Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Tentang:

“Dampak positif dan negatif dari era globalisasi terhadap ketahanan budaya
indonesia”

Rindi Rosyadi (112210188)

Dosen Pembimbing:
Muhadar Putih

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pelita bangsa
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah pendidikan agama Islam dengan judul “Dampak positif dan negatif dari
era globalisasi terhadap ketahanan budaya indonesia” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan
dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat
dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai
permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Era globalisasi................................................................................. 3
2.2 Dampak positif dan negatif dari era globalisasi terhadap ketahanan budaya
indonesia ................................................................................................................. 4
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin berkembangnya
zaman, semakin pasat pula perkembangan manusia yang ingin menuju masa modern dan
mengikuti perkembangan zaman. Kalangan yang paling berminat mengikuti arus
globalisasi terutama adalah kalangan remaja. Kehadiran teknologi yang serba digital
banyak menjebak kaum remaja untuk mengikuti perubahan. Pola pengaruh era globalisasi
sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan mendapatkan dukungan dari kalangan
remaja. Tanpa disadari banyak pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat globalisasi
tersebut, salah satunya mulai lunturnya rasa nasionalisme di kalangan remaja misalnya
Kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia lebih banyak diminati tanpa adanya
penyaringan antara kebudayaan yang berdampak positif dan kebudayaan yang berdampak
negatif. Lebih mencintai produk luar negeri dan menelantarkan budaya sendiri adalah
merupakan masalah sosial di kalangan remaja. Masalah sosial yang menyangkut rasa
nasionalisme merupakan masalah yang terus-menerus muncul setiap waktu, yang selalu
dibahas dan dikaji untuk dicari jalan keluarnya. Karena disatu sisi remaja merupakan
harapan penerus bangsa, sedangkan disisi lain remaja dianggap sebagai pribadi yang labil,
yang ingin mengekspresikan jiwa mudanya yang bebas dengan melakukan hal-hal yang
dikehendaki. Rasa nasionalisme harusnya mulai diterapkan sejak dini mulai dari 2
lingkungan keluarga dan dikembangkan di masyarakat sebelum nantinya remaja hidup di
masyarakat. Menurut Smith sebagaimana dikutip Tilaar, (2007:24), nasionalisme mampu
manyatukan hidup antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga akan
membentuk suatu komunitas. Mampu memantapkan hidup yang diperoleh dari
komunitasnya yaitu sejarah, agama, bahasa, adat-istiadat. Terdapat Beberapa faktor
penting dalam menumbuhkan nasionalisme, terutama adalah bahasa. Bahasa merupakan
simbol komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain
dimanapun kita berada harus menjunjung bahasa kita yaitu bahasa Indonesia sebagai
perwujudan rasa nasionalisme yang tinggi. Melestarikan budaya asli Indonesia, mencintai
produk dalam negeri, merupakan hal-hal positif yang harus terus menerus dilakukan
untuk memupuk kembali rasa nasionalisme yang telah memudar di kalangan remaja pada
era sekarang ini. Setelah sebelumnya para pendahulu kita berjuang tanpa pamrih merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah untuk membuktikan rasa nasionalisme pada bangsa
Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana jika Tenaga Manusia Digantikan Robot?
2. Kenapa integrasi bangsa bisa terancam ?

1.3 Tujuan
1. Memberi penjelasan tentang dampak positif dan negative diera globalisasi terhadap
ketahanan bangsa Indonesia.
2. Mengetahui tentang era globalisasi di Indonesia.
1.4 Manfaat

iv
1. Diharapkan dapat menambah dan memperbanyak pengetahuan tentang dampak positif
dan negatif diera globalisasi.
2. Dapat menjadi inspirasi dan motivasi pada peneliti berikutnya.

BAB II

v
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI

Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia.


Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia
di semua lapisan masyarakat. Baik di bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi,
lingkungan, budaya, dan sebagainya. Dua ciri globalisasi adalah munculnya
perubahan konsep ruang dan waktu serta peningkatan interaksi budaya melalui
media massa.
Posisi Negara dalam Era globalisasi
Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional, ketahanan
nasional merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melului
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek
pendidikan.
Manfaat globalisasi adalah meningkatkan perdagangan bebas. Dengan
perdagangan bebas ini, maka terjadinya pertukaran barang maupun jasa antara
negara pun bisa berlangsung dengan mudah.

2.2 Dampak positif dan negatif dari era globalisasi terhadap ketahanan budaya indonesia

Adapun dampak negatif dari globalisasi budaya diantaranya adalah berkembangnya sifat
individualis karena masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain;

1. meningkatnya sifat materialistis karena masyarakat memandang segalanya dari segi


2materi.
2. meningkatnya sifat konsumerisme yaitu proses konsumsi atau pemakaian barang-
barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara berkelanjutan
dan hedonism yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi
bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
3. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan
budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu
menahan berbagai pengaruh budaya yang datang dari luar sehingga terjadi
ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Adapun faktor-faktor yang mengancam eksistensi budaya daerah dikarenakan masuknya


budaya asing, diantaranya,

a. Kurangnya kesadaran masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya


daerah sekarang ini minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih
praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman.

vi
b. Minimnya komunikasi budaya. Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting
agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya
komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan
berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

c. Kurangnya pembelajaran budaya. Pembelajaran tentang budaya, harus


ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak
menganggap penting mempelajari budaya daerah. Padahal melalui pembelajaran
budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya daerah dalam membangun
budaya bangsa serta bagaimana cara mengadaptasi budaya lokal di tengan
perkembangan zaman.

Jika kita melihat beberapa faktor tersebut yang disertai banyaknya serangan berupa
masuknya budaya asing sangat dikhawatirkan dan menjadi ancaman tersendiri bagi
eksistensi kebudayaan Indonesia. Apalagi ketika Indonesia tidak berhasil menjaga
eksistensi budaya-budaya yang nyaris punah hingga akhirnya kebudayaan tersebut
dicuri, dipatenkan ataupun dieksploitasi dalam rangka komersial, bahkan diklaim
kepemilikannya oleh oknum-oknum atau korporasi dari negara asing. Namun pada
kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan upaya-upaya pelestarian
budaya tradisi diera globalisasi saat ini memang menemukan banyak kendala.

Faktorfaktor penghambat dalam upaya pelestarian budaya daerah, yaitu:

a. faktor internal yaitu sikap nasionalisme individu untuk lebih mencintai budaya asli
Indonesia yang masih rendah. Terkadang pola hidup individualisme menjadi
faktor penyebab minimnya kesadaran untuk memiliki sesuatu secara bersama-
sama.

b. Faktor eksternal yaitu kurangnya sosialisasi dan mediasi baik itu dari pihak yang
bertanggung jawab menangani masalah tersebut maupun media sebagai sarana
public relations yang menjembatani informasi kepada masyarakat. Selain itu,
peran masyarakat juga cukup penting untuk mengajarkan pada generasi muda agar
memiliki keahlian untuk melestarikan budaya yang dimilikinya.
Namun, realisasi di lapangan hal tersebut tidak terlaksana sehingga generasi
muda tidak peduli dengan eksistensi budayanya sendiri. Sebagai contoh generasi
muda mungkin tidak mengetahui lagu-lagu dan tarian dari daerah mereka sendiri
tetapi mereka bisa dengan mudahnya menarikan tarian modern atau balet dan
menyanyikan lagu-laguanak sekarang. Oleh karenanya, tantangan era globalisasi
yang bisa mengancam eksistensi budaya dan kepribadian bangsa Indonesia seperti
sekarang ini harus ditangkal melalui implementasi nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia.

vii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan visioner merupakan seseorang pemimpin yang berpikir, bersikap


dan bertindak dengan berorientasi kepada upaya mewujudkan keberhasilan masa
depan (jangka panjang) dan mampu mengantisipasi serta mentransformasikan
tuntutan zaman dalam mengarahkan bangsa untuk meraih cita-cita dan mencapai
tujuan nasional.
Para pemimpin pada setiap lembaga pemerintahan menyelenggarakan
pemerintahan yang bebas dari KKN untuk mendorong terciptanya tata kelola
pemerintahan yang bersih dan terpercaya. Para pemimpin di lembaga pemerintahan
menciptakan Birokrasi yang dipimpinnya efektif dan efisien dalam memberikan
pelayanan. Para pemimpin pada semua level pemerintahan tidak akan berhenti pada
kesanggupan dan tekad sematamata, tetapi pemimpin harus mampu mengatur,
menggerakkan dan mengendalikan sumber daya negara dalam mengatasi berbagai
persoalan menuju visi pembangunan nasional yang dicita-citakan. Dalam mencapai
visi pembangunan nasional yang dicita-citakan diperlukan tata kelola pemerintahan
yang baik. Sementara itu, tata kelola pemerintahan yang baik membutuhkan
pemimpin yang visioner. Dengan demikian, meningkatkan peran pemimpin visioner
akan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

viii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.lemhannas.go.id/images/Publikasi_Humas/Jurnal/
Jurnal_Edisi_32_Desember_2017.pdf
https://www.google.com/search?
q=era+globalisasi&rlz=1C1VDKB_enID954ID954&oq=era+globalisasi&aqs=chrome..69i57
j0i433i512j0i512l8.5964j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
rlz=1C1VDKB_enID954ID954&sxsrf=APwXEdc3Lk9TgrL8KSgVgTGB_BtehunSYQ:1685
552115065&q=Mengapa+era+globalisasi+terjadi
%3F&sa=X&ved=2ahUKEwiJlcb4gqD_AhXm1jgGHdl-
ClkQzmd6BAgdEAY&biw=1366&bih=657&dpr=1

ix

Anda mungkin juga menyukai