Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SIFAT WAJIB, MUSTAHIL, JAIZ BAGI ALLAH”


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tauhid)
Dosen pengampu : M.Ircham,LC,.M.Pd.I.

Disusun Oleh :
1. Defita Ifania Safitri (63030190045)
2. Musyarofatun Hasanah (63030190063)
3. Nafisatul Khif Dhiah (63030190064)

PRODI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb

Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan

inayahnya,serta tidak lupa shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang sifat wajib, mukhal,

jaiz allah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan melibatkan berbagai pihak di

dalamnya ,untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua,kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya ,oleh karena itu kami membutuhkan

saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaik makalah ini .

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang sifat wajib, mukhal , jaiz allah ini

dapat memberikan manfaat bagi pemaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Salatiga, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Bagi Allah.............................................2
a) Sifat Wajib Bagi Allah................................................................................................2
b) Sifat Mustahil/Mukhal Bagi Allah..............................................................................2
c) Sifat Jaiz Bagi Allah....................................................................................................2
B. Pembagian sifat wajib Allah........................................................................................2
a) Pembagian Sifat Wajib Bagi Allah..............................................................................2
b) Pembagian Sifat Mustahil Bagi Allah.........................................................................8
c) Pembagian Sifat Jaiz Bagi Allah...............................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inti dari ajaran agama Islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu,
dalam berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang
muslim adalah mempelajari tauhid. Tujuan dibentuknya ilmu tauhid adalah usaha
pemahaman yang dilakukan para ulama tentang aqidah Islam yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Hadis. Usaha itu adalah menetapkan, menjelaskan atau
membela aqidah Islam, serta menolak aqidah yang salah dan yang bertentangan
dengan aqidah Islam.

Tauhid membahas ajaran-ajaran dasar dari agama Islam. Setiap orang yang
ingin mengetahui seluk beluk agama Islam secara mendalam, perlu mempelajari
tauhid. Mempelajari tauhid akan memberikan keyakinan yang berdasarkan pada
landasan kuat, yang tidak mudah diombang ambing oleh pertumbuhan zaman.

Tauhid sebagai masalah awal yang harus dipahami oleh umat Islam, dalam
salah satu ruang lingkupnya mencoba menjelaskan melalui dalil-dalil naqli dan
‘Aqli segala hal yang berkaitan dengan Tuhan. Dalam makalah ini, penyusun akan
menjelaskan Sifat wajib, Mukhal dan Jaiz bagi Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sifat wajib, sifat mustahil/mukhal, sifat jaiz bagi allah?
2. Pembagian sifat wajib, mustahil/mukhal , jaiz bagi Allah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat wajib ,mustahil/mukhal,jaiz bagi allah
2. Untuk mengetahui pembagian sifat wajib,mustahil/mukhal,jaiz bagi allah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Bagi Allah


Sifat –sifat Allah adalah sifat sempurna yang tidak terhingga bagi Allah.
a) Sifat Wajib Bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah sebagai
kesempurnaan bagi-Nya. Allah adalah Kholiq ( Pencipta ) , dzat yang memiliki
sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (Wajib Aqli) dan berdasarkan
dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadis).
b) Sifat Mustahil/Mukhal Bagi Allah
Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada dzat Allah
SWT. Sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat yang wajib bagi Allah, dengan
dalil aqal maupun dalil naqli. Sifat mustahil ini kebalikan dari sifat wajib allah.
c) Sifat Jaiz Bagi Allah
Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”, yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi
Allah ialah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Allah.
Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas dengan
kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki. Allah boleh saja tidak
menciptakan alam ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.

B. Pembagian sifat wajib Allah

a) Pembagian Sifat Wajib Bagi Allah


Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20 sifat.
sifat itu kelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
 Sifat Nafsiyah ( Keperibadian )

2
yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Maksudnya sesuatu yang
tidak bisa diterima oleh akal. Jika Allah tidak ada tidak mungkin ada sifat
ini.
Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu Wujud. Wujud berarti “Ada”.
Wujud Allah dapat dibuktikan dengan adannya alam semesta yang indah
beserta segala kelengkapannya . Alam tidak mungkin ada dengan sendirin
ya. Allah yang menciptakan dan menjadi penguasa alam semesta.
Allah berfirman:

‫َٰل‬
‫ال َّل ُه اَل ِإ َه ِإ اَّل ُه َو ا ْل َح ُّي ا ْل َق ُّي و ُم‬
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (Qs. Al-
Baqarah, 02 : 225)

 Sifat Salbiyah
sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah
SWT, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.(Sifat
yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya).
Yang termasuk sifat salbiyah adalah :

1. Qidam (Terdahulu)
Sifat Qidam (Dahulu). Artinya, bahwa Allah tidak ada permulaan bagi
Nya dan wujud Allah tidak didahului sifat-Nya.
Allah terjadi dengan sendirinnya , tidak bermulaan, dan tidak
berkesudahan. semua makhluk diciptakan dan mempunyai sebab
terjadinnya.
Allah berfirman :

‫ُه َو ا َأْل َّو ُل َو اآْل ِخ ُر َو ال َّظ ا ِهُر َو ا ْل َب ا ِط ُن ۖ َو ُه َو ِب ُك ِّل َش ْي ٍء َع ِل ي ٌم‬


Artinya : “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang
Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)

2. Baqo’ (Kekal)

3
Sifat Baqo’ adalah kekal. Yang maksudnya tidak akan mati, punah
apalagi binasa. Karena Allah itu maha kekal.

Allah berfirman ;
ِ‫َّو َيْبٰق ى َو ْج ُه َر ِّبَك ُذ و اْلَج ٰل ِل َو اِاْل ْك َر ام‬

Artinya ;” Dan tetap kekal Dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran


dan kemuliaan.” (Qs.Ar-rohman,55;27)

1. Mukholafatuhu lil hawadis (Tidak menyerupai makhluk-Nya)


Wajib bagi Allah memiliki sifat mukholafatuhu lil hawadis artinya
tidak menyerupai makhluk. Maksudnya berbeda dengan makhluk
ciptaannya , banyak sekali makhluk ciptaan Allah SWT, dari manusia
sampai makhluk makluk yang tak terlihat oleh mata kita . tetapi tidak
ada satupun makhluk yang menyerupai Allah.
Sebagai mana yang ditegaskan didalam Al-quran :
‫َو َلْم َيُك ْن َّلٗه ُكُفًو ا َاَح د‬
Artinya :“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia.” (Qs.Al-
ikhlas:4)
2. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri ) artinnya sifat ini dijelaskan
melalui dua perkara
 Bahwa Allah tidak membutuhkan ketentuan (aturan aturan)
 Allah tidak membutuhkan ruang yang ditempat
‫َو َم ْن َج اَهَد َفِاَّنَم ا ُيَج اِهُد ِلَنْفِس ٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا َلـَغ ِنٌّي َع ِن اْلٰع َلِم ْيَن‬

Artinya : “ Dan barang siapa yang berjihad,maka sesungguhnya


juhadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar
benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)dari alam semesta).
(Qs.Al-Ankabut,29;6)

3. Wahdaniyah (Allah Maha Esa)


Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tentang Ketuhanannya, sifat-
sifatnya dan perbuatannya1. Pernyataan ini didasarkan atas dalil Al-
Quran surat Al-Ikhlas :
1
Hamzah Ya’qub. Ilmu ma’rifah. surabaya : PT Bina Ilmu. Hal. 82

4
ٌ‫ُقْل ُهَو ُهّٰللا َاَح د‬

“katakanlah: Dialah Yang Maha Esa.” (Q.S. Al-Ikhlas:1)

 Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat yang pasti ada pada diri Allah.
Yang termasuk sifat Ma’ani ada tujuh yaitu
1. Al- Qudrah
Al-Qudroh artinya “ Berkuasa”
Seperti contoh ; Allah menciptakan bentuk yang paling baik,
yaitu merancang pendengaran dan penglihatan, menciptakan
sepasang mata,sebuah lisan, dan sepasang bibir. Dan apabila
kita mekihat pemandangan keseluruh jagat raya ini maka kita
akan melihat berbagai Qudrat Allah yang menunjukkan
keagungan Allah2. Allah berfirman :
‫وهوعلى كّل شئ قدير‬
Artinnya ; “... dan dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”(Al-
Maidah:120).
2. Irodah (Berkehendak)
Wajib bagi Allah mempunyai sifat Irodat (Berkehendak).
Dengan sifat ini Allah menentukan perkara yang mungkin
wujudnya, adakalanya Allah mewujudkan atau meniadakan
sesuatu sesuai dengan Irodatnya.
Allah berfirman:
‫ُيِر ْيُد َم ا َيْح ُك ُم َهّٰللا ِاَّن‬
Artinnya: Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya,”(Al-maidah: 1).3
3. Al-‘ilm (Allah Maha Tahu)
Sebagaimana dimaklumi bahwa Allah adalah kesempurnaan bagi
yang berwujud,maka pastilah Tuhan itu maha tau,tentulah dia tidak
dapat dinamakan tuhan karena berarti bodoh . tuhan yang maha tau
2
Dr.Salih Bin Fauzan Al-Fauzan,Kitab Tauhid.Jakarta timur .Hal 79
3
Ibid 81

5
itulah sumber segala ilmu. Dialah yang menganugrahkan setetes
ilmu kepada manusia . oleh karena itu pastilah tuhan maha tau ,
yang hubungannya dijelaskan dalam Al-Qur’an;
‫َو الَّلُهِبُك ِّلَش ْي ٍءَع ِليٌم‬
Artinya: “Dan Allah MahaMengetahuisegalasesuatu.” (QS. an-
Nisa’ 4; 176).
4. Hayat (Hidup)
Hayat berarti hidup .sifat hayat menjelaskan bagaimana Allah
hidup , Allah SWT hidup berbeda dengan makhluknya, Allah
hidup dengan sifat hayat. Allah itu maha hidup dan kekal.
Seandainya Allah tidak hayat (hidup) pasti tidak berilmu, tidak
berkuasa dan berkehendak.dalilnya :
ُ‫ُهّٰلل ۤاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو ۙ اْلَح ُّي اْلَقُّيْو م‬
Artinnya; Allah, tiada Tuhan selain dia ,yang maha hidup yang
terus menerus (makhluk-Nya) (Qs.Ali-Imron .2)
5. Sama’
Sama’ artinya Maha Mendengar. Maksudnya medengar segala
macam perkara yang didengar dengan pendengaran yang qodim
yang tetap dengan zat-Nya.4 Sebagaimana telah dijelaskan dalam
Al-Qur’an ;
‫َسِم يٌع َعِليٌم َو ُهَّللا‬
Artinya: “Dan Allah Maha Mendengarlagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah (2): 256)
6. Bashar
Bashor berarti Maha Melihat. Yaitu melihat segala perkara yang
terlihat dikala wujud-Nya perkara yang dilihat itu dengan
penglihatan yang qodim yang tetap dengan Zat-Nya. 5 Dijelaskan
dalam Al- Qur.an.
‫َو الَّلُهَبِص يٌر ِبَم اَتْع َم ُلون‬
Artinya: “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakaan”(Qs.Al-Hujurat 49: 18)

4
Sayid Ahmad Al Marzuki,Ilmu Tauhid Tingkat Dasar,Surabaya;Al-Miftah.hal.14
5
Ibid 14

6
7. Kalam
Kalam artinya berfirman. Allah bias berbicara atau berkata kata secara
sempurna tanpa bantuan dari apapun,terbukti dari adannya firman-Nya
dalam kitab kitab yang diturunkan para nabi.

 Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat Ma’nawiyah


tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat
ma’nawiyah. Jumlah sifat Ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani,
yaitu:
1. Qadiran (Maha Kuasa), adalah Allah itu Maha Kuasa atas segalannya.
ۚ‫َيَكاُد اْلَبْر ُق َيْخ َطُف َأْبَص اَر ُهْم ۖ ُك َّلَم ا َأَض اَء َلُهْم َم َش ْو ا ِفيِه َو ِإَذ ا َأْظ َلَم َع َلْيِهْم َقاُم وا‬
‫َو َلْو َش اَء ُهَّللا َلَذ َهَب ِبَسْمِع ِهْم َو َأْبَص اِر ِهْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat
itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu dan apabila gelap
menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh,
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(Qs. Al-Baqoroh;20)

2. Muridan (Maha Berkehendak), adalah Allah berkehendak atas segala


sesuatu. Bila allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada
yang bias menolak kehendakNya. Firman Allah dalam al qur’an
‫َخاِلِد يَن ِفيَها َم ا َداَم ِت الَّس َم اَو اُت َو اَأْلْر ُض ِإاَّل َم ا َش اَء َر ُّبَك ۚ ِإَّن َر َّبَك َفَّعاٌل ِلَم ا ُيِر يد‬
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha
Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
(Qs.Hud ; 107)
3. ’Alimann (Maha Mengetahui), yang melazimi sifat ‘ilmu Allah.
4. Hayyan (Maha Hidup), Allah Maha Hidup . tidak mungkin allah itu
binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya. yang melazimi sifat
haayat Allah. Terdapat pada Al Qur’an
‫َو َتَو َّك ْل َع َلى اْلَح ِّي اَّلِذ ي اَل َيُم وُت َو َس ِّبْح ِبَحْمِدِهۚ َو َكَفٰى ِبِه ِبُذ ُنوِب ِعَباِدِه َخ ِبيًرا‬

7
Dan bertawakalah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha
Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya,
(Qs. Al-Furqon : 58)
5. Sami’an (Maha Mendengar), yang melazimi sifat sama’ Allah. Allah
melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman
harus menjaga tingkah laku dari perbuatan buruk atau maksiat.
6. Bashiran (Maha Melihat), yang melazimi sifat bashor Allah.dalilnya
sama dengan sifat “bashor”
7. Takliman (maha berbicara), yang melazimi sifat kalam Allah.

b) Pembagian Sifat Mustahil Bagi Allah

1. Sifat Mustahil dari sifat nafsiyah ada satu, yaitu ‘Adam ( Tiada )
Mustahil Allah tidak ada, Dalilnya: Dalil atas sifat ‘adam ini
menggunakan dalil “wujud” artinya: Allah Ta’ala itu ada, buktinya:

‫ ُوُجْو ُد َهِذِه اْلَم ْخ ُلْو َقاِت‬yaitu adanya semua ciptaan (alam semesta beserta
isinya baik yang nyata maupun yang ghaib dsb), jadi jika sudah jelas
bukti ciptaan-Nya itu ada maka mustahil penciptanya itu tidak ada.
2. Sifat Mustahil dari sifat Salbiyah ada lima, yaitu:
a) Huduts ( Baru )
Mustahil Allah Baru, Dalilnya: Dalil atas sifat “al-huduts: baru” ini
menggunakan dalil “qidam: terdahulu ” ‫َلْو َك اَن َح اِد ًثا اَل ْح َتاَج ِاَلى ُم ْح َدٍث َو ُهَو‬

ٌ‫ ُمَح ال‬jadi kalau adanya Allah itu “baru” maka sudah pasti ia
membtuhkan yang baru juga, dan itu suatu hal yang mustahil.
b) Fana ( Rusak )
Mustahil Allah Rusak, Dalilnya: Dalil atas sifat “al-fana : rusak” ini
menggunakan dalil “al-baqo: kekal” ‫َأَّنُه َلْو َك اَن َفاِنًيا َلَك اَن َح اِد ْيًثا َو ُهَو ُمَح اٌل‬
jika sesungguhnya Allah itu “rusak keadaannya” berarti ia kondisinya
baru dan itu tidak masuk akal artinya suatu hal yang mustahil.
c) Mumatsalatu Lil Hawadisi (ada yang menyamai)

8
Mustahil Allah menyerupai makhluk, Dalilnya: Dalil atas sifat “al-
mumatsalatulil-hawaditsi: menyerupai makhluk” ini menggunakan dalil
“Mukholafatulil-hawaditsi: Berbeda dengan Ciptaan-Nya”

‫َفَلْيَس َلُه َيٌد َو اَل َع ْيٌن َو اَل ُأُذ ٌن َو اَل َغ ْيُر َذ ِلَك َأَّنُه َلْو َك اَن َفاِنًيا َلَك اَن َح اِد ْيًثا َو ُهَو‬
ٌ‫ ُمَح ال‬Bagi-Nya tiada tangan, tiada mata, tiada telinga, dan tiada yang
lainnya dari sifat-sifat para makhluk. Lawannya yaitu sifat Al-
mumatsalah/serupa (‫)المماثلة‬. Dan dalil atas berbedanya Allah Ta’ala
dengan makhluk yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah merupakan
sesuatu yang serupa dengan makhluk, maka tentu Allah merupakan
sesuatu yang baru. Dan itu mustahil.
d) Ihtiyaju Ilal Mahali ( Membutuhkan Tempat)
Mustahil Allah membuntuhkan tempat dan penentuan, Dalil atas sifat
“al-Ihtiyaj ilal-mahal wal-makhshush: membuntuhkan tempat dan
ketentuan” ini menggunakan dalil: “Qiyamuhu binafsihi: Berdiri sendiri”

‫َأَّنُه َلِو اْح َتاَج ِاَلى َم َح ٍل َلَك اَن ِص َفًة َو َك ْو ُنُه ِص َفًة ُمَح اٌل َو َلِو اْح َتاَج ِاَلى َم ْخ ُص ٍص َلَك اَن‬
ٌ‫ َح اِد ًثا َو َك ْو ُنُه َحِد ًثا ُمَح ال‬sesungguhnya jikalau Allah Ta’ala membutuhkan
pada tempat maka keadaan Allah merupakan sifat. Dan keadaan Allah
merupakan sifat itu mustahil. Dan jikalau adanya Allah membutuhkan
terhadap yang menentukan, maka tentu Allah merupakan sesuatu yang
baru. Dan keadaan Allah merupakan sesuatu yang baru itu mustahil.
e) Ta’adud ( Terbilang )
Mustahil Allah berbilang, Dalil Ta’addud juga menggunakan dalil
“Wahdaniyat: Tunggal / Esa, ‫اْلَم ْخ ُلْو َق اُت‬ ‫َأَّنُه َلْو َك اَن ُم َتَع ِّدًدا َلْم ُيْو َج ْد َهِذِه‬
Sesungguhnya jikalau adanya Allah merupakan sesuatu yang
banyak/berbilang, maka tidak akan dijumpai sesuatu pun dari ciptaan-
ciptaan-Nya.
3. Sifat mustahil dari sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
a) Ajzun ( Lemah )
Dalil al-‘ajzu ini menggunakan dalil “al-Qudrat: Kuasa” ‫َأَّنُه َلْو َك اَن‬
‫ َعاِج ًز ا َلْم ُيْو َج ْد َش ْي ٌء ِم ْن َهِذِه اْلَم ْخ ُلْو َقاِت‬jadi sesungguhnya jikalau keadaan
Allah lemah, maka tidak akan dijumpai sesuatu pun dari ciptaan-ciptaan-
Nya.

9
b) Karahah ( Terpaksa )
Mustahil Allah terpaksa, Dalil al-Karohah ini menggunakan dalil:
“Irodat: Berkehendak” ٌ‫َأَّنُه َلْو َك اَن َك اِر ًه ا َلَك اَن َع اِج ًز ا َو َك ْو ُن ُه َع اِج ًز ا ُمَح ال‬
Sesungguhnya jikalau adanya Allah terpaksa/tiada berkehendak, maka
tentulah Allah lemah. Dan keadaan Allah lemah itu mustahil.
c) Jahlun ( Bodoh)
Mustahil Allah bodoh, Dalil al-jahlu ini mengunakan dalil “al-Ilmu:
Mengetahui” jadi: ‫َأَّنُه َلْو َك اَن َج اِهاًل َلْم َيُك ْن ُم ِر ْيًدا َو ُهَو ُمَح اٌل‬
sesungguhnya jikalau adanya Allah bodoh, maka tidaklah Allah
merupakan yang berkehendak
.
d) Mautun ( Mati )
Mustahil Allah Mati, Dalilnya: menggunakan dalil: “al-Hayat dan as-
Sama’: Hidup dan Mendengar” ‫َو اَل ُم ِر ْيًدا َو ُهَو‬ ‫َأَّنُه َلْو َك اَن َم ِّيًتا َلْم َيُك ْن َقاِد ًرا‬
ٌ‫ ُمَح ال‬sesungguhnya jikalau adanya Allah mati, maka tidaklah Allah
merupakan dzat yang berkuasa, tidak pula yang berkehendak, tidak pula
yang berpengetahuan.
e) Shamamun ( Tuli )

f) Ama( Buta )
Mustahil Allah itu Buta. Dalil kedua sifat mustahil Tuli dan Mustahil
Buta ini mengunakan dalil “sam’ dan bashor” bahwa Allah Ta’ala
mendengar dan melihat yaitu firman Allah Ta’ala: ‫َو ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَبِص ْيُر‬
g) Bukmun ( Bisu )
Maka Mustahil Allah itu bisu. Dalil yang digunakan adalh dalil “al-
Kalam: Berfirman” Allah Ta’ala tahu yaitu firman Allah Ta’ala: ‫َو َك َّلَم ُهللا‬

‫ُم ْو َس ى َتْك ِلْيًم ا‬

4. Sifat mustahil dari sifat ma’nawiyah ada tujuh, yaitu:


a) Kaunuhu ajiyan ( zat yang lemah)
Kaunuhu karihan (zat yang terpaksa)
b) Kaunuhu jahilan (zat yang sangat bodoh)
c) Mayyitan (zat yang mati)
d) Kaunuhu asamma (zat yang tuli)

10
e) Kaunuhu ama (zat yang buta)
f) Kaunuhu abkama (zat yang bisu)

c) Pembagian Sifat Jaiz Bagi Allah


Berbeda dengan sifat wajib dan sifat mustahil, sifat jaiz bagi Allah hanya satu
yaitu “ fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu “
Artinnya ; Mengerjakan sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya.
Yang dimaksud dengan sesuatu yang mungkin terjadi adalah sesuatu yang boleh
terjadi dan boleh juga tidak terjadi. Allah bebas menciptakan dan berbuat sesuatu
yang Allah hendaki.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita dapat simpulkan bahwa :
 Pengertian sifat wajib bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah sebagai
kesempurnaan bagi-Nya.Allah adalah Kholiq dzat yang memiliki sifat
yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-
Nya.Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akan (wajib Aqli)dan
berdasarkan dalil Naqli(Al-Qur’an dan Hadis).
 Pengertian sifat mustahil bagi Allah
Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada zat
Allah, sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat wajib bagi Allah, dengan
dalil aqli maupun dalil naqli.
 Pengertian sifat jaiz bagi Allah
Disamping sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada lagi sifat boleh
atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah. Oleh atau mungkin bagi allah
menjadikan sesuatu itu “ada” atau boleh atau mungkin membuatnyab “
tidak ada” maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggallannya.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat
mengambil hikmah betapa pentingnya ajaran tauhid ini bagi umat islam dan
merupakan factor terpenting untuk mengembalikan kejayaan islam pada umat
saat ini. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus perjuangan islam , harus
berusaha sekuat tenaga untuk mengimlementasikan konsep tauhid dalam semua
segi kehidupan kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Shalih. 2017. Kitab Tauhid. Jakarta Timur: Tim Editor Ummul Qura
 Ahmad Sayid. 2006. Ilmu Tauhid. Surabaya: Al-Miftah
 https://kompasiana.com
 https://www.fiqihmuslim.com
 https://korangratis.com

13
14

Anda mungkin juga menyukai