
Sumber-sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang digunakan oleh
Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah hubungan internasional.
Sumber hukum internasional dapat dibedakan berdasarkan
Berdasarkan penggolongannya:
Berdasarkan penggolongannya sumber hukum internasional dibedakan menjadi dua:
1.a Penggolongan menurut Pendapat Para sarjana Hukum Internasional
Para sarjana Hukum Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu,
meliputi:
1. Kebiasaan
2. Traktat
3. Keputusan Pengadilan atau Badan-badan Arbitrase

Pendidikan Kewarganegaraan 43
4. Karya-karya Hukum
5. Keputusan atau Ketetapan Organ-organ/lembaga Internasional
1.b Penggolongan menurut Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah Internasional
Sumber Hukum Internasional menurut ketentuan Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah
Internasional adalah terdiri dari :
1. Perjanjian Internasional (International Conventions)
2. Kebiasaan International (International Custom)
3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law) yang diakui oleh negara-negara
eradab.
4. Keputusan Pengadilan (judicial decisions) dan pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya (Theachings of the most highly qualified publicists).
Subjek-subjek Hukum Internasional Yang termasuk subjek-subjek hukum Internasional
adalah sebagai berikut;
a) Negara. Negara yang menjadi subjek hukum internasional yaitu negara yang
merdeka, berdaulat dan tidak merupakan bagian dari suatu negara. negara yang
berdaulat artinya negara yang mempunyai pemerintahan sendiri secara penuh, yaitu
kekuasaan penuh terhadap warganegara dalam lingkungan kewenangan negara itu.
b) Tahta Suci (vatikan), yang dimaksud tahta suci (Heilige Stoel) ialah Gereja katolik
Roma yang diwakili oleh Paus di vatikan. walaupun Vatikan bukan sebuah negara
seperti pada umumnya, tahta suci mempunyai kedudukan sama dengan sebuah negara
sebagai subjek hukum internasional.
c) Palang Merah Internasional, kedudukan palang merah internasional sebagai subjek
hukum internasional diperkuat dengan adanya beberapa perjanjian. diantaranya
konvensi jenewa tentang perlindungan korban perang.
d) Organisasi Internasional, dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan
antar negara, banyak sekali organisasia yang diadakan (dibentuk) oleh negara-negara
itu. bahkan sekarang dapat dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Menurut
perkembangannya suatu organisasi internasional timbul pada tahun 1815 dan menjadi
lembaga hukum internasional sejak konres wina.
e) Orang Perseorangan (individu), manusia sebagai individu dianggap sebagai subjek
hukum internasional jika dalam tindakan atau kegiatan yang dilakukannya
memperoleh penilaian positif atau negatif sesuai kehendak damai kehidupan
masyarakat dunia. Individu juga dapat mengajukan perkara kepada Mahkamah
Arbitrase Internasional.
f) Pemberontak dan pihak dalam sengketa.. ini dianggap sebagai salah satu subjek
hukum internasional karena mereka memiliki hak yang sama untuk;
Lembaga Peradilan Hukum Internasional adalah Mahkamah Internasional atau
Mahkamah Agung Internasional,yang merupakan mahkamah peradilan tertinggi di
seluruh dunia.Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum atau perselisihan antar
negara dan memberikn pendapat hukum bagi PBB dan lembaga-lembaganya tentang
hukum internasional.
a)Mahkamah Internasional

Pendidikan Kewarganegaraan 44
MI adalah organ utama lembaga kehakiman PBB, yang kedudukan di Den Haag,
Belanda. Mahakamah ini mulai berfungsi sejak tahun 1946 sebagai pengganti MIP.
Fungsi utama MI adalah untuk menjelaskan kasus-kasus persengkataan intersional yang
subjeknya adalah negara. Statuta adalah hukum-hukum yang terkandung.
b)Mahkamah Pidana Internasional
MPI adalah Mahkamah Pidana Internasional yang berdiri permanen berdasarkan
traktat multilateral, yang mewujudkan supremasi hukum internasional yang memastikan
bahwa pelaku kejahatan berat internasional di pidana.
c)Panel khusus dan spesial pidana internasional
Panel khusus pidana internasional (PKPI) dan Panel spesial pidana internasional
(PSPI) adalah lembaga peradilan internasional yangberwenang mengadili para tersangka
kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen. Artinya selesai mengadili,
peradilan ini dibubarkan.
d)Proses Hukum yang Adil atau Layak
Di dalam pelaksanaan peradilan pidana, ada satu istilah hukum yang dapat
merangkum cita-cita peradilan pidana, yaitu due process of law yang dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan menjadi proses hukum yang adil atau layak.
Sebab-Sebab Sengketa Internasional dari segi bidang penyebabnya, masalah internasional
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Masalah Politis,
b) Masalah Ekonomi,
c) Masalah Sosial budaya,
d) Masalah batas wilayah (hak teritorial),
e) Masalah hukum laut,
f) Masalah Penafsiran perjanjian,
g) Masalah Daerah mandat,
Batas Negara, Daerah Perbatasan,dan Sengketa Batas wilayah suatu negara menurut
hukum internasional dapat ditentukan melalui :
Daerah atau wilayah adalah tempat berlakunya susunan kekuasaan negara, dimana batas-
batas daerah negara ini ditentukan dengan perjanjian.
Wilayah negara dalam hukum internasional terdiri atas :
a) Wilayah darat
Wilayah darat adalah daerah dipermukaan bumi didalam batas-batas tertentu
didalam tanah dibawah permukaan bumi dalam batas-batas itu pula sejauh-jauh
dapat dicapai oleh manusia. Ini berarti kekayaan alam yang ada di bumi dalam
batas negara menjadi hak dari negara itu.
b) Wilayah laut
Wilayah laut adalah laut beserta tanah yang ada di bawahnya. Tanah di bawah laut
adalah dasar laut dan tanah yang ada di bawahnya. Wilayah laut ada yang dikuasai
negara dan ada yang tidak dikuasai negara. Negara yang mengusai laut adalah
negara yang wilayah daratannya berbatasan dengan laut hukum internasional yang
mengatur hak negara atas wilayah laut adalah hukum internasional kebiasaan dan
perjanjian internasional. Adapun wilayah laut suatu negara meliputi :
Wilayah laut pedalaman, Wilayah laut territorial, Wilayah ekonomi ekslusif,
Wilayah landas kontinen, dan Wilayah laut negara kepulauan
c) Wilayah udara

Pendidikan Kewarganegaraan 45
Wilayah udara adalah ruang udara yang ada diatas wilayah daratan, wilayah laut
pedalaman, wilayah laut teritorial, dan wilayah laut kepulauan.
d) Wilayah Convensional
Wilayah convensional adalah tempat yang menurut kebiasaan kebiasaan hukum
internasional diakui sebagai daerah kekuasaan suatu negara, walaupun tempat itu
sebenarnya sangat nyata ada didalam wilayah lain.
Jenis sengketa internasional,
secara umum sengketa internasional dapat kita kelompokkan menjadi 4 bagian Yaitu:

a) Sengketa posisi(batas wilayah) contohnya saja baru-baru ini sedang hot masalah
sengketa perbatasan wilayah antara Indonesia dengan Malaysia.
b) Sengketa teritorial(menyangkut perebutan wilayah didalam suatu negara)
contohnya masih menyangkut tetangga sebelah masalah sengketa pulau Sipadan
dan Ligitan.
c) Sengketa sumber daya Sengketa ini bisa menyangkut baik SDA ataupun SDM
d) Sengketa budaya Untuk contohnya sendiri seperti peristiwa kemarin pada saat
sengketa masalah reog dan lagu rasa sayange .
Cara penyelesaian Sengketa internasional - Ada dua cara penyelesaian segketa
internasional, yaitu secara damai dan paksa, kekerasan atau perang.
Penyelesaian secara damai, meliputi :
a) Arbitrase, yaitu penyelesaian sengketa internasional dengan cara
menyerahkannya kepada orang tertentu (Arbitrator) yang dipilih secara bebas oleh
mereka yang bersengketa, namun keputusannya harus sesuai dengan kepatutan
dan keadilan ( ex aequo et bono).
b) Penyelesaian Yudisial, adalah penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
c) Negosiasi, tidak seformal arbitrase dan Yudisial. Terlebih dahulu dilakukan
konsultasi dan komunikasi agar negosiasi dapat berjalan semestinya.
d) Jasa-jasa baik atau mediasi, yaitu cara penyelesaian sengketa internasional
dimana Negara mediator (perantara/pihak ke-3) bersahabat dengan para pihak
yang bersengketa, dan membantu penyelesaian sengketanya secara damai.
e) Konsiliasi, dalam arti luas adalah penyelesaian sengketa denga bantuan Negara-
negara lain atau badan-badan penyelidik dan komite-komite penasehat yang tidak
berpihak.
f) Penyelesian PBB, Dididrikan pada tanggal 24 Oktober 1945 sebagai pengganti
dari LBB (liga Bangsa-Bangsa), tujuan PBB adalah menyelesaikan sengketa
internasional secara damai dan menghindari ancaman perang.
Penyelesaian secara pakasa, kekerasan atau perang :
a. Perang dan tindakan bersenjata non perang, bertujuan untuk menaklukkan
Negara lawan dan membebankan syarat penyelesaian kepada Negara lawan.
b. Retorsi, adalah pembalasan dendam oleh suatu Negara terhadap tindakan
tindakan tidak pantas yang dilakukan Negara lain. Contoh menurunkan status
hubungan diplomatic, atau penarikan diri dari kesepakatan-kresepakatan fiscal
(pendapatan/keuangan) dan bea masuk.

Pendidikan Kewarganegaraan 46
c. Tindakan-tindakan pembalasan, adalah cara penyelesaian sengketa
internasional yang digunakan suatu Negara untuk mengupayakan memperoleh
ganti rugi dari Negara lain. Adanya pemaksaan terhadap suatu Negara.
d. Blokade secara damai. Adalah tindakan yang dilakukan pada waktu damai, tapi
merupakan suartu pembalasan. Misalnya permintaan ganti rugi atas pelabuhan
yang di blockade oleh Negara lain.
e. Intervensi (campur tangan), adalah campur tanagn terhadap kemerdekaan
politik tertentu secara sah dan tidak melanggar hukum internasional.
Penyelesaian Sengketa Melalui Organisasi Internasional Dimuatnya pengaturan
penyerahan sengketa ke badan-badan atau pengaturan regional ini (berdasarkan pasal 33
Piagam), dimaksudkan untuk memberi salah satu alternatif kepada para pihak untuk
menyelesaikan sengketanya secara damai.
Cara-cara penyelesaian sengketa sebagai berikut:
a). Negoisasi
Salah satu peran atau cara yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi regional ini adalah
mendorong para pihak untuk menghasilkan kesepakatan penyelesaian melalui negosiasi.
Misalnya, pada tahun 1961, NATO memfasilitasi agar hubungan antara Inggris dan
Islandia tetap terjaga berkaitan dengan sengketa kedua negara mengenai status jalur
perikanan 12 Mil Islandia.
b). Jasa-jasa Baik
Organisasi internasional regional yang memberi jasa-jasa baik dalam upaya penyelesaian
sengketa adalah OAU. Dalam sengketa perbatasan antara Aljeria dan Maroko pada tahun
1963, OAU membentuk suatu komisi ad hoc. Komisi menyelenggarakan
pertemuanpertemuan dengan para pihak. Dalam fungsinya ini komisi akhirnya berhasil
mendorong kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sengketanya. Dalam kasus ini,
akhirnya para pihak sepakat untuk menarik pasukannya masing-masing dari wilayah
konflik, mengembalikan para tahanan dan memulihkan hubungan diplomatic.
c). Mediasi
Peran mediasi tampak misalnya dalam sengketa antara Tanzania dan Uganda tahun 1972.
Dalam sengketa ini, Tanzania mengivasi Uganda. Uganda membalas dengan aksi
membom desa-desa di sekitar perbatasan dengan Tanzania. Dengan bantuan OAU,
presdien Somalia campur tangan sebagai mediator. Campur tangan ini berhasil membujuk
kedua negara untuk melakukan gencatan senjata, bernegosiasi dan menarik pasukan
masing-masing, serta maumenghormati kedaulatan masing-masing. Pada akhirnya
hubungan kedua negara kembali normal.
d). Pencari Fakta dan Konsiliasi
Suatu organisasi regional dapat pula berperan ganda, baik sebagai pencari fakta maupun
konsiliator pada saat yang bersamaan. Salah satu contoh klasik adalah sengketa antara
Bolivia - Paraguay mengenai perbatasan kedua negara. Untuk menyelidiki sengketa
tersebut, suatu komisi yang bernama "the Chaco Commission" dibentuk oleh Konperensi
Negara-Negara Amerika (the Conference of American States) pada tahun 1929. Tugas
Komisi antara lain menyelidiki sengketa dan melakukan fungsi konsiliasi. Komisi
berhasil membawa kedua negara mencapai kesepakatan dan mengakhiri penyelesaian
sengketanya.
e). Operasi Pemeliharaan Perdamaian

Pendidikan Kewarganegaraan 47
Organisasi Internasional Regional kadang kala dapat pula membentuk suatu 'Peace
Keeping Operation' dengan tujuan untuk mencegah suatu sengketa meluas dan/atau juga
menyelesaikan sengketanya. Salah satu contoh adalah CIS (Commonwealth Independent
States) yang terbentuk pada tahun 1991. CIS yang beranggotakan negara-negara anggota
bekas propinsi Uni Sovyet ini telah berperan cukup penting dalam menggelar operasi
seperti ini Misalnya, CIS telah mengirimkan pasukannya ke beberapa wilayah konflik eks
Uni Sovyet, salah satunya Georgia, yang mengalami perang sipil. Pengerahan pasukan ini
berhasil menghasilkan gencatan senjata dan perdamaian pada bulan Mei 1994 di wilayah
Georgia.
Penyelesaian Sengketa melalui Mahkamah Internasional
Ada dua mekanisme penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah
internasional, yaitu mekanisme normal dan khusus.
a). Mekanisme Normal :
1. Penyerahan perjanjian khusus yng berisi tdentitas para pihak dan pokok persoalan
sengketa.
2. Pembelaan tertulis, berisi fakta, hukum yang relevan, tambahan fakta baru,
penilakan atas fakta yang disebutkan dan berisi dokumen pendukung.
3. Presentasi pembelaan bersifat terbuka dan umum atautertutup tergantung pihak
sengketa.
4. Keputusan bersifat menyetujui dan penolakan. Kasus internasional dianggap
selesai apa bila :
Para pihak mencapai kesepakatan
Para pihak menarik diri dari prose persidangan Mahkamah internasional.
Mahkamah internasional telah memutus kasus tersebut berdasarkan pertimbangan dan
telah dilakukan ssuai proses hukum internasional yang berlaku.
b). Mekanisme Khusus :
1. Keberatan awal karena ada keberatan dari pihak sengketa Karen mahkamah
intrnasional dianggap tidak memiliki yusidiksi atau kewenangan atas kasus
tersebut.
2. Ketidak hadiran salah satu pihak yang bersengketa, biasanya dilakukan oleh
Negara tergugat atau respondent karena menolak yuridiksi Mahkamah
Internasional.
3. Keputusan sela, untuk memberikan perlindungan terhadap subyek persidangan,
supaya pihak sengketa tidak melakukan hal-hal yang mengancah efektivitas
persidangan Mahkamah internasional.
4. Beracara bersama, beberapa pihak disatukan untuk mengadakan sidang bersama
karena materi sama terhadap lawan yang sama.
5. Intervensi, mahkamah internasional memberikan hak kepada Negara lain yang
tidak terlibat dalam sengketa untuk melakukan intervensi atas sengketa
yangsedang disidangkan bahwa dengan keputusan Mahkamah internasional ada
kemungkinan Negara tersebut dirugikan.
Umumnya, metode-metode penyelesaian sengketa[2] internasional digolongkan dalam
dua kategori, yaitu sebagai berikut.

Pendidikan Kewarganegaraan 48
Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah dapat menyepakati
untuk menemukan suatu solusi yang bersahabat.
Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila solusi
yang dipakai atau dikenakan adalah melalui kekerasan.
Piagam Mahkamah Internasional (Statute of the International Court of Justce ) Pasal 38
ayat 1 menegaskan bahwa Mahkamah Internasional mengakui bahwa dalam menimbang
dan memutuskan suatu perselisihan dapat menggunakan beberapa pedoman antara lain
sebagai berikut ;
Perjanjian Internasional (international conventions), baik yang bersifat umum,
maupun khusus;
Kebiasaan Internasional (international custom);
Asas-asas hukum (general principles of law) yang diakui oleh bangsa-bangsa atau
negara-negara beradab;
Keputusan Hakim (judicial decision) dan pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional tambahan.
Pendapat-pendapat.

Pendidikan Kewarganegaraan 49
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tulus pada semua

pihak yang telah banyak berperan serta dalam penulisan skripsi ini, antara lain ucapan terima

kasih penulis tujukan kepada :

1. Drs. Bapak Andrian Lamato, selaku Guru Bidang Studi Kewarganegaraan yang telah

memberikan bimbingan dalam menyusun Kertas Kerja ini


2. Ibu tercinta yang senantiasa memberikan doa restu yang tulus kepada penulis.
3. Kepada sahabat dan semua pihak yang telah memberikan semangat secara langsung

maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Pendidikan Kewarganegaraan 50
Daftar Pustaka

Iskandar, Pranoto, [http://Hukum%20HAM%20Internasional:%20Sebuah%20Pengantar


%20Kontekstual, http://books.google.co.id/books?
id=vH7xe16WSw0C&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false] Kata Pengantar oleh
Abdullahi A. An-Na'im dan Profesor Beth Lyon, Edisi 2, Cianjur: IMR Press, 2012; Thontowi,
Jawahir dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Bandung: Refika Aditama,
2006.
Scale of justice 2.svg Artikel bertopik hukum atau kriminalitas ini adalah sebuah
rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia Office of Legal Affairs, Handbook on the Peaceful
Settlement of Disputes between States, New York: United Nations, 1992, hlm. 83.
[2] Office of Legal Affairs, ibid., hlm 82
[3] Merrills, J.G.International Dispute Settlement, Cambridge: Cambridge U.P., 3rd.ed., 1998
hlm. 266.dengan mengembangkannya.

Pendidikan Kewarganegaraan 51

Anda mungkin juga menyukai