Anda di halaman 1dari 12

DPR

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA :
1.ALIV DITYA AIRLANGGA (04)
2.HESTI AULIA PRADHANI (14)
3.MUFIDAH ALIYAH (19)
4.NASYWA MALIHAH F.T (28)
5.NUR FADILAH (29)

X MIPA 1
MAN 1 KOTA MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, zat yang Maha indah
dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya terlepas
dari sifat lemah semua makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kami limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa nisalah Allah terakhir dan peyempurna seluruh nisalah.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan


makalah dengan judul “DPR” dengan tujuan memenuhi tugas makalah ini. Dalam penyelesaian
makalah ini, terima kasih kepada pihak terlibat yang telah memberikan pengarahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah, kami menyadari sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih jauh dalam kategori sempurna, oleh karena itu
kami dengan hati terbuka mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi membangun
makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.

Makassar, 12 Oktober 2022

Kelompok 3 PPKN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Sejarah Terbentuknya DPR .......................................................................
B. Kedudukan DPR dalam NRI .....................................................................
C. Fungsi DPR ...............................................................................................
D. Tugas dan Wewenang DPR .......................................................................
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. Selanjutnya
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang – Undang. Indonesia
sendiri sebagai negara yang berdaulat, Indonesia juga menganut paham demokrasi. Adapun
untuk lembaga negara Indonesia memiliki tiga lembaga yaitu lembaga legislatif, lembaga
eksekutif dan lembaga yudikatif. Semua itu dilakukan sesuaikaidah demokrasi.
Lembaga legislatif Indonesia yaitu Dewan Perwakilan Rakyat atau biasa di singkat DPR, yang
memiliki fungsi sebagai legislasi, pengawasan dan penganggaran sesuai dengan pasal 20 A
ayat 1. Lembaga legislatif Indonesia dipilih oleh rakyat melalui pemilu atas utusan partai
politik dan semua aturan – aturan DPR telah ditetapkan oleh undang – undang.
Selain itu juga DPR sebagai lembaga legislatif telah dipaparkan sebelumnya oleh pakar
dunia yaitu Gabriel A Almond dan David Easton. Kedua pakar tersebut membuat sebuah skema
tentang tugas dan fungsi lembaga legislatif dimana skema untuk kedua pakar tersebut telah
diterapkan di berbagai negara di dunia. Adapaun untuk DPR sendiri kedudukannya sama
dengan lembaga lain seperti Mahkamah Agung, Presiden, ataupun MPR pada saat era
reformasi.
Mengingat DPR memilki tiga fungsi tentunya anggota DPR merupakan putera dan
puteri terbaik Indonesia yang dipilih terlebih dahulu melalui pemilu dalam waktu lima tahun
sekali. Selain memiliki fungsi DPR juga memiliki hak yang telah diatur dalam Undang –
Undang. Namun semua ituadalah tanggung jawab yang harus dilakukan dimana mereka dipilih
oleh rakyat dan mengabdi untuk rakyat.
Wakil rakyat bukan berarti harus dimuliakan oleh rakyat. Namun wakil rakyat yang
sesungguhnya adalah pelayan rakyat. Dan oleh karena itu kedudukan DPR bukanlah raja
namun perwakilan rakyat yang membawa suara rakyat disetiap daerah yang mengutusnya juga
membela rakyat dan daerahnya sesuai dengan cita – cita bangsa.
Suara DPR adalah suara rakyat. Dan semua Rancangan Undang – Undang yang akan
ditetapkan adalah untuk kepentingan rakyat. Karena sesungguhnya semua keluh kesah rakyat
berada dipundak DPR. Dan semua Undang – Undang dibuat untuk kebaikan rakyat menuju
Indonesia yang berdaulat. Dan oleh karena itu DPR tidak bisa mengambil keputusan tanpa
sepengetahuan rakyat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah terbentuknya DPR
2. Bagaimana kedudukan DPR dalam NRI?
3. Apa fungsi dari DPR itu sendiri?
4. Apa saja tugas dan wewenang dari DPR itu sendiri?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya DPR
2. Untuk mengetahui kedudukan DPR dalam NRI
3. Untuk mengetahui fungsi DPR
4. Untuk mengetahui tugas dan wewenang DPR
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Sejarah terbentuknya DPR RI secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga periode:
1. Volksraad
Ketika masa 1910-1920, di Hindia-Belanda sedang mabok organisasi. Beragam
organisasi muncul, Organisasi kedaerahan, nasionalis, sosialis, agamis, dan masih banyak
lagi, Seperti yang kita tahu, bahwa sekitar 1910-1920, keadaan Eropa sedang panas.
Puncaknya ketika 1914-1918, dimana muncul perang besar antar negara di Eropa, termasuk
Belanda. Akibat Perang Dunia I, arus barang dari Nusantara ke Eropa agak terhambat.
Dengan begitu, perekonomian Hindia Belanda menjadi lesu. Kesimpulannya, Perang Dunia
I merugikan perekonomian Hindia-Belanda. Nah, saat-saat seperti ini yang coba
dimanfaatkan oleh kaum nasionalis. Di saat Hindia-Belanda sedang terpuruk, Organisasi-
organiasi nasional mulai melobi agar mereka diikut sertakan dalam pengambilan
keputusan. Usulan ini diterima.
Pada tahun 1916, Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum membentuk Volksraad. Pada
awalnya, Volksraad tidak diberi hak legislatif oleh Belanda. Volksraad hanya bertugas
memberi nasihat pada pemerintah.
Selanjutnya tahun 1918, Anggota Volksraad dilantik oleh Gubernur Jenderal Van
Limburg Stirum. Volksraad baru 'benar-benar' bekerja setelah dilantik. Pada awal
berdirinya, Volksraad memiliki 38 anggota, 15 di antaranya adalah orang pribumi. Anggota
lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India.
Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi.
Voolksraad hanya bertugas sebagai penasehat pemerintah. Namun, ketika tahun 1927,
akhirnya Voolksraad memiliki kewenangan ko-legislatif bersama Gubernur-Jendral yang
ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-Jendral memiliki hak veto, kewenangan
Voolksraad sangat terbatas. Selain itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui
pemilihan tidak langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari
2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa lainnya.
Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam undang-undang,
dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh pemerintahan Hindia Belanda.
2. Masa perjuangan Kemerdekaan
Tanggal 11 Januari 1942 Tentara Jepang pertama kali menginjak bumi Indonesia yaitu
mendarat di Tarakan (kalimantan Timur). Hindia Belanda tidak mampu melawan dan
menyerah kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, dengan demikian Belanda mengakhiri
masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda
kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi.
Kedatangan Jepang awalnya disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Karena cita-cita
Indonesia untuk lepas dari penjajahan Belanda telah berhasil diwujudkan. Digadang-
gadang akan membawa perubahan, Jepang malah bersikap menjajah sama seperti Belanda,
bahkan lebih kejam di beberapa daerah.
Pada tahun 1943, Jepang membentuk Chuo Sang In (Badan Pertimbangan Pusat).
Fungsi Chuo Sang In mirip seperti Volksraad pada masa awal. Yakni hanya memberi
pendapat serta menjawab pertanyaan seputar Indonesia dari Pemerintah Militer Jepang.
Hanya itu saja, tidak ada hak legislatif apapun pada tubuh Chuo Sang In. Untuk ketua Chuo
Sang In, Jepang mempercayakan kepada Ir. Soerkano, karena dia dianggap sebagai tokoh
sentral dalam perpolitikan Indonesia.
Bulan Agustus 1945, merupakan bulan petaka bagi Jepang. Pasalnya pada bulan itu,
daerah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat, pemboman ini
membawa dampak yang luar biasa hebat. Dan pada bulan Agustus juga, Uni Soviet
menyatakan perang pada Jepang. Dengan begitu, Jepang mau tidak mau harus menyerah.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

3. Dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)


Maka, dibentuklah sebuah lembaga legislatif yang bernama KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat). Sesuai dengan ketentuan dalam Aturan Peralihan, tanggal 29 Agustus
1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP beranggotakan 137 orang.
Komite Nasional Pusat ini diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia, dan
tanggal pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari jadi DPR-RI.
Dalam sidang KNIP yang pertama, disusun lah pimpinan dalam lembaga tersebut:
Ketua : Mr. Kasman Singodimedjo
Wakil Ketua I : Mr. Sutardjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II : Mr. J. Latuharhary
Wakil Ketua III : Adam Malik
KNIP lalu berganti nama menjadi DPR dan Senat Republik Indonesia pada tahun 1950.
Pada tahun-tahun berikutnya terjadi perubahan yang signifikan dalam fungsinya.

B. Kedudukan DPR dalam Negara Republik Indonesia


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih
berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di
tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD
kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang; jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-
kurangnya 35 orang dan sebanyak-banyak 100 orang; jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-banyaknya 50 orang. Keanggotaan DPR
diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu kota negara. Masa
jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan
sumpah/ janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam
sidang paripurna DPR. Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini: Fungsi
Legislasi. Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-
undang. Fungsi Anggaran. Fungsi anggaran artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang
berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Fungsi
Pengawasan. Fungsi pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang. DPR sebagai
lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut. Hak Interpelasi. Hak
interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan
masyarakat. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak
DR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang
luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau
sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan
tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah
sebagai mitra kerja.
C. Fungsi DPR
Sebagai suatu lembaga tinggi negara DPR memiliki fungsi. Fungsi DPR antara lain :
1. Fungsi legislasi.
Yang dimaksud dengan fungsi legeslasi adalah DPR sebagai lembaga tinggi negara
memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan membentuk undang –
undang.
2. Fungsi anggaran
Yang dimaksud dengan fungsi anggaran adalah DPR sebagai lembaga tinggi negara
memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan untuk membahas dan
memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadapan rancangan
undang – undang tentang APBN yang diajukan oleh presiden.
3. Fungsi pengawasan.
Yang dimaksud dengan fungsi pengawasan adalah DPR sebagai lembaga tinggi
negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan pengawasan
atas pelaksanaan undang – undang dan APBN. Fungsi – fungsi ini dilaksanakan
sebagai kerangka representasi rakyat terhadap pemerintah. (UUD 1945 pasal 20A
ayat (1) dan UU.No. 27 tahun 2009 pasal 69 ayat (1-2) dan pasal 70 ayat (1-3).

D. Tugas dan Wewenang DPR


- Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1) Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
2) Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
3) Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah)
4) Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
5) Menetapkan UU bersama dengan Presiden
6) Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang
diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU
- Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1) Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
2) Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait
pajak, pendidikan dan agama
3) Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK
4) Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun
terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait
dengan beban keuangan Negara
- Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
2) Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran
dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan dan agama)
- Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
1) Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
2) Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang
ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan
memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
3) Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti
dan abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar
lain
4) Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
5) Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung
yang akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
6) Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DPR terdiri dari anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
berdasarkan hasil pemilihan umum, yang berjumlah lima ratus lima puluh orang yang
diresmikan dengan keputusan presiden dengan masa jabatan 5 tahun dan berakhir bersama-
sama pada saat anggota DPR yang baru, mengucapkan sumpah yang dipanduh oleh ketua
mahkamah agung dalam sidang paripurna DPR. Adapun pimpinan DPR terdiri atas seorang
ketua dan 3 orang wakil ketua yang memiliki tugas memimpin sidang-sidang, serta
menyusu rencana kerja dan menjadi juru bicara DPR. Adapun fungsi DPR antara lain funsi
legislasi, yaitu membentuk UU, selain itu juga memiliki fungsi anggaran yaitu mengontrol
APBN dan memiliki fungsi penguasan atas jalannya UU. Dari fungsi itu maka DPR
memiliki hak mengajukan rancangan UU, mengajukan usul dan pendapat, memiliki hak
imunitas, disamping itu DPR mmiliki kewajiban mengamalkan pancasila, melaksanakan
UU NRI dan kehidupan demokrasi serta memelihara kerukunan nasional dan keutuhan
negara kesatuan republik indonesia.
B. Saran
Ada beberapa pendapat mengenai sistem parlemen di indonesia, ada yang mengatakan
“unikameral” ada juga yang mengatakan “tikameral”, tetapi jika mengacupada pendapat
Prof. Abudaud Busroh.SH. “indonesia hanya memiliki sistem parlementunggal yaitu MPR
yang terdiri dari DPR (perwakilan politik dan DPD (perwakilan teritorial)”. Jika memakai
kacamata “realistis” pada umumnya anggota DPR adalah orang-orang populer karena
reaputasi politiknya. ii Tetapi belum tentu menguasai tehnik pemerintahan, perekonomian
dll. Jika ditinjau dari segi “idealisis” dan “legitimasi etis” seharusnya kebijakan negara
mengenai ketatanegaraan baik dari legislatif maupun eksekutif harus dipertanyakan dari
segi nilai-nilai moral dan kepantasan. Mengingat Kesempurnaan bukanlah milik manusia,
selaku hamba tuhan yang dho’if. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan
karya tulis ini, Tak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak dan berharap
makalah ini bermanfaat bagi semua insan yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34630471/Makalah_tentang_Dewan_Perwakilan_Rakyat

https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20170421-034810-8299.pdf

https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-dpr-2

http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-tugas-dan-fungsi-
dpr.html

http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang

Anda mungkin juga menyukai