Anda di halaman 1dari 5

PERAN INDONESIA DI ASEAN

OLEH
Joy Vonet Manan
Damaris Bine Mata
Monika Embatau

XI MIPA 3

Pengertian ASEAN
ASEAN yaitu singkatan dari Association of Souteast Asian Nations merupakan
Perhimpunan Negara-negara yang Berada dikawasan Asia Tenggara. Negara
yang tergabung di dalam ASEAN awal mulanya berjumlah lima negara saja dan
saat ini sudah tumbuh berkembang menjadi 10 negara yaitu antara lain,
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam,
Laos, Myanmar dan Kamboja dimana lima negara pertama adalah pendirinya.
Pengertian ASEAN ialah sebuah organisasi internasional atau antar bangsa di
wilayah Asia Tenggara dan memiliki wilayah yang begitu besar, jika dijumlahkan
secara keseluruhan luas wilayahnya mencapai 1,7 juta mil persegi atau sekitar 4,5
juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk yang ada didalamnya sekitar
setengah milyar orang. Dibentuknya ASEAN memiliki maksud serta tujuan untuk
kepentingan negara-negara didalamnya seperti ekonomi, sosial, budaya, dll.
Tujuan ASEAN
 Adapun tujuan didalam pembentukan organisasi ASEAN, yaitu diantaranya :
1. Untuk memajukan bertumbuhnya ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan budaya negara-negara anggotanya.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas di tingkat teritorial.
3. Memajukan kesempatan untuk membahas perbandingan antara anggota
ASEAN secara damai.

Peran Indonesia dalam organisasi ASEAN


Sejak menyatakan kemerdekaan, Indonesia bertekad mewujudkan perdamaian
dunia dan kawasan regional. Tekad bangsa Indonesia, tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu
“… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Hal tersebut, dituangkan dalam peran aktif Indonesia dalam organisasi ASEAN.
Berikut ini 5 peran Indonesia dalam ASEAN:

Sebagai satu dari lima negara pendiri ASEAN


Menteri Luar Negari Indonesia, Adam Malik, bersama Thanat Koman dari
Thailand, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura dan
Narsisco Ramos dari Filipina merupakan tokoh pada konverensi di Bangkok pada
tanggal 5 Agustus 1967 silam. Tiga hari kemudian perjanjian Bangkok
ditandatangani dan terbentuklah ASEAN yang tetap harmonis bekerjasama
hingga sekarang.

Tempat Sekretariat ASEAN


Indonesia menyediakan tempat dan sebagai tuan rumah bagi Sekretariat ASEAN.
Bersama anggota ASEAN, Indonesia membangung gedung dengan lahan seluas
11 ribu meter persegi dengan dua menara, yang masing-masing setinggi 16 lantai.
Sekretariat ASEAN beralamat di Jalan Sisingamangaraja No. 73, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, Jakarta.
Sekretaris Jendral pertama ASEAN juga merupakan tokoh dari Indonesia yaitu
H.R. Dharsono. Indonesia telah dipercaya untuk tiga kali menjabat sebagai
sekretaris jenderal ASEAN yaitu yang pertama H.R. Dharsono (1977-1978),
Urmadi Nyotowijono (1978-1979) dan Rusli Noor (1989-1992).

Penyelenggara KTT ASEAN yang Pertama


Setelah Deklarasi Bangkok, pendiri ASEAN sepakat untuk menyelenggarakan
Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT). Indonesia, terpilih menjadi tuan rumah
penyelenggaraan KTT perdana pada tanggal 23 – 24 Februari 1976 yang
berlangsung di Bali.

Menginisiasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk integrasi ekonomi
ASEAN, negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang
menerapkan sistem perdagangan bebas.
Gagasan pembentukan MEA ini kemudian diajukan lagi pada pertemuan KTT
ASEAN di Bali Oktober 2013. Indonesia sebagai tuan rumah mengusulkan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional dikawasan Asia Tenggara.
Kemudian pada KTT ASEAN yang ke-12 Januari 2007, para pemimpin ASEAN
membuat deklarasi untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan
perdagangan bebas baik barang maupun jasa, investasi, tenaga kerja profesional,
dan aliran modal (dana) dengan memberlakukannya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) akhir tahun 2015.
Secara spesifik, masing-masing pilar dari Komunitas Ekonomi ASEAN
berisikan:
Pilar 1 yaitu Pasar Tunggal dan Landasan Produksi, yang berisikan Arus bebas
barang, Arus bebas jasa, Arus modal yang lebih bebas, Arus bebas tenaga kerja
terlatih, Sektor Integrasi Prioritas, Pangan, Pertanian dan Kehutanan.
Pilar 2 yaitu Wilayah Ekonomi yang kompetitif, yang berisikan Kebijakan
Persaingan, Perlindungan Konsumen, Intellectual Property Rights,
Pengembangan Infrastruktur, Perpajakan dan E-commerce.
Pilar 3 yaitu Equitable Economic Development berupa Pengembangan UKM, dan
Inisiatif bagi Integrasi ASEAN.
Pilar 4 yaitu Integrasi dengan Ekonomi Global berupa Pendekatan Terpadu
menuju Hubungan Ekonomi Eksternal dan partisipasi yang lebih besar dalam
jejaring suplai global.
Kerja sama di bidang ekonomi ASEAN menunjukkan kemajuan yang berarti
untuk masing-masing negara. Misalnya dalam penurunan tarif karena ASEAN
sudah meniadakan semua tarif pada 2010, kecuali untuk mata-mata dagang di
dalam daftar highly sensitive dan general exception.
Tujuan akhir kerja Sama ASEAN di bidang ekonomi adalah pembentukan pasar
dan pangkalan produksi tunggal dengan arus bebas barang, jasa, investasi, modal
dan tenaga kerja terlatih.

Menginisiasi Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral


ZOPFAN merupakan kerangka perdamaian dan kerja sama yang tidak hanya
terbatas di kawasan Asia Tenggara tetapi mencakup kawasan Asia Pasifik yang
lebih luas, termasuk dengan negara-negara besar (major powers) dalam bentuk
tindakan menahan diri secara sukarela (voluntary self-restraints).
ZOPFAN tidak mengesampingkan peranan negara besar di kawasan, namun
memungkinkan keterlibatan negara-negara tersebut secara konstruktif dalam
penanganan masalah-masalah keamanan kawasan.
Sebagai negara bersahabat, antar negara ASEAN sering berpatroli bersama
menjaga perbatasan antar negara. Indonesia dan Malaysia misalnya, sering
melakukan patroli perbatasan di darat, laut dan udara.
Contohnya, pada Patroli Terkoordinasi Operasi Tindakan Maritim Malaysia-
Indonesia, dengan dilaksanakannya patroli pemantauan udara maritim Indonesia-
Malaysia di wilayah Selat Malaka dan perbatasan Indonesia – Malaysia
Dalam pelaksanaan patroli bersama bertajuk Optima Malindo 27A/18 ini,
Indonesia melalui Bakamla RI melibatkan unsur udara maritim yang juga masuk
dalam operasi udara Bakamla RI Bhuana Nusantara, yang nantinya akan bertugas
melaksanakan pendeteksian, pengenalan dan pengintaian terhadap kapal-kapal
yang dicurigai melaksanakan tindak pelanggaran di laut, serta memberikan
bantuan pencarian dan penyelamatan (SAR).

Itulah beberapa peran Indonesia dalam ASEAN dan penjelasannya. Semoga


peran dan kontribusi Indonesia sebagai bridge builder dalam ASEAN bisa terus
aktif menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara.
Itulah beberapa peran Indonesia dalam ASEAN dan penjelasannya. Semoga
peran dan kontribusi Indonesia sebagai bridge builder dalam ASEAN bisa terus
aktif menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai