Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK GLOBALISASI DALAM BIDANG HANKAM

T.A 2017-2018

Disusun oleh:

Hafiz Ihsanul

Khairun Najda

Nabila Delia

Wahyu Husada

Viti Wasistha

Armanda Yoga

M. Rizaldi Maulana

SMA SHAFIYYATUL AMALIYAH

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah PKn yang berjudul

Pengaruh Globalisasi Dibidang HANKAM .

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

tugas mata pelajaran PKn pada semester genap tahun 2017 - 2018. Dalam

makalah ini diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi dalam bidang hankam ,

mencakup tentang Pengaruh Positif, dan cara Menaggulangi pengaruh Negatif 

Globalisasi.

Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

serta masih banyak kekurangan. Kami mohon kritik dan saran dari teman

teman semua kearah kesempurnaan makalah ini.

Kami  mengucapkan terimakasih kepada Guru Mata Pelajaran Pkn atas

bimbingan nya, dan juga kepada teman teman yang terlibat didalamnya,

sehingga makalah ini bisa tersusun.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Batasan Masalah .......................................................................................
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pengaruh globalisasi di bidang ekonomi banyak organisasi-


organisasi international yang bermunculan untuk mengatu ekonomi
internasional dan menguasai perusahaan-perusahaan yang ada di seluruh
dunia ini. Kebudayaan merupakan suatu identitas dari sebuah Negara.
Kebudayaan merupakan sebuah hasil dari karya, cipta, dan rasa, untuk
menciptakan hasil karya ini membutuhkan beberapa proses, dan mencakup
ruang dan waktu. Kebudayaan tercipta melalui proses dari beberapa
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang nantinya akan terjadi turun-temurun.
Berbicara mengenai kebudayaan,kebudayaan ini tidak bisa terlepas dari
masyarakat, karena masyarakat menjadi objek dari adanya kebudayaan.

Sehingga ketahanan suatu Budaya Bangsa itu bergantung pada


objeknya yaitu masyarakat itu sendiri yang menentukan. Kebudayaan lokal
seperti kesenian, bahasa, adapt istiadat tiap-tiap daerah yang berbeda- beda
merupakan suatu pemicu untuk memperkokoh kebudayaan bangsa. Karena
dewasa ini kebudayaan Bangsa Indonesia seakan goyah dan kurang terjaga,
sehingga beberapa dari kebudayaan bangsa diklaim menjadi milik Negara lain.
Dengan adanya hal ini, kesadaran akan mempertahankan kebudayaan baru
terpikir oleh bangsa. Hal ini membuktikan bahwa ketahanan suatu Budaya
Bangsa ada ditangan bangsa itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Globalisasi dan Pertahanan Keamanan


Nasional RI?

 Bagaimana aspek-aspek yang mempengaruhi Pertahanan


Keamanan Nasional terhadap Globalisasi RI?

 Apa saja ciri-ciri adanya Fenomena Globalisasi?

 Bagaimana faktor-faktor terjadinya Globalisasi?

 Bagaimana Dampak Globalisasi Terhadap Pertahanan


Keamanan Nasional RI?
 Apa saja Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan
Keamanan Nasional RI?

C. Tujuan Penulisan

 Mengetahui Pengertian Globalisasi dan Pertahanan


Keamanan Nasional RI

 Menyebutkan aspek-aspek yang Mempengaruhi


Pertahanan Keamanan Nasional RI Terhadap Globalisasi

 Menyebutkan faktor-faktor terjadinya Globalisasi

 Menjelaskan Dampak Globalisasi Terhadap Pertahanan


Keamanan RI

 Menjelaskan Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan


Keamanan Nasional RI
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Globalisasi dan Pertahanan Keamanan Nasional RI

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan


peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia
di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi biasa. Globalisasi memang memiliki sifat mengancam yang
menakutkan. Dua kali perang dunia pada abad lalu dipicu oleh persaingan
global untuk memperebutkan sumber daya ekonomi. Contoh paling mutakhir:
pendudukan Amerika Serikat atas Irak yang telah berlangsung 4 tahun juga
menunjukkan hal yang sama meskipun dibungkus dengan berbagai argumen.
Pengaruh asing dapat dianalogikan sebagai virus yang menakutkan, namun
selama ketahanan nasional sebagai sistem kekebalan tubuh cukup kuat, virus
tersebut seharusnya tidak menjadi kekuatan yang mengancam. Polemik dan
retorika tidak membantu menciptakan daya saing yang diperlukan untuk
terwujudnya Kebangkitan Nasional.

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang


berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi segala ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan,baik dari luar negeri maupun dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan dalam
mengejartujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005:47).Beberapa bentuk
ancaman tersebut menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma)
meliputi:

1.      Ancaman di Dalam Negeri

Internal kebangsaan, ancaman dalam negeri menjadi tantangan


tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam mengukuhkan ketahanan nasional
bangsa Indonesia dalam berbagai kondisi ancaman yang berasal dari dalam
negeri. Ancaman ini bisa berupa pemberontakan, subversi, kudeta, atau apa
pun namanya yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
2.      Ancaman dari luar

Dalam bentuk fisiknya, ancaman seperti ini dapat kita jumpai dalam
beberapa istilah di bawah ini yang sangat akrab di telinga kita, antara lain:
infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme
serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri. Namun,
dalam bentuk non-fisiknya ancaman seperti ini jauh lebih berbahaya dari
sekedar perang fisik. Ia bisa berwujusd perang pemikiran, propaganda global,
pelemehan sistem – sistem kehidupan yang bersentuhan dengan sensitifitas
agama, ras, budaya, dll. Hal ini jika tidak disadari dan dibiarkan berlarut – larut
akan memicu kemerosotan suatu bangsa. Dimulai dsari kemerosotan finansial,
hingga kemerosotan moral. Akhirnya, jatah sebuah peradaban tersebut untuk
tetap eksis dalam kancah dunia tinggal menghitung hari saja.
 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertahanan
Keamanan Nasional RI Terhadap
Globalisasi

Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi


yang sampai sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi
apabila dihantam oleh globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat
tidak ditingkatkan sesuai dengan kemampuan bangsa lain, sehingga bisa
bersaing di dalam pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk mengatasi
tantangan masa depan bangsa ini maka kita sebagai bangsa yang besar
memerlukan pemimpin yang memiliki wawasan ketahanan yang luas. Karena
era globaslisai akan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan.

Aspek pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi.


Keadaan sosial politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh
dunia luar dan bisa merubah paham dan asas yang sudah dianut. Ini akan
melemahkan Ketahanan Nasional Indonesia dan menurukan wibawa bangsa di
mata bangsa lain. Aspek kedua, dalam kehidupan tatanan nasional akan
dipengaruhi secara langsung juga dengan globalisasi. Untuk itu diperlukan
kebijakan-kebijakan dari pemerintah hasil pemilu presiden 2004 untuk dapat
mengatasinya. Aspek ketiga, apabila kebijakan-kebijakan pemerintah salah
maka globalisasi akan memperlemah Ketahanan Nasional. Pemerintah
diharuskan mengambil langkah dan kebijakan untuk mengaantisipasi
gelombang globalisasi di masa mendatang.

Ciri-ciri adanya Fenomena Globalisasi

Beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena


globalisasi didunia diantaranya sebagai berikut.

a.       Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-


barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turis memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
b.      Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan dan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multi internasional, dominasi
organisasi semacam World Trade Organization.

c.       Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa


(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga international).
Saat ini, kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman
baru mengenai hal-hal yang meintas beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fasion, literatur, dan makanan.

d.      Meningkatkan masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan


hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dan lain-lain. Globalisasi terjadi
melalui berbagai saluran, di antaranya:

a.       Lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;

b.      Lembaga keagamaan;

c.       Indutri internasional dan lembaga perdagangan;

d.      Wisata mancanegara;

e.       Saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;

f.       Lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan

g.      Lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Faktor-faktor Terjadinya Globalisasi

1)        Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi


baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.

2)        Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK.

3)        Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan


berusaha dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.

Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusai serta


kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu
semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi. (H.A.R.
Tilaar, 1997).

Dampak Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI


Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya
bertumpu kepada 4 kekuatan global, yaitu dampak globalisasi terbagi 2 yaitu:

1.      Dampak Positif

2.      dampak negatif

1)      Dampak Positif Globalisasi

a.       Globalisasi Ekonomi

Terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan


meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan
kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

b.      Globalisasi Sosial Budaya

Dalam globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang
baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

2)      Dampak Negatif Globalisasi

a.       Ideologi Bangsa

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa


liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak
menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi
liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang

b.      Aspek Ekonomi

Dalam aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam


negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di Indonesia. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

 Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa RI

Dari aspek ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa


Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan
bicara tentang Pancasila, tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya
nyaris tidak lagi dihayati dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan
sikap traumatis dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir
generasi baru yang telah menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna
lagi.
Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita
amati fenomenanya antara lain :

Ø Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika


hidup bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.

Ø Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung


melahirkan sifat ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan
sikap individualistik.

Ø Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan


kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.

Ø Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung
bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada
akhirnya cenderung anarkhis.

Ø Birokrasi pemerintahan terlihat semakin arogan berlebihan, cenderung KKN


dan sukar menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Pemberan-tasan
korupsi yang berakar pada birokrasi ini yang terasakan amat sulit karena telah
membudaya.

Indonesia beberapa kali pernah menelurkan gagasan-gagasan besar


sebagai jawaban atas tantangan globalisasi. Indonesia merupakan negara
pertama yang memproklamasikan kemerdekaannya setelah Perang Dunia
kedua berakhir dan merupakan penggagas berdirinya Gerakan Non Blok pada
masa perang dingin. Indonesia juga merupakan penggagas sistem bagi hasil
dalam industri minyak dan gas sebagai alternatif terhadap sistem konsesi
yang dianggap sebagai bentuk kolonialisme baru.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam implementasi gagasan-


gagasan besar tersebut seharusnya dapat menjadi pemacu semangat dalam
melakukan perencanaan strategi dan konsolidasi yang lebih baik dalam
peningkatan kemampuan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Dengan
kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai
kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata,
rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa
melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI

1.      Konsepsi Ketahanan Nasional. Konsepsi pengembangan kekuatan


nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh.

2.      Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem monopoli ekonomi.


Sehingga terciptanya system ekonomi yang bebas dan tidak di monopoli oleh
pihak-pihak tertentu.

3.      Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman


dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang
serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.

 Aspek-aspek dalam Pertahanan Keamanan Nasional RI dalam Mengatasi


Globalisasi

1.   Aspek-aspek yang dikedepankan dalam ketahanan nasional dalam ini


meliputi:

a.    Kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup


(survival, identitas dan integritas bangsa dan negara),

b.   kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan kehidupan bernegara


dan berbangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

c.    Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan


cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

Ketahanan nasional memiliki beberapa sifat yang melandasinya untuk


tetap memberikan kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat-sifat tersebut
antara lain tercermin dari beberapa hal di bawah ini, antara lain:

a.        Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan


dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa.

b.        Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat


meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya.

c.        Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang


diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan
selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara

d.       Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang


bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara.

e.        Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak


mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.

2.     Esensi Nasionalisme Indonesia yang harus Dipertahankan

Sesungguhnya nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu


bersumber dari sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia. Sekalipun akan
mengalami interaksi dengan dunia luar dalam era globalisasi, tetapi
hakekatnya tidak boleh berubah. Seperti halnya nilai-nilai Pancasila sebagai
esensi pertama, secara intrinsik tidak akan berubah, apalagi hal itu memiliki
nilai-nilai mendasar dan sebagai “way of life” bangsa Indonesia, serta sebagai
dasar Negara Republik Indonesia akan tetap dapat dipertahankan. Sekalipun
saat ini mengalami pasang surut dan mungkin sedikit “memudar” sifatnya
tentu sementara. Esensi kedua adalah UUD’ 45 sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia, akan tetap menjadi kaidah utama. Kita sadari dan
di implementasi-kan bahwa untuk menata negara dan masyarakat diperlukan
berbagai undang-undang dan peraturan yang tentunya harus bersumber pada
Undang-Undang Dasar ini. Faham kebangsaan kita menyadari dengan
sepenuhnya, bahwa semua tata kehidupan bangsa, harus telah tertuang dan
teratur didalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar tersebut. Hal ini sekaligus
merupakan komitmen kita bersama dalam mendirikan Negara Republik
Indonesia.

Esensi ketiga adalah Rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Sebagai
bangsa yang merdeka karena perjuangan melawan penjajah dan telah
mengorbankan jiwa raga beribu-ribu pahlawan bangsa, maka rasa kebangsaan
kita harus dilandasi oleh tekad dan semangat terus berupaya mencintai tanah
air Indonesia dengan segala isi yang terkandung didalamnya sepanjang masa.
Karena hanya dengan rasa cinta tanah air, bangsa ini akan tetap utuh dan akan
rela berkorban pula bagi kejayaan bangsa dan Negaranya. Sekalipun “hujan
emas” di negeri orang tentu tidak seindah hidup di negeri sendiri, walaupun
serba menghadapi kesulitan dan kemiskinan.

Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam


wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-
koyak dan nyaris menghadapi disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar,
eforia-reformasi, telah membuat bangsa Indonesia hampir-hampir kehilangan
arah dan tujuan. Ide sparatisme dan upaya-upaya memisahkan diri dari NKRI
oleh beberapa daerah, adalah contoh nyata yang perlu kita cegah. Kalau ide
tersebut dibiarkan berkembang maka Negara Kesatuan Republik Indonesia
mengalami ancaman yang serius. Sudah tentu hal tersebut mengingkari akar
nilai-nilai persatuan dan kesatuan, yang telah dirintis oleh para pendahulu
Republik ini.

Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari


wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat
pada hati dan dihayati sepenuhnya oleh warga Negara Indonesia, sehingga
tertanam pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sarwa Nusantara,
merangkul semua kepentingan dan mengarahkan pada cita-cita dan tujuan
pembangunan Nasional. Yang keenam adalah disiplin nasional. Bangsa yang
ingin maju dan mandiri harus memiliki disiplin nasional yang tinggi.
Nasionalisme berakar pula pada budaya disiplin bangsa tersebut. Justru
antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi mata uang yang
saling berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan terlihat pada
disiplin para penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya pelayanan
masyarakat, serta dalam berbagai kehidupan sehari-hari.

3.    Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme

Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi


terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

1.      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat


mencintai produk dalam negeri.

2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-


baiknya.

3.      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4.      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum


dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,


ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa Indonesia

Dari aspek ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa


Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan
bicara tentang Pancasila, tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya
nyaris tidak lagi dihayati dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan
sikap traumatis dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir
generasi baru yang telah menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna
lagi.
Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita
amati fenomenanya antara lain :

o   Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika


hidup bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.

o   Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung


melahirkan sifat ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan
sikap individualistik.

o   Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan


kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.

o   Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung
bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada
akhirnya cenderung anarkhis.

o   Birokrasi pemerintahan terlihat semakin arogan berlebihan, cenderung KKN


dan sukar menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Pemberan-tasan
korupsi yang berakar pada birokrasi ini yang terasakan amat sulit karena telah
membudaya.

Indonesia beberapa kali pernah menelurkan gagasan-gagasan besar


sebagai jawaban atas tantangan globalisasi. Indonesia merupakan negara
pertama yang memproklamasikan kemerdekaannya setelah Perang Dunia
kedua berakhir dan merupakan penggagas berdirinya Gerakan Non Blok pada
masa perang dingin. Indonesia juga merupakan penggagas sistem bagi hasil
dalam industri minyak dan gas sebagai alternatif terhadap sistem konsesi
yang dianggap sebagai bentuk kolonialisme baru. Kelemahan-kelemahan yang
terjadi dalam implementasi gagasan-gagasan besar tersebut seharusnya dapat
menjadi pemacu semangat dalam melakukan perencanaan strategi dan
konsolidasi yang lebih baik dalam peningkatan kemampuan untuk
menghadapi tantangan globalisasi.

Dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman


untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai
kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata,
rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa
melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

        Tantangan Globalisasi terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI

1.      Konsepsi Ketahanan Nasional. Konsepsi pengembangan kekuatan


nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh.

2.      Ekonomi kerakyatan harus menghindari system monopoli ekonomi.


Sehingga terciptanya sistem ekonomi yang bebas dan tidak di monopoli oleh
pihak-pihak tertentu.

3.      Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman


dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi.

Bidang pertahanan dan keamanan

Globalisasi yang menyajikan informasi yang cepat dan akurat , juga membawa


pengaruh bagi aspek pertahanan dan keamanan bangsa dan negara
Indonesia .
         Dampak positif globalisasi dalam aspek pertahanan dan keamanan dapat
dilihat dengan adanya hubungan kerjasama antar bangsa, khususnya bidang
pertahanan dan keamanan baik kerjasama bilateral, regional. maupun
internasional. Kerjasama memperkuat keamanan dan pertahanan wilayah
regional, misalnya kerjasamam dengan negra-negara ASEAN dalam bidang
kemiliteran, latihan perang bersama, pemberantasan jaringan narkoba,
perjanjian ekstradisi, jaringan teroris dan semua kegiatan yang dianggap
membahayakan negara. Misalnya saja dengan cara saling tukar informasi
mengenai adanya ancaman dan gangguan keamanan akan lebih cepat
diketahui sehinnga dapat diantisipasi lebih dini secara bersama-sama sebelum
meluas dan mempunyai kekauatan yang besar.
           Menguatnya supremasi hokum, demokratisasi dan tuntutan
dilaksanakannya HAM.
 Menguatnya regulasi hokum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
untuk kepentingan rakyat.Aparat hukum dituntut lebih professional,
transparan dan akuntabel.Embargo persenjataan militer. Suatu negara yang
memiliki tingkat persenjataan militer yang canggih, akan dengan mudah
membatasi bahkan melarang penjualan persenjataannya kesuatu negara yang
kebijakan politiknya bertentangan dengan kebijakan politik mereka.Timbulnya
kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan. Beberapa negara khususnya
yang memiliki letak geografis yang berdekatan, terutama yang berada dalam
satu kawasan, akan berupaya untuk menjaga stabilitas pertahanan diantara
negara-negara tersebut, hal ini dapat diwujudkan dengan kerja sama dibidang
militer. Wujud konretnya, melalui tukar-menukar persenjataan militer maupun
latihan perang bersama.
         adanya upaya setiap negara mempertahankan kedaulatan negara melalui
pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan
tentaranya. Globalisasi bidang hankam pernah dirasakan masyarakat dunia,
yaitu dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dsb. Bidang
hankam Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat,
udara, dan laut juga melakukan upaya keamanan rakyat semesta dan
kedaulatan nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keamanan
internasional, pernah mengirim Pasukan Garuda ke beberapa negara atas
mandat Dewan Keamanan PBB.
Beberapa segi negatif pengaruh globalisasi terhadap keamanan dan
pertahanan negara , antara lain munculnya reaksi – reaksi keras dari sebagian
rakyat Indonesia terhadap peristiwa atau tragedi yang terjadi di suatu negara
yang dianggap melanggar hak asassi manusia .
Ancaman disintegrasi bangsa karena adanya pengaruh dan dukungan dari
negara lain, juga perlu diwasapadai.

Mengenai dampak negatif yang lain di bidang ini, globalisasi menjadikan


kemajuan teknologi juga juga digunakan oleh jaringan penjahat internasional
untuk beroperasi di berbagai negara. Penjahat-penjahat dari dalam negeri
yaitu warga Negara Indonesia yang melakukan tindak pidana misalnya saja
korupsi, makar terhadap pemerintahan negara, membunuh dan sebagainya,
mudah melarikan diri ke Negara lain dan menetap di sana bahkan para
penjahat politik dapat memperoleh suaka politik. Hal ini sangat merugikan bagi
bangsa Indonesia.

Penguasaan suatu kepulauan negara oleh negara lain. Akibat semakin tidak
terlihatnya batas suatu negara dengan negara lain, maka suatu negara akan
dengan mudah menguasai bagian negara lain, apalagi jika negara yang
bersangkutan tidak memiliki pertahanan dan keamanan yang tangguh.
BAB III

PENUTUP

A. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang pertahanan keamanan

Isu yang dihembuskan oleh negara-negara dunia pertama (amerika serikat dan
sekutunya) sekaran dibidang ini adalah terorisme global.
Sementara pengertian terorisme ini sampai sekarang belum ada kesamaan
pandangan antar negara satu dengan lainnya didunia. Oleh karena itu lantas
ditafsirkan menurut negara berikut kepentingannya masing-masing.

B. Kesimpulan

Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar, sekalipun saat ini


didera oleh pengaruh globalisasi dan liberalisasi serta proses demokratisasi.
Tantangan baru ini harus dihadapi dengan serius dan optimisme, bilamana
tidak di pupuk kembali dan tidak mendapat dorongan semangat baru oleh para
pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil faham tentang kebangsaan ini akan
tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai
luhur sosio-kultural bangsa kita. Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil
dari pembahasan ini antara lain adalah:

1.        Pengembangan illmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu


komunikasi dapat meningkatkan ketahanan nasional, yang dengan adanya
komunikasi semua informasi yang ada diseluruh nasional agar dapat
menciptakan keharmonisan dan keselarasan dalam berbangsa dan bernegara.

2.        Dalam era globalisasi ini dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi juga dapat menyebabkan persoalan-persoalan mendasar yaitu
“apakah kita bisa menyaring informasi yang kita terima dari seluruh dunia”.

3.        Globalisasi, keterbukaan dan ketahanan informasi dapat menguji


ketahanan nasional kita dalam upaya tetap mempertahankan jati diri dan
kepribadian bangsa.

C. Saran
Sebagai warga negara kita perlu menerima semua informasi
dari segala aspek kehidupan dan dapat menyaring semua itu
apakah termasuk kedalam jati diri dan kepribadian bangsa
Indonesia. sudah tentu kita selaku warga negara sangat peduli dan
langsung berkepentingan terhadap perkembangan yang terjadi
dalam negara kita.

Anda mungkin juga menyukai