Anda di halaman 1dari 3

Nama : Damara Nathania Boru Siahaan

NIM/Kelas : 1904551215 / X2 reg sore

HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL

URGENSI 5 POIN KONSENSUS ASEAN SEBAGAI ASEAN WAY TERHADAP


KONFLIK MYANMAR

PENDAHULUAN

Bermula pada bulan Februari tahun 2021, Myanmar sebagai negara anggota ASEAN
tengah menghadapi krisis diakibatkan oleh kudeta oleh militer Myanmar. Walaupun ASEAN di
dalam salah satu dari 6 prinsip dasar dalam pasal 2 Treaty of Amity and Cooperation in South-
East Asia (TAC) 19761 terdapat prinsip untuk “Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama
negara anggota (Non-interference)”,2 namun krisis Myanmar dapat mempengaruhi negara
anggota lainnya dan kerjasama ASEAN. Sehingga mendorong dibentuknya 5 Poin Konsensus
oleh ASEAN untuk pihak militer Myanmar agar membebaskan Aung San Suu Kyi dan
permintaan untuk menghentikan kekerasan oleh militer kepada masyarakat.

Konsensus ini termasuk salah satu bentuk dari ASEAN Way of Diplomacy yaitu interaksi
khusus dalam pemecahan masalah yang terdiri dari: the principles of non-interference in the
internal affairs of other members, quiet diplomacy, the non-use of force, and decision-making
through consensus.3 Dimana pada kasus ini, ASEAN menggunakan decision-making through
consensus.

Maka akan dibahas selanjutnya terkait justifikasi terhadap urgensi 5 Poin Konsensus
ASEAN sebagai ASEAN Way terhadap konflik Myanmar.

1
Article 2, Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia, as amended by the First Protocol amending the
Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia, 1987, the Second Protocol amending the Treaty of Amity and
Cooperation in Southeast Asia, 1998 and the Third Protocol amending the Treaty of Amity and Cooperation in
Southeast Asia, 2010. [“Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia”]
2
Article 2 (3), Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia.
3
Putri, Alvela, dkk. 2021. Dampak Prinsip-Prinsip Dasar ASEAN Terhadap Pola Kerjasama ASEAN Menghadapi
Krisis Kudeta Myanmar. Nation State: Journal of International Studies, Vol. 4 No. 1: hlm. 130.
PEMBAHASAN

5 Poin Konsensus ASEAN terlahir pada KTT (ASEAN Leaders Meeting) 24 April 2021
di Sekretariat ASEAN di Jakarta sebagai peran dan upaya terkoordinasi ASEAN yang pertama
dalam memfasilitasi solusi damai dan meredakan krisis untuk kepentingan rakyat Myanmar:4

1) Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri
sepenuhnya.

2) Dialog konstruktif diantara semua pihak terkait mulai mencari solusi damai untuk kepentingan
rakyat.

3) Utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi dari proses dialog, dengan bantuan
Sekretaris Jenderal ASEAN.

4) ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre.

5) Utusan khusus dan delegasi mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.

Isi konsensus diatas tidak dapat dianggap melanggar prinsip non-intervensi


ASEAN dikarenakan masih berhubungan dengan instrumen-instrumen ASEAN, yaitu:

 Beberapa pasal dalam ASEAN Charter yang berintisarikan:


a) untuk menjaga sentralitas dan peran proaktif ASEAN dalam hubungan eksternal di
bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, arsitektur regional yang terbuka, transparan,
inklusif, dan non-diskriminatif5 serta tentang pemeliharaan perdamaian. 6
b) justifikasi dilakukannya konsensus dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. 7
 Deklarasi ASEAN Concord:8 “Negara-negara harus dengan penuh semangat
mengembangkan kesadaran akan identitas regional dan mengerahkan segala upaya
untuk menciptakan komunitas ASEAN yang kuat, dihormati dan menghormati semua
bangsa atas dasar saling menguntungkan hubungan.”

4
Wangke, Humphrey. 2021. Konsensus ASEAN Dalam Taruhan. Pusat Penelitian Badan Keahlian Sekretariat
Jenderal DPR RI (Isu Sepekan: Bidang Hubungan Internasional).
5
Pasal 1 (15) dan Pasal 2 (2) (m) ASEAN Charter.
6
Pasal 1 (1) dan (8) ASEAN Charter.
7
Pasal 20 ayat (1) dan (2) ASEAN Charter.
8
Art. 8 the Declaration of ASEAN Concord.
 ASEAN Political-Security Community Blueprint:9 yang berintikan “Upaya-upaya
ASEAN dalam pembangunan perdamaian pasca-konflik untuk memastikan
penghentian total konflik dan kekerasan manusia, memfasilitasi normalisasi kehidupan
dan perdamaian serta rekonsiliasi dan semua tindakan lain yang diperlukan untuk
mengamankan perdamaian dan stabilitas di masa depan.”

PENUTUP

Maka 5 Poin Konsensus oleh ASEAN merupakan suatu urgensi untuk membantu isu
kudeta militer di Myanmar tanpa melanggar prinsip non-intervensi ASEAN dan tidak
mengabaikan hukum internasional yang dilanggar oleh pihak militer. Mengingat kekerasan
diluar batas dan banyaknya korban berjatuhan otomatis melanggar HAM sehingga perlu
pencegahan. Eksistensi ASEAN sebagai sebuah organisasi regional juga akan terpengaruh.

Menekankan perkataan Utusan Tetap Indonesia untuk ASEAN, Ade Padmo: 10 “Kami
mungkin terlihat lamban, tetapi ini proses yang harus dijalani melalui pendekatan yang
bertahap dan kami meminta Myanmar untuk terbuka terhadap upaya-upaya ASEAN”

9
B.3. Post-Conflict Peace-building, Art. 23 (a-c), of ASEAN Political-Security Community Blueprint (APSC).
10
Rahayu, Juwita Trisna dan Santoso, Anton. 9 November 2021. Antara News.com. ASEAN Minta Myanmar Tulus
Laksanakan Konsensus Lima Poin.

Anda mungkin juga menyukai