PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
a. Latar belakang dan tujuan dibentuknya ASEAN Security Community?
b. Instrumen-instrumen apa saja yang digunakan dalam ASEAN Security
Community?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui latar belakang dan tujuan dibentuknya ASEAN Security
Community
b. Untuk mengetahui instrumen-instrumen apa saja yang digunakan dalam
ASEAN Security Community
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
ASEAN Security Community
ASEAN Security Community (ASC) merupakan sebuah bentuk kerja sama dalam
bidang politik serta keamanan di kawasan Asia Tenggara yang tidak hanya
terpaku terhadap aliansi militer, pakta kesepakatan atas keamanan, ataupun
perjanjian politik maupun keamanan semata. ASC juga memiliki komitmen untuk
menanggulangi permasalahan-permasalahan didalam aspek ekonomi, politik,
sosial, dan budaya.
Pembangunan Politik
Dimana negara-negara anggota ASEAN diwajibkan untuk
memajukan politik serta mendukung pemimpin ASEAN didalam
mencapai Visi bersama dan untuk mencapai perdamaian, stabilitas,
demokrasi, serta kesejahteraan wilayah.
Pencegahan Konflik
Hal ini dilakukan untuk memperkuat keyakinan dan
kepercayaan Masyarakat dan mencegah timbulnya perselisihan
didalam negara anggota ASEAN maupun intra-ASEAN.
1
Bedasarkan ASEAN Security Community plan of Action
http://www.asean.org/news/item/asean-security-community-plan-of-action
diakses pada tanggal 20 Maret 2019 pukul 20:30
3
Resolusi Konflik
Seiring dengan berjalanya mekanisme resolusi konflik nasional,
bilateral, dan internasional didalam penyelesaian suatu konflik yang
dilakukan dengan cara damai. Anggota asean harus berusaha
menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa regional yang ada.
Mekanisme Penerapan
Didalam mengambil langkah penerapan yang akan digunakan
harus berkonsultasi dengan badan-badan kementrian yang terkait, yang
dimana akan diadakan review menyeluruh mengenai kemajuan renca
yang digunakan . serta dalam hal ini SEKJEN ASEAN diwajibkan
untuk memantau dan meninjau kemajuan dari rencana yang digunakan
tersebut
4
Berikut ini beberapa instrumen dalam Pilar Masyarakat Politik-Keamanan
ASEAN2:
.
2. Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC)
TAC atau Traktat Persahabatan dan Kerjasama merupakan
sebuah Traktat yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik
dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. TAC mengatur
mekanisme penyelesaian konflik di antara negara-negara pihak
secara damai.
5
tersebut juga bertujuan untuk melindungi Kawasan Asia Tenggara
dari pencemaran lingkungan dan bahaya yang disebabkan oleh
sampah radio aktif dan bahan-bahan berbahaya lainnya.
6
Diharapkan dengan adanya AIPR, ASEAN dapat mengembangkan
kapasitasnya dalam bidang penyelesaian dan manajemen konflik di
kawasan.
7
Selain mekanisme AMMTC dan SOMTC, mekanisme lain
yang berkaitan dengan penanganan transnational crime adalah
pertemuan ASEAN DGICM; ASEAN Senior Law Officials
Meeting/ASLOM; ASOD dan ASEAN-China Cooperative
Operation in Response to Dangerous Drugs (ACCORD). Selain itu
terdapat juga mekanisme kawasan di luar struktur ASEAN, yakni
ASEANAPOL yang telah membuat system database terbatas (E-
ADS).
Untuk mengefektifkan upaya pemberantasan kejahatan lintas
negara, ASEAN telah memiliki Rencana Aksi untuk Memberantas
Kejahatan Lintas Negara (Plan of Action to Combat Transnational
Crime) yang dimaksudkan untuk mengembangkan suatu strategi
kawasan yang terpadu untuk mencegah dan memberantas kejahatan
lintas negara, dengan fokus pada delapan (8) bidang prioritas,
yaitu: (1) counter terrorism, (2) illicit drugs trafficking, (3)
trafficking in persons, (4) money laundering, (5) arms smuggling,
(6) sea piracy, (7) international economic crime, dan (8)
cybercrime.
8. Pemberantasan Terorisme
Kerja sama ASEAN di bidang pemberantasan terorisme telah
dilakukan sejak kurun waktu yang lama. Pertemuan KTT ASEAN
ke-7 tahun 2001 di Brunei Darussalam telah mengeluarkan
ASEAN Declaration on Joint Action to Counter Terrorism.
SelanjutnyaKTT ke-8 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja,
November 2002 mengeluarkan Declaration on Terrorism.
Mekanisme utama kerja sama pemberantasan terorisme di ASEAN
dilakukan melalui AMMTC dan SOMTC, dimana Indonesia
dipercaya menjadi lead shepherd di bidang counter terrorism
sekaligus menjadi ketua Working Group on Counter Terrorism
(WG-CT).
Salah satu capaian kerja sama ASEAN dalam pemberantasan
terorisme adalah ASEAN Convention on Counter Terrorism
(ACCT) yang ditandatangani oleh seluruh Kepala Negara Anggota
8
ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN tanggal 13 Januari 2007 di
Cebu, Filipina. Sejak 27 Mei 2011, ACCT berlaku setelah enam
Negara Anggota ASEAN (Kamboja, Filipina, Singapura, Thailand,
Vietnam, dan Brunei) meratifikasinya. Indonesia meratifikasi
ACCT melalui UU No. 5 tahun 2012 yang disahkan tanggal 9 April
2012. Pada tahun 2013, seluruh Negara ASEAN telah meratifikasi
ACCT yang ditandai dengan penyerahan instrumen ratifikasi oleh
Laos dan Malaysia pada Sekretariat ASEAN pada bulan Januari
2013.
ACCT disusun untuk memiliki nilai tambah dibandingkan
dengan instrumen hukum internasional serupa, dengan desain yang
memiliki karakteristik regional yang kuat. Kerja sama yang
tertuang dalam konvensi tersebut bersifat komprehensif yang
mencakup bidang pencegahan, penindakan (law enforcement),
pemberantasan, dan program rehabilitasi, sebagai salah satu
strategi dan pendekatan untuk mencegah terulangnya tindak
kejahatan terorisme serta pengungkapan jaringan terorisme.
Konvensi ini memuat berbagai bentuk kerja sama dalam bidang
penanganan root causes terorisme termasuk kerja sama untuk
mendorong interfaith dialogues yang merupakan
gagasan/pemikiran untuk Indonesia yang telah dianut secara global.
9
Persons (ACTIP) and Regional Plan of Action (RPA)dengan
Filipina bertindak sebagai lead shepherd.
10
Ministers Meeting (AMM), ASEAN Ministers Meeting on
Transnational Crime (AMMTC), ASEAN Fisheries Consultative
Forum (AFCF), ASEAN-Mekong Basin Development Cooperation
(AMBDC), ASEAN Cruise Tourism, Head of ASEAN Coast
Guards Meeting, ASEAN Connectivity Coordinating Committee
(ACCC), ASEAN Ministerial Meeting on Environment, ASEAN
Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF), ASEAN
Fisheries Consultative Forum (AFF), Meeting of the ASEAN
Tourism Ministers (MATM), ASEAN Connectivity Coordinating
Committee (ACCC), ASEAN Transport Ministers Meeting (ATM),
ASEAN Law Ministers Meeting (ALAWMM) / ASEAN Senior
Law Officials Meeting (ASLOM), dan lain-lain.
12. Operasi Pemeliharaan Perdamaian
Isu operasi pemeliharaan perdamaian atau peacekeeping
operation merupakan satu bidang kerja sama penting dalam ARF,
meskipun tidak memiliki suatu mekanisme pertemuan regular
setiap tahunnya. Pembahasan isu ini dilakukan melalui ARF
Peacekeeping Experts’ Meeting (PKEM). Sesuai dengan
mandatnya, ARF PKEM membahas kerjasama yang bersifat
konseptual dan pertukaran informasi terkait misi pemeliharaan
perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA
11
https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/asean/Pages/Masyarakat-
Politik-Keamanan-ASEAN.aspx
http://yohanesputrasuhito-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-
161156-MBP%20Asia%20Tenggara-ASEAN
%20PoliticalSecurity%20Community%20:%20%20Perwujudan
%20Keamanan%20dan%20Perdamaian%20Kolektif
%20BangsaBangsa%20Asia%20Tenggara.html
http://lipi.go.id/berita/indonesia-dan-asean-political-and-security-
community/6283
http://www.asean.org/news/item/asean-security-community-plan-
of-action
12