Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ARINI

NIM :041082533

PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

MATKUL : Legislatif Indonesia ( IPEM4323 )

Tugas.1

Tugas Tutorial 1

Tugas Tutorial 1 meliputi materi modul 1, 2, dan 3 IPEM4323 Legislatif Indonesia. Kerjakan dengan
baik, dan pergunakan pendapat dan analisis anda sendiri. Plagiasi tidak dibenarkan, dan akan
memperoleh penilaian 0. Perhatikan batas akhir pengumpulan tugas.

Pertanyaan:

Jelaskan perbedaan antara fungsi legislatif yang dilakukan oleh Volksraad, KNIP, dan DPR. Berikan
pendapat anda sendiri!

Aspek-aspek atau konsep-konsep pokok yang dinilai dan skornya:

Ketepatan pengertian : 40

Ketepatan penjelasan : 45

Orisinalitas jawaban (tidak plagiat) : 10

Referensi : 5

Selamat Bekerja!
1. perbedaan antara fungsi legislatif yang dilakukan oleh Volksraad, KNIP, dan DPR.

Menurut analis saya fungsi legislatif yang dilakukan oleh Volksraad ialahpada awal
pembentukannya ditugaskan sebagai lembaga yang memberikan nasihat atau masukan
kepada gubernur jenderal, tidak pada menempatkan sebagai sarana aspirasi dan kehendak
masyarakat.namun seiring dengan perubahan dalam aturan pokok pemerintahan kolonial
Belanda di Indonesia, yaitu itu dari R.R(regeerings Reglement,1854) menjadi IS (Indische
staatregelling,1925), membawa pengaruh luas terhadap keberadaan Volkraad sendiri.sejak
tahun 1927, tugas dan peran Volkraad diperluas menjadi lembaga perwakilan yang
merepresentasikan berbagai kelompok masyarakat di Indonesia pada waktu itu dengan salah
satu kewenangannya adalah membuat undang-undang dengan pemerintah. Sebagai wujud
lembaga parlemen pada umumnya, Volkraad kelihatannya tidak mampu menjadi sebuah
lembaga perwakilan yang diinginkan oleh rakyat. Apalagi semuanya menjadi salah satu
sarana bagi upaya mencapai kemerdekaan Indonesia. Hal ini yang menyebabkan Volkraad
dalam sikap dan kebijakannya tidak mencerminkan keinginan dan kepentingan rakyat
Indonesia. Dapat disimpulkan fungsi Volkraad seperti hak menentukan anggaran dan hak
angket.

Kemudian fungsi legislatif yang dilakukan oleh KNIP ialah pada awal pembentukannya
terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai fungsi dan cara merekrut keanggotaan
KNIP.pandangan pertama yang berasal dari kelompok pemuda berkeinginan bahwa komite
Nasional tidak lagi dihubungkan dengan PPKI karena menurut para pemuda badan tersebut
masih bersangkutan paut dengan Jepang.sebaliknya pandangan yang berasal dari kelompok
tokoh pergerakan berpendapat KNIP masih terkait dengan PPKI.dalam kaitan perbedaan
pandangan tersebut kelompok pemuda yang menginginkan KNIP sebagai penyalur aspirasi
rakyat kepada pemerintah bersikeras agar fungsi KNIP diubah menjadi badan perwakilan
rakyat.Hal ini tercermin dari keinginan 50 orang anggota KNIP melalui petisi tanggal 7
Oktober 1945. Tetapi perubahan fungsi KNIP tersebut tidaklah didorong oleh keinginan
kelompok pemudasemata melainkan juga keinginan kelompok tokoh pergerakan yang
menentang keinginan dibentuknya partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai tunggal
untuk lebih memberikan perhatian kepada KNIP dengan hak legislatif nya. Selain itu
berdasarkan evaluasi kerja KNIP selama 2 bulan, sejak Oktober 1945, bentuklah Badan
Pekerja (BP) KNIP dikarenakan situasi yang makin genting dan juga lambangnya anggota
KNIP mengambil keputusan.
usulan perubahan fungsi KNIP tersebut diterima oleh pemerintah melalui presiden dengan
diterbitkannya maklumat wakil Presiden nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945.menentukan
garis-garis besar haluan negara. Kekuasaan legislatif yang diberikan oleh KNIP terbagi dua
hal lembaga research kebudayaan Indonesia, 1985)

1. Membuat UU bersama dengan presiden berdasarkan pasal 5 ayat (1)UUD 1945


2. mengesahkan atau memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang berdasarkan pasal 22 ayat (2) UUD 1945.
3. Mengesahkan atau memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang berdasarkan pasal 22 ayat (2) UUD 1945
KNIP memiliki hak seperti layaknya lembaga legislatif yang hak mengajukan usul
dan hak interpelasi hak mengadakan pengusutan( angket), dan hak mengajukan
pertanyaan lembaga research kebudayaan Indonesia (1984).
Sedangkan fungsi legislatif yang dilakukan oleh DPR ialah Dewan Perwakilan Rakyat
merupakan kelanjutan dari lembaga-lembaga sebelumnya yaitu Volkraad dan KNIP .
Pada hakikatnya 3 fungsi DPR, yaitu fungsi pengawasan, interpelasi, amandemen.
Tetapi yang mana sebelumnya peraturan perundang-undangan masih berpijak pada
UUDS tahun 1950.bahwa DPR merupakan lembaga yang memiliki kewenangan
dalam pembuatan undang-undang yang bekerjasama dengan pemerintah.program
kerja dari masing-masing kementerian. DPR hasil pemilu 1955 masih
merujukperaturan tata tertib pada DPR sebelumnya sebagai pegangan atau aturan
kelembagaan secara internal. DPR periode ini dituntut untuk menghasilkan kebijakan
dan keputusan yang penting terutama menghasilkan sebuah konstitusi baru.
Pembentukan konstituen merupakan bagian dari UUDS 1950 pasal 134 yang
berbunyi"konstituante (sidang pembuat undang-undang dasar) bersama dengan
pemerintah selekas-lekasnya menetapkan undang-undang dasar republik Indonesia
yang akan menggantikan undang-undang dasar sementara ini.artinya peran konstituen
merupakan forum bagi terwujudnya sebuah konstitusi baru yang diharapkan oleh
seluruh rakyat Indonesia jumlah keseluruhan anggota konstituante yang dipilih
melalui pemilu sebanyak 514 orang dengan tambahan terdapat 30 orang wakil dari
golongan minoritas seperti keturunan Cina, indo Eropa dan wilayah yang masih
diduduki Belanda seperti irian jaya.
Pergeseran dari Era Orde Baru ke Era Reformasi yang dikuti amandemen terhadap UUD
1945 telah membawa pergeseran yang cukup signifikan dalam hubungan tata kerja antara
DPR dan Presiden. Pergeseran tersebut di antaranya berkenaan pelaksanaan fungsi
pengawasan DPR terhadap kebijakan Presiden. Apabila di Era Orde Baru hubungan antara
DPR dan Presiden lebih diwarnai oleh kompromi politik DPR terhadap kebijakan pemerintah,
di Era Reformasi tampak sebaliknya. Pengawasan DPR terhadap kebijakan pemerintah
tampak lebih intensif, bahkan hampir tidak ada kebijakan pemerintah yang lepas dari sorotan
DPR. Secara formal pengawasan tersebut diwujudkan dalam penggunaan hak-hak DPR,
terutama adalah hak interpelasi dan hak angket. Selama reformasi banyak usulan penggunaan
hak-hak interpelasi dan hak angket dari sekelompok anggota DPR, walaupun banyak di
antaranya tidak berlanjut karena tidak mendapat persetujuan dalam sidang paripurna DPR.
Interpelasi dan angket yang disetujui oleh DPR dan diajukan kepada pemerintah pun tidak
mesti ada tindak lanjut yang jelas. Usulan penggunaan hak interpelasi dan hak angket
kadang-kadang juga hanya didasarkan pada kepentingan politik sesaat dari sekelompok
anggota DPR.

Oleh karena itu, Lembaga legislatif harus bisa menampung aspirasi masyarakat serta bisa
mengayomi masyarakat,dan lembaga legislatif juga lahir dari rekrutmen kader-kader parpol
yang aktif bersosialisasi politik sehingga mempengaruhi kemajuan sistem politik Indonesia.
Dengan adanya lembaga legislative sebagai perpanjangan antara pemerintah dengan
masyarakat ditingkat bawahnya. Khususnya parpol diharapakan dapat membawa
pengaruh positif serta perubahan social politik di masyarakat dan pemerintah bisa
mewujudkan good governance.

Referensi bersumber dari BMP legilatif Indonesia IPEM4323. modul 1,2,3 serta materi
pengayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Romli,Lili Suryarama. 2014.legilatif Indonesia IPEM4323. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai