Anda di halaman 1dari 12

TUGAS HOI

Tentang ASEAN

Nama Kelompok : 1. Haykal Kharisma Putra 15040704132

2. Vidya Afiyanti Indah Bilqis 17040704013


3. Mohammad Alvian Adi N. 17040704017
4. Rama Novtian Ardi 17040704024
5. Bayu Ajie S.P 17040704046
6. Alma Evelinda Silalahi 17040704051
7. Rega Angga Gantara 17040704056
8. Dicki Firmansyah Harmin 17040704074
1.1 Latar Belakang
ASEAN adalah singkatan dari Association of South-East Asia Nation atau apabila
diterjemahkan dalam Indonesia berarti Perhimpunan Bangsa – Bangsa Asia Tenggara.
Organisasi internasional regional ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok (“Bangkok Declaration”), atau
sering juga disebut “ASEAN Declaration”, oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand
dan Philipina.1
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan persahabatan dan kerjasama di
bidang pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-
negara anggotanya. Sehubungan dengan latar belakang negara-negara anggota ASEAN yang
beraneka ragam, bentuk dari kerjasama yang ada harus dilandasi dengan faktor-faktor
kebersamaan supaya ASEAN dapat berkembang menjadi organisasi internasional regional
yang efektif.
Sebagai organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antar negara di Asia Tenggara2,
ASEAN mempunyai tanggung jawab yang besar dalam perkembangan dan kehidupan
hubungan diplomatik antar negara di Asia Tenggara. Tidak hanya dalam hubungan
diplomatik yang menguntungkan dalam wilayah regional, ASEAN juga diharapkan mampu
menjadi penghubung dan mediator bagi persengketaan yang timbul diantara para anggota
ASEAN itu sendiri. Dan hasrat dari didirikannya ASEAN adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, kemajuan politik sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-
negara serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara . Maka kita
sebagai warga ASEAN juga harus ikut membantu mewujudkan hasrat dari ASEAN tersebut,
sebelum itu terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang ASEAN lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan:
1. Personalitas ASEAN
2. Keanggotaan ASEAN
3. Syarat Penerimaan menjadi anggota ASEAN
4. Prosedur menjadi anggota ASEAN

1
AK.Syahmin SH., Masalah‐ Masalah Aktual Hukum Organisasi Internasional (Bandung:Penerbit CV.ARMICO,1988),
hlm.209.
2
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI 2011., Ayo Kenali ASEAN
5. Pemberhentian anggota ASEAN
6. Penundaan anggota ASEAN
7. Tanggung jawab ASEAN
8. Keputusan ASEAN
1.3 Pembahasan
1. Personalitas ASEAN
Piagam ASEAN adalah kerangka kerja hukum dan kelembagaan yang mengikat
seluruh negara anggota ASEAN, dan menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang
memiliki status hukum (legal personality). Personalitas hukum ASEAN ini diatur
pada pasal 3 Piagam yang menyatakan: “ASEAN, as an inter-govermental
organisation, is hereby conferred legal personality”.3 (ASEAN, sebagai sebuah
organisasi antar-pemerintah, dengan ini diberikan status hukum). Piagam ASEAN
ditandatangani pada KTT Ke-13 ASEAN pada tanggal 20 November 2007 di
Singapura oleh sepuluh kepala negara/pemerintahan negara anggota ASEAN.
Piagam ASEAN mulai berlaku efektif tanggal 15 Desember 2008 setelah semua
negara anggota ASEAN menyampaikan dokumen pemberitahuan pengesahan ke
Sekretariat ASEAN. Indonesia mengesahkan Piagam ASEAN melalui Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Pengesahan Charter Of The Association Of
South-East Asian Nations (piagam perhimpunan bangsa-bangsa asia tenggara).
Piagam ASEAN dapat ditinjau kembali setelah lima tahun terhitung sejak Piagam
ASEAN resmi diberlakukan. Piagam ASEAN sebagai dokumen konstitusional
memuat beberapa elemen yang sangat penting antara lain:
1) Pernyataan secara tegas bahwa ASEAN adalah organisasi internasional yang
memiliki kepribadian hukum internasional, dengan demikian ASEAN mampu
melaksanakan hak dan kewajiban di tingkat internasional
2) Pernyataan secara tegas bahwa ASEAN memiliki tujuan-tujuan, fungsi-fungsi
dan kewenangan-kewenangan seperti organisasi internasional lainnya. Dengan
kata lain, Piagam ini akan mengubah ASEAN menjadi into a rulesbased
Organization

3
Piagam ASEAN (the ASEAN Charter) pasal 3, lihat Charter of the Association of Southeast Asian Nations, 20
November 2007, enter into force 15 Desember 2008, online: http://www.aseansec.org/AC.htm [ Piagam ASEAN]
3) Pembentukan mekanisme legislatif, the rule-making mechanism/organs and
procedures di dalam ASEAN
4) Pembentukan sebuah mekanisme eksekutif atau organ yang bertugas untuk
melaksanakan serta memonitoring pelaksanaan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan organisasi
5) Pembentukan mekanisme judicial dan quasi judicial yang berfungsi untuk
menginterpretasikan dan melaksanakan setiap peraturan dan keputusan yang
dikeluarkan oleh ASEAN
6) Secara langsung Piagam ASEAN akan membantu untuk mendorong dan
memperkuat penataan terhadap perjanjian-perjanjian ASEAN oleh negara
anggotanya dan secara tidak langsung dapat meningkatkan sense of region di
antara pemerintah ASEAN. 4
Tranformasi mendasar yang dilakukan oleh Piagam ASEAN telah memberikan
legal personality kepada ASEAN. Kini ASEAN sebagai organisasi kerja sama antar-
pemerintah yang memiliki identitas tersendiri, terpisah dari identitas negara anggota
ASEAN. Sebagai legal personality, ASEAN beraktivitas dan membuat perjanjian
atas namanya dan dapat pula menuntut dan dituntut secara hukum. Sejalan dengan
transformasi ini dilakukan pula penyempurnaan kelembagaan, sehingga ASEAN
diharapkan dapat merespons lebih baik berbagai permasalahan regional dan global
yang semakin kompleks di masa yang akan datang5. Dengan berlakunya Piagam
ASEAN maka ASEAN berubah dari suatu organisasi yang bersifat longgar menjadi
organisasi yang memiliki landasan hukum yang kuat (legally binding).
2. Keanggotaan ASEAN
Setelah gagalnya upaya terakhir integrasi kawasan dengan membentuk
Perhimpunan Asia Tenggara (Association of Southeast Asia, ASA) yang
beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Thailand, disadari bahwa upaya lebih serius
perlu dilakukan untuk mewujudkan integrasi kawasan ini.

4
Liona Nanang Supriatna, Piagam ASEAN : Menuju Pemajuan Dan Perlindungan HAM di Asia Tenggara
, “Jurnal Hukum Internasional (Indonesian Journal of International Law)”, Vol. 5, 3 April 2008, hal. 557-558
5
R. Winantyo dkk. ”Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 : Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi
Global”. (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 14.
Maka, pada bulan Agustus 1967, lima wakil-wakil dari lima negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, yaitu:

a. Menteri Luar Negeri Adam Malik, Indonesia;


b. Menteri Luar Negeri Thanat Khoman , Thailand;
c. Deputi Perdana Menteri Tun Abdul Razak , Malaysia;
d. Menteri Luar Negeri Narciso Rueca Ramos, Filipina;
e. Menteri Luar Negeri Sinnathamby Rajaratnam, Singapura;

Mengadakan pertemuan di Bang Saen, sebuah kota resor berjarak beberapa ratus
kilometer dari Bangkok, ibu kota Thailand. Dalam pertemuan ini, lima wakil-wakil
tersebut sepakat untuk membentuk sebuah organisasi regional baru yang akan
bekerjasama dalam bidang-bidang politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial
kebudayaan. Kesepakatan tersebut tercapai setelah melalui pertemuan selama empat
hari, menegosiasikan butir-butir yang akan muncul dalam sebuah pernyataan
bersama dari kelima pejabat tersebut. Dengan demikian, melalui Deklarasi Bangkok
(Bangkok Declaration) yang ditandatangani pada 8 Agustus 1967, lahirlah ASEAN.

Negara-negara anggota ASEAN bertambah secara perlahan. Brunei Darussalam


menjadi negara anggota keenam langsung setelah menyatakan kemerdekaannya pada
tahun 1984. Selanjutnya, Vietnam bergabung pada tahun 1995, disusul oleh Laos dan
Myanmar pada tahun 1997, dan terakhir Kamboja bergabung pada tahun 1999. Usai
kesepuluh negara tersebut menjadi anggota ASEAN, pada tahun 2008 negara-negara
tersebut menyepakati Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN
Charter), dan untuk pertama kalinya memberikan status kepribadian hukum (legal
personality) kepada ASEAN.

Hingga saat ini, Timor Leste adalah satu negara yang telah secara resmi
mendaftarkan diri sebagai calon negara anggota ASEAN kesebelas. Meski telah
mendapatkan dukungan dari Indonesia, penerimaan Timor Leste masih dalam proses.
Timor Leste sendiri telah menyatakan keyakinannya akan segera menjadi negara
anggota ASEAN baru dalam waktu dekat.
3. Syarat Penerimaan Keanggotaan ASEAN
Syarat menjadi anggota baru ASEAN tercermin pada Piagam ASEAN Pasal 6,
yaitu:
1) Prosedur pengajuan dan penerimaan keanggotaan ASEAN wajib diatur oleh
Dewan Koordinasi ASEAN.
2) Penerimaan keanggotaan wajib didasarkan atas kriteria berikut:
a. letaknya secara geografis diakui berada di kawasan Asia Tenggara;
b. pengakuan oleh seluruh Negara Anggota ASEAN;
c. kesepakatan untuk terikat dan tunduk pada Piagam; dan
d. kesanggupan dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban
keanggotaan.
3) Penerimaan anggota baru wajib diputuskan secara konsensus oleh Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN, berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi ASEAN.
4) Negara pemohon wajib diterima ASEAN pada saat penandatanganan Instrumen
Aksesi Piagam.6
4. Prosedur Keanggotaan ASEAN
Prosedur pengambilan keputusan ASEAN secara umum dilakukan diatur dalam
Pasal 20 Piagam ASEAN yaitu, berdasarkan konsultasi dan konsensus. Apabila
konsensus (musyawarah mufakat) tidak dapat dicapai dan tidak memuaskan hasil,
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dapat memutuskan bagaimana suatu keputusan
tertentu dapat diambil. Badan pengambilan kebijakan tertinggi dalam ASEAN adalah
Konferensi Tingkat Tinggi Asean (ASEAN Summit) yang terdiri atas Kepala Negara
atau Pemerintahan dari negara-negara anggota.7
Sebuah negara yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi calon anggota ASEAN
harus mendapatkan persetujuan mufakat (consensus) dari seluruh negara anggota
ASEAN pada saat itu tanpa penolakan satupun pada forum Konferensi Tingkat
Tinggi ASEAN, yang merupakan badan tertinggi di dalam organisasi ASEAN. Baru
setelah itu, negara calon anggota diperkenankan menandatangani Instrumen

6
Piagam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
7
Anggra Cininta P., Personalitas Hukum AseanTerhadap Kedudukan Asean dalam Perjanjian yang dibuat dengan
Negara atau Organisasi Internasional , Fakultas Hukum, Program Studi Ilmu Hukum kekhususan hukum tentang
hubungan transnasional, universitas indonesia, 2012 hal. 90.
Penerimaan Piagam ASEAN (Instrument of Accession) dan resmi menjadi negara
anggota baru.

Dewan
Keanggotaan
ASEAN
ke Koordinasi berdasarkan
ASEAN
mengajukan
Kriteria :
a. Letaknya secara geografis
diakui berada di kawasan
Anggota Asia Tenggara
Negara Calon b. Pengakuan oleh seluruh
Tidak memenuhi negara anggota ASEAN
Anggota ASEAN c. Kesepakatan untuk terikat
Atas rekomendasi
dan tunduk pada piagam
Kesanggupan dan keinginan
untuk melaksanakan kewajiban
keanggotaan.
Negara Resmi
Anggota ASEAN

Penandatangan Pemutusan
Instrumen Aksesi secara konsensus memenuhi
Piagam oleh KTT ASEAN

5. Pemberhentian Keanggotaan ASEAN


Pengunduran diri dari ASEAN tidak dapat dilakukan. Merujuk pada The Vienna
Convention on the Law of Treaties (VCLT) merupakan konvensi pertama yang
berisikan pengaturan mengenai Perjanjian Internasional Publik antar Negara sebagai
subjek utama hukum internasional. Dan konvensi yang pertama kali memuat
ketentuan-ketentuan (code of conduct yang mengikat) mengenai perjanjian
internasional.8 Maka Berdasarkan hal tersebut di dalam VCLT (konvensi wina) pasal
54 secara jelas menyatakan :
Article 54
Termination of or withdrawal from a treaty under its provisions or by consent
of the parties
The termination of a treaty or the withdrawal of a party may take place:
(a) in conformity with the provisions of the treaty; or
(b) at any time by consent of all the parties after consultation with the other contracting
States.9

8
Hukumonline.com: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4268/konvensi-wina-1969-induk-pengaturan-
perjanjian-inrenasional diakses tanggal: 15 november 2018
9
Vienna Convention on the Law of Treaties Done at Vienna on 23 May 1969
bahwa pengunduran diri dari suatu Perjanjian Internasional dapat dilakukan apabila
terdapat ketentuan mengenai hal itu di dalam perjanjian Internasional yang
bersangkutan. Namun Di ASEAN Charter tidak memberikan ketentuan mengenai hal
tersebut.
Kemudian apabila melihat pada praktek-praktek yang terdapat didalam organisasi
internasonal lainnya, maka hal ini juga dapat membuktikan bahwa pengunduran diri
dari ASEAN tidak dapat dilakukan. Seperti PBB merupakan organisasi yang tidak
memiliki ketentuan mengenai pemunduran diri. Pada kasus pengunduran diri
indonesia dari PBB, pada akhirnya pengunduran diri tersebut tidak diakui oleh PBB.
Indonesia hanya dianggap sebagai anggota yang tidak aktif. Hal ini dibuktikan
dengan pembayaran kontribusi yang dilakukan Indonesia kepada PBB untuk jangka
waktu nonaktifnya, ketika indonesia kembali ke PBB.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengunduran diri
dari ASEAN tidak dapat dilakukan. Namun, terhadap hal ini timbul permasalahan
mengenai bagaimana halnya apabila negara-negara tersebut bersikeras untuk
mengundurkan diri. Organisasi internasional memang tidak dilengkapi dengan sanksi
hukum yang imperatif sehingga tidak bisa mencegah suatu negara untuk
mengudurkan diri. Apabila suatu negara mengundurkan diri dari ASEAN (atau
organisasi internasional lain), maka dapat dikatakan bahwa negara anggota yang
bersangkutan terus menerus melanggar kewajibannya sebagai anggota. Terhadap
negara ini dapat diambil langkah sebagai pelanggaran kewajiban. Pada ASEAN
maka permasalahan ini diserahkan kepada ASEAN summit sebagai institusi
pengambilan kebijakan berdasarkan pada Pasal 20 ayat (4), yaitu Dalam hal suatu
pelanggaran serius terhadap Piagam atau ketidakpatuhan, hal dimaksud wajib dirujuk
ke Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN untuk diputuskan.10
6. Penundaan Keanggotaan ASEAN
Penundaan keanggotaan terhadap calon aanggota ASEAN bukan berarti ASEAN
tidak peduli, melainkan lebih mengutamakan pengkondisian politik Calon Anggota
Politiik agar hubungan dengan mitra wicara tetap terjaga. Sikap yang diambil oleh

10
Justisia Sabaroeddin, ketentuan hukum internasional mengenai pengunduran diri dari keanggotaan organisasi
internasionl; studi kasus Association Of southeast asian nations, skripsi. Depok: fakultas hukum, program studi ilmu
hukum kekhususan hukum tentang hubungab transnasional, universitas indonesia, 2012, hal.114.
ASEAN ini menunjukkan bahwa ketika terjadi ketidakpastian mengenai preferensi di
masa depan, maka sebuah organisasi akan cenderung bersikap ekslusif atau tidak
membiarkan banyak pihak turut serta dalam interaksi. Hal ini juga dipengaruhi
banyaknya pertimbangan untuk menunda keanggotaan yang masuk dari aktor-aktor
di luar ASEAN, seperti kalangan epistemik dan organisasi internasional. Akibatnya,
negara-negara ASEAN mengalami uncertainty terkait dampak-dampak yang akan
terjadi apabila keanggotaan Timor Leste ditetapkan. Keraguan ini menjadikan adanya
aksi enforcement dari negara-negara yang belum menyetujui penambahan anggota
baru dalam bentuk penundaan hingga batas waktu yang tidak ditentukan agar Calon
Anggota ASEAN siap untuk melakukan interaksi dalam ASEAN.11
7. Tanggungjawab ASEAN
Sebagai payung kerja sama antar negara di Asia Tenggara, ASEAN mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam perkembangan dan kehidupan hubungan
diplomatik antar negara dia Asia Tenggara. Tidak hanya dalam hubungan diplomatik
yang menguntungkan dalam wilayah regional, ASEAN juga diharapkan mampu
menjadi penghubung dan mediator bagi persengketaan yang timbul diantara para
anggota ASEAN itu sendiri. ASEAN diharapkan mampu menjadi jembatan bagi
negara-negara anggota yang terlibat sengketa untuk menyelesaikan persengketaannya
tersebut. Karena, apabaila hubungan yang kurang harmonis antar anggota ASEAN
sendiri dapat mengakibatkan terhambatnya tujuan dan fungsi pembentukan ASEAN.
ASEAN sebagai organisasi internasional yang menaungi beberapa negara serta
mempunyai tanggung jawab dalam menjaga keharmonisan antar negara-negara di
Asia Tenggara seharusnya dapat memberikan solusi yang baik dalam penyelesaian
sengketa.12

11
Novita Putri Rudiany, Studi Perbandingan Proses Keanggotaan ASEAN: Vietnam, Myanmar, Kamboja dan Timor
Leste, Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4, No. 1.2015. Hlm.1695 dan 1699.
12
Mirza Satria Buana, S.H., Hukum Internasional Teori Dan Praktek, Penerbit Nusa Media, Bandung, 2007. Hlm.156.
8. Keputusan ASEAN
Tertuang pada Bab VII Pengambilan Keputusan pasal 20 Piagam ASEAN :
1) Sebagai prinsip dasar, pengambilan keputusan di ASEAN didasarkan pada
konsultasi dan konsensus.
2) Apabila konsensus tidak dapat dicapai, Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dapat
memutuskan bagaimana suatu keputusan tertentu dapat diambil.
3) Tidak satu pun pada ayat 1 dan 2 dalam Pasal ini akan memengaruhi cara-cara
pengambilan keputusan sebagaimana tertuang dalam instrument-instrumen hukum
ASEAN yang relevan.
4) Dalam hal suatu pelanggaran serius terhadap Piagam atau ketidakpatuhan, hal
dimaksud wajib dirujuk ke Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN untuk
diputuskan.13
Dalam hal ini keputusan saat Konferensi Tingkat Tinggi dilaaksanakan bersifat
mutlak dan final.

13
Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
KESIMPULAN

ASEAN yang merupakan organisasi pemersatu bangsa-bangsa di Asia


Tenggara,memiliki cita-cita untuk meningkatkan persahabatan dan bekerjasama di bidang
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara
anggotanya demi menjadikan organisasi internasional regional yang efektif. ASEAN juga
diharapkan menjadi organisasi internasional yang mampu menjadi penghubung dan
mediator bagi diplomatik antar negara anggota maupun persengketaan yang timbul
diantara para anggota ASEAN itu sendiri. Dengan berdirinya ASEAN pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok, ASEAN memiliki beberapa kerangka kriteria organisasi,
mulai dari personalitasnya sebagai organisasi internasional regional yang berdasarkan
pada Piagam ASEAN yang memuat beberapa dokumen konstitusional elemen yang yang
sangat penting, sehingga ASEAN ini memiliki status hukum yang dapat dibawa keluar
untuk berhubungan diplomatik dengan organisasi-organisasi lainnya. Kemudian untuk
bergabung menjadi negara keanggotaan ASEAN juga terdapat syarat dan prosedur
penerimaan anggota ASEAN, yang telah dijelaskan di pembahasan. Dan ada juga
bagaimana cara pemberhentian serta penundaan dalam keanggotaan ASEAN. Jadi, tidak
langsung bisa menjadi bagian dari keanggotaan ASEAN melainkan harus melalui
berbagai tata cara yang telah ditetapkan di piagam ASEAN. Dalam kerjasama antar
negara Asia Tenggara, peran ASEAN mempunyai tanggungjawab yang besar dalam
perkembangan dan kehidupan hubungan diplomatik antar negara Asia Tenggara yang
diharapkan mampu memberikan solusi yang baik dalam berbagai penyelesaian sengketa
melalui keputusan-keputusannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syahmin, AK. 1988, Masalah‐ Masalah Aktual Hukum Organisasi Internasional


Bandung:Penerbit CV.ARMICO.

Justisia Sabaroeddin, 2012, ketentuan hukum internasional mengenai


pengunduran diri dari keanggotaan organisasi internasionl; studi kasus Association Of
southeast asian nations, skripsi. Depok: fakultas hukum, program studi ilmu hukum
kekhususan hukum tentang hubungab transnasional, universitas indonesia.

Nanang supriatna, Liona.2008. Piagam ASEAN : Menuju Pemajuan Dan


Perlindungan HAM di Asi Tenggara , “Jurnal Hukum Internasional (Indonesian Journal
of International Law)”, Vol.5

Winantyo, K dkk.2008 ”Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 : Memperkuat


Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global”. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara

Sabaroedin,Justisia.2012, Ketentuan Hukum Internasional Mengenai


Pengunduran Diri Keanggotaan Organisasi Internasional: Studi Kasus Assosiation Of
Southeast Asian Nation .

Putri Rudiany,Novita.2015. Studi Perbandingan Proses Keanggotaan ASEAN:


Vietnam, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste, Jurnal Analisis Hubungan Internasional,
Vol. 4, No. 1.

Satria Buana,Mirza.2007. Hukum Internasional Teori Dan Praktek, Penerbit


Nusa Media, Bandung.

Anggra Cininta P. 2012 , Personalitas Hukum AseanTerhadap Kedudukan Asean


dalam Perjanjian yang dibuat dengan Negara atau Organisasi Internasional , Fakultas
Hukum, Program Studi Ilmu Hukum kekhususan hukum tentang hubungan transnasional,
universitas indonesia.

Anda mungkin juga menyukai