Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMAN KEPADA ALLAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam

Mengikuti Mata kuliah AGAMA

Dosen pengampu : Anni Annisa’,M.Ag.


Oleh :

1.SYARIF HIDAYATULLAH ( 721511192 )

2.MOH.ZAYYID ABDILLAH ( 721511193 )

3.SUCI APRILIA NUR MULYATI ( 721511194 )

TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

SUMENEP

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat
Dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Makalah keimanan kepada Allah
SWT Ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
Wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam Makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami Berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami Buat di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr wb

Sumenep,September 2021

Penyusun
i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I, Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 1
BAB II, Pembahasan .............................................................................................. 2
A. Pengertian Iman Kepada Allah ............................................................. 2
B. Bukti Wujud Allah ................................................................................. 3
C. Menatap Wajah Allah .......................................................................... 4
BAB III, Penutup ................................................................................................... 5
A. Kesimpulan .......................................................................................... 5
Daftar Pustaka .................................................................................................... xxii
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya alam semesta beserta isinya, termasuk manusia dengan segala Kelebihan
dan kekurangannya pasti ada yang menciptakan. Siapa Dia? Sudah tentu “Sang
Pencipta” Dialah Allah SWT. Untuk mengakui Kebenaran dan keberadaan Allah SWT
dibutuhkan dalam hati, mengakui Dan membenarkan tentang adanya Allah SWT.
Allah SWT adalah Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta dan Segala
isinya,Yang Maha Esa dalam zat-Nya, maksudnya Zat Allah SWT Hanya satu, tidak
dua, tidak tiga, dan tidak pula lebih. Zat Allah SWT tidak Sama atau serupa dengan
zat selainnya. Allah SWT Esa dalam sifat-Nya, Maksudnya sifat Allah SWT walaupun
banyak, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT
yang memiliki atau Menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT Esa dalam
perbuatan-Nya, Maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak terhingga banyaknya,
tetapi Hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT Yang
dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-Nya

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti / pengertian Iman kepada Allah SWT?
2. Bagaimana bukti wujud Allah SWT?
3. Apa itu menatap wajah Allah?
C. Tujuan Makalah
1. DapatmengetahuidanmemahamiartiImankepadaAllahdanMenerapkannyadid
alamkehidupan sehari-hari.
2. Dapat memahami dan mengetahui bukti wujud Allah SWT.
3. Dapat memahami definisi menatap wajah Allah SWT.
1

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Iman Kepada Allah SWT


Arti iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah
SWT dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah SWT Wajib ada-Nya
dengan dzat nya. Dia Maha Esa, yang menguasai langit dan Bumi beserta isinya, Yang Maha
Kuasa, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri, Yang Kekal. Sesungguhnya Allah SWT mengetahui
atas segala sesuatu dan Maha Kuasa. Allah melakukan apa yang Dia Kehendaki, dan Allah
Maha Bijaksana terhadap apa yang DIA kehendaki. Tidak ada sesuatu apapun Yang
menyerupai DIA. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, Maha Suci dan Maha Tinggi
(Mulya) Allah dari sesuatu yang menyerupai dan Menandingi, dan Maha Suci Allah dari
teman dan pembantu (mitra dan Asisten). Allah tiak membatasi waktu, tidak ada yang
menyibukan atau Merepotkan Allah, dan Allah tidak terbatasi dengan arah, Allah Maha
Kaya, Artinya dengan mutlak Allah tidak butuh terhadap segala sesuatu.1
Akan tetapi segala sesuatu selain Allah sangat butuh kepada-Nya.
DIA (Allah) yang telahmenciptakan perbuatan-perbuatan mereka, baik dan Buruknya,
manfaat dan madharatnya, DIA (Allah) yang memberi hidayah Kepada orang yang DIA
kehendaki, dan menyesatkan kepada orang yang DIA kehendaki, dan DIA (Allah) yang
mengampuni kepada orang yang.DIA kehendaki, dan menyiksa kepada orang yang DIA
kehendaki. Allah, Tidak layak dipertanyakan atas apa yang DIA lakukan dan makhluk lah
(manusia dan jin) yang pantas ditanya atas apa yang mereka lakukan. Artinya manusia harus
mempertanggungjawabkan atas segala Perbuatannya. Dan tidak wajib atas Allah kepada
seseorang atas segala Sesuatu, artinya Allah tidak terbebani atas segala kepentingan
makhluknya.Karena DIA Maha Menguasai terhadap segala –Nya dan DIA lah yang
Mengendalikan segala-Nya, maka tidak ada seorangpun yang bersekutu Dengan DIA (Allah)
didalam kerajaan-Nya. Dan tidak ada hak bagi Seorangpun atas sesuatu yang ada di sisi
Allah.
Allah berjanji kepada orang-orang yang berbuat kebaikan dengan Pahala
(Surga)semata-mata karena rahmat-Nya.
Dan Allah mengancam Kepada orang-orang yang berbuat keburukan dengan siksaan
(Neraka) Semata-mata karena keadilan-Nya.
2
2. Bukti Wujud Allah
“Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak Ada permulaan-Nya),
Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak”
Syarh (Penjelasan):
Dzat disana bukanlah dzat dalam lisan orang indonesia yang mempunyai Arti materi datu
benda, akan tetapi Dzat disana adalah Dzat dalam lisan.Orang arab yang mempunyai arti
“Dirinya sendiri”, “Haqiqat-nya” karena Allah ada tanpa membutuhkan bentuk, tempat dan
tidak membutuhkan Makhluqnya, karena semuanya adalah ciptaanya dan Allah berdiri
sendiri Tanpa ada yang menciptakan dan tidak membutuhkan pertolongan Makhluqnya.
Sifat wajib Allah SWT yang dua puluh tersebut yang pertama Adalah sifat Nafsiyah Wujud.
Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat Wujud ini wajib bagi
Allah SWT. Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) Maksudnya bahwa selain Allah (Makhluk)
tidak dapat mempengaruhi Adanya Allah. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti
keberadaan Kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta’ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu
Adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu Makhluk ini.
Seseorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang Membenarkan adanya Tuhan
Yang Maha Agung Tuhan maha Pencipta Langit dan bumi. Dia mengetahui alam ghaib dan
alam nyata, maha Pengatur, Raja segala sesuatu. Tiada Tuhan melainkan Dia. Dialah Yang
Maha Agung, yang memiliki sifat-sifat maha sempurna. Untuk pertama Kalinya kita
mendapat petunjuk dari petunjuk-Nya. (Allah berfirman : Kalaulah bukan karena petunjuk
Allah, tidaklah kita mendapat petunjuk). Kemudian petunjuk untuk beriman itu kita peroleh
berdasarkan dalil naqli Dan aqli.
3
3.Menatap Wajah Allah
Kata Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, “Ini merupakan puncak kerinduan Pecinta surga dan bahan
kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya Orang-orang bekerja keras untuk
mendapatkannya.”Nabi Musa pernah meminta hal ini. Dijawab oleh Allah SWT seperti yang
Tertera di ayat 143 surat Al-A’raf.Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami)
pada waktu yang Telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
Berkatalah Musa, “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku Agar aku dapat
melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman, “Kamu sekali-Kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi
lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di Tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung
ituHancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar Kembali, dia
berkata, “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau Dan aku orang yang pertama-
tama beriman.”
Ada tujuh pelajaran dari ayat di atas:
1. Tidak boleh menuduh kepada Nabi Musa bahwa ia meminta sesuatu Yang tidak
diperkenankan oleh Allah swt.
Allah tidak memungkiri permintaan Nabi Musa.
2. Allah menjawab dengan kalimat, “Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku.” Bukan
mengatakan, “Aku tidak bisa dilihat.”
4. Allah Mahakuasa untuk menjadikan gunung itu tetap kokoh di Tempatnya, dan ini
bukan hal mustahil bagi Allah, itu merupakan hal Yang mungkin. Hanya saja dalam hal ini
Allah juga mempersyaratkan Adanya proses ru’yah (melihat). Jadi, seandainya hal itu
merupakan Sesuatu yang mustahil, sudah tentu Allah tidak akan mempersyaratkan Hal
itu.
5. Kalimat “tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, Dijadikannya
gunung itu hancur luruh” adalah bukti bahwa bolehnya Melihat Allah swt. Jika boleh
bagi-Nya menampakkan diri kepada Gunung, bagaimana terhalang untuk menampakan
diri kepada para nabi, Rasul, dan wali-Nya di kampung akhirat?
6. Di ayat itu Allah swt. Memberitahu kepada Nabi Musa bahwa gunung Saja tidak
mampu melihat-Nya di dunia, apalagi manusia yang lebih Lemah dari gunung.
7. Allah swt. Telah berbicara dengan Nabi Musa. Nabi Musa juga telah Mendengar
perkataan Allah swt. Tanpa perantara. Maka, melihat-Nya Sudah pasti sangat bisa.
4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah


SWT Dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya
Allah SWT Wajib ada-Nya dengan dzat nya.
2. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya,
Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak
ada Permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara
mutlak.
3.Amalan yang bisa dilakukan manusia agar kelak di akhirat
Dapat melihat wajah Allah SWT.
a. Iman dan Ihsan (merasa selalu di awasi oleh Allah) iman
dan Ihsan menjadi pintu untuk bisa melihat wajah Allah
SWT.
b. Menjaga Salat Subuh dan Ashar
c. Do’a
5

DAFTAR PUSTAKA

Alhabib Zaen bin Ibrahim bin Sumait Al-Husaeni Al-Alawi. 2007.


Syarah Hadits
Jibril atau Hidayah At-Tholibin Fii Bayani Muhimati. Yaman.
El-Jazair, Abu Bakar Jabir. 1990. Pola Hidup Muslim atau Minhajul
Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://www.dakwatuna.com/2007/02/02/89/menatap-wajah-
allah-swt/#ixzz4xYN7zKJK
http://www.infoyunik.com/2015/12/tiga-amalan-agar-dapat-
melihat-wajah.html
https://muslim.or.id/2343-memandang-wajah-allah-kenikmatan-
tertinggi-di-
akhirat.html
xxii

Anda mungkin juga menyukai