Syahbandar dan Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta.
Seperti diketahui OP untuk meningkatkan kompetisi yang sehat dan efisiensi kinerja di
pelabuhan sesuai dengan UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
Menurut Freddy Numberi, sesuai ketentuan UU No 17 tahun 2008, bahwa pelayaran memuat
empat unsur utama yaitu angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan serta
perlindungan lingkungan maritim. UU Pelayaran tersebut dimaksudkan untuk penegakan
pelaksanaan azas cabotage, penghapusan monopoli, pemisahan yang tepat antara fungsi regulator
dan operator, serta memberikan peran serta pemerintah daerah dan swasta secara proposional.
Untuk tahap pertama, pembentukan kelembagaan baru di pelabuhan dibentuk pada 4 lokasi, yaitu
Kantor Otoritas Pelabuhan dan Kantor Syahbandar Utama di Belawan, Medan, Tanjung Priuk,
Jakarta, Tanjung Perak, Surabaya, dan Makassar, Sulawesi Selatan. Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan merupakan hasil peleburan Kantor Pelabuhan sebanyak 186 lokasi.
Terkait dengan pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial, sambung Freddy, maka
tugas tersebut dilaksanakan oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan UPP. Sedangkan Kantor
Syahbandar merupakan Unit Pelaksana Teknis yang melaksanakan fungsi keselamatan dan
ketertiban pelayaran serta pengawasan dan penegakan hokum bidang pelayaran.
“Otoritas Pelabuhan nantinya juga berperan sebagai wakil pemerintah untuk memberikan
konsensi kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan
yang dituangkan dalam perjanjian. Dengan demikian Otoritas Pelabuhan adalah regulator di
bidang kepelabuhanan,” paparnya.