Anda di halaman 1dari 24

DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN

PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

KELOMPOK 2:
SHANIA DYAH PRABANDINI - 11150970000031
BAYU RUKMANA JATI

- 11150970000032

FAZRIN YUSUF TUAHUNS

- 11150970000033

REDHO AULIA PUTA

- 11150970000041

GIZELDA LARASATI

11150970000043

FISIKA 2B

Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi


Demokrasi berasal dari
kata Yunani demos dan
kratos. Demos artinya
rakyat dan kratos artinya
pemerintahan. Jadi
demokrasi artinya
pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang
rakyatnya mempunyai
peranan penting
didalamnya.

Kata demokrasi merujuk pada konsep kehidupan negara atau masyarakat,


dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih melalui pemilu. Pemerintahan di negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat setiap warga negara, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan masyarakat yang
warga negaranya saling memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan
yang layak.

Beberapa manfaat demokrasi:


1.

Kesetaraan sebagai Warga Negara

2.

Memenuhi kebutuhan kebutuhan umum

3.

Pluralisme dan Kompromi

4.

Menjamin Hak-hak Dasar

5.

Pembaruan Kehidupan Sosial

Nilai nilai Demokrasi


Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila
masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap
norma-norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan yang
luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang
terbaik dibandingkan dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntutan atau norma/ nilai-nilai demokrasi yang diyakini
masyarakat.

Nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan hal-hal


berikut:
1. Kesadaran akan pluralisme. Masyarakat yang
hidup demokratis harus menjaga keberagaman
yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin
keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga
negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat
penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai
bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis,
bahasa, budaya, agama dan potensi alamnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah
mufakat,
dan
memerhatikan
kepentingan
masyarakat
pada
umumnya.
Pengambilan
keputusan
dalam
demokrasi
membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal
sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada.

3. Demokrasi membutuhkan kerja sama


antarwarga masyarakat dan sikap serta
itikad baik. Demokrasi membutuhkan kerja
sama antaranggota masyarakat, untuk
mengambil keputusan yang disepakati
semua pihak.
4.
Demokrasi
membutuhkan
sikap
kedewasaan
dengan
tulus
menerima
kemungkinan kompromi atau kekalahan
dalam pengambilan keputusan. Semangat
demokrasi menuntut kesediaan masyarakat
untuk memberikan kritik yang membangun,
disampaikan dengan cara yang sopan dan
bertanggung jawab.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan
moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan
bahwa
cara
mencapai
kemenangan haruslah sejalan dengan
tujuan dan berdasarkan moral serta tidak
menghalalkan segala cara.

Prinsip dan Parameter Demokrasi


Menurut Robert A. Dahl, terdapat enam prinsip
demokrasi yang harus ada dalam sistem
pemerintahan, yaitu:
1. Adanya kontrol kendali atas keputusan
pemerintahan. Pemerintah dalam hal ini adalah
Presiden, Kabinet, dan Pemerintah daerah yang
bertugas setelah mendapat mandat/kekuasaan
yang diperoleh dari pemilu.
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur.
Demokrasi dapat berjalan baik apabila ada
peran
aktif
dari
warga
negara
dan
partisipasinya harus dengan teliti dan jujur.
Suatu keputusan tentang apa yang dipilih,
didasarkan pengetahuan yang warga cukup,
informasi yang akurat, dan kejujuran dalam
pelaksanaannya.

3. Adanya hak memilih dan dipilih.


Hak memilih dan dipilih memberikan
hak pengawasan bagi warga terhadap
pemerintah. Dengan hak memilih,
warga dapat menentukan siapa yang
layak dipilih untuk menjalankan roda
pemerintahan. Dengan hak dipilih,
setiap warga memiliki kesempatan
untuk maju dalam pemerintahan.
4. Adanya kebebasan menyatakan
pendapat tanpa ancaman. Dengan
kebebasan
berpendapat,
warga
negara
dapat
menyalurkan
aspirasinya dengan leluasa. Warga
negara dapat memilih, mengkritik,
dan saran apa saja kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.

5. Adanya kebebasan
mengakses informasi.
Demokrasi membutuhkan
akses informasi yang akurat.
Oleh karena itu, setiap warga
negara berhak akan akses
informasi tersebut untuk
mengetahui apa saja
6. Adanya kebebasan berserikat
perkembangan di dalam dunia yang terbuka. Kebebasan
pemerintahan negaranya
berserikat ini, memberikan
dorongan bagi warga negara yang
merasa lemah, untuk berkumpul
dengan teman-teman
seperjuangan, berserikat dan
membentuk kelompok supaya
menjadi lebih kuat. Adanya sarikat
pekerja, terbukanya sistem politik
memungkinkan rakyat
memberikan aspirasi secara
terbuka dan lebih baik.

Selain prinsip-prinsip yang harus ada di dalam negara demokrasi, terdapat


pula parameter-parameter untuk mengetahui seberapa jauh kadar
demokrasi sebuah negara. Parameter untuk mengukur demokrasi dapat
dilihat dari empat hal, yaitu:
1.

Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Terbentuknya suatu pemerintahan


dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan jujur dan teliti.

2.

Sistem pertanggungjawaban pemerintahan. Pemerintah yang dipilih melalui pemilu


harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode
tertentu. Di Indonesia, Presiden memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.

3.

Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara. Kekuasaan negara dilakasanakan


secara distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan.
Penyelenggaraan kekuasaan haruslah diatur dalam suatu tata aturan perundangundangan yang membatasi dan sekaligus memberi petunjuk dalam pelaksanaannya.

4.

Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan pengawasan oleh rakyat terhadap


jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check and
balance terhadap kekuasaan yang dijalankan oleh legislatif dan eksekutif.

Jenis Jenis Demokrasi


Demokrasi ada beberapa jenis yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanaannya
diberbagai kondisi dan tempat.

1.

Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat

a. Demokrasi langsung. Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses


pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini dijalankan oleh
rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan melalui
wakil wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat. Merupakan
campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih
wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat. Referendum
adalah pemungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung.

2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas


a. Demokrasi formal. Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua
orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa
mengurangi kesenjangan ekonomi.
b. Demokrasi material. Demokrasi material memandang manusia
mempunyai kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan
bidang politik tidak menjadi proritas. Demokrasi
semacam ini
dikembangkan dinegara sosialis komunis.
c. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua
demokrasi tersebut diatas. Demokrasi ini berupaya menciptakan
kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat
dan hak setiap orang.

3. Berdasarkan Prinsip Ideologi


a. Demokrasi liberal. Demokrasi ini
memberikan kebebasan yang luas
pada indidvidu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan
ditolak. Tindakan sewenang wenang
pemerintah terhadap warganya
dihindari.

b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini


bertujuan untuk menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk
tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai
persamaan dalam hukum dan politik.

4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan


Negara
a. Demokrasi sistem parlementer
Ciri ciri pemerintahan parlementer anatara lain:
1) DPR lebih kuat dari pada pemerintah.
2) Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut
Perdana Menteri dan memimpin kabinet dengan
sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.

b. Demokrasi sistem presidensial

3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan


tujuan politik anggota parlemen.

2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang


dipilih dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.

4) Kedudukan kepala negara terpisah dari Kepala


Pemerintahan. Tugasnya sebagian besar bersifat
seremonial, seperti melantik kabinet dan duta besar
sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata
(kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka
anggota DPR dapat meminta mosi tidak percaya kepada
parlemen untuk membubarkan pemerintah.

Ciri ciri pemerintahan presidensial antara lain:


1) Negara dikepalai presiden.

3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan


menteri.
4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.
Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara,
dan tidak dapat saling membubarkan.

Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia


Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:

1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 1950 ).


Tahun 1945 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali
ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal
itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih
terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan
dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP.

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama


a. Masa demokrasi Liberal 1950 1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden
sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala
Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik
sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini
dinilai gagal disebabkan :
Dominannya partai politik
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
Tidak mampunya konstituante bersidang untuk
mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
Bubarkan konstituante
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa demokrasi Terpimpin 1959 1966


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak
yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965
oleh PKI.

3. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 1998


Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru
bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada
masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden
5. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden
BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

4.Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 sekarang


Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan
fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan
yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.

Mengembangkan Sikap Demokrasi


Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi,
antara lain sebagai berikut :
a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.
b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan
atau anarkis.
e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada
Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.
h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.

Perilaku Budaya Demokrasi dalam


Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
1) Membiasakan diri untuk
menempatkan anggota keluarga sesuai
dengan kedudukannya.
2) Membiasakan mengatasi dan
memecahkan masalah dengan jalan
musyawarah mufakat.
3) Saling menghargai perbedaan
pendapat masing-masing anggota
keluarga.
4) Mendahul ukan kepentingan
bersama daripada kepentingan
pribadi.

b. Lingkungan Sekolah
1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.
2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS,
ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.
3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).
4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.
6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS
dan sebagainya.

c. Lingkungan masyarakat
1) Bersama-sama menjaga kedamaian
masyarakat.
2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul
dengan pemikiran yang jernih.
3) Mengikuti kegiatan rembug desa.
4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.
5) Bersama-sama memberikan ususlan demi
kemajuan masyarakat.

Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-prinsip


demokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. Menghindarkan perbuatan otoriter.
b. Melaksanakan amanat rakyat.
c. Melaksanakan hak tanpa merugikan orang lain.
d. Mengembangkan toleransi antarumat beragama.
e. Menghormati pendapat orang lain.
f. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR dan
sebagainya.
g. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima perbedaan
pendapat.

Kajian Kasus untuk Demokrasi: Antara Teori


dan Pelaksanaannya di Indonesia
Kajian kasus untuk demokrasi ini diambil dari kasus pilkada depok ujian pertama
beberapa tahun lalu yang di ambil dari Suara Merdeka. Dengan pendekatan
dari teori-teori demokrasi yang telah dipelajari, penulis ingin membahas kasus
tersebut.
Informasi dari pemerintah tidak terbuka
Warga kota depok dihebohkan dengan pemberitaan bahwa pengadilan
tinggi(PT) Jawa Barat memenangkan gugatan Badrul Kamal untuk menjadi Wali
Kota Depok dan menggugurkan kemenangan Nur Mahmudi Ismail. Masyarakat
bingung karena kemenangan yang dianulir di pengadilan itu tidak jelas asal
muasalnya. Suara Badrul Kamal tiba-tiba melejit. Padahal, pada Pilkada Kota
Depok Juni 2005, suara antara Nur Mahmudi ismail dengan Badrul Kamal
berselisih antara 30.000 suara dengan Nur Mahmudi Ismail sebagai pemenangnya.
Mendengar hal ini, warga langsung berdemo menolak keputusan pengadilan tinggi
itu.
Dalam teori, pelaksanaan pemilu maupun pilkada harus dilaksanakan secara
jujur dan teliti. Jujur dan teliti disini juga termasuk terbukanya informasi yang
akurat bagi warganya

Pelaksanaan pemerintahan tidak sesuai undang-undang

Ketua PKS Depok Prihandoko menuturkan , Keputusan PT Jabar dikeluarkan


lebih dari 14 hari setelah gugatan diajukan pada 11 Juni lalu sudah menyalahi
ketentuan dalam undang undang. Artinya, kasus gugatan Badrul Kamal kepada
KPU tidak sah, apalagi sesuai dengan amanat UU No. 32/2004 tentang pemda
yang menyatakan bahwa perkara pilkada harus diputus selambat-lambatnya 14
hari kerja setelah diterimanya permohonan. Putusan itu sudah melebihi 14 hari,
harusnya putusan itu diputuskan paling lambat pada 29 Juni 2005. Karena itu,
keputusan tersebut tidaklah sah. Alasan lain, dalam materi gugatan ada sekitar
62.000 pemilih yang belum dimasukkan dan diklaim sebagai pemilih Badrul kamal.
Lalu, darimana mereka mengetahui angka tersebut, sementara saat ditanya,
mereka tidak mempunyai bukti otentik. Ungkap Prihandoko
Dalam teori, setiap pelaksanaan pemerintahan harus didasari dengan tata
aturan, yaitu perundang-undangan. Dalam undang-undang, dinyatakan sudah jelas
mengenai tempo pengambilan keputusan untuk kasus Pilkada

Ketidak jujuran dalam berpolitik secara demokrasi

"Padahal, semua itu sudah dibuat skenarionya lebih dulu untuk menjatuhkan
lawannya lewat pengadilan," ungkap Wing Iskandar yang sekarang bergabung
dengan Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Di samping itu, Panitia Pengawas
Daerah sebagian yang dipasang Badrul (saat itu masih jadi Wali Kota Depok) adalah
orang-orang kepercayaan yang bisa diaturnya. Belum lagi, di KPU Depok juga ada
orangnya Badrul. Hal itu terlihat saat putusan PT Jabar, kuasa hukum KPU Depok
yang digugat Badrul tidak memberikan tanggapan atas putusan itu. "Pengacara KPU
Depok langsung menerima putusan itu. Padahal, dia kan bisa menjawab, tidak
terima dan akan melakukan upaya hukum ke Komisi Judicial atau ke Mahkamah
Konstitusi," perinci Wing. Jadi, tegasnya, jelas telah terjadi konspirasi. Untuk
Panwasda dan Pemantau Pilkada jelas-jelas sudah dibayar. Khusus KPU dan
pengacara yang ada dalam persidangan juga terkesan sebagai dagelan belaka.
"Masak saat dibacakan putusan KPU dan pengacaranya hanya manggut-manggut
saja. Itu kan dagelan," tuturnya.
Dalam teori, kejujuran dalam berpolitik secara demokrasi sangatlah penting.
Karena, jika sudah tidak ada lagi kejujuran dalam berpolitik dapat menjatuhkan
martabat negara dan menghancurkan bangsa sendiri

Adanya kontrol kendali atas keputusan pemerintahan

Jadi, ini pekerjaan perdana buat Komisi Yudisial. Dan sudah tentu sebagian
besar masyarakat Kota Depok yang sudah memilih Nur Mahmudi Ismail akan merasa
puas atas apa pun yang dihasilkannya. "Apalagi kalau Mahkamah Konstitusi juga turun
tangan dengan memeriksa berbagai surat yang dikeluarkan KPUD, Panwasda, DPRD,
termasuk surat keputusan dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat," ungkap Wing.
Sementara itu, anggota Komisi Yudisial, Soekoco Soeparto, menyatakan, Komisi
Yudisial tidak bisa mengubah keputusan PT Jabar karena hal itu sudah final. "Jadi,
putusan itu tidak bisa diubah karena sudah final. Komisi Yudisial hanya bisa
memeriksa para hakimnya yang memproses gugatan itu di PT Jabar. Jadi, hanya
perilaku hakimnya yang kami periksa dan hasilnya kami serahkan ke Mahkamah Agung
untuk bahan pertimbangan, dan tidak bisa mengubah keputusan itu," perinci Soekoco
Soeparto.
Dalam teori, ini sudah sesuai dengan salah satu prinsip demokrasi, yaitu tentang
kontrol kendali atas keputusan pemerintah. Disini, Komisi Yudisial bertindak sebagai
pengontrol keputusan PT Jabar yang menangani kasus pilkada tersebut. Walaupun
Komisi Yudisial tidak bisa mengubah keputusan PT Jabar, tapi ini adalah langkah usaha
perwujudan sistem pemerintahan demokrasi yang baik dan benar.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai