Di susun oleh
Kelas
: XII IPA 2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas hasil karya wisata dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi besar kita Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya dan kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari makalah ini masih sangat sederhana, karena penulis masih dalam
tahap belajar, maka hadirnya saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna
memperbaiki karya tulis yang akan datang.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak, maka
layaknya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
terutama kepada:
1. Bpk Drs. Evi Saefudin,M, pd selaku kepala SMAN I PANDEGLANG
2.Ibu Nina Selaku Wali kelas XI IPA 2
3.Ibu Mamah Selaku Guru Mata Pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan), dan
4.Rekan-rekan siswa X1 IPA 2
Penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar.................................i
Pendahuluan...........................4
1.
Latar Belakang.........................4
2.
MAKALAH
ASEAN
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dengan disepakatinya Piagam ASEAN pada 15 Desember 2008, ASEAN menjadi suatu
organisasi kawasan yang sama sekali baru, dengan aturan hukum yang jelas dan memiliki
legal
personality.
Dilengkapi moto one vision, one identity, one community, ASEAN terus melangkah menuju
terbentuknya
suatu
Komunitas
ASEAN
2015.
Pembukaan Piagam ASEAN secara tegas menyebutkan komitmen masyarakat (We, the
Peoples) negara anggota ASEAN untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN yang
didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan
kerja sama sosial budaya.
Komitmen tersebut sekaligus mempertegas kembali Deklarasi ASEAN Concord II (Bali
Concord II) yang dihasilkan saat KTT ASEAN ke-9 di Bali, Oktober 2003, saat Indonesia
menjadi
Ketua
ASEAN.
Penyebutan kata We, the Peoples dalam Piagam ASEAN memperlihatkan bahwa
pembentukan komunitas ASEAN bukanlah keinginan pemerintah negara anggota ASEAN
semata, tetapi justru menjadi keinginan seluruh lapisan anggota masyarakat dan pemangku
kepentingan di negara anggota ASEAN.
Melalui tiga pilar kerja sama yang disebutkan dalam Bali Concord II dan ditegaskan kembali
dalam Pembukaan Piagam ASEAN, jelaslah bahwa komunitas ASEAN mendatang akan
terdiri dari tiga komunitas, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security
Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan
Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio Cultural Community/ASCC).
Untuk mewujudkan suatu Komunitas ASEAN 2015, banyak hal yang perlu dilakukan secara
intensif guna mengintegrasikan ASEAN, terutama pada masa awal pengimplementasian
Piagam ASEAN yang terkait dengan rules dan regulations yang masih harus dirumuskan
bersama.
Di sinilah kemudian berlangsung battle of ideas dari kesepakatan-kesepakatan pokok yang
nantinya dituangkan dalam aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan pelaksanaannya.
Bagaimanapun, harus disadari bahwa ketentuan dalam Piagam bukan seperti yang tertulis
dalam Piagam, tetapi konsep-konsep besar yang berada di baliknya. Itulah sebabnya pula
Piagam ASEAN hanya terdiri dari 13 bab dan 55 pasal, berbeda dengan Konstitusi Uni
Eropa yang terdiri dari ratusan pasal.
PEMBAHASAN
ORGANISASI ASEAN
Sejarah ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mencatat sejarah baru dengan
ditandatanganinya ASEAN Charter (Piagam ASEAN) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Ke-13 ASEAN di Singapura, Selasa (20/11). Piagam ASEAN tersebut diteken oleh 10
pemimpin negara anggota ASEAN, termasuk Myanmar. Kesepuluh kepala negara atau kepala
pemerintahan ASEAN yang membubuhkan tanda tangan pada Piagam ASEAN itu adalah
Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei Darussalam), PM Hun Sen (Kamboja), Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (Indonesia), PM Bouasone Bouphavanh (Laos), Abdullah Ahmad Badawi
(Malaysia). Selanjutnya, PM Thein Sein (Myanmar), Gloria Maccapagal Arroyo (Filipina), PM
Surayud Chulanont (Thailand), PM Nguyen Tan Dung (Vietnam), dan PM Lee Hsien Loong
(Singapura).
negara
itu.
Selain Piagam ASEAN, juga ditandatangani tiga deklarasi yaitu cetak biru ASEAN Economic
Community (AEC), ASEAN Declaration on the 13th Session of the Conference on Climate
Change (UNFCCC), dan Conference of Parties Serving as the Meeting of the Parties (CMP)
to
the
Protocol
Kyoto
Protocol
Upacara penandatanganan disaksikan sejumlah menteri dari masing-masing negara dan liput
sekitar 100 orang media cetak dan elektronik. Usai penandatanganan, para kepala negara
melakukan acara bersulang (toast), yang disambut tepuk tangan para hadirin. Selanjutnya
para kepala negara melakukan sesi foto bersama, dilanjutkan dengan foto bersama dengan
para menteri luar negeri, dan anggota The Eminent Persons Group (EPG) and Members of
High
Level
Taskforce
(HTLF).
Piagam ASEAN disebut tonggak sejarah baru karena baru dimiliki ASEAN setelah 40 tahun
berdiri. Piagam ASEAN merupakan dokumen yang diharapkan akan mentransformasikan
ASEAN dari sebuah asosiasi menjadi suatu organisasi regional yang memiliki leader
personality, dan mekanisme dan struktur organisasi yang lebih jelas. Salah satu organ
ASEAN yang akan dibentuk sesuai piagam ini adalah Badan HAM ASEAN
Piagam itu terdiri dari pembukaan, 13 bab, dan 55 pasal. Pasal-pasalnya menegaskan kembali
prinsip-prinsip yang tertuang dalam seluruh perjanjian, deklarasi, dan kesepakatan ASEAN
Sedangkan terdapat negara-negara lain yang bergabung kemudian ke dalam ASEAN sehingga
total menjadi 11 negara, yaitu :
LOGO ASEAN
Logo ASEAN membawa arti ASEAN yang stabil, aman, bersatu dan dinamik. Warna logo ada
4 yaitu biru, merah, putih dan kuning. Warna tersebut merupakan warna utama lambang
negara-negara ASEAN. Warna biru melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah
bermaksud semangat dan dinamisme sedangkan putih menunjukkan ketulenan dan kuning
melambangkan kemakmuran. Sepuluh tangkai padi melambangkan cita-cita pelopor pembentuk
ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat. Bulatan melambangkan kesatuan
ASEAN.
Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan mengubah banyak hal di ASEAN. Malah, piagam
itu sesungguhnya makin mengekalkan banyak kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan
keputusan di ASEAN tetap dengan cara konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat
tertinggi untuk pengambilan keputusan jika konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di
antara anggota terjadi.
Meski demikian, piagam tersebut hadir di saat yang pas, yaitu ketika kawasan Asia Tenggara
ini terus berubah dan negara-negara ASEAN semakin memperluas cakupan kerja sama yang
lebih kukuh ke Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke
selatan (Australia dan Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan beriringan
dengan KTT ASEAN.
d) Maksud Dan Tujuan Perhimpunan ASEAN
Dalam deklarasi ASEAN, di cantumkan bahwa maksud dan tujuan perhimpunan adalah sebagai
berikut :
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
tertib hukum di dalam hubungan antara negara - negara di kawasan ini serta mematuhi
prinsip - prinsip Piagam Perserikatan Bangsa - bangsa
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu antara satu dan yang lain di
dalam memecahkan masalah - masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi , sosial ,
budaya , teknik , ilmu pengetahuan dan administrasi
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana - sarana latihan dan penelitian dalam
bidang - bidang pendidikan , profesional , teknik dan administrasi
5. Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta
industri , perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana - sarana
pengangkut dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat - rakyat mereka
b) Standing Committee
Komite ini merupakan sebuah badan yang bersidang di antara dua menteri - menteri luar
negeri ASEAN untuk menangani persoalan - persoalan yang memerlukan keputusan para
menteri.
d) Sekertariat Nasional ASEAN pada setiap ibu kota negara - negara anggota ASEAN
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama yang di hadiri kelima kepala negara anggota
ASEAN pada tahun 1976 di Bali, di hasilkan tiga deklarasi . Salah satu di antaranya ialah
a) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan (Summit Meeting) yang merupakan otoritas atau
kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. Pertemuan ini di adakan apabila di anggap perlu dalam
memberikan pengarahan - pengarahan
b) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN ( ASEAN Ministerial Meeting) Peranan
dan tanggung jawab kegiatan sidang ini ialah perumusan garis kebijakan dan koordinasi
kegiatan - kegiatan ASEAN
c) Sidang Para Menteri - Menteri Ekonomi Sidang ini di selenggarakan setahundua kali.
Tugasnya , selain merumuskan kebijaksanaan - kebijaksanaan yang khusus menyangkut maslah
kerja sama ASEAN bidang ekonomi juga mengevaluasi hasil - hasil yang di lakukan komite komite yang ada di bawahnya
d) Sidang Para Menteri lainnya (Non-Ekonomi0 sidang ini merumuskan kebijakan - kebijakan
yang menyangkut bidangnya masing - masing seperti penerangan , kesehatan , kebudayaan ,
ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Standing Committee. Badan ini bertugas seperti sebelum KTT I di Bali yang membuat
keputusan - keputusan dan menjalankan tugas - tugas perhimpunan di antara dua buah Sidang
Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN
f) Komite - komite. Dalama komite ini ada dua bidang yaitu bidang ekonomi dan bidang non
ekonomi
f) Sekertariat Asean
Pembentukan Sekertariat ASEAN memiliki latar belakang. Kebutuhan akan suatu
Sekertariat Tetap ASEAN yang akan mengoordinasi segala kegiatan ASEAN mulai di rasakan
setelah Perhimpunan ASEAN berusia enam tahun yakni ketika para Menteri Luar Negeri
ASEAN bertemu di Pattaya , Thailand bulan April 1973
Dalam sidang ke VII para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1975, rumusan struktur
Sekertariat ASEAN yang telah di ubah dan di sederhanakan di setujui oleh sidang dengan
membubuhkan paraf di atas rumusan konsep tersebut
Rumusan konsep tersebut kemudian di bawa ke Bali untuk secara resmi di tanda tangani para
menlu negara - negara ASEAN dengan di saksikan para kepala pemerintahan ASEAN yang
sedang mengadakan KTT Pertama ASEAN di Bali 1976
Dokumen persetujuan ini kemudian di kenal dengan sebutan Agreement on the Establishment
of the ASEAN Secretariate yang antara lain menyatakan bahwa tempat kependudukan
Sekertariat ASEAN berada di Jakarta ibi kota negara Republik Indonesia.
Publik cenderung melihat beberapa hal dalam Piagam ASEAN ini sulit untuk direalisasikan
meskipun beberapa poin penting diakui akan mampu diwujudkan oleh negara-negara
anggotanya.
Sikap pesimistis ditunjukkan responden terhadap kemampuan ASEAN mendorong penciptaan
pemerintahan yang bersih dan menjamin kepastian hukum. Keraguan mereka mencapai 69,4
persen dan 53,6 persen.
Sebaliknya, dari semua poin yang termaktub dalam piagam tersebut, mayoritas publik
(sebanyak 78,3 persen) beranggapan bidang sosial-budayalah yang paling mungkin untuk
direalisasikan. Apresiasi positif juga dilontarkan 76,2 persen responden terhadap
kemampuan mewujudkan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu, kebijakan ekonomi ASEAN yang berniat membangun Komunitas Ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada tahun 2015 diyakini oleh 69,6 persen
responden akan mampu direalisasikan. Dengan AEC, akan terbuka pasar besar regional yang
menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan satu basis produksi seperti yang sudah
dilakukan oleh Uni Eropa.
Kegagalan ASEAN menyusun rancangan berbasis regional dalam penyelesaian krisis ekonomi
pada tahun 1998 seolah mengangkat kembali pertanyaan soal relevansi dan peranan ASEAN
sebagai organisasi regional.
Padahal, setahun sebelumnya (1997) dalam pertemuan informal di Kuala Lumpur, disepakati
proyek ambisius yang terangkum dalam ASEAN Vision 2020, seperti memelihara,
mempromosikan, mempelajari, dan memperkuat hal-hal yang secara esensial merupakan kerja
sama antarnegara, bukan struktur integrasi regional.
Apa yang ditetapkan melalui visi ASEAN 2020 tersebut ternyata gaungnya tertutup oleh
krisis ekonomi dan politik yang menerpa hampir semua negara anggota dua tahun menjelang
abad ke-21.
Organisasi yang beranggotakan 11 negara ini pun tak berkutik menghadapi gelombang krisis.
ASEAN sebagai organisasi regional dinilai tidak mampu menjalankan fungsi ekonominya
secara konkret pada saat-saat kritis. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kontribusi
ASEAN bagi pertumbuhan dan stabilitas di kawasan ini.
Kegamangan atas peran ASEAN di bidang ekonomi pun tercermin dari suara publik yang
terpecah dua antara optimistis dan pesimistis. Sebanyak 47,2 persen responden menganggap
ASEAN saat ini belum berhasil menunjukkan perannya dalam usaha mewujudkan kawasan ini
sebagai kekuatan ekonomi baru. Adapun 48,5 persen responden lain menganggap sebaliknya.
Peran ASEAN dalam mendorong proses demokratisasi juga diragukan, terbukti dalam kasus
Myanmar. Hanya 38,5 persen responden yang menilai ASEAN telah berperan dalam
menangani problem politik di negeri pagoda itu.
Sementara itu, peran lembaga ini dalam menengahi konflik-konflik perbatasan yang dihadapi
negara-negara anggotanya dinilai minim oleh 58,3 persen responden. Pendapat publik ini
boleh jadi dilatarbelakangi oleh tidak adanya tindakan-tindakan riil dari ASEAN dalam
menengahi konflik antara Indonesia dan Malaysia terkait dengan kasus Sipadan-Ligitan dan
Ambalat, atau konflik Malaysia dan Singapura soal kepemilikan Pulau Batu Putih.
Pesimisme tampaknya mendominasi pendapat publik saat ditanyakan soal peran ASEAN
selama ini bagi negara-negara anggotanya. Sebanyak 62,7 persen responden menilai bahwa
organisasi ASEAN belum banyak berperan dalam memberantas perdagangan perempuan dan
anak-anak di kawasan ini.
Peranan Asean Terhadap Indonesia
Peranan ASEAN untuk Indonesia, sejak awal berdirinya ASEAN, Indonesia telah
mempromosikan suatu bentuk kehidupan masyarakat regional di Asia Tenggara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan konsensus
dalam proses pengambilan keputusan. Indonesia juga memiliki peran penting dalam
pembentukan beberapa perjanjian dan modalitas di ASEAN antara lain Declaration on Zone
of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN, 1971), ASEAN Concord (1976), ASEAN
Declaration on South China Sea (1992), ASEAN Regional Forum (ARF, 1995) dan ASEAN
Community
(2003)
Walaupun terdapat perbedaan budaya, kondisi geografis, sistem politik dan tingkat
kerja
sama
untuk
mencapai
keuntungan
dan
kemakmuran
bersama.
Berdasarkan hal ini, diplomasi luar negeri Indonesia di era globalisasi harus dapat
membangun dan memelihara kerja sama yang lebih luas dan efektif untuk memperoleh
kemajuan yang subtantif dalam penyelesaian konflik dan integrasi ekonomi di kawasan Asia
Tenggara.
Berdasarkan kondisi alamnya, kemampuan ekonomi dan kemauan politiknya untuk bergabung
dalam proses regional, Indonesia akan terus memainkan peran strategis demi kemajuan dan
terciptanya integrasi ASEAN. Peranan Indonesia di Asia Tenggara diperkuat dengan
partisipasinya untuk menyelesaikan konflik di Kamboja dan Filipina Selatan serta ikut
menjadi anggota dalam pasukan perdamaian PBB. Indonesia juga memiliki inisiatif untuk
melaksanakan diplomasi kemanusiaan dan turut serta dalam proses pembentukan Masyarakat
Asia Timur.
Memang banyak hal yang harus diluruskan, kita memang perlu lebih memasyarakatkan
ASEAN, karena faktanya banyak juga pengamat yang belum mengetahui ASEAN secara
mendalam, yang mereka ketahui baru sebatas kulitnya saja. Sebetulnya banyak sekali
manfaat yang diperoleh Indonesia dari ASEAN, misalnya dalam bidang perdagangan. Pada
1990-an, perdagangan ekspor Indonesia ke Negara-negara ASEAN cuma sebesar 13%, tapi
sekarang
sudah
mencapai
18,5%.
Dari 5 juta wisatawan yang melancong ke Indonesia, 40% nya adalah wisman yang berasal
dari ASEAN. Seandainya kita tidak bekerjasama dengan ASEAN, maka belum tentu jumlah
wisman yang masuk ke Indonesia itu mencapai komposisi seperti itu. Jadi secara ekonomi
manfaat yang kita dapatkan sangat jelas. Pada waktu turis asing takut datang ke Indonesia
karena teror bom, turis-turis asal ASEAN tetap datang. Dalam bidang investasi, hampir 38%
dari
total
investasi
yang
masuk
ke
Indonesia
adalah
berasal
dari
ASEAN.
Jadi jika ada pernyataan-pernyataan yang mengatakan bahwasanya kita kurang mendapat
manfaat dari ASEAN, saya tidak setuju sepenuhnya. Lihat saja sudah berapa banyak
perjanjian-perjanjian yang dihasilkan oleh ASEAN. Sekarang ini ASEAN sudah menyepakati
suatu deklarasi mengenai pekerja migran, yang akan sangat membantu begitu banyak pekerja
migran Indonesia di negaranegara ASEAN. Sekarang ini ASEAN juga sudah menyepakati
perjanjian mengenai pembebasan visa untuk kunjungan selama 14 hari, dimana dengan itu kita
bisa
berkunjung
ke
negara-negara
ASEAN
tanpa
visa.
Di bidang ekonomi, ASEAN memiliki program National Single Windows, yaitu progam satu
pintu bagi pengurusan arus barang dan jasa yang masuk ke ASEAN. Dengan begitu kita tidak
perlu lagi melalui beberapa meja, dalam pengurusan surat-menyurat atau dokumendokumen
pengiriman barang dan jasa, karena semua itu bisa dilakukan di salah satu negara ASEAN
saja. Itu adalah salah satu manfaat yang jelas di bidang bisnis dan perdagangan.
ASEAN juga telah menetapkan penyamaan standar untuk berbagai produk dan jasa dalam
bentuk Mutual Recognition Arrangement. Misalnya adalah standarisasi perawat, dengan
adanya standar tersebut, para perawat dari Indonesia bisa bekerja di negaranegara ASEAN
dengan standar yang sama. Banyak kalangan bisnis, media dan pengamat yang tidak
mengetahui hal-hal tersebut. Pernah dalam sebuah seminar ada pengusaha yang komplain,
bahwa pasar bebas ASEAN tidak menguntungkan bagi Indonesia, karena kita akan kalah
bersaing dengan negaranegara ASEAN lainnya. Lantas saya bertanya, apakah selama ini ada
masalah dengan produknya? pengusaha tersebut menjawab bahwa usahanya tidak mengalami
masalah,
bahkan
terus
meningkat
dalam
tahun
terakhir
ini.
Hal itu menunjukkan bahwa ternyata pengusaha tersebut tidak tahu kalau ASEAN sudah
menurunkan tarif barang sejak 2002 melalui ASEAN Free Trade Arangement, dimana semua
barang yang masuk ke negara ASEAN hanya dikenai tarif 0-5 %. Jadi sang Pe-ngusaha
tersebut mengkomplain sesuatu yang sudah terjadi, ia tidak tahu kalau dia sudah menikmati
hasil dari kebijakan yang dibuat oleh ASEAN. Selama ini kita memang lebih sering
dikritiknya daripada dipelajari secara mendalam, padahal kita bisa melihat manfaat ASEAN
dari
data-data
yang
ada.
Kemajuan lain di bidang ekonomi, adalah adanya perundingan ASEAN Free Trade Area
dengan Cina, dimana semua negara ASEAN membuka pasar Cina, dan Korea. Jadi secara
pemerintahan kita sudah samasama menurunkan tarif berbagai macam produk yang menjadi
kepentingan kita, masalahnya sekarang adalah apakah hal itu mau digunakan atau
dimanfaatkan atau tidak, kembali kepada kita. Dalam bidang investasi perkembanganya juga
sudah sedemikian baik, ketika ke Filipina saya baru tahu kalau ternyata hotel yang kita
singgahi, sebagian investasinya adalah dipegang oleh investor Indonesia, tapi banyak orang
tidak
tahu.
Memang ada yang menyatakan bahwa perdagangan diantara ASEAN baru mencapai 28%, jadi
belum memberikan hasil yang memuaskan. Tapi jika dibandingkan dengan Uni Eropa, hasil
tersebut sudah menunjukkan perkembangan yang baik. Uni Eropa yang saat ini dianggap
paling maju dalam inter tradenya, juga baru mencapai 50-60%, padahal sudah lebih lama
berdiri dibanding ASEAN, aturan mereka juga sudah lebih jelas, dan sudah memiliki Euro
sebagai
mata
uang
tunggal.
Jadi sebenarnya kita sudah jauh berkembang, namun sering kali kita tidak tahu. Hal ini
tercermin dari adanya kekhawatiran bahwa Indonesia akan kebanjiran produk Soluna dari
Thailand, mereka tidak tahu bahwa accu dan joknya serta beberapa komponen lain soluna
berasal dari Indonesia. Soluna sebenarnya bisa dikatakan sebagai mobil ASEAN, karena
seluruh
komponen
mobil
tersebut
dipasok
oleh
negara-negara
ASEAN.
Mereka lupa kalau Kijang Innova produksi Indonesia telah membanjiri pasar Brunei dan
Malaysia. Mereka juga tidak menyadari bahwa dengan adanya penurunan tarif telah
menjadikan produk obatobatan tradisional Indonesia merajai pasar obat di Vietnam dan
Kamboja, serta meningkatnya ekspansi pasar Indofood dengan mengekspor produkproduknya
ke seluruh negara ASEAN. Banyak juga yang tidak tahu bahwa saat ini ASEAN telah menjadi
Regional Production Base, yaitu suatu kawasan dimana kita bisa memproduksi suatu barang
secara bersama-sama, dengan menggunakan keunggulan komparatif masing-masing negara.
PERANAN INDONESIA TERHADAP ASEAN
Dengan disepakatinya Piagam ASEAN pada 15 Desember 2008, ASEAN menjadi suatu
organisasi kawasan yang sama sekali baru, dengan aturan hukum yang jelas dan memiliki legal
personality. Dilengkapi moto one vision, one identity, one community, ASEAN terus
melangkah
menuju
terbentuknya
suatu
Komunitas
ASEAN
2015.
Pembukaan Piagam ASEAN secara tegas menyebutkan komitmen masyarakat (We, the
Peoples) negara anggota ASEAN untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN yang
didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan
kerja
sama
sosial
budaya.
dan
pemangku
kepentingan
di
negara
anggota
ASEAN.
Melalui tiga pilar kerja sama yang disebutkan dalam Bali Concord II dan ditegaskan kembali
dalam Pembukaan Piagam ASEAN, jelaslah bahwa komunitas ASEAN mendatang akan terdiri
dari tiga komunitas, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial
Budaya
ASEAN
(ASEAN
Socio
Cultural
Community/ASCC).
Untuk mewujudkan suatu Komunitas ASEAN 2015, banyak hal yang perlu dilakukan secara
intensif guna mengintegrasikan ASEAN, terutama pada masa awal pengimplementasian
Piagam ASEAN yang terkait dengan rules dan regulations yang masih harus dirumuskan
bersama.
pokok
yang
nantinya
dituangkan
dalam
aturan-aturan
dan
kebijakan-kebijakan
pelaksanaannya.
Bagaimanapun, harus disadari bahwa ketentuan dalam Piagam bukan seperti yang tertulis
dalam Piagam, tetapi konsep-konsep besar yang berada di baliknya. Itulah sebabnya pula
Piagam ASEAN hanya terdiri dari 13 bab dan 55 pasal, berbeda dengan Konstitusi Uni Eropa
yang
terdiri
dari
ratusan
pasal.
menghadapi
berbagai
perubahan
arsitektur
kerja
sama
global.
Di tengah perubahan arsitektur kerja sama global dan battle of ideas inilah peran dan daya
tawar Indonesia dapat dilihat dalam menerjemahkan konsep-konsep besar ke dalam
ketentuan-ketentuan
yang
harus
disepakati
bersama.
Pandangan bahwa dengan terwujudnya Komunitas ASEAN maka Indonesia akan dirugikan
karena lemahnya daya tawar politik dan ekonomi yang disebabkan lemahnya posisi ekonomi
nasional
di
mata
negara
tetangganya
adalah
tidak
kuat.
Memang harus diakui sejak ambruknya Orde Baru dan krisis ekonomi 1997 yang
berkepanjangan, Indonesia terlihat sebagai negeri yang tak berdaya di tengah beberapa
negara
anggota
ASEAN.
Namun di balik itu semua, secara perlahan namun pasti, Indonesia mulai memperlihatkan
taringnya
kembali
dengan
berbagai
pencapaian
yang
diraihnya.
Di bidang politik dan keamanan, pascareformasi, Indonesia menjadi negara terdepan yang
menerapkan
demokrasi
dalam
kehidupan
bernegara.
Indonesia pulalah yang berada di garda terdepan dalam penghormatan serta penegakan hakhak asasi manusia (HAM). Keberhasilan Indonesia melaksanakan pemerintahan yang
demokratis menjadikan Indonesia sebagai negara demokratis ke-4 di dunia. Di bidang HAM,
Indonesia adalah salah negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi HAM.
Di bidang
Hal ini dapat terlihat dari kemampuan Indonesia untuk bertahan dari krisis ekonomi yang
lebih besar di tahun 2008. Jika krisis ekonomi 1997 hanya berdampak ke negara-negara
Asia, krisis ekonomi 2008 menerjang hampir seluruh negara di dunia.
Bukti bahwa
keberhasilan Indonesia di bidang ekonomi diakui oleh negara-negara lain tampak dari
diikutsertakannya Indonesia sebagai salah satu negara anggota G-20. Semua keberhasilan
ini tentu saja merupakan aset berharga untuk memperjuangkan kepentingan nasional
Indonesia,
bukan
hanya
di
ASEAN,
tetapi
juga
di
forum
internasional.
dimasukkannya
elemen-elemen
penting
seperti
demokratisasi
dan
penghormatan serta penegakan HAM dalam kerja sama politik dan keamanan yang kemudian
dituangkan dalam Piagam ASEAN dan cetak biru kerja sama politik dan keamanan.
Untuk memperlihatkan tingginya daya tawar Indonesia dalam ASEAN, dapat disampaikan
bahwa pada awal perundingan, usulan Indonesia untuk memasukkan elemen-elemen
demokratisasi
dan
HAM
ditentang
oleh
semua
negara
anggota
ASEAN.
Namun dengan argumen yang kuat yang didasarkan pada pengalaman berdemokrasi dan
melakukan penegakan dan penghormatan HAM, akhirnya elemen-elemen tersebut dapat
masuk
Piagam.
Peran
Indonesia
ke
Depan
Tampilnya wajah baru ASEAN memperlihatkan kemampuan negara anggota ASEAN untuk
melakukan benah diri dalam menghadapi perubahan arsitektur global serta melakukan
pendalaman dan perluasan dengan para mitra wicaranya (AS, Uni Eropa, Australia, Selandia
Baru,
India,
China,
Jepang,
Korea
Selatan,
dan
Rusia).
Selain itu, memberikan harapan bahwa ASEAN mampu menciptakan peluang dan mengubah
tantangan
menjadi
peluang.
Sebagai salah satu pendiri ASEAN, terjadinya perubahan di ASEAN menjadikan tantangan
bagi Indonesia untuk lebih memperlihatkan kepimpinannya dalam ASEAN baru guna
menyambut terbentuknya komunitas ASEAN 2015. Tidak ada gading yang tak retak, begitu
pun peran dan kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN. Untuk itu, terus meningkatkan
kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN menjadi kepentingan dan tugas bersama kita semua
untuk menaikkan daya tawar Indonesia.
Bagaimanapun, keberadaan ASEAN bagi Indonesia tetap dianggap penting. Mayoritas
responden (95,7 persen) yang melihat organisasi negara-negara di Asia Tenggara ini
memberikan nilai positif bagi kepentingan Indonesia.
Pentingnya ASEAN bagi Indonesia juga disebut dalam survei CSIS tentang sikap generasi
muda Indonesia dalam memandang ASEAN. Survei ini menyebutkan, ASEAN dinilai positif
bagi kepentingan nasional Indonesia yang sekaligus menjadi prioritas yang lebih tinggi
dibandingkan kepentingan bersama dalam tatanan regional (Sutopo, 1988).
Selain faktor sejarah Indonesia yang menjadi salah satu negara pendiri ASEAN,
kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga menjadi indikator penting kiprah Indonesia di
tingkat Asia Tenggara.
Secara umum responden menilai pengaruh Indonesia di Asia Tenggara masih lemah.
Mayoritas responden menganggap pengaruh Indonesia di bidang politik, ekonomi, militer,
teknologi, diplomasi, dan sosial-budaya di tingkat Asia Tenggara belum cukup kuat
menandingi Singapura, yang menurut sebagian besar responden (51,7 persen) dianggap
sebagai negara paling unggul di Asia Tenggara.
Eksistensi ASEAN sendiri selama 40 tahun terakhir menunjukkan pengaruh yang cukup baik
di dunia internasional.
Lebih dari separuh responden (56,5 persen) melihat posisi ASEAN di dunia internasional
semakin besar. Namun, di sisi yang lain, sebagian besar responden melihat ASEAN masih
belum mampu mengimbangi kekuatan negara-negara Barat atau organisasi kawasan lain di
dunia, baik di bidang politik, ekonomi, maupun militer.
Masih minimnya posisi tawar ASEAN di dunia internasional tidak lepas dari kondisi internal
negara-negara anggota ASEAN, termasuk di dalamnya adalah soal kekompakan dan soliditas
antarnegara anggota ASEAN, yang menurut separuh lebih responden (59,2 persen) masih
belum kuat.
Tak pelak, publik menanti realisasi dari Piagam ASEAN yang mulai berlaku sejak parlemen di
setiap negara penanda tangan meratifikasinya.
NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN
Filipina (negara pendiri)
Indonesia (negara pendiri)
Malaysia (negara pendiri)
Singapura (negara pendiri)
Thailand (negara pendiri)
Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
Vietnam (28 Juli 1995)
KOMITE-KOMITE ASEAN
Komite Bahan Makanan, petanian, dan Kehutanan ( Committe on FoodAgricultural and Forest :
CFAF) di Indonesia.
Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee on Trade and Tourism :COTT) di Singapura.
Komite Keuangan dan Perbankan ( Committee on Finance and Banking :COFB) di Thailand.
Komite Industri, perdagangan dan Energi ( Committee on Industry, Miningand Energy :
COIME), di Philiphina.
Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on Transportasion andComunication :
COTAC), di Malaysia.
Komite Kebudayaaan dan Informasi ( Committee on Cultural andInformation)
KTT ASEAN
Sejak berdiri pada 8 Desember 1967 di Bangkok, Thailand, Asosiasi Negara-negara
AsiaTenggara (ASEAN) sudah menyelenggarakan 14 kali konferensi tingkat tinggi
resmi,termasuk yang kini digelar di Hua Hin, Thailand pada 27 Februari hingga 1 Maret 2009.
Sejak KTT ke-7 pada 2001, perhelatan puncak antara para pemimpin negara ASEAN tersebut
resmi diadakan setahun sekali.Berikut ini daftar penyelenggaraan KTT resmi ASEAN:
KTT ke-1 di Bali-Indonesia, pada 23-24 Februari 1976
KTT ke-2 di Kuala Lumpur-Malaysia, pada 4-5 Agustus 1977
KTT ke-3 di Manila-Filipina, pada 14-15 Desember 1987
KTT ke-4 di Singapura, pada 27-29 Januari 1992
KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, pada 14-15 Desember 1995
KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, pada 15-16 Desember 1998
KTT ke-8 di Phnom Penh-Kamboja, pada 4-5 November 2002
KTT ke-9 di Bali-Indonesia, pada 7-8 Oktober 2003
KTT ke-10 di Vientiane-Laos, pada 29-30 November 2004
KTT ke-11 di Kuala Lumpur-Malaysia, pada 12-14 Desember 2005
KTT ke-12 di Cebu-Filipina, pada 11-14 Januari 2007
KTT ke-13 di Singapura, pada 18-22 November 2007
KTT ke-14 di Cha Am,Hua Hin-Thailand, pada 27 Februari-1 Maret 20O9