Anda di halaman 1dari 18

MATERIAL DINDING BANGUNAN DARI STYROFOAM

Andini Nurul Maulyah


Hesti Aulia Pradhani
POKOK BAHASAN

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5

•Pendahuluan •Kajian Pustaka •Alat dan bahan •Analisis data •Kesimpulan


•Prosedur •Pembahasan •Saran
BAB 1
Latar Belakang
• Butuh waktu satu juta tahun limbah styrofoam hancur.
• Styrofoam di olah kembali menjadi bahan memiliki manfaaat.
• Styrofoam merupakan polystyrene, masuk kategori sampah plastik campuran monomer styrena yang bersifat sangat amorphous, ringan, kaku,
mudah rapuh serta sukar tembus air.

Rumusan Masalah
1. Berapa Perbandingan atau komposisi limbah styrofoam sebagai bahan baku pembuatan material yang memiliki daya tahan kuat ?
2. Bagaimana prinsip kerja pembuatan dinding menggunakan cara alternatife berbahan styrofoam ?

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 1

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbandingan atau komposisi limbah styrofoam sebagai bahan baku.
2. Mengetahui seperti apa prinsip kerja material dinding bangunan berbahan Styrofoam.

Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritas
a. Sebagai Khazanah ilmu pengetahuan
b. Sebagai Referensi pada penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis
c. Untuk mengurangi limbah sisa Styrofoam.
d. Untuk mempermudah pembuatan dinding bangunan dengan cara alternatife berbahan Styrofoam.

BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 2
Kajian Pustaka
• Ketahanan styrofoam terhadap bahan kimia.
• Styrofoam memiliki berat jenis relative ringan, tahan terhadap asam basa dan zat korosif lain
nya.
• Styrofoam mampu menahan panas dan mempunyai derajat transparansi tinggi.
• Styrofoam nama lain dari polystyrene, memiliki keunggulan sehingga digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Styrofoam memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan

Bahaya monomer styrene terhadap kesehatan menurut badan POM.


• Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat.
• Paparan styrene dapat meningkatkan resiko leukemia dan limfoma.
• Monomer styrene juga dapat mengkontaminasi ASI.

BAB 1 BAB 3 BAB 4 BAB 5


BAB 2
Material Dinding

• Material dinding merupakan bangunan perambatan, melalui suhu


permukaan dinding.
• Suhu permukaan dinding dicapai dengan melihat selisih suhu
udara permukaan luar dan dalam dinding rumah
• Dinding tidak hanya terbuat dari bata merah atau kayu, terbuat
dari mortar campuran busa (foam).

Menurut Sahid tahun 2010, terdapat tiga jenis dinding


• Dinding Struktural
• Dinding Non-Struktural
• Dinding partisi atau penyekat

BAB 1 BAB 3 BAB 4 BAB 4


BAB 3
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian di perkirakan berlangsung selama 5 bulan dan bertempat di UIN Samata, Mtsn 1 Kota Makassar & Rumah peniliti.
Secara rinci dapat di lihat pada table 1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian • Penelitian ini masuk ke dalam metode kuantitatif karena mengumpulkan data dan

No Nama Kegiatan Bulan ke- dengan mudah di klasifikasikan dalam kategori.

I II III IV V Langkah-langkah dalam memperoleh data.


1. Persiapan dan           • Mengumpulkan data yang telah diperoleh
penyusunan referensi
• Menyusun dan mengolah data yang telah di kumpulkan
2. Penyusunan proposal           • Menarik kesimpulan pada data yang telah diperoleh

3. Penyiapan alat & bahan          

4. Uji lab & pengumpulan          


data
5. Penyusunan laporan          
penelitian

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 3
Metode Penelitian
ALAT & BAHAN

Timbangan Ember Mangkuk Pisau


Cetakan

Styrofoam Pasir Semen Abu batu Air

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 3
PROSEDUR

• Mengumpulkan peratalan dan bahan penelitian

• Mencacah limbah styrofoam

• Mencampurkan bahan sesuai perbandingan yang telah di tentukan.

• Mencampur campuran yang telah di buat dengan styrofoam yang telah di cacah.

• Menuangkan percobaan pertama dan percobaan kedua ke dalam cetakan yang telah di

sediakan dan di keringkan di bawah sinar matahari selama 24 jam.

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 3
Hasil perbandingan massa setelah di rendam  

 
Tabel 3.2 perbandingan massa percobaan 1 dan 2
Tahap pengujian kekuatan material dinding.

Massa sebelum Massa setelah


No Material
di rendam (kg) di rendam (kg)

1. Material 1 1,3 kg 1,3 kg

2. Material 2 1,5 kg 1,6 kg

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 3
Uji Kuat Tekan material pertama dan kedua menggunakan mesin kompresi,
 

BAB 1 BAB 2 BAB 4 BAB 5


BAB 4
HASIL PENELITIAN
Perbandingan atau komposisi limbah styrofoam sebagai bahan baku.

Tabel 4.1 perbandingan komposisi percobaan 1 dan 2

No Bahan Material satu Material dua

1. Styrofoam 2 4

2. Pasir 5 6

3. Semen 2 5

4. Abu batu 1 1

5. Air 3 2

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 4
MATERIAL I MATERIAL II

•Percobaan pertama pada material berhasil padat. •Percobaan kedua, material berhasil padat tanpa kembali ke bentuk semula

•Terjadi disebabkan komposisi pasir. •Komposisi styrofoam dan komposisi bahan yang tepat

•Material tidak sempurna berbentuk persegi Panjang . •Bentuk material tidak sempurna berbentuk persegi panjang

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 4
Prinsip kerja material dinding bangunan berbahan Styrofoam

• Melakukan pengayakan pasir.


• Perbandingan komposisi menggunakan mangkuk kecil diameter 11 cm dan tinggi 7 cm.
• Alat khusus agar styrofoam dengan mudah dan cepat hancur.
• Cetakan yang di gunakan pada pembuatan material, terbuat dari kayu dan ubin.
• Mengeringkan material selama 24 jam.
• Butuh ¼ hingga ½ jam agar campuran merata.
• Penggunaan pasir yang berlebihan, material akan menjadi terlalu padat.
• Penggunaan air yang terlalu berlebihan akan membuat material terlalu basah.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 4
PEMBAHASAN

• Styrofoam termasuk kategori sampah plastik bersifat amorphous, ringan, • Styrofoam pada material baik pada daerah rawan gempa dan bangunan
kaku, mudah rapuh, tembus cahaya. yang tinggi sebagai bahan bangunan konstruksi.
• Kelemahannya, menambahkan seng serta senyawa butadien pada • Styrofoam mampu meredam suara sehingga cocok digunakan pada
campuran. bangunan terutama pada studio band.
• Tampilan kualitas material baik apabila pori-pori lebih padat tertutup • Styrofoam memiliki kekedapan suara yang baik.

rapat dan tidak menimbulkan rongga-rongga. • Pasir yang di gunakan yaitu pasir elod atau pasir hitam.
• Pemakaian semen pada material dinding menggunakan takaran ¾ dari
• Bahan alternatife pengganti pasir pada material dinding ialah styrofoam,
penggunaan pasir.
sebesar 30% hingga 50% .
• Semen mudah dan praktis di gunakan, menghemat waktu dan biaya serta
• Mempercepat kekerasan material bisa menggunakan zat additive
memiliki daya rekat yang tinggi.
Sikament sebanyak 1%.
• Standar kuat pemasangan dinding sebesar 5 Mpa.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 4
Uji Kuat tekan

Tabel 4.2 hasil uji kuat tekan


• Material ramah lingkungan, sebelum siap di gunakan sebagai
pengganti dinding maka terlebih dahulu untuk uji kuat tekan.
No Material Luas Permukaan (cm2) Hasil Uji Coba Ket
• Standar kuat pemasangan dinding yaitu sebesar 5 Mpa.

N Mpa • Material pertama memperoleh 7 Div atau 35kN.


• Material kedua memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dari material
1. Material 1 192 35000 1.834  
pertama yakni 11 Div atau 55kN.
2. Material 2 192 55000 2.882   • Perbedaan kuat tekan ini, bisa terjadi karena perbandingan
komposisi setiap material.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 5


BAB 5

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan pendahuluan hingga pembahasan dan analisis data maka diperoleh kesimpulan pada
1. Memilah bahan material seperti styrofoam, pasir, semen
penelitian ini.
dengan kualitas yang baik dalam pembuatannya. Pasir hitam
tekstur baik, semen abu abu dan styrofoam mudah dicacah
• Material pertama memperoleh 7 Div atau 35kN, material kedua yakni 11 Div atau 55kN,
atau dihancurkan.
perbedaan kuat tekan ini terjadi karena perbandingan komposisi.

• Bahan alternatife pengganti pasir pada material dinding ialah styrofoam sebesar 30% hingga 2. Menggunakan cetakan material dengan kualitas yang baik

50%. Pemakaian semen pada material dinding menggunakan takaran ¾ dari penggunaan agar material berbentuk dengan sempurna.
pasir.

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4


TERIMA KASIH

BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4

Anda mungkin juga menyukai