Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 3

SIFAT NAFSIYAH ALLAH SWT

DI SUSUN OLEH :
1. HESTI AULIA PRADHANI (14)
2. FATHIYAH REZKY AZIS (12)
3. AISTRI RAMADHANI (02)
4. AZIZAH NUR ZABILA JUADI (09)
5. MEUTIAH ANANDA ARIYANI (16)
6. DALILAH RAIHANAH ASHILAH (10)
7. ALIV DITYA AIRLANGGA (4)
8. ANDI MUHAMMAD RIF’AT HILMI (6)
9. ZAKA PAKUSADEWO WIRALAH (37)

MAN 1 KOTA MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, zat yang Maha indah
dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya
terlepas dari sifat lemah semua makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kami limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa nisalah Allah terakhir dan peyempurna
seluruh nisalah.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan


makalah dengan judul “Sifat Nafsiyah” dengan tujuan memenuhi tugas makalah ini. Dalam
penyelesaian makalah ini, terima kasih kepada pihak terlibat yang telah memberikan pengarahan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah, kami menyadari sebagai seorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih jauh dalam kategori sempurna, oleh karena
itu kami dengan hati terbuka mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi membangun
makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.

Makassar, 25 September 2022

Kelompok 3 Aqidah Akhlak

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................2
A. Pembagian Sifat Allah SWT......................................................................2
B. Kedudukan Sifat Wajib Allah SWT..........................................................2-3
C. Klasifikasi Sifat Wajib Allah SWT...........................................................3-4
D. Implementasi Sifat dan Perbuatan Allah SWt...........................................5-6
BAB III. PENUTUP....................................................................................................7
A. Kesimpulan...............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................8
LAMPIRAN..............................................................................................................9
A. Lampiran I.................................................................................................9
B. Lampiran II................................................................................................10
C. Lampiran III...............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang wajib diyakini.
Dalam Alquran, akidah disebut dengan iman (percaya) yang sering dhubungkan dengan amal
(perbuatan baik). Tampaknya kedua unsur ini menggambarkan suatu integritas dalam ajaran
Islam. Segala sesuatu apa pun bentuknya yang merupakan perbuatan Allah seperti mencipta,
memberi rizki, memerintah dan melarang, memberi adzab dan memberi nikmat, adalah suatu
ketetapan bagi Allah yang bahkan tidak dapat di analisis oleh akal.
Di zaman sekarang ini, upaya orang tua muslim untuk mengenalkan anak mereka kepada Allah
perlu dilakukan sejak dini. Mengenalkan tentang siapa Allah dapat dimulai dengan menjelaskan
sifat-sifat dan perbuatan Allah. Cara mengenal Allah bukanlah dengan melihat-Nya seperti kita
melihat sebuah benda. Karena Allah tidak dapat diraba oleh tangan dan tidak dapat dilihat oleh
mata. Penglihatan kita tidak mungkin sanggup untuk melihat Allah Yang Maha Agung.
Cara terbaik untuk mengenal Allah adalah dengan mengetahui sifat-sifat dan perbuatannya.
Dengan akal yang telah diberikan Allah, kita dapat mengenal-Nya melalui sifat-sifat dan
perbuatan-Nya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai sifat-sifat
dan perbuatan Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pembagian sifat Allah?
2. Bagaimana kedudukan sifat Wajib bagi Allah?
3. Bagaimana klasifikasi sifat Wajib bagi Allah?
4. Bagaimana implementasi sifat dan perbuatan Allah?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pembagian Sifat Allah Swt
Konsep sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah Swt.barangkali dari kenyataan, bahwa
untuk membuktikan kebenaran sifat tersebut meskipun terdapat dalil naqli berupa Al-Qur’an
dan hadis merupakan sumber akidah, tetapi penalaran logis juga tetap dibutuhkan. Dalam
pembahasan ini dikenal hukum ‘aqli yang meliputi wajib, mustahil, dan jaiz ‘aqli. Terlebih bagi
orang yang sama sekali belim percaya terhadap keberadaan Allah sebagai Tuhan maupun para
rasul. Seorang tidak mungkin menyaini kebenaran Al-Qur’an dan hadis sebgai dalil eksistensi
Allah, sementara belum meyakini eksistensi Allah sebagai Tuhan dan para rasul-Nya.
Adapun maksud istilah wajib ‘aqla adalah segala hal yang menurut akal pasti adanya atau
tidak dapat diterima ketiadaanny, sedangkan jaiz ‘aqil adalah segala hal yang menurut akal bisa
saja ada maupun tidak, atau diterima ada maupun ketiadaannya. Sifat gerak dan diam bagi
makhluk dapat dijadikan permisalan dalam hal ini. Ilustrasi wajib dan jaiz ‘aqila secara
berurutan antara lain: pertama, akal pasti mengharuskan salah satu dari diam dan bergerak
menjadi tidak terjadi padanya; kedua, akal tidak akan membenarkan keduanya secara
bersamaan tidak terjadi padanya; ketoga, akal menerima ada dan ketiadaan salah satunya dari
makhluk.

B. Kedudukan Sifat Wajib Allah Swt


Subtansi sifat-sifat wajib bagi Allah telah menjadi kajian ulama Ahlussunnah wal Jama’ah,
tetapi yang merumuskan menjadi 20 sifat wajib bagi Allah Swt. adalah al-Imam Muhammad
bin Yusuf bin Umar bin Syu’aib as-Sanusi al-Hasani ( 832-895 H/1428-1490 M ).
Dalam ranah keimanan terhadap Allah Swt. Secara umum, setiap mukalaf wajib meyakini
sifat wajib,mustahil,dan jaiz bagi-Nya. Karenanya, ia harus melakukan hal berikut :
1. Meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah Swt pasti bersifat dengan segala
kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya.
1. Meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah Swt mustahil bersifat dengan
segala sifat kekurangan yang tidak layak bagi keagungan-Nya.
2. Meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah Swt boleh saja melakukan atau
meninggalkan segala hal yang bersifat jaiz (mumkin), seperti menghidupkan manusia dan
membinasakannya.

2
Inilah akidah yang harus diyakini secara umum. Selain, itu, setiap mukalaf wajib meyakini
secara terperinci sifat wajib dua puluh yang menjadi sifat-sifat pokok kesempurnaan (sifat
asasiyah kamaliyah) Allah Swt. Sebagai Tuhan, terdiri dari dua puluh sifat mustahil dan satu
sifat jaiz- Nya. Dengan menetapkannya, menjadi jelaslah bahwa Allah Swt bersifat sempurna
dan suci dari segala kekurangan. Sifat-sifat wajib bagi Allah yang terdiri atas dua sempurna dan
suci dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Sifat nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah Swt. Sifat nafsiyah ini ada
satu, yaitu wajib.
2. Sifat salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat
yang tidak sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan dengan kesempurnaan Zat-Nya. Sifat
salbiyah ini ada lima : qidam, baqa, mukhlafatu lil hawadisi, qiyamuhu binafsihi, dan
wahdaniyat.
3. Sifat ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah Swt. Di antara sifat
ma’ani ada tujuh, yaitu : quadrat, iradat, ilmun, hayat, sama, basar, dan kalam.
4. Sifat ma’nasiyyah, yaitu kelaziman dari sifat ma’ani, sifat ma’nawiyah, tidak dapat
berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Bila sifat yang ma’ani
telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesutau yang disifati yang otomatis menetapkan
suatu hukum padanya maka sifat ma’nawiyah merupakan hukum tersebut. Dengan demikian,
sifat ma’nawiyah juga ada sebagaimana sifat ma’ani.

C. Klasifikasi Sifat Wajib Allah Swt


Dalam mempelajari 20 yang wajib bagi Allah Swt kita menghadapi beberapa istilah yang
tertulis di sebagian kitab-kitab tauhid.istilah-istilah tersebut merupakan kategori sifat-sifat dua
puluh yang telah di jelaskan oleh para ulama,kemudian di kategorikan menjadi 4 kategori, yaitu
sifat nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah.Yang akan dibahas dikelompok kami yaitu
sifat nafsiyah
 Sifat Nafsiyah
Sifat yang menetetapkan adanya allah swt. dan menunjukkan pada zat-nya tanpa ada suatu
tambahan. Maksud sifat yang tetap adalah adanya sifat tersebut pada zat allah yang
menunjukkan keberadaannya, bukan seperti sifat salbiyah, sebab sifat salbiyah tidak tetap pada
zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang tidak patut dan layak kepada zat allah swt. sedangkan,
maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada zat adalah sifat nafsiyah ini bukanlah tambahan pada

3
zat. Sifat nafsiyah tidak seperti sifat ma’ani yang mana sifat tersebut memiliki tambahan dari
zat-nya. Mengetahui segala yang ada di alam raya ini adalah perbuatan Allah, ciptaan dan
kreasi-Nya. Tidak ada pencipta selain Dia. Dia yang mewujudkan dan menciptakan makhluk,
Dia pula yang menciptakan kemampuan dan aktivitas mereka. Maka semua perbuatan hamba
adalah ciptaan dan makhluk-Nya yang berkaitan dengan kekuasaan-Nya.
Adapun sifat nafsiyah adalah sifat wujudnya allah swt.dengan maksud bahwa wujudnya
tetap pada zat-nya allah dan bukan tambahan dari zat allah. Karena allah swt wajib bersifat
wujud, mustahil bersifat ‘adam (tidak ada) Allah swt berfirman :

F‫ َّم‬Fُ‫ ث‬F‫م‬Fٍ F‫ا‬Fَّ‫ َأ ي‬F‫ ِة‬Fَّ‫ ت‬FFFF‫س‬Fِ F‫ ي‬Fِ‫ض ف‬


َF F‫ر‬Fْ ‫َأْل‬F‫ ا‬F‫ َو‬F‫ت‬ ِ F‫ ا‬F‫ َو‬F‫ ا‬F‫ َم‬FFFF‫س‬F َ َF‫ ل‬F‫ َخ‬F‫ ي‬F‫ ِذ‬Fَّ‫ل‬F‫ ا‬Fُ ‫ هَّللا‬F‫ ُم‬F‫ ُك‬Fَّ‫َر ب‬F F‫ِإ َّن‬
Fَّ ‫ل‬F‫ ا‬F‫ق‬
‫س‬ َF F‫ ْم‬FF‫ش‬F ْ َF‫ ي‬F‫ َر‬F‫َا‬F‫ه‬Fَّ‫ن‬F‫ل‬F‫ ا‬F‫ َل‬FF‫ ْي‬Fَّ‫ل‬F‫ل‬F‫ ا‬F‫ ي‬F ‫ش‬Fِ F‫ ْغ‬Fُ‫ ي‬F‫ش‬
َّ ‫ل‬F‫ ا‬F‫ َو‬F‫ا‬FFً‫ث‬F‫ي‬Fِ‫ ث‬F‫ َح‬Fُ‫ه‬F Fُ‫ب‬Fُ‫ ل‬F‫ط‬ ِ F‫ر‬Fْ F‫ َع‬F‫ ْل‬F‫ ا‬F‫َى‬F‫ ل‬F‫ع‬
َ F‫ى‬Fٰ ‫َو‬F َF‫ ت‬F‫ ْس‬F‫ا‬
َ F‫ َر‬F‫َا‬F‫َب‬F‫ ت‬Fۗ F‫ ُر‬FF‫َأْل ْم‬F‫ ا‬F‫ َو‬F‫ق‬
F‫ك‬ ُ F F‫َخ ْل‬F F‫ ْل‬F‫ ا‬Fُ‫َه‬F‫ َأ اَل ل‬Fۗ F‫ ِه‬F‫ ِر‬F‫َأ ْم‬Fِ‫ ب‬F‫ت‬ َ F‫ ُم‬F‫ َم‬F‫ و‬F‫ ُج‬Fُّ‫ن‬F‫ل‬F‫ ا‬F‫ َو‬F‫ َر‬F‫َ َم‬F‫ ق‬F‫ ْل‬F‫ ا‬F‫َو‬
ٍ F‫ ا‬F‫ َر‬F‫ َّخ‬F‫س‬
‫َن‬F F‫ ي‬F‫َ ِم‬F‫ل‬F‫ ا‬F‫ َع‬F‫ ْل‬F‫ ا‬F‫ب‬
Fُّ F‫ َر‬Fُ ‫هَّللا‬
Artinya :
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S Al-A’raf/7 : 54)

4
D. Implementasi Sifat dan Perbuatan Allah
Keimanan adalah suatu keyakinan di dalam hati yang dituntut pembuktiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika kita mengimani Allah melalui sifat-sifatnya, ada
semacam tuntutan bagi kita untuk membuktikan keimanan itu dalam bentuk tingkah laku dan
perbuatan dalam kehidupan kita. Berikut ini sikap dan perilaku yang mesti ada dalam diri kita
sebagai bukti keimanan kita:
1. Jujur
Sikap jujur adalah sikap yang mesti dimiliki oleh setiap muslim. Dengan keyakinan
bahwa Allah akan senantiasa memperhatikan gerak langkah kita, maka kita akan
senantiasa menjauhkan diri dari kebiasaan berdusta, berbohong dan menipu diri sendiri
dan orang lain.
2. Bersyukur, Sabar, dan Rajin Beribadah
Sikap bersyukur dan bersabar adalah bentuk ibadah kita atas berbagai karunia yang
Allah limpahkan. Salah satu bukti kita bersyukur adalah dengan konsisten melaksanakan
ibadah kepada Allah, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial.
3. Bersikap Amanah dan Bertanggung Jawab
Orang yang beriman kepada sifat-sifat Allah dengan baik dan benar akan muncul dan
tumbuh sikap mental dan perilaku amanah dalam jiwanya. Sikap lain yang akan tumbuh
adalah bertanggung jawab terhadap segala tugas dan kewajibannya. Sebagai hamba
Allah, kita harus memiliki kesadaran akan kewajiban beribadah dan tanggung jawab
untuk menunaikan segala kewajiban.
4. Ikhlas
Orang yang mempunyai tingkat keimanan yang tertinggilah yang mampu menjaga agar
hatinya tetap ikhlas. Rasulullah SAW memberi gelar muhsin kepada mereka yang
mampu menjaga keikhlasan hatinya.
5. Tidak sombong
Kita juga harus sadar bahwa semua itu bersifat sementara. Kita harus benar-benar sadar
bahwa hanya Allah lah yang pantas sombong dengan segala kemahakuasaan-Nya.
6. Sopan santun
Pengawasan Allah atas semua manusia akan menjadikan orang beriman memiliki sikap
sopan santun. Sopan dalam berbuat, santun dalam bertutur kata.
7. Berjiwa Besar dan Pemaaf
5
Berjiwa besar dan mampu memaafkan orang lain bukanlah perbuatan yang mudah.
Setiap orang yang mengaku beriman dituntut untuk menghayati dan mengamalkan
kepercayaan
itu. Hal tersebut antara lain adalah untuk bisa memaafkan orang lain yang pernah
berbuat salah kepada kita.
8. Memiliki Rasa peduli terhadap Sesama dan Lingkungan
Kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan adalah salah satu ciri orang yang
beriman kepada Allah. Hal ini adalah suatu hal yang mendasar karena Allah akan
melihat bagaimana pembuktian keimanan seseorang melalui sikapnya terhadap orang
lain dan lingkungannya.
 
 

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sifat Nafsiyah yakni sifat yang berhubungan dengan dzat Allah semata. Yang termasuk
dalam sifat Nafsiyah adalah hanya sifat wujud.

Keyakinan umat manusia terhadap wujud Allah sebenarnya telah ada sejak manusia
dilahirkan. Yang sifatnya adalah mutlak atau lebih sering dikenal dengan istilah religious
instinct (insting keagamaan).

Implementasi Sifat dan Perbuatan Allah yaitu kejujuran; bersyukur, sabar, dan rajin
beribadah; bersikap amanah dan bertanggung jawab; ikhlas; tidak sombong; sopan santun;
berjiwa besar dan pemaaf; memiliki rasa peduli terhadap sesama dan lingkungan

 
 

  

7
DAFTAR PUSTAKA

Yusmansyah, Taofik. Aqidah Akhlaq. Bandung. PT Grafindo Media Pratama. 2008.


Rohman, Roli Abdul, M.Khamzah. 2020. Akidah dan Akhlak. Jalan Dr. Supomo 23 Solo : PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
https://www.academia.edu/36489883/Sifat_sifat_allah
http://turofiana.blogspot.com/2013/08/sifat-nafsiyah_19.html?m=1

8
LAMPIRAN I

DAFTAR PENILAIAN

Nama Tugas Nilai Paraf


Azizah Nur Zabila Pendahuluan hal 1 (a & b)
Moderator dan
Hesti Aulia Pradhani
pembahasan hal 2 (a)
Fathiyah Rezky Azis Pembahasan hal 2 (b)
Aistri Ramadhani Pembahasan hal 3 (b)

Zaka Pakusadewo Pembahasan hal 3 (c)

Andi Muh Rif’at Pembahasan hal 4 (c)


Dalilah Raihanah Pembahasan hal 5-6 (d)

Aliv Ditya Erlannga Penutup hal 7 (a)

Meutiah Ananda Sakit

Guru Mata Pelajaran

Andi Nuraeni, S.Ag, M.

9
LAMPIRAN II

TABEL SESI TANYA JAWAB

 Pertanyaan

Nama Kelas Pertanyaan


Muh Asyraf Hibatul X MIPA 1 Sebutkan bukti Allah memiliki sifat nafsiyah?

 Jawaban

Nama Kelas Jawaban


Dikatakan sifat untuk menentukan adanya
Aistri Ramadhani X MIPA 1 Allah, dimana Allah menjadi tidak mungkin
ada tanpa adanya sifat tersebut.

10
LAMPIRAN III

DOKUMENTASI

Pendahuluan dan pembacaan materi

Sesi tanya jawab

Penutupan

11

Anda mungkin juga menyukai