A. Latar Belakang
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan negara yang
dilewati oleh garis katulistiwa yang memiliki kekayaan alam sangat melimpah,
beragam kebudayaan, adat istiadat, suku, ras, bahasa dan lain-lain.
Modern ini kita tengah berada dalam era global, fenomena ini menjadi suatu
kemudahan untuk sharing apapun antar negara namun, kemudahan ini juga
sertamerta membawa suatu ancaman karena disisi lain globalisasi adalah tantangan
bagaimana negara kita yang archipilago ini untuk tetap terintegrasi dan tidak mudah
terintervensi dari pihak lain.
Karena tidak bisa dipungkiri globalisasi bukan sekedar mudahnya masuk
budaya asing, lebih dari itu. Arus ini menerjang multi dimensi sisi kehidupan bangsa,
ekonomi, politik bahkan samapi keideologi menjadi sasaran empuk untuk diterjang
oleh globalisasi ini apabila Indonesia tidak siap menerimanya. Kesiapan suatu negara
menerima globalisasi ini bukan merupakan pertanyaan yang perlu ditunggu
jawabannya apalagi pilihan dalam jawabannya, karena hakikatnya jawabannya cuma
satu, yaitu harus siap.
2017, globalisasi bukan hal baru telah lebih 3 tahun kita lewati fenomena ini.
Kenyataan normatif kita masih tetap terintegrasi, ketahanan nasional kita masih
sanggup membawa indonesia berdiri dikaki sendiri. Namun era global bukan
sebentar, ini akan terus berkembang meluas bermetamorfosis dan semakin deras
tentunya. Bukan sekedar multi dimensi yang akan mulai goyah, namun kestabilan
ketahanan nasional Indonesia akan diuji untuk menghadapi spektrum dari fenomena
ini, sehingga tentunya diperlukan strategi atau semacam imun untuk bangsa guna
menjaga kestabilan ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas, maka penyusun dapat
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk tantangan spektrum globalisasi bagi ketahanan nasional ?
2. Bagaimana Strategi yang diperlukan untuk menjaga kestabilan ketahanan
nasional ?
3. Bagaimana korelasi Astagatra menjadi strategi yang diperlukan dalam menjaga
kestabilan ketahanan nasional ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan penulisan
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bentuk tantangan spektrum globalisasi bagi ketahanan nasional.
2. Mengetahui apa strategi yang diperlukan untuk menjaga kestabilan ketahanan
nasional.
3. Mengetahui korelasi Astagatra dengan Ketahanan Nasional NKRI di masa saat
ini.
4. Dapat mengkaji lebih jauh kondisi riil Indonesia dari strategi Ketahanan
Nasionalnya, bukan hanya berdasarkan opini publik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional menurut Lembaga Ketahanan Nasional adalah
kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri langsung atau tidak langsung
yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Istilah ketahanan nasional sudah dikenal sejak awal tahun 1960-an. Pada
saat itu ketahanan nasional belum diberi definisi tertentu dan belum disusun dalam
suatu konsepsi yang lengkap. Pada waktu itu istilah ketahanan nasional dipakai
dalam rangka pembahasan masalah pembinaan teritorial atau masalah pertahanan
keamanan pada umumnya. Definisi Lemhannas tentang Ketahanan Nasional baru
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1967.
Ketahanan Nasional sebagai pendekatan/metode/cara menjalankan suatu
kegiatan khususnya pembangunan negara. Sebagai suatu pendekatan, ketahanan
nasional menggambarkan pendekatan yang integral. Integral dalam arti
pendekatan yang mencerminkan antara segala aspek atau isi, baik pada saat
membangun maupun pemecahan masalah kehidupan.
2. PANCA GATRA
2.1 Gatra Bidang Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Ideology juga mengandung konsep dasar tentang
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa dan Negara. Ideologi
mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu
bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang
bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu
menjadi cita-cita yang hendak dituju.
b. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya
masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan
ideologi sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu.
2.2 Gatra Bidang Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat
dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor masyarakat yang memberikan
input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output. Sistem politik
yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik
di negara yang bersangkutan.
Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik
adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan
masukan berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan dari
demokrasi Pancasila.