Sejak Asean berdiri, Indonesia telah mengambil peran yang sangat penting. Peran pertama Indonesia
ditunjukkan dengan ikut mendirikan Asean. Selanjutnya Indonesia diberi kepercayaan sebagai
penyelenggara KTT Asean I. KTT ini dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. Salah satu
kesepakatan yang dihasilkan KTT Asean I adalah pembentukan Sekretariat Asean di Jakarta. Adapun
yang menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asean pertama adalah H.R. Dharsono, seorang putra
Indonesia. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa negara kita cukup berperan besar dalam
Asean. Indonesia juga berperan dalam menciptakan perdamaian. Indonesia banyak membantu negara-
negara anggota Asean lain yang sedang mengalami konflik. Indonesia pernah menjadi penengah konflik
antara Vietnam dan Kamboja. Konflik ini terjadi karena Vietnam menduduki Kamboja. Indonesia menjadi
penengah kedua belah pihak sejak tahun 1987. Akhirnya, pada Konferensi Paris untuk Kamboja tahun
1991, Kamboja dan Vietnam menyepakati perjanjian damai.
Peran penting lainnya adalah saat Indonesia menjadi penengah antara Pemerintah Filipina dan Moro
National Front Liberation (MNLF). Baik Pemerintah Filipina maupun MNLF sepakat untuk melakukan
pertemuan di Indonesia dan membuat perjanjian damai.
Pada KTT Asean ke-9 tanggal 78 Oktober 2003 di Bali, Indonesia mengusulkan pembentukan
Komunitas Asean (Asean Community). Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial-
kebudayaan, dan ekonomi.
Pada tahun 2004, Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama memimpin,
Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Di antara pertemuan itu adalah
Pertemuan Tingkat Menteri Asean (Asean Ministerial Meeting), Forum Kawasan Asean (Asean
Regional Forum), Pertemuan Kementerian Kawasan mengenai Penanggulangan berbagai
masalah yang terjadi, dan beberapa pertemuan lainnya.
Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca Gempa Bumi dan Tsunami pada Januari 2005.
Pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana Tsunami
pada 26 Desember 2004. Negara Asean yang terkena tsunami adalah Indonesia, Thailand, dan
Malaysia.
Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini diselenggarakan
untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015 diselenggarakan dalam rangka
memperingati hari jadi Asean ke-40.
Pada KTT Asean ke 19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia kembali menjadi tuan rumah,
salah satu catatan penting peran Indonesia dalam Asean adalah kesepakatan Kawasan Bebas
Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ).
Traktat yang sebelumnya sudah disusun di Bangkok, Thailand akhirnya bisa diratifikasi selama
Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Lewat traktat ini, negara-negara anggota berkewajiban untuk
tidak mengembangkan, memproduksi, atapun membeli, mempunyai atau menguasai senjata
nuklir.
2.4 Bentuk-bentuk Kerjasama Indonesia Dalam ASEAN
Bentuk-bentuk kerjasama Indonesia dalam ASEAN meliputi berbagai bidang, diantaranya kerjasama
dalam bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata, sektor pangan, pertanian dan kehutanan, sektor
industri, pertambangan dan energi , sektor keuangan dan perbankan, dan kerjasama dalam bidang
sosial budaya, pendidikan serta kerjasama dengan pihak swasta.
1. Kerjasama di Bidang Ekonomi
Sejak KTT I di Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN telah meningkatkan kegiatan mereka.
Dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN dinyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ekonomi
beberapa program kegiatan telah disetujui, yaitu antara lain :
Komoditi utama, terutama pangan dan energy
Kerjasama di bidang industri
Kerjasama di bidang perdagangan
Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan ekonomi di luar kawasan
ASEAN
Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.