BERNEGARA
Anggota :
SINGARAJA
Ketahanan pangan Indonesia saat ini mengalami ancaman ketidak stabilan pasokan
dan harga pangan. Diawali oleh kenaikan komoditas minyak goreng,daging, dan
beberaa kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah telah melakukan upaya untuk
mengatasinya salah satunya dengan pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai)
kemudian bagaimana kah tanggapan kelompok 6 mengenai upaya yg dilakukan
pemerintah Indonesia ?
Kita mengetahui bahwa pangan adalah komoditi yang sangat strategis bagi ketahanan
nasional. Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak
Goreng kepada masyarakat kelompok menengah kebawah. Adapun bantuan yang
diberikan berupa uang tunai sebesar Rp100.000 untuk tiga bulan, atau total
Rp300.000.
Hal tersebut merupakan upaya pemerintah guna meringankan beban dan menjaga
daya beli masyarakat seiring dengan kenaikan harga komoditas, salah satunya minyak
goreng. Blt itu yang diberikan merupakan usaha pemerintah untuk mengatasi
kelemahan kebijakan sebelumnya, dengan memberikan uang langsung kepada
masyarakat, meskipun migor mahal dan harga-harga melonjak naik, daya beli
masyarakat bisa terbantu. Dalam konteks ini patut kita apresiasi tindakan pemerintah
tsb, sikap dari pemerintah tsb sebetulnya menunjukan sudah adanya kepekaan
kepedulian keadaan masyarakat di bawah.
Jadi BLT migor saya nilai positif, tapi disatu sisi pemerintah harus selesaikan masalah
tata kelola migor kemasan dan curah. Untuk mengatasi masalah minyak goreng di
Indonesia, Kami mengutip Pengamat Ekonom Bhima menyarankan pemerintah
memberikan subsidi minyak goreng kemasan kepada penerima program bantuan
sosial pemerintah. Kebijakan tersebut diiringi dengan penetapan kembali HET untuk
minyak goreng kemasan jenis sederhana dan premium. Namun, HET minyak goreng
kemasan diubah dari yang pernah diterapkan sebelumnya. Agar HET yang ditetapkan
pemerintah tidak terlalu jauh dengan nilai keekonomian minyak goreng di tingkat
global. Idealnya HET berkisar 16.000-20.000 per liter untuk minyak goreng kemasan,
Menurutnya rentang HET tersebut tidak jauh berbeda dengan HET yang ditetapkan di
Malaysia, yakni 6,7 RM atau setara Rp 22.870 per kilogram.
Selain itu, menurut saya yang terpenting pemerintah harus melakukan pengawasan
yang ketat terhadap distribusi minyak goreng untuk menghindari kebocoran CPO.
Penegakan hukum juga sangat penting untuk menghindari potensi kelangkaan
minyak
goreng kemasan. Kelangkaan itu kan masalah nya penegakan hukum tidak berjalan
optimal. Mungkin kedepannya mendag mengumumkan mafia migor ini. Pasti akan
terungkap karena diselidiki juga oleh aparat kepolisian.
Pada saat ini dunia sedang dilanda covid-19.Kemudian Indonesia yang memiliki
bahan pangan maupun impor bahan pangan kini mengarah pada mengarah
kekelangkaan aktivitas ekonomi secara masif. Berdasarkan fenomena tersebut,
bagaimana pandemi mencetuskan ancaman kelangkaan pangan bagi Indonesia
dalam arti sempit, dan apa tantangannya terhadap ketahanan nasional dalam arti
luas ?
Di sisi lain, pandemi tidak hanya menimbulkan ancaman bagi korban jiwa namun
juga telah menimbulkan tantangan dalam dimensi lain yaitu ancaman kerentanan
pangan. Karakteristik pandemi COVID memaksa Pemerintah untuk menerapkan
kebijakan yang bertujuan untuk meminimalisir kontak fisik serta melakukan (PSBB)
di beberapa daerah membuat produktifitas terhambat di segala lini.
Dalam hal ketahanan pangan, PSBB telah mengganggu proses produksi, distribusi
hingga konsumsi bahan pangan sehingga muncul disrupsi atas ketiga proses tersebut.
Sealin kelangkaan migor, Kekhawatiran akan munculnya dampak ikutan terhadap
kenaikan harga beras adalah turut naiknya harga bahan pangan strategis lainnya
seperti gula, daging telur dll. Pemberlakuan PSBB di beberapa daerah yang
berdampak kepada pembatasan jam operasional pasar sehingga hasil panen produk
produk pertanian tidak dapat terserap dengan maksimal