Anda di halaman 1dari 8

PROSPEK PEMBENTUKAN ASEAN INTERGOVERNMENTAL COMMISSION ON HUMAN

RIGHTS (AICHR)
(Harapan Baru, Kelemahan dan Solusi)

Oleh:
Prasetyo Hadi Purwandoko
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Solo, Telp. 08156721587, Email: prasetyohp@yahoo.com

Sasmini
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Solo, Telp. 08170624208
Email: sasmini_uns@yahoo.com

ABSTRACT

ASEAN Charter gives new expectation for the protection of human rights in ASEAN. One of the innovations
contained in the ASEAN Charter is a provision regulating the promotion and protection of human rights.
Regulations concerning the promotion and protection of human rights contained in the preamble, purposes,
principles and Article 14 of the ASEAN Charter. ASEAN finally recorded a new history in an effort to
promote and protect human rights s15by signing the Terms of Reference (TOR) of ASEAN
Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) as a result of the implementation of the 15th
ASEAN Summit to held in Hua Hin , Thailand. However, the formation of AICHR still not perfect. There
are a number of weaknesses and challenges that must be completed by the ASEAN countries, especially
concerning the strengthening of the mandate and functions of AICHR on human rights protection.

ABSTRAK
Piagam ASEAN memberikan harapan baru bagi perlindungan hak asasi manusia di ASEAN. Salah satu
inovasi yang terkandung dalam Piagam ASEAN adalah ketentuan yang mengatur pengembangan dan
perlindungan hak asasi manusia. Peraturan mengenai pengembangan dan perlindungan hak asasi manusia
yang terkandung dalam pembukaan, tujuan, prinsip, dan Pasal 14 Piagam ASEAN. ASEAN akhirnya
mencatat sejarah baru dalam upaya untuk mempromosikan/mengembangkan dan melindungi hak asasi
manusia dengan menandatangani Kerangka Acuan (TOR) of ASEAN Intergovernmental Commission on
Human Rights (AICHR) sebagai pelaksanaan KTT-15 ASEAN yang akan diadakan di Hua Hin, Thailand.
Namun, pembentukan AICHR tidak/belum sempurna . Ada sejumlah kelemahan dan tantangan yang harus
diselesaikan oleh negara-negara ASEAN, khususnya pada penguatan mandat dan fungsi AICHR tentang
Perlindungan Hak Asasi Manusia.

A. Pendahuluan pula di kawasan ASEAN. Dalam hal ini


Perdebatan dan atau pembicaraan Hak menjadi tanggung jawab negara dan pemerintah
Asasi Manusia (HAM) tidak akan pernah di kawasan ASEAN itu sendiri untuk
selesai dan relevan sepanjang masa. Hal ini menghormati, melindungi, membela, dan
disebabkan oleh karena HAM terkait dengan menjamin ham setiap warga negara dan
perbedaan penafsiran tentang HAM dan penduduknya (termasuk orang asing) tanpa
kepentingan nasional suatu negara, khususnya diskriminasi.
ketika mengkaji hak individu pada situasi Negara-negara yang tergabung dalam
tertentu. Oleh karena itulah, HAM pun menjadi ASEAN ternyata juga mempunyai perhatian dan
salah satu isu internasional/global. kepedulian terhadap HAM tersebut. Hal ini
HAM berkait dengan realita adanya nampak dalam pembukaan (preamble), tujuan
ketidakpedulian sosial manusia pada manusia (purposes), dan prinsip (principle) Piagam
lain, yang menimbulkan ketidakadilan, ASEAN.
kesewenang-wenangan dan lain-lain sejenisnya, Association of South East Asian nations
yang pada akhirnya melahirkan the (ASEAN) merupakan organisasi kerjasama
disadvantages peoples. Hal ini dapat terjadi regional yang beranggotakan negara-negara di

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 121
kawasan Asia Tenggara yang sejarah berdirinya organisasi internasional publik. Barulah pada
tidak bisa dilepaskan dari faktor sejarah, KTT ASEAN ke-13 di Singapura tanggal 20
persamaan nasib dan kondisi geopolitik dunia November 2007 ditandatangani ASEAN Charter
pada saat tersebut. Sebelum ASEAN didirikan yang merupakan perjanjian internasional sebagai
berbagai konflik kepentingan pernah terjadi dasar konstitutif ASEAN yang dibuat oleh
sesama negara-negara di Asia Tenggara, seperti negara-negara anggotanya untuk memperkuat
konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, klaim kedudukan ASEAN sebagai organisasi
teritorial antara Malaysia dan Filipina mengenai internasional regional. Pasal 3 ASEAN Charter
Sabah, dan berpisahnya Singapura dari Federasi secara tegas menyatakan bahwa ASEAN sebagai
Malaysia. Pasca perang dunia II struktur organisasi antar pemerintah mempunyai
internasional didominasi oleh dua kekuatan personalitas yuridis baik dimensi domestik
negara superpower antara blok barat dan blok (dengan negara-negara anggota) maupun
timur yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang internasional (Termsak Chalermpalanupap,
saling berkompetisi yang dikenal dengan perang 2009: 178). Konsekuensinya, karena ASEAN
dingin (Mohamad Faisol Keling, 2010:170). memiliki personalitas yuridis maka ASEAN
Perang dingin antara dua negara besar ini pada mempunyai kedudukan sebagai subyek hukum
akhirnya juga mempengaruhi negara-negara lain internasional yang dilekati sejumlah hak dan
termasuk negara-negara di kawasan Asia kewajiban internasional.
Tenggara. Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-
negara Asia Tenggara menyadari perlunya B. Asean Pasca Terbentuknya ASEAN
dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling Charter
curiga dan membangun rasa saling percaya, serta Setelah 40 tahun pembentukan ASEAN
mendorong kerjasama pembangunan kawasan yaitu sejak 8 Agustus 1967, sekarang ASEAN
yaitu ASEAN. memiliki ASEAN Charter (ASEAN Charter)
ASEAN didirikan pada tanggal 8 yang dijadikan dasar konstitutifnya. Secara resmi
Agustus 1967 oleh lima negara yaitu Indonesia, ASEAN Charter ditandatangani pada KTT
Thailand, Philipina, Malaysia, dan Singapura, ASEAN ke-13 di Singapura tanggal 20
yang kemudian keanggotaan ASEAN November 2007. Untuk efektifitas
berkembang menjadi sepuluh negara dengan keberlakuannya, ASEAN Charter pada Bab XIII
masuknya Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Pasal 47 ayat (2) mengamanatkan kepada semua
Myanmar dan Kamboja (Diane A. Desierto, negara anggota ASEAN untuk menandatangani
2010: 2). Asean sebagai organisasi regional, dan meratifikasinya sesuai dengan mekanisme
memiliki dua dokumen konstitutif yang internal masing-masing (This Charter shal be
merupakan dasar pendiriannya yaitu Deklarasi subject to ratification by all ASEAN Members
Bangkok tahun 1967 dan Treaty of Amity and States in accordance with their respective
Cooperation (TAC) tahun 1976 (Diane A. internal procedures). Pada tanggal 15 Desember
Desierto, 2010: 12). Berdasarkan Deklarasi 2008 akhirnya ASEAN Charter diratifikasi oleh
Bangkok 1967 tujuan pembentukan ASEAN 10 negara ASEAN dan Indonesia adalah negara
adalah untuk meningkatkan pertumbuhan terakhir yang meratifikasi ASEAN Charter yaitu
ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008
kebudayaan negara-negara anggotanya, serta tanggal 6 November 2008 (Zainuddin Djafar,
memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. 2009:197). Dengan diratifikasinya ASEAN
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, Charter oleh semua anggota ASEAN tersebut
ASEAN memiliki prinsip persamaan kedudukan maka ASEAN Charter berlaku dan mengikat
dalam keanggotaan (equality), musyawarah (consent to be bound) bagi semua negara
(consensus and consultation), kepentingan ASEAN dan selanjutnya asosiasi negara-negara
bersama (common interrest), dan saling Asia Tenggara ini telah menjadi satu entitas dan
membantu (solidarity). organisasi antar pemerintah yang memiliki
Kedudukan organisasi regional ASEAN personalitas hukum (legal personality) tersendiri.
yang beranggotakan negara-negara kawasan Asia Sekretaris ASEAN, Mr Ong Keng Yong
tenggara sebagai organisasi internasional publik menyatakan bahwa dengan ditandatangi dan
belumlah kuat. Hal tersebut oleh karena diratifikasinya ASEAN Charter oleh seluruh
dokumen konstitutif pembentukan ASEAN yang anggota ASEAN setidaknya akan menjadikan
didasarkan Deklarasi Bangkok 1967 dan TAC ASEAN: (1) formally accord ASEAN legal
1976 tidak menyebutkan secara eksplisit personality, (2) establish greater institutional
personalitas/kedudukan ASEAN sebagai accountability and compliance system, and (3)

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 122
reinforce the perception of ASEAN as a serious tindakan apabila terjadi ketidakpatuhan (non
regional player in the future of the Asia-Pacific compliance) dan pelanggaran terhadap isi
region’(Elena Asciutti, 2010: 52). ASEAN Charter; 4) kedaulatan dan integritas
Ide pembentukan ASEAN Charter teritorial serta tidak menggunakan wilayah
sebenarnya sudah ada pada Declaration of ASEAN untuk upaya yang mengancam
ASEAN Concord 1976 yang merupakan hasil kedaulatan dan integritas wilayah suatu negara;
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang 5) pembentukan single market dan production
Pertama. Declaration of ASEAN Concord 1976 based serta upaya memfasilitasi arus
ini lebih dikenal dengan Bali Concord I yang perdagangan, investasi, modal, pergerakan
memberikan mandat “to study of desirability of pelaku usaha dan tenaga kerja; 6) menerapkan
new constitutional framework for ASEAN as part mekanisme penyelesaian sengketa secara damai;
of improvement measure of ASEAN machinery” 7) diperkuatnya peranan Sekretaris Jenderal
(Djauhari Oratmangun, 2009: 187). (Sekjen) ASEAN; dan 8) memperkuat sekretariat
Permasalahan-permasalahan yang muncul ASEAN di Jakarta, dan menyepakati
dinegara ASEAN pada akhir tahun 1990 an yang pembentukan committe of permanent
menuai kritik tajam dan kredibitas ASEAN representative yang terdiri atas wakil tetap
seperti resesi keuangan pada tahun 1997-1998 di negara ASEAN pada tingkat Duta Besar yang
negara-negara ASEAN, krisis lingkungan seperti berkedudukan di Jakarta (Zainuddin Djafar,
kebakaran hutan di Indonesia, krisis 2009: 199). Dari kedelapan perkembangan
kemanusiaan dan keamanan di Timor Timur penting dari ASEAN Charter tersebut, ada tiga
yang merupakan bagian wilayah Indonesia, hal pokok yang langsung menyentuh soal-soal
anggota baru ASEAN seperti Cambodia, Laos, mutakhir dan nyata, yaitu mengenai demokrasi di
Myanmar and Vietnam yang mempunyai kawasan Asia Tenggara, Hak Asasi Manusia dan
masalah HAM (Elena Asciutti, 2010: 48) pasar tunggal ASEAN 2015. Piagam tersebut
memperkuat negara-negara ASEAN membentuk dimaksudkan untuk mendorong transformasi
ASEAN Charter. Tahun 2003 ide pembentukan ASEAN dari suatu organisasi yang bersifat
ASEAN Charter memperoleh momentum pada longgar, menjadi suatu komunitas yang
Declaration of ASEAN Concord II yang dikenal terintegrasi dan memiliki landasan yang kuat
dengan Bali Concord II. Kemudian dibentuk (Zainuddin Djafar, 2009: 202).
Eminent Person Group (EPG) yang diikuti
dengan High Level Task Force on the Drafting of C. Harapan Baru Perlindungan HAM di
ASEAN Charter (HLTF). Laporan Final dari ASEAN
EPG kemudian dipelajari lebih lanjut dan Klausula-klausula dalam ASEAN
didiskusikan pada KTT ASEAN ke 12 di Cebu Charter memberikan harapan baru bagi
tahun 2007 yang akhirnya ditandatangani oleh perlindungan HAM di ASEAN. Salah satu
sepuluh negara anggota ASEAN pada KTT inovasi baru yang terdapat dalam klausula-
ASEAN ke 13 tahun 2007 di Singapura yang klausula ASEAN Charter adalah ketentuan yang
kemudian diratifikasi oleh semua negara ASEAN mengatur tentang pemajuan dan perlindungan
dan mulai berlaku pada 15 Desember 2008 HAM di ASEAN, yaitu dengan membentuk
(Djauhari Oratmangun, 2009: 192-193). Badan HAM ASEAN (ASEAN human rights
Secara umum struktur ASEAN Charter body). Isu-isu HAM tersebut antara lain terdapat
terdiri dari preamble, tujuan dan prinsip, 13 bab pada preamble yang menyatakan “Adhering to
dan 55 pasal. Dari ke 55 Pasal tersebut memuat the principles of democracy, the rule of law and
tujuan dan prinsip ASEAN, hak dan kewajiban good governance, respect for and protection of
negara anggota ASEAN, struktur dan fungsi human rights and fundamental freedoms;
kelembagaan ASEAN, mekanisme dan proses purposes (Pasal 1 ayat (7) yang menyatakan “To
pengambilan keputusan ASEAN, penyelesaian strengthen democracy, enhance good
sengketa antara negara-negara anggota ASEAN, governance and the rule of law, and to promote
dan hubungan eksternal dengan pihak luar and protect human rights and fundamental
(ASEAN Charter). Jika dilihat muatan isinya freedoms, with due regard to the rights and
terdapat perkembangan-perkembangan yang responsibilities of the Member States of
signifikan dari ASEAN Charter tersebut, yaitu ASEAN”; principles” (Pasal 2 ayat (2) (i) yang
antara lain: 1) Pembentukan ASEAN human menyatakan “Respect for fundamental freedoms,
rights body; 2) pencantuman konsep regional the promotion and protection of human rights,
resilience, comprehensive security, good and the promotion of social justice”. Selain
governance, and rule of law dan demokrasi; 3) terdapat dalam preamble, purposes and principle

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 123
amanat pemajuan dan perlindungan HAM mengenalkan HAM dan terhadap lembaga
terdapat dalam Pasal 14 yang secara khusus nasional dan lokal; mengumpulkan dokumen dan
mengatur tentang pembentukan badan HAM melakukan studi dan penelitian mengenai
ASEAN. Pasal 14 ASEAN Charter menyatakan masalah HAM di ASEAN; memformulasikan
bahwa: dan menetapkan prinsip-prinsip dan aturan yang
1. In conformity with the purposes and bertujuan menyelesaikan masalah hukum yang
principles of the ASEAN Charter terkait dengan HAM; bekerjasama dengan
relating to the promotion and lembaga baik wilayah di ASEAN, Asia atau
protection of human rights and internasional yang terkait dengan penyebarluasan
fundamental freedoms, ASEAN shall dan perlindungan HAM; mempertimbangkan
establish an ASEAN human rights secara periodik laporan negara mengenai hukum
body. atau tindakan yang diambil oleh negara untuk
2. This ASEAN human rights body shall memberikan perlindungan terhadap hak dan
operate in accordance with the terms kebebasan yang dijamin dalam ASEAN Charter.
of reference to be determined by the Sedangkan fungsi perlindungan HAM
ASEAN Foreign Ministers Meeting. (protection of human rights) berarti Komisi
HAM harus bertanggungjawab memastikan
Pembukaan (Preambule) ASEAN perlindungan HAM dalam kondisi yang
Charter yang telah disepakati oleh negara-negara ditetapkan dalam Piagam dan sesuai dengan
ASEAN mengamatkan untuk mematuhi aturan yang ditetapkan mengenai prosedur
penghormatan dan perlindungan hak asasi (Harkristuti, 2008). Dengan dimuatnya ketentuan
manusia dan kebebasan fundamental. Pernyataan HAM tersebut secara eksplisit tersebut, ASEAN
tersebut secara eksplisit dijabarkan dalam tujuan Charter seakan membawa ”angin segar” bagi
dan prinsip pembentukan ASEAN yaitu Pasal 1 negara-negara ASEAN dalam upaya
ayat (7) dan Pasal 2 ayat (2) (i) bahwa ASEAN perlindungan HAM, yaitu dengan membentukan
bertekad untuk memajukan melindungi HAM di badan HAM tingkat regional kawasan Asia
kawasan ASEAN. Prinsip ini mengisyaratkan Tenggara. ASEAN Charter dikatakan membawa
bahwa ASEAN harus berperan nyata dalam angin segar bagi perlindungan HAM dikawasan
menjaga kesinambungan kawasan ASEAN ASEAN setidaknya ada dua alasan utama.
dalam memberikan pemajuan dan perlindungan 1. Berbeda dengan negara Eropa, Amerika dan
HAM. Untuk mendukung upaya itu, Pasal 14 Afrika selama ini di tingkat regional sudah
ASEAN Charter menegaskan bahwa agar selaras memiliki badan HAM regional, negara Asia
dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip khususnya Asia Tenggara belum memiliki
ASEAN Charter terkait dengan pemajuan dan badan HAM tingkat regional.
perlindungan HAM dan kebebasan fundamental, 2. Sejak berdiri 44 tahun lalu, penegakan HAM
ASEAN wajib membentuk Badan HAM di ASEAN hanya ditekankan untuk
ASEAN, yang tugasnya sesuai dengan kerangka memajukan HAM. Barulah dalam piagam
acuan yang akan ditentukan oleh pertemuan para ini semua negara akhirnya menyepakati
Menteri Luar Negeri ASEAN. Dengan demikian, bahwa penegakan HAM harus juga
pembentukan Badan HAM ASEAN merupakan mencakup perlindungan HAM yang
sebuah keharusan yang harus dilakukan sebagai ditegaskan dalam Pasal 14 dengan
“ujung tombak” dalam mewujudkan tujuan dan membentuk suatu badan HAM untuk
prinsip-prinsip ASEAN tersebut. memajukan dan meningkatkan perlindungan
Berdasarkan klausula-klausula yang HAM dan kebebasan-kebebasan dasar
terdapat dalam preamble, purposes, principles (fundamental freedoms).
dan Pasal 14 tersebut, setidaknya ada dua fungsi Akhirnya ASEAN mencatat sejarah baru
dan mandat yang harus diemban oleh Badan dalam upaya pemajuan dan perlindungan HAM
HAM ASEAN yaitu fungsi pemajuan sebagai amanat ASEAN Charter dengan
(promotion) dan perlindungan (protection). ditandatanganinya Terms of Reference (ToR)
Fungsi pemajuan HAM (promotion of human ASEAN Intergovermental Commission on
rights) merupakan fungsi Komisi HAM untuk Human Rights (AICHR) sebagai hasil
melakukan penyebarluasan dan pendidikan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ke-
HAM melalui memberikan informasi dan 15 ASEAN yang berlangsung di Hua Hin,
menyelenggarakan pendidikan HAM; Thailand (Yerdinand, 2009,
menyelenggarakan seminar, simposium, http://portalhi.web.id/?p=280). Peresmian
konferensi, diseminasi informasi untuk AICHR ini dilaksanakan di sela-sela pelaksanaan

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 124
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-15 3. To enhance public awareness of human
yang dihadiri oleh seluruh anggota komisi yang rights among the peoples of ASEAN
berjumlah 10 orang. Anggota AICHR through education, research and
merupakan perwakilan dari masing-masing dissemination of information;
negara anggota ASEAN, yakni Dr Sriprapha 4. To promote capacity building for the
Petcharamesree dari Thailand yang ditetapkan effective implementation of
sebagai Ketua AICHR, Rafendi Djamin international human rights treaty
(Indonesia), Om Yentieng (Kamboja), Bounkeut obligations undertaken by ASEAN
Sangsomsak (Laos), Awang Abdul Hamid Bakal Member States;
(Malaysia), Kyaw Tint Swe (Myanmar), Rosario 5. To encourage ASEAN Member States to
G. Manalo (Filipina), Richard Magnus consider acceding to and ratifying
(Singapura), dan Do Ngoc Son (Viet Nam) international human rights instruments;
(Suara Karya, 2009, http://www.suarakarya- 6. To promote the full implementation of
online.com/news.html?id=240518). ASEAN instruments related to human
Pembentukan AICHR merupakan sebuah rights;
langkah maju dalam penguatan nilai-nilai HAM 7. To provide advisory services and
di ASEAN dan memberikan peluang yang lebih technical assistance on human rights
besar akan perbaikan implementasi dan matters to ASEAN sectoral bodies upon
penegakan HAM di ASEAN. request;
8. To engage in dialogue and consultation
D. Masalah dan Tantangan AICHR with other ASEAN bodies and entities
Secara filosofis dengan dibentuknya associated with ASEAN, including civil
Badan HAM ASEAN ini, negara anggota akan society organisations and other
lebih memilih penyelesaian regional daripada stakeholders, as provided for in Chapter
internasional. Penyelesaian regional dipilih V of the ASEAN Charter;
karena aturan-aturan disesuaikan dengan kondisi 9. To consult, as may be appropriate, with
kawasan. Badan HAM ASEAN ini other national, regional and
membutuhkan landasan dan kedudukan yang international institutions and entities
kuat untuk dapat memberikan teguran. Muncul concerned with the promotion and
pertanyaan, apakah ruang lingkup kewenangan protection of human rights;
dan tugasnya mampu menyelesaikan perkara- 10. To obtain information from ASEAN
perkara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Member States on the promotion and
negara-negara anggota ASEAN? sementara protection of human rights;
prinsip dasar dalam ASEAN Charter adalah 11. To develop common approaches and
menghormati asas integritas teritorial, positions on human rights matters of
kedaulatan, non intervensi dan jatidiri nasional interest to ASEAN;
anggota ASEAN? 12. To prepare studies on thematic issues of
Jika dicermati di dalam TOR yang human rights in ASEAN;
merupakan dasar pendirian AICHR mandat 13. To submit an annual report on its
AICHR yang disebutkan dalam TOR itu tidak activities, or other reports if deemed
seimbang. Dalam poin 4 TOR AICHR bagian necessary, to the ASEAN Foreign
mengenai Mandat dan Fungsi-fungsi, ada 14 hal Ministers Meeting; and
yang merupakan mandat dan fungsi AICHR. 14. To perform any other tasks as may be
Keempatbelas mandat dan fungsi AICHR assigned to it by the ASEAN Foreign
tersebut antara lain: Ministers Meeting.
1. To develop strategies for the promotion
and protection of human rights and Keempatbelas mandat dan fungsi
fundamental freedoms to complement AICHR tersebut tidak ada satu pun secara
the building of the ASEAN Community khusus dan detail mengatur tentang perlindungan
2. To develop an ASEAN Human Rights HAM, seperti keharusan menyinkronkan
Declaration with a view to establishing peraturan perundangan sehingga selaras dengan
a framework for human rights perlindungan HAM, keharusan menyampaikan
cooperation through various ASEAN laporan periodik mengenai perlindungan HAM
conventions and other instruments yang mendapat perhatian luas, mekanisme
dealing with human rights; penegakan HAM ASEAN, apalagi mendorong
keterbukaan negara-negara anggota ASEAN

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 125
untuk menerima misi pemantau HAM dari larutnya peradilan terhadap mantan petinggi
ASEAN sebagai lembaga, ataupun badan-badan Khmer Merah, Philippina dengan berlarutnya
HAM yang sudah ada di beberapa negara konflik dan macetnya perdamaian di Moro-
anggota ASEAN. Keempatbelas mandat dan Mindanao, juga Indonesia yang memiliki
fungsi AICHR tersebut tidak seimbang dengan masalah dengan kemiskinan, pengangguran,
tujuan dibentuknya AICHR yaitu memajukan serta pemenuhan hak-hak ekonomi, kesehatan
dan melindungi HAM dan kebebasan dan pendidikan warganya. Dari masalah HAM di
fundamental dari rakyat ASEAN. Peran AICHR atas bahkan telah melewati pintu ruang
lebih dominan pada fungsi promosi, bukan domestiknya karena skala pelanggaran dan
perlindungan. Sehingga fungsi perlindungan dari kejahatan yang besar. Misalnya kasus Myanmar
komisi yang baru diresmikan itu di masa dan Kamboja. Myanmar dalam bentuk kekerasan
mendatang harus diperkuat. Karena jika fungsi politik dan penindasan etnis minoritas seperti
perlindungan tidak diperkuat, AICHR hanya Rohingya (yang tak diakui sebagai warganegara
akan menjadi “macan yang tanpa taring”. Tanpa Myamar hingga kini) dan di Kamboja (dalam
fungsi perlindungan yang kuat, IICHR tidak bentuk genosida dan kejahatan terhadap
dapat memberikan sanksi apabila terdapat kemanusiaan pada era Pol Pot 1975 – 1979)
pelanggaran HAM yang terjadi di suatu negara. adalah suatu pelanggaran berat HAM dan
Dalam menjalankan kerjanya, AICHR kejahatan internasional yang patut menjadi
wajib berpedoman pada prinsip-prinsip perhatian bersama yang tidak cukup diserahkan
menghormati kemerdekaan, kedaulatan, melalui mekanisme nasional saja. Padahal di
kesetaraan, integritas wilayah dan tidak campur antara negara Anggota ASEAN sendiri tidak
tangan urusan dalam negeri negara-negara semuanya memiliki lembaga HAM nasional.
anggota ASEAN. Prinsip-prinsip ini justru Hanya negara Indonesia, philipina, Malaysia dan
menjadi tidak selaras dengan standard HAM Thailand yang memiliki. Kondisi ini tentunya
internasional sebagaimana yang dijabarkan akan mempersulit bagi pertemuan pada Menlu
dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia untuk sampai pada suatu konsensus tentang
(DUHAM), Deklarasi Wina yang seharusnya di kerangka acuan khususnya jurisdiksi dan
adopsi AICHR dalam kerangka kerjanya seperti kekuasaan/kewenangan dari AICHR. Yurisdiksi
'universality, indivisibility, interdependence and dan kompetensi/kewenangan AICHR dalam
interrelatedness of all human rights'. melindungi HAM di kawasan ASEAN melalui
Berdasarkan TOR AICHR, pengambilan proses hukum (pengadilan/judicial settlement)
keputusan pada AICHR didasarkan pada harus diatur secara tegas agar tidak menimbulkan
konsultasi dan consensus sesuai dengan Pasal 20 multi tafsir. Penentuan ruang lingkup
ASEAN Charter. Prinsip dasar pengambilan kewenangan dalam menangani penyelesaian
keputusan dengan consensus dan konsultasi perkara pelanggaran HAM oleh negara anggota
mempunyai kelemahan jika dikaitkan dengan ASEAN tidaklah mudah karena dihadapkan pada
perlindungan HAM karena akan dicampuri unsur prinsip ASEAN Charter itu sendiri yaitu tidak
politik dan kepentingan nasional masing-masing mencampuri urusan dalam negeri anggota
Negara sehingga tujuan perlindungan HAM itu ASEAN.
sendiri tidak akan tercapai.
Masalah kemudian yang muncul dengan E. Penutup
terbentuknya AICHR ini adalah bagaimanakah AICHR tentu masih memiliki banyak
AICHR ini dapat tetap memajukan dan keterbatasan baik dalam segi fungsi, mandat
melindungi HAM di ruang lingkup ASEAN maupun kesekretariatan seperti yang disuarakan
sekaligus pada saat bersamaan mengakomodasi oleh para penggiat HAM selama ini. Namun hal
integritas dan kepentingan negara-negara tersebut tidak menutup fakta bahwa AICHR
ASEAN. Dilema ini sungguh berat mengingat memiliki modal awal yang cukup untuk tumbuh
hampir semua negara anggota ASEAN memiliki menjadi sebuah badan HAM kawasan yang
persoalan HAM. Myanmar dengan rejim penting di masa depan. Uni Eropa yang dikenal
militernya yang otoriter dan penindasan etnis sebagai organisasi kawasan dengan tingkat
minoritasnya (Rohingya, dll), Thailand dengan proteksi HAM yang sangat tinggi ini pun melalui
kekerasan dan konflik di Thailand Selatan proses perkembangan yang sangat panjang. Oleh
(Patani Darussalam) dan sengketa perbatasan karena itu Indonesia harus mengambil peluang
dengan Kamboja, Malaysia dengan masalah ini dengan memimpin transformasi AICHR
diskriminasi rasial dan pemberlakuan internal menjadi sebuah badan HAM yang
security act-nya, Kamboja dengan berlarut- diperhitungkan di dunia internasional.

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 126
Pertayaannya ialah, bagaimana Indonesia komitmen negara anggota ASEAN menjadikan
memainkan perannya melalui AICHR ini. Di hak asasi manusia sebagai norma dan nilai
tengah kawasan yang memiliki keragaman bersama ASEAN (common values) sebagaimana
politik hak asasi manusia yang kompleks, tentu tercantum dalam ASEAN Charter. Komitmen
bukan sesuatu yang mudah memperjuangkan tersebut harus disertai dengan dukungan nyata
AICHR sebagai institusi yang solid dan efektif dari negara anggota ASEAN bagi eksistensi dan
dalam penyelesaian isu HAM. Diperlukan kemajuan AICHR. Menjadi harapan masyarakat
strategi yang tepat agar peran AICHR dapat ASEAN agar AICHR menjadi sebuah solusi
semakin menguat di ASEAN dan diterima oleh efektif bagi masalah-masalah HAM yang selama
negara anggota ASEAN. Diplomasi Indonesia ini melemahkan peran dan citra ASEAN di
harus diarahkan untuk mempertahankan kancah internasional.

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 127
DAFTAR PUSTAKA

Diane A. Desierto. 2010. ASEAN’s Constitutionalization of International Law: Challenges to Evolution


under the New ASEAN Charter. Paper admitted for presentation at the Non-State actors panel of the
International Law Association (ILA), British Branch Conference on Compliance, Oxford Brookes
University, April 15-16, 2010. http://ssrn.com/abstract=1712831 [ 10 Agustus 2010]

Djauhari Oratmangun. 2009. “ASEAN Charter: A New Beginning for Southeast Asian Nations”. Jurnal
Hukum Internasional. Volume 6 Nomor 2 Januari 2009 (Akreditasi No 576/D3/U/2005)

Elena Asciutti. 2010. “The ASEAN Charter: An analysis”. Perspectives on Federalism, Vol. 2, issue 1,
2010

Harkristuti, 2009, 25 Mei. “ASEAN Human Rights Body: Suatu Catatan Ringkas”. Makalah Lokakarya
ASEAN Human Rights Body, Berbagai Telaah Strategis. Depok.

Mohamad Faisol Keling, dkk. 2010.”The Development of ASEAN from Historical Approach”. Asian Social
Science Vol. 7, No. 7; July 2010

Suara Karya. 2009. DIPLOMAT AICHR dan Penguatan Perlindungan HAM di ASEAN.
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=240518. [5 Februari 2010].

Termsak Chalermpalanupap. 2009. “The ASEAN Secretariat Legal Issues Arising From the ASEAN
Charter”. Jurnal Hukum Internasional. Volume 6 Nomor 2 Januari 2009 (Akreditasi No
576/D3/U/2005)

Yerdinand, 2009, ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights dan Diplomasi Indonesia,
http://portalhi.web.id/?p=280. [5 Februari 2010]

Zainuddin Djafar. 2009. “ASEAN Charter, Legalitas Tonggak Baru Menuju Integrasi Regional”. Jurnal
Hukum Internasional. Volume 6 Nomor 2 Januari 2009 (Akreditasi No 576/D3/U/2005)

Yustisia Vol.1 No.2 Mei – Agustus 2012 Prospek Pembentukan ASEAN... 128

Anda mungkin juga menyukai