Anda di halaman 1dari 23

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
nikmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga makalah yang berjudul
‘’Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah’’telah terselesaikan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Hukum Pemerintahan
Daerah yaitu Yosep hadi Putra.,S.H.MH atas penugasan dan pembimbingan beliau
dalam penyelesaian makalah ini.Penulisan makalah ini dapat diharapkan memberikan
maaf kepada para pembaca mengenai pentingnya mengetahui peranan manusia
dalam pengelolaan lingkungan hidup,makalah ini kurang sempurna.Maka dari
itu,kritik dan saran dari para pembaca akan bermanfaat dalam dari pembaca akan
makalah ini.Penulis dan para pembaca.

Lubuk Sikaping,8 November 2021

PEMAKALAH

Kelompok I
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang……………………………………………………………..3

B.Rumusan Masalah………………………………………………………….4

C.TujuanPenulisan……………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

A.Pembagian Urusan Pemerintah Daerah…………………………………….5

B. Lembaga pemerintah Daerah………………………………………………19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………23
B. Saran…………………………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah


Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala
daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut
bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil
kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil
bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil kepala daerah
memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada masyarakat.

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah


pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani
dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.Dalam kedudukannya
sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden.

Urusan pemerintahan berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah terdiri dari urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan
urusan pemerintahan daerah.
4

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah


Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan Daerah di Indonesia terdiri
dari Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang
terdiri atas kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibantu
oleh Perangkat Daerah.

B.Rumusan Masalah

Rumusan tersebut diatas dapat di rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut;

1. Apa saja pembagian urusan pemerintah daerah?


2. Bagaimana lembaga pemerintah daerah?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pembagian urusan pemerintah daerah.


2. Untuk mengetahui lembaga pemerintah daerah.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian Lembaga Pemerintahan Daerah

.1 Lembaga Legislatif

Lembaga legislatif adalah lembaga atau dewan yang memiliki tugas dan
wewenang untuk membuat atau merumuskan UUD yang ada di sebuah
negara. Lembaga legislatif juga merupakan lembaga legislator yang berarti
jika lembaga ini dijalankan oleh DPD, DPR, dan MPR.
Contoh Lembaga Legislatif di negara Indonesia, lembaga legislatif
adalahDPR, DPD, dan MPR.
1. DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga legislatif
yang memiliki kedudukan sebagai lembaga negara. Adapun anggota DPR
yaitu mereka yang berasal dari anggota partai politik yang mencalonkan
diri sebagai peserta pemilu yang sudah terpilih saat pemilu.
DPR sendiri berkedudukan di pusat, dan yang di tingkat provinsi disebut
dengan DPRD Provinsi dan untuk yang berada di tingkat kota/kabupaten
disebut dengan DPRD kabupaten/kota. Anggota DPR dipilih secara
langsung oleh rakyat dan memiliki masa jabatan 5 tahun.
2. DPD adalah lembaga legislatif perwakilan daerah yang berkedudukan
sebagai lembaga negara, anggota DPD berasal dari perwakilan setiap
provinsi yang ada di negara yang sudah terpilih di pemilu.
DPD memiliki jumlah yang tidak sama di setiap provinsi tetapi paling
banyak empat orang dan memiliki masa jabatan yaitu lima tahun.
3. Sedangkan MPR adalah lembaga legislatif yang terdiri dari anggota DPR
dan DPD yang sudah terpilih dalam pemilu. Adapun masa jabatan
anggotanya adalah selama 5 tahun. Sebelum amandemen UUD 1945,
6

MPR adalah lembaga tertinggi yang memiliki kedudukan tertinggi di


negara. Tetapi setelah amandemen, lembaga tertinggi sudah dihapuskan
dan diganti dengan lembaga negara.

Tugas Lembaga Legislatif

Berikut adalah tugas lembaga legislatif dari DPD, DPR, dan MPR:
Tugas DPD:
1.Mengajukan rancangan UUD yang memiliki kaitan dengan otonomi
daerah serta bertugas dalam mengawasi pelaksanaannya.
2.Memberi pertimbangan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait
RUU APBN.
3.Memeriksa hasil keuangan negara dari pihak BPK.
4.Memberi pertimbangan kepada DPR dalam memilih BPK.

Tugas DPR
1.Memegang kekuasaan dalam hal pembentukan UUD.
2.Memberi persetujuan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait
dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetepkan oleh Presiden
sebelumnya sebagai ganti dari UU.
3.Pemberi persetujuan kepada kepala negara, untuk menyatakan perang,
berdamai, dan menyatakan persetujuan untuk pembuatan perjanjian
dengan negara lain.
4.Memberi pertimbangan kepada Presiden tentang pengangkatan duta
serta penempatan duta negara lain, bertugas memberi amnesti serta abolisi,
rancangan UU APBN.
5.Memberi hasil pemeriksaan keuangan negara dari pihak BPK.
6.Memilih langsung anggota BPK.
7

7.Memberikan persetujuan kepada calon Hakim Agung yang sudah


diluluskan oleh Komisi Yuridis.1
8.Memberikan persetujuan kepada Presiden tentang pengangkatan dan
juga persetujuan tentang pemberhentian anggota yudisial.
9.Bertugas mengajukan tiga orang hakim konstitusi.

Tugas MPR
1.Mengubah dan menetapkan UUD.
2.Melantik Presiden dan Wakil Presiden.
3.Memberhentikan Presiden dan wakilnya pada masa jabatannya sesuai
dengan UUD.
4.Bertugas dalam mengusulkan pemberhentian Presiden serta Wakil
Presiden.

Sistim Lembaga Legislatif

Sistim Lembaga Legislatif Satu Kamar

Sistem ini disebut juga sebagai sistem unikameral.Dilansir dari jurnal


Sistem Parlemen Berdasarkan Konstitusi Indonesia (2015) karya
Widayati, sistem unikameral adalah sistem lembaga legislatif yang hanya
terdiri dari satu kamar atau badan. Dalam sistem ini, tidak dikenal adanya
majelis tinggi dan majelis rendah. Rekruitmen untuk pengisian jabatan
legislatif dalam sistem ini tidak membedakan representasi politik dan
representasi teritorial.

Adapun keuntungan dari sistem unikameral ini, sebagai berikut:

Sistem unikameral bersifat sederhana, praktis, murah, dan lebih


demokratis. Sistem unikameral cenderung sesuai dengan ide kedaulatan
1
8

rakyat yang satu dan tidak dapat dibagi-bagi. Sistem unikameral


memberikan jaminan untuk bisa mengambil keputusan secara sepat, tepat,
dan konsisten.

Sistem Lembaga Legislatif Dua Kamar

Sistem ini disebut juga sebagai sistem bikameral.


Sistem bikameral merupakan sistem lembaga legislatif yang terdiri dari dua
kamar atau badan. Sistem bikameral biasanya diterapkan sebagai perwujudan
mekanisme check and balances antar kamar-kamar dalam satu lembaga
legislatif.
Penganut sistem bikameral menganggap bahwa kekuasaan satu kamar harus
dibatasi karena memberi peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan.Oleh
sebab itulah, dilakukan check and balances dalam sistem bikameral agar
tercipta keseimbangan dalam setiap kamar. Keuntungan dari sistem bikameral
ini, sebagai berikut:
Sistem bikameral dianggap lebih dapat mencerminkan kehendak dan
kepentingan nasional karena memiliki dua kamar.
Sistem bikameral dianggap bisa menjamin pekerjaan yang bijaksana, tertib,
teliti, hati-hati, serta dapat mengihindarkan dari keputusan yang tergesa-gesa
dan berat sebelah.
Sistem bikameral dianggap lebih bisa memberikan jaminan perlindungan
terhadap kemungkinan timbulnya kesewenang-wenangan dalam perundang-
undangan.
Selain dua sistem tersebut, sebenarnya masih ada sistem lembaga legislatif
yang lain, yaitu sistem trikameral yang terdiri dari tiga kamar dan sistem
tetrakameral yang terdiri dari empat kamar. Kedua sistem ini jarang dibahas,
yang lebih banyak dibahas adalah sistem unikameral dan bicameral
9

2 Lembaga Eksekutif

Lembaga Eksekutif adalah salah satu cabang pemerintahan yang memiliki


kekuasaan dan bertanggung jawab untuk menerapkan hukum. Contoh paling
umum dalam sebuah cabang eksekutif disebut ketua pemerintahan. Eksekutif
dapat merujuk kepada administrasi, dalam sistem presiden, atau sebagai
pemerintah, dalam sistem parlementer.

Contoh lembaga eksekutif

lembaga eksekutif adalah presiden dan wakil presiden dan beserta dengan
menteri-menterinya yang turut membantunya dalam menjalankan tugasnya di
sebuah negara. Presiden merupakan lembaga negara yang memiliki kekuasaan
eksekutif yaitu kekuasaan yang menjalankan roda pemerintahan.

Tugas

Lembaga eksekutif adalah salah satu badan pemerintahan yang punya


kekuasaan dan bertanggung jawab untuk menerapkan hukum. Lembaga ini
bertugas melaksanakan undang-undang, menyelenggarakan urusan
pemerintahan, serta mempertahankan tata tertib dan keamanan

Sistem Lembaga Eksekutif

Sistem lembaga eskekuti terbagi jadi dua, yaitu:

 Sistem Pemerintahan Parlementer


10

Kepala negara dan kepala pemerintahan dalam sistem ini terpisah. Kepala
pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara
dipimpin oleh presiden. Namun, kepala negara cuma berfungsi sebagai simbol
suatu negara yang berdaulat.

 Sistem Pemerintahan Presidensial

Dalam sistem ini, kepala pemerintahan dan kepala negara sama-sama


dipengang oleh presiden.

Susunan Lembaga Eksekutif

Inilah susunan dalam lembaga eksekutif dan juga masing-masing tugasnya.

 Presiden

Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi yang memegang


kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar.

Presiden Republik Indonesia mempunyai kedudukan istimewa yaitu sebagai


kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

 Wakil Presiden

Dalam melaksanakan kewajibannya, presiden dibantu wakil presiden.


Sehingga, mereka berada dalam satu kelembagaan, yaitu lembaga
kepresidenan.

3 Lembaga Sentralisasi Dan Disentralisasi

1. Lembaga Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah


daerah kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya
11

sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka


negara kesatuan Republik Indonesia.  Sentralisasi adalah pemusatan segala
2
bentuk dan jenis keputusan, kebijakan, dan kewenangan yang dikoordinir
oleh pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah hanya menjalankan apa
yang diperintahkan pemerintah pusat.

Fungsi Sentralisasi

adalah penyerahan kekuasaan dan wewenang pemerintahan sepenuhnya


kepada pemerintah pusat

Tujuan Sentralisasi

Diberlakukannya sentralisasi pada suatu negara tentu mempunyai tujuan


tertentu. Baik agar pemerintah lebih mudah melakukan pengelolaan maupun
agar manfaat terasa merata bagi rakyat. Berikut adalah tujuan dari sentralisasi.

– Mempermudah penerapan kebijakan umum dan pelaksanannya di setiap


daerah.

– Mengendalikan suatu daerah agar tidak terlalu mandiri dan berpotensi


memic konflik kepentingan atau bahkan memisahkan diri.

– Memudahkan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang secara


tidak langsung menunjukkan kepemimpinan yang kuat.

Ciri-Ciri Sentralisasi

1. Adanya pemusatan seluruh wewenang kepada pemerintah pusat.

2
12

2. Segala sesuatu hal yang berhubungan dengan politik serta administrasi


ditangani oleh pemerintah pusat.

3. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pusat.

4. Kebijakan umum yang diambil juga lebih mudah diimplementasikan


terhadap seluruh daerah.

5. Adanya keseragaman manajemen, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,


pengelolaan, serta evaluasi.

6. Terdapat kemudahan dalam berkordinasi sebab rantai komando dipegang


oleh pemerintah pusat.

Asas sentralisasi juga menjadikan perencanaan sekaligus pengembangan


organisasi atau negara lebih terintegrasi.

Sedangkan nilai minus atau kekurangan sentralisasi ini adalah kendali


keputusan pemerintahan berada di tangan pemerintah pusat yang membuat
keputusan selalu membutuhkan waktu yang lebih lama.

Selain itu asas sentralisasi ini menjadikan sumber daya manusia di dalam
pemerintahan bersifat robotic dan tidak memiliki inisiatif juga kreativitas.

Cenderung melahirkan sistem pemerintahan yang lebih otoriter dan


membatasi hingga tidak mengakui hak-hak dari daerah.

Contoh Sentralisasi

Pemerintah pusat menangani kebijakan pemberian visa kepada warga


asing
13

1. Pemerintah pusat menangani pemberian usul pembuatan undang-


undang dari pihak eksekutif
2. Pemerintah pusat mengangkat kepala daerah
3. Pemerintah pusat menangani system administrasi kependudukan
4. Pemerintah pusat menangani penganugerahan tanda jasa, tanda
kehormatan, maupun gelar kepada seseorang atau sekelompok orang.

2. Desentaralisasi

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah


pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya dalam sistem NKRI.

Desentralisasi berasal dari kata de dari bahasa Belanda artinya lepas dan
centerum yang arinya pusat. Sehingga desentralisasi memiliki makna
sesuatu yang terlepas dari pusat. Menurut buku Hukum Pemda: Otonomi
Daerah dan Implikasinya (2013) karya Busrizalti, terdapat dua kelompok
besar untuk mendiskripsika

. Tujuan desentralisasi
dibedakan menjadi dua sudut pandang, yakni: Kepentingan pemerintah pusat
Dalam kepentingan pusat ada empat tujuan utama kebijakan desentralisasi dan
otonpmi daerah, sebagai berikut:
pendidikan politik pelatihan kepemimpinan penciptaan stabilitas politik
Perwujudan demokratisasi sistem pemerintahan di daerah Kepentingan
pemerintah daerah Dilihat dari sisi kepentingan pemerintah daerah, tujuannya
adalah: mewujudkan kesetaraan politik menciptakan akuntabilitas (gagasan)
lokal mewujudkan keresponsifan lokal Secara garis besar tujuan utama
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah adalah membuka alses yang
14

lebih3 besar kepada masyarakat sipil untuk berpartisipasi, baik dalam proses
pengambilan keputusan di daerah, maupun dalam pelaksanaannya.

Contoh Desentralisasi

1. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengelola pendapatan asli


daerah
2. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menetapkan pejabat daerah
yang bertugas membantu kepala daerah di tingkat dinas
3. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menetapkan upah minimum
regional
4. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menerbitkan peraturan
seperti peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan lain sebagainya.
5. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengelola keuangan daerah.

Fungsi desentralisasi

Dilihat dari fungsi pemerintahannya, desentralisasi memiliki segi positif,


yakni: Satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai
perubahan yang terhjadi begitu cepat. Satuan desentralisasi dapat
melaksanakan tugas lebih efektif dan efisien Satuan desentralisasi lebih
inovatif Satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang tinggi,
komitmen dan lebih produktif. Tujuan desentralisasi Tujuan desentralisasi
inovatif Satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang tinggi,
komitmen.

Macam Desentralisasi

3
15

Jenis desentralisasi yang berbeda harus dibedakan karena memiliki


karakteristik, implikasi kebijakan, dan kondisi keberhasilan yang berbeda.
Penjelasan bentuk desentralisasi tersebut, diantaranya;

1. Politik

Desentralisasi politik bertujuan untuk memberi warga negara atau perwakilan


terpilih mereka lebih banyak kekuasaan dalam pengambilan keputusan publik.
Hal ini sering dikaitkan dengan politik pluralistik dan pemerintahan
perwakilan, tetapi juga dapat mendukung demokratisasi dengan memberikan
pengaruh lebih besar kepada warga negara, atau perwakilan mereka dalam
perumusan dan pelaksanaan kebijakan.

Para pendukung desentralisasi politik berasumsi bahwa keputusan yang dibuat


dengan partisipasi yang lebih besar akan lebih terinformasi dan lebih relevan
dengan berbagai kepentingan dalam masyarakat daripada yang dibuat hanya
oleh otoritas politik nasional.

Konsep tersebut menyiratkan bahwa pemilihan perwakilan dari yurisdiksi


pemilihan lokal memungkinkan warga negara untuk lebih mengenal
perwakilan politik mereka dan memungkinkan pejabat terpilih untuk
mengetahui lebih baik kebutuhan dan keinginan konstituen mereka.

Desentralisasi politik seringkali membutuhkan reformasi konstitusional atau


undang-undang, pengembangan partai politik yang majemuk, penguatan
lembaga legislatif, pembentukan unit politik lokal, dan dorongan kelompok
kepentingan publik yang efektif.

2. Administratif
16

Desentralisasi administratif berupaya untuk mendistribusikan kembali


kewenangan, tanggung jawab, dan sumber daya keuangan untuk menyediakan
layanan publik di antara berbagai tingkat pemerintahan. Desentralisasi ini
adalah pengalihan tanggung jawab untuk perencanaan, pembiayaan dan
pengelolaan fungsi publik tertentu dari pemerintah pusat dan badan-badannya
kepada unit lapangan dari instansi pemerintah, unit bawahan atau tingkat
pemerintahan, otoritas publik atau perusahaan semi-otonom, atau perusahaan
di seluruh wilayah.

Tiga bentuk utama desentralisasi administratif dekonsentrasi, pendelegasian,


dan devolusi masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

1. Dekonsentrasi

Dekonsentrasi (yang sering dianggap sebagai bentuk desentralisasi terlemah


dan paling sering digunakan di negara kesatuan) mendistribusikan kembali
kewenangan pengambilan keputusan dan tanggung jawab keuangan dan
manajemen di antara berbagai tingkat pemerintah pusat.

Dekonsentrasi hanya dapat mengalihkan tanggung jawab dari pejabat


pemerintah pusat di ibu kota kepada mereka yang bekerja di daerah, provinsi
atau kabupaten, atau dapat menciptakan administrasi lapangan atau kapasitas
administrasi lokal yang kuat di bawah pengawasan kementerian pemerintah
pusat.

2. Delegasi

Delegasi adalah bentuk desentralisasi yang lebih ekstensif. Melalui


pendelegasian, pemerintah pusat mengalihkan tanggung jawab pengambilan
keputusan dan penyelenggaraan fungsi publik kepada organisasi semi-
17

otonom4 yang tidak sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah pusat, tetapi


pada akhirnya bertanggung jawab kepadanya.

Pemerintah mendelegasikan tanggung jawab ketika mereka membuat


perusahaan publik, otoritas perumahan, otoritas transportasi, distrik layanan
khusus, distrik sekolah semi-otonom, perusahaan pembangunan daerah, atau
unit pelaksana proyek khusus.

3. Devolusi

Jenis ketiga dari desentralisasi administratif adalah devolusi. Ketika


pemerintah melimpahkan fungsi, mereka mengalihkan kewenangan untuk
pengambilan keputusan, keuangan, dan manajemen ke unit kuasi-otonom
pemerintah daerah dengan status perusahaan.

Devolusi biasanya mengalihkan tanggung jawab atas layanan ke kota yang


memilih walikota dan dewannya sendiri, meningkatkan pendapatan mereka
sendiri, dan memiliki kewenangan independen untuk membuat keputusan
investasi.

Dalam sistem devolusi, pemerintah daerah memiliki batas geografis yang jelas
dan diakui secara hukum tempat mereka menjalankan kewenangan dan di
dalamnya mereka menjalankan fungsi publik. Jenis desentralisasi
administratif inilah yang mendasari sebagian besar desentralisasi politik.

Kelebihan desentralisasi

Sistem desentralisasi memiliki kelebihan dalam menjalankan pemerintahan.


Berikut kelebihan desentralisasi:

4
18

Struktur organisasi merupakan pendelegasian wewenang dan memperingan


manajemen pemerintah pusat.
Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan
. Dalam menghadapi permasalahan yang mendesakan.
pemerintah daerah tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
Hubungan yang harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dan
daerah dapat ditingkatkan.

Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara


pemerintahan baik pusat maupun daerah.

Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.

Kelemahan desentralisasi

Sistem desentralisasi tidak hanya memiliki kelebihan, tapi juga kelemahan.


Berikut kelemahan desentralisasi:

Keseimbangan dan keserasian tujuan dapat mudah terganggu.

Desentralisasi dapat memunculkan sifat kedaerahan.

Memerlukan banyak waktu untuk melakukan perundingan atau musyawarah


Memerlukan biaya besar.

Besarnya organ pemerintahan, sehingga membuat struktur pemerintahan jadi


kompleks dan dikhawatirkan koordinasi tidak lancar.
19

B. Pembagian Urusan Pemerintahan. Urusan pemerintahan berdasarkan UU


Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terdiri dari urusan5
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan
daerah.

(1) Urusan pemerintahan yang dilaksanakan Pemerintahan Daerah terdiri atas 31


(tiga puluh
satu) bidang urusan pemerintahan meliputi :

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum;

d. perumahan;

e. penataan ruang;

f. perencanaan pembangunan;

g. perhubungan;

h. lingkungan hidup;

i. pertanahan;

j. kependudukan dan catatan sipil;

5
20

k. pembedayaan perempuan dan perlindungan anak;

l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

m. sosial;

n. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

o. koperasi, usaha kecil dan menengah;

p. penanaman modal;

q. kebudayaan dan pariwisata;

r. kepemudaan dan olahraga;

s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,


perangkat
daerah, kepegawaian, dan persandian;
u. pemberdayaan masyarakat;

v. statistik;

w. kearsipan;

x. perpustakaan;
21

y. komunikasi dan informatika;

z. pertanian dan ketahanan pangan;

aa. kehutanan;

ab. energi dan sumber daya mineral;

ac. kelautan dan perikanan;

ad. perdagangan; dan

ae. perindustrian.
22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
23

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai