Anda di halaman 1dari 14

1. Uraikan ruang lingkup objek dan ruang lingkup pokok bahasan Hukum Negara-negara Asean !

Mata kuliah Hukum Negera-negara ASEAN ini secara garis besar membicarakan tentang system hukum Negara-negara anggota ASAN berdasarakn masing-masing konstitusi. Pertamatama telah dibahas mengenai latar velakang sejarah hokum colonial di negaranegara anggota ASEAN sampai sekarang ini, kemudian menguraikan pengembangan system hokum Eropa Kontinental Anglo Saxon kea rah lima system hokum dunia dewasa ini yaitu Eropa Kontinental, Anglo Saxon/Amerika,, Hukum Islam/Timur Tengah, Hukum Sosialis/Eropa Timur, Hukum Adat Cina/Asia Timur, Jepang, dan India. Setelah memepeleajari system hukum yang ada di dunia akan menentukan system hokum yang dianut Negara-negara anggota ASEAN dan kemudian membahas konstitusi Negara-negara anggota ASEAN. Lebih jauh akan menganalisa adanya pengaruh system hokum Negara induk dan/atau penjajah terhadap bekas jajahannya. Terakhir akan coba dicari satu titik temu system hokum yang ada dengan menunjukkan langkah-langkah harmonisasi hokum Negara-negara ASEAN. Berikut adalah secara singkat dirinci obyek pembahasan dalam mata kuliah hukum Negara-negara ASEAN : A. Pendahuluan 1. Pengertian Asean Pembahasan secara komprehensif mengenai organisasi regional di Asia Tenggara ini mulai dari kajian historis, filosofis, dan asas-asas yang terkandung dalam konstitusi ASEAN (ASEAN Charter). 2. Pengertian Sistem Pemerintahan Dimulai dengan memberkan definisi singkat yang diajukan oleh sarjana-sarjana hokum mengenai apa yang dimaksud dengan system pemerintahan dan fungsinya dalam suatu Negara. B. Sistem Pemerintahan yang ada di Dunia

1. Klasifikasi Sistem Pemerintahan Amerika Serikat dan Inggris 2. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Amerika Serikat dan Inggris C. Sistem Pemerintahan Negara-Negara Asean 1. Sistem Pemerintahan Indonesia 2. Sistem Pemerintahan Malaysia 3. Sistem Pemerintahan Singapura 4. Sistem Pemerintahan Philipina 5. Sistem Pemerintahan Thailand 6. Sistem Pemerintahan Brunai 7. Sistem Pemerintahan Kamboja 8. Sistem Pemerintahan Myanmar 9. Sistem Pemerintahan Laos 10. Sistem Pemerintahan Vietnam D. Konstitusi Negara-negara Asean Memperbandingkan system-sistem pemerintahan dan juga system hokum yang dianut kesepuluh Negara anggota ASEAN. Menganalisa kelebihan dan kelemahan diantaranya untuk kemudian dapat menjadi sumber inspirasi untuk amandemen konstitusi ASEAN berikutnya agar dapat memenuhi tujuan-tujuan ASEAN. 1. Konstitusi Indonesia 2. Konstitusi Malaysia 3. Konstitusi Singapura

4. Konstitusi Philipina 5. Konstitusi Thailand 6. Konstitusi Brunai 7. Konstitusi Kamboja 8. Konstitusi Myanmar 9. Konstitusi Laos 10. Konstitusi Vietnam E. Deklarasi Asean F. Perkembangan Asean 2. a. Uraikan sejarah terbentuknya perhimpunan ASEAN sejak deklarasi Bangkok '67! Deklarasi Bnagkok tersebut menandai berdirinya suatu organisasi kawasan regional yang diberi nama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Organisasi ini pada awalnya bertujuan memepercepat pertumbuhan ekonomi dan stabilitas wilayah, dan membentuk kerjasama di berbagai bidang kepentingan bersama. Lambat laun organisasi ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan di bidang politik dan ekonomi, seperti disepakatinya Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971. Kemudian pada tahun 1976 lima Negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC) yang menjad landasan bagi Negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai. Hal ini mendorong Negara-negara di Asia Tenggara lainnya bergabung menjadi anggota ASEAN. Proses penambahan keanggotaan ASEAN sehingga anggotnya 10 Negara ialah :

a. Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 b. Vietnam resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada tanggal 29-30 Juli 1995 c. Laos dan Myanmar resmi menjadi anggota ke-8 dan ke-9 pada tanggal 23-28 Juli 1007

d. Kamboja resmi menjadi anggota ke-10 pada 30 April 1999. Dengan diterimanya Kamboja menjadi anggota ke-10 ASEAN, cita-cita pendiri ASEAN yang mencakup sepuluh Negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN-10) telah tercapai.

b. Mengapa asosiasi ini penting bagi negara2 anggota ASEAN? Kawasan Asia Tenggara secara geopolitik dan geoekonomi mepunyai nilai strategis. Kondisi tersebut menyebabkan kawasan ini menjadi ajang persaingan pengaruh kekuatan pada era Perang Dingin antra Blok Barat dan blok Timur. Salah satu bukti persaingan antarnegara adidaya dan kekuatan besar pada waktu itu adalah perang Vietnam antara Vietnam Utara yang didukung kekuatan komunis dan Vietnam Selatan yang didukung oleh kekuatan Barat pimpinan Amerika Serikat. Persaingan dua blok rupanya menyeret Negara-negara di kawasan ASEAN menjadi basis kekuatan militer Blok Komunis dan Barat. Blok Komunis dibawah komando Uni Soviet menempatkan pangkalan militernya di Vietnam,sedangkan Blok Barat ibawah pimpinan komando Amerika Serikat menemptakan pangkalan militernya di Filipina. Bukan hanya konflik ideologi, namun konflik militer pun terjadi di kawasan Asia Tenggara yang melibatkan tiga Negara, yaitu Laos, Kamboja, dan Vietnam. Konflik bilateral, seperti antara Indonesia dengan Malaysia, Kamboja dengan Vietnam, dan konfil internal, seperti di Kmboja, Thailand, dan Indonesia. Situasi persaingan pengaruh ideology dan kekuatan militer yang dapat menyeret Negaranegara di kawasan Asia Tenggara ke dalam konflik bersenjata yang menghancurkan itu membuat para pemimpin Negara-negara di kawasan ASEAN sadar bahwa perlu ada suatu kerja sama yang dapat meredakan sikap saling curiga di antara Negara anggota serta mendorong usaha pembangunan nbersama di kawasan. Untuk mewujudkan gagasan par pemimpin tersebut, beberapa inisiatif yang pernah dilakukan antara lain, adalah pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of South East Asia/ASA), Malay-Philippina-Indonesia (MAPHILINDO), Traktat

Organisasi Asia Tenggara (South East Asia Trety Organization/SEATO), dan Dewan Asia-Pasifik (Asia and Pacific Council/ASPAC). Meskipun mengalami kegagalan, upaya dan inisiatif tersebut telah mendorong para pemimpin di kawasan untuk membentuk suatu organisasi kerja sama di kawasa yang lebih baik. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand melakukan berbagai pertemuan konsultatif secara inten sehingga disepakati suatu rancangan Deklarasi Bersama (Joint Declaration) yang isinya mencakup, antara lain, kesadaran perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik dan membina kerja sama yang bermanfaat dianatara Negara-negara di kawasan yang terkait oleh pertalian sejarah dan budaya. Untuk menindaklanjuti deklarasi tersebut, pad atanggal 8 Agustus 1967, bertempat di Bangkok, Thailand, lima wakil Negara/pemerintah Negara-negara Asia Tenggara, yaitu para menteri luar negeri Indonesia-Adam Malik, Wakil perdana Menteri mrangkap menteri pertahanan dan menteri pembangunan Nasional Malaysia-Tun Abdul Razak, Menteri Luar Negeri Filipina-Narciso Ramos, Menteri Luar Negeri Singapura-S. Rajaratnam, dan Menteri Luar Negeri Thailand-Thamat Khoman melakukan pertemuan dan menandatangani Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaratiaon) atau Deklarasi Bangkok.

3.A. Mengapa perlu dibentuk asean charter? Sebutkan pokok-pokok isinya! Piagam ASEAN ini memiliki arti yang penting, karena telah mengubah ASEAN dari asosiasi yang longgar menjadi organisasi formal. Di sisi lain Piagam ASEAN juga akan memperkuat kemitraan, solidaritas dan kesatuan dalam mewujudkan Komunitas ASEAN pada 2015. Selain sebagai landasan konstitusional bagi pencapaian tujuan berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut bersama, Piagam ASEAN juga menjadikan ASEAN sebagai subjek hukum dan memiliki kekuatan hukum (legal personality). Negara-negara anggota ASEAN akan melaksanakan kegiatan berlandaskan aturan-aturan yang disepakati (rules based organisation) serta diorientasikan pada kepentingan rakyat (peoples oriented) sebagaimana tercantum dalam Piagam ASEAN, sehingga dengan demikian Piagam ASEAN juga menjadi panduan dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian sengketa dalam berbagai bidang yang terjadi diantara sesama anggota ASEAN.

Piagam ASEAN juga akan mendorong pemajuan dalam perlindungan HAM dan hak-hak fundamental, pelaksanaan demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional, good governance, pembangunan berkelanjutan, pengurangan kemiskinan, penanggulangan kejahatan dan lainlainnya. Penguatan atau penataan mekanisme, kelembagaan dan struktur organisasi ASEAN yang mendorong peningkatan dalam koordinasi dan memungkinkan dilaksanakannya mekanisme pemantauan (monitoring) guna memaksimalkan implementasi dan kepatuhan (compliance) negara-negara anggota ASEAN. Dengan demikian juga mendorong interaksi yang lebih intens antara berbagai pemangku kepentingan di ASEAN.

Implikasi dari prinsip-prinsip dan tujuan Piagam ASEAN secara umum adalah mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan di tingkat sektoral, maka dengan demikian diperlukan kesiapan nasional untuk melaksanakan berbagai komitmen di tingkat regional. Dengan adanya legal personality dan rule-based, maka akan membuat cara kerja ASEAN juga menjadi lebih legalistik. Kemudian dengan karakter hukum yang legally binding dan mekanisme monitoring serta prosedur penyelesaian sengketa yang ada, maka pelaksanaan komitmen ASEAN oleh negaranegara anggota akan lebih terjamin. Adanya perubahan mekanisme kerja dan struktur organisasi ASEAN berdasarkan tiga pilar kerjasama ASEAN akan berimplikasi pada meningkatknya efisiensi dan koordinasi, sehingga tanggung jawab dan penanganan masalah tidak tumpang tindih. Disamping itu aktivitas pertemuan di Jakarta sebagai sekretariat ASEAN akan semakin meningkat, yang pada gilirannya nanti akan mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif badanbadan sektoral di Indonesia dalam kerjasama ASEAN.

Piagam ASEAN ini juga akan dilengkapi dan di tindaklanjuti dengan Protokol, Terms of Reference (TOR), termasuk TOR untuk ASEAN Human Rights body, Rules of Procedure dan berbagai perjanjian pelengkapnya. Untuk itu Piagam ASEAN ini perlu diratifikasi oleh seluruh negara anggota ASEAN sebelum dapat diberlakukan. [] 4. A. Uraikan perbandingan konstitusi (Comparative-Constitution) diantara negara2

anggota ASEAN (legislatif, yudisiil, eksekutif, sistem politik, sistem pemerintahan) !

Legislatif Yudisiil Eksekutif Sistem Politik Sistem Pemerintahan

Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Komisi Yudisial, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Militer Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden, Wakil Presiden, Menteri Demokrasi Presidensil

Malaysia Dewan Rakyat, Dewan Negara Federal Court, Court Of Appeal, High Courts (Peninsular Malaysia And East Malaysia) Yang Dipertuan Agung, Perdana Menteri Federal Monarchy Constitutional Parlementer

Filipina Senate, House of Representatives Supreme Court, Court of Appeals, Court of Tax Appeals, Sandiganbayan

Presiden, Wakil Presiden, Kabinet Demokrasi Presidensil

Thailand National Assembly, Senate, House of Representatives The Court of Justice system, The Administrative Court system, The Constitutional Court of Thailand Raja, Perdana Menteri, Kabinet Demokrasi Monarki Konstitusional, Parlementer

Brunei Majlis Masyuarat Negeri Magistracy, Intermediate Courts, High Court, Shariah Courts, The Court of Appeal Sultan of Brunei, Councils of Ministers Monarki Absolut Parlementer

Laos National Assembly People's Supreme Court Presiden, Perdana Menteri Sosialis

Parlementer

Vietnam National Assembly Supreme Peoples Court of Vietnam, Pengadilan Militer Vietnam Presiden, Perdana Menteri, Kabinet Sosialis Komunis Parlementer

Singapura Parlemen Supreme Court, Court of Appeal, High Court Presiden, Perdana Menteri, Menteri Demokrasi Parlementer

Kamboja National Assembly, Senate Supreme Council of Magistracy Raja, Perdana Menteri Demokrasi Parlementer

Myanmar Pyidaungsu Hluttaw, Region Hluttaws, State Hluttaws Supreme Court Presiden, Wakil Presiden, Ministers Republik Presidensil

B. Mungkinkah Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang mengandung 5 asas / sila itu dijadikan landasan pemersatu bangsa2 di kawasan ASEAN? Berikan alasan dan buktinya! Pancasila bila diterpakan dengan benar dapat dijadikan dasara ideologi bagi organisasi apapun di muka bumi ini yang paling mendekati kesempurnaa. Dikatakan demikian karena prinsip-prinsip yang dikandung di dalamnya sangat aplikatif dan berisikan nilainilai yang ideal. Nilai-nila pokok yang ada dalam pancasila pun menurut pemikiran saya bisa secara utuh diterpakan dalam ASEAN, dibawah ini contoh nyata pengaplikasiannya. 1. Pasal 1 : Ketuhanan yang Maha Esa Sebagian kalangan mengatakan Pancasila kurang tepat apabila dijadikan landasan pemersatu antara negara-negara ASEAN. Hal ini dikarenakan ideologi negara-negara ASEAN yang berbeda-beda. Misalnya, negara sosialis komunis seperti Vietnam juga tidak memasukkan unsur Tuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Hal ini dikarenakan ideologi komunis tidak mengedepankan konsep ketuhanan. Apabila salah satu sila saja tidak cocok untuk diterapkan ke dalam ideologi negara lain, maka kurang tepat apabila Pancasila dijadikan landasan pemersatu bangsa-bangsa di ASEAN. Namun, menurut analisa saya, nilai nilai ketuhanan disini adalah maksudnya untuk menerapkan

nilai-nilai ketuhanan yang hakiki seperti halnya nilai-nilai mengenai kejujuran, belas kasih, keadilan (seperti yang diajarkan secara umum oleh negara-negara di seluruh dunia). Nilai ketuhanan ini tidak dimaksudkan untuk memaksakan suatu individu untuk memeluk suatu agama tertentu, tetapi menganjurkan untuk diterapkan nilai-nilai ketuhanan yang telah saya sebutkan tadi. Contoh : prinsip-prinsip ASEAN dalam penghormatan kesetaraan dalam ASEAN, penolakan agresi, perlindungan hak asasi manusia, dll. 2. Pasal 2 : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Contoh : penghormatan kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan HAM, dan pemajuan keadilan sosial di antara entitas ASEAN. 3. Pasal 3 : Persatuan Contoh : memiliki bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningktakan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran kawasan ASEAN, mengutamakan sentralitas ASEAN pdalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dengan tetap berperan aktif dengan berpandangan ke luar, inklusif, dan nondiskriminatif. 4. Pasal 4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Contoh : dalam setiap penyelesaian sengketa, dikedepankan penyelesaian sengketa secara damai, meningkatkan konstultasi mengenai hal-hal yang serius mempengaruhi kepentingan bersama ASEAN. 5. Pasal 5 : Keadilan Sosial Contoh : adanya penghormatan pada kedaulatan, kesetaraan, intergritas diseluruh anggota ASEAN dan pemberlakuan hukum dan ketentuan hukum secara adil.

5. Dalam rangka melaksanakan program KEMLU sebagai penyelenggara KTT 2011 ini, jelaskan bentuk2 kerjasama yang efektif sekalipun sistem hukum negara2 anggota ASEAN berbeda2 karena pengaruh sistem hukumnya dan politiknya dipengaruhi negara2 yang menjajahnya dahulu! Untuk menuju terbentuknya komunitas ASEAN Community 2015! Sistem hukum Negara-negara ASEAN tidak terdapat perbedaan yang berarti, karena sistem hukum Negara-negara tersebut pada dasarnya memiliki persamaan. Sekalipun terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan, sehingga yang perlu dipersatukan adalah

prinsip-prinsip hukum umum yang berlaku di seluruh negara-negara anggota ASEAN pada umumnya. Sebagai contoh prinsip hukum umum seperti pacta suntservanda ataupun prinsipprinsip tanggung jawab. Dalam hal rencana pembentukan mahkamah ASEAN dalam rangka menuju terbentuknya komunitas ASEAN Community 2015, dapat dilihat dari dua hal, yaitu jika sistem hukum antar negara-negara ASEAN memiliki kesamaan, maka akan lebih mudah dilakukan perwujudan mahkamah asean dalam rangka komunitas politik dan keamanan. Jika sistem hukum antar negaranegara ASEAN memiliki perbedaan, pembentukan mahkamah ASEAN masih tetap dimungkinkan yaitu dengan mengambil prinsip-prinsip hukum umum yang berlaku yang dijadikan dasar dalam pembentukan konstitusi ASEAN dalam mahkamah ASEAN tersebut untuk bekerja/menyelesaikan sengketa-sengketa antar negara ASEAN yang diajukan di mahkamah ASEAN tersebut. Selain itu untuk keseragaman aturan hukum untuk saat ini dimungkinkan bagi negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan ratifikasi terhadap perjanjian internasional/ konvensi yang harus disepakati oleh negara-negara ASEAN itu sendiri. 6. Masa Depan ASEAN di bandingkan UE! Uni Eropa memiliki konsep sebagai komunitas regional yang berbasis pada nilai-nilai bersama, sementara ASEAN menyatukan nilai-nilai yang berbeda dari tiap Negara dan berusaha mewujudkan perbedaan itu dalam suatu misi yang mempersatukan seluruh anggotanya. Selain itu, Uni Eropa memiliki tujuan yang jelas yaitu menandingi Blok Timur dan berpihak pada masyarakat barat. Berbeda dengan Uni Eropa, ASEAN bertujuan untuk membendung kekuatan Blok Barat (AS) dan Blok Timur (Uni Soviet dan RRC) terhadap wilayah Negara Asia Tenggara. Ketiadaan nilai bersama Negara-Negara ASEAN ini merupakan hasil dari perbedaan bentuk pemerintahan para Negara anggota. Apabila Uni Eropa merupakan perkumpulan Negara yang menganut sistem politik yang demokratis, maka ASEAN terdiri dari Negara-Negara yang menganut sistem politik yang berbeda-beda. Misalnya, Vietnam, Laos, dan Kamboja yang merupakan Negara komunis, Kesultanan Brunei Darussalam yang menganut Kerajaan yang absolut, dan Indonesia yang demokratis. Uni Eropa memiliki mekanisme dalam penyelesaian sengketa dan dapat saling mengintervensi, sementara ASEAN menganut prinsip non-intervensi antar Negara anggota. Uni Eropa saat ini merupakan komunitas yang kurang seimbang. Hal ini disebabkan oleh luas wilayah dan keadaaan perekonomian tiap Negara yang berbeda-beda dan

adanya satu Negara anggota yang lebih unggul dibanding Negara anggota lainnya. Apabila ASEAN benar-benar berniat untuk membentuk komunitas bersama mengikuti model Uni Eropa, akan terlihat jelas siapa yang akan mengendalikan dan siapa yang menjadi penghambat. Hal ini dikarenakan luas wilayah yang berbeda-beda tiap Negara anggota (Indonesia merupakan Negara ASEAN yang luas wilayahnya terbesar). Organisasi model Uni Eropa akan memberikan standar yang berbeda bagi Negara yang lebih maju demi melakukan percepatan proses integrasi. Apabila hal ini diterapkan di ASEAN yang memiliki Negara anggota dengan sistem politik yang berbedabeda, maka ditakutkan terjadi konflik yang menghancurkan Negara-Negara anggota ASEAN. ASEAN dapat terus berusaha mewujudkan prinsip dan tujuan bersama apabila mereka tetap mengedepankan prinsip intervensi tanpa intergrasi antar wilayah.

Anda mungkin juga menyukai