Anda di halaman 1dari 26

AQIDAH AKHLAK

Sifat – Sifat Allah SWT.


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah aqidah akhlak yang diampu
oleh Bapak H. Ahmad Labib, M.Pd.I.

Oleh :

Inayatul Mufidah

NIM : 2213082

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
Tahun Akademik 2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Segala puji bagi Allah Dzat Yang Mengasihi lagi Mengampuni, yang tiada hentinya
mengasihi para makhluk Nya. Atas Rahmat dan Ridho Nya, kita masih bisa bernapas dan
tetap dalam keadaan sehat sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas. Alhamdulillah saya
juga diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah tentang “ Sifat – Sifat Allah
SWT. “

Sholawat serta salam semoga slalu tercurahkan kepada Nabi kita , Nabi Agung
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat juga keturunan beliau dimanapun
berada. Nabi sang pemberi syafa’at kepada umatnya , semoga kita termasuk umat yang
mendapatkan syafa’atnya.

Alhamdulillah wa syukrulillah, penulis bersyukur atas tercapainya pembuatan makalah


ini. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang penulis susun dapat bermanfa’at dan dapat
dijadikan pelajaran bagi penulis sendiri dan para pembaca yang dirahrmati Allah SWT.

Demikian makalah ini kami susun, kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami mengharap ketulus hati para pembaca dan
pihak lain untuk memberikan kritik dan sarannya untuk penyusunan makalah yang lebih baik
serta berkualitas.

Kendal, 03 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
1. Sifat – Sifat Allah SWT...................................................................................................3
2. Sifat Wajib Allah Swt......................................................................................................3
3. Sifat Mustahil Allah.......................................................................................................11
4. Sifat Jaiz Allah...............................................................................................................21
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP.................................................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk – makhluk Nya. Untuk
menumbuhkan keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah. Kita sebagai seorang
muslim wajib mengimani adanya Allah SWT yaitu tuhan Yang Maha Esa.

Ada hal penting yang harus diketahui oleh semua umat Islam, yaitu sifat wajib
bagi Allah, sifat muhal, dan yang jaiz bagiNya.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam ad-Dardiri dalam sebuah nazham, ia
mengatakan:

‫* َو َو اِج ٌب َشْر ًعا َع َلى اْلُم َك َّلِف * َم ْع ِرَفُة هللا الَعِلِّي َفاْع ِرِف‬

‫َأْي َيْع ِرُف اْلَو اِج َب َو اْلُمَح اَل ** َم ْع َج اِئٍز ِفي َح ِّقِه َتَع اَلى‬

Artinya :

“ Wajib secara syariat Islam bagi orang mukallaf * untuk mengetahui Allah Yang
Maha Luhur * yaitu dengan cara mengetahui sifat wajib bagi Allah, sifat muhal ** serta
sifat jaiz bagi Allah swt.” (Imam ad-Dardiri, Syarhul Kharidah al-Bahiyah, [Darul Ilmi:
2004], halaman 37).

Setiap orang mukallaf wajib syar’i mengerti sifat wajib aqli Allah yang 20 dan
mengerti muhal aqli (lawan dari sifat wajib aqli) Allah yang 20 dan juga wajib mengetahui
sifat jaiz Allah yang 1.

Ilmu tauhid dasar yang biasanya diajarkan adalah tentang Aqoid Seket ( 50 Aqidah)
yaitu tentang mengenal sifat wajib, mustahil daan jaiz Allah yang berjumlah 41 dan
mengenal sifat wajib, mustahil dan jaiz rasul yang berjumlah 9.

Dengan begitu, pada kesempatan ini mari kita kaji dan ulas bersama tentang Sifat –
sifat Allah SWT. Baik sifat wajib allah, mustahil serta jaiz Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut sifat – sifat allah ?
2. Apa saja sifat wajib Allah SWT beserta artinya ?

1
3. Apa saja sifat mustahil Allah SWT beserta artinya ?
4. Bagaimana sifat jaiz allah SWT ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksut sifat – sifat allah ?
2. Mengetahui apa saja sifat wajib Allah SWT beserta artinya ?
3. Mengetahui apa saja sifat mustahil Allah SWT beserta artinya ?
4. Mengetahui bagaimana sifat jaiz allah SWT ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sifat – Sifat Allah SWT

Sifat – sifat Allah Swt merupakan sifat yang sempurna yang di miliki Allah. Sifat
Allah Swt ini melekat dalam dzat-Nya. Pada hakikatnya tidak di jelaskan dan gambarkan
oleh manusia. Meski demikian nash Al-Quran dan hadis terdapat beberapa penjelasan
yang menjelasan sifat-sifat Allah tersebut tetapi pada hakikatnya tetap hanya Allah yang
mengetahui. Sifat-sifat Allah ini meliputi sifat wajib, mustahil dan sifat jaiz.Allah swt.
Memiliki dua puluh sifat wajib, dua puluh sifat mustahil dan satu sifat jaiz.

2. Sifat Wajib Allah Swt.

Sifat wajib bagi Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki Allah SWT yang sesuai
dengan keagungan-Nya sebagai pencipta alam seisinya.

Sifat wajib bagi Allah dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1) Sifat Nafsiah : adalah sifat untuk menegaskan adanya Allah SWT dimana Allah SWT
menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut.
Ada 1 sifat Nafisyah, yaitu wujud.
2) Sifat Salbiyah : yaitu sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak
bagi Allah SWT.
Terdapat 5 sifat Salbiyah, yaitu qidam, baqa, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu
binafsihi, dan wahdaniyyah.
3) Sifat Ma’ani : adalah sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Sifat-sifat ma’ani ini
adalah sifat-sifat yang juga dimiliki oleh makhluk. Bedanya, jika yang memiliki sifat
ini Allah, maka sifat ini tidak terbatas sedangkan jika yang memiliki sifat ini
makhluk, maka sifat ini terbatas.
Terdapat 7 sifat Ma’ani, yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam.
4) Sifat ma’nawiyah : yaitu sifat yang selalu tetap ada pada dzat Allah dan tidak mungkin
pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian.
Terdapat 7 sifat Ma’nawiyah yaitu qaadiran, muridan, ‘aaliman, hayyan, sami’an,
bashiiran, mutakalliman.

3
1) Wujud {Ada}

Sifat wajib Allah yang pertama yaitu wujud yang artinya ada. Maksudnya, Allah
adalah Dzat yang sudah pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh
siapapun dan tidak Ada tuhan selain Allah SWT.

Bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk. Karena makhluk itu asalnya tiada lalu
menjadi ada. Jadi, adanya makhluk pasti ada yang menciptakan dan tidak ada yang
menciptakan makhluk kecuali Allah SWT. Dalil sifat wujud :

‫ِإَّنِني َأَنا ُهَّللا اَل ِإَٰل َه ِإاَّل َأَنا َفاْع ُبْد ِني َو َأِقِم الَّص اَل َة ِلِذ ْك ِري‬

Artinya:

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha Ayat 14)

2) Qidam (Terdahulu/Awal)
Qidam artinya Allah SWT terdahulu, tidak ada yang mendahului Allah.

Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya,
Allah telah ada lebih dulu daripada apa yang diciptakannya. Sebagaimana ayat
yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َّٰظ‬
‫ُهَو ٱَأْلَّوُل َو ٱْل َء اِخ ُر َو ٱل ِهُر َو ٱْلَباِط ُن َو ُهَو ِبُك ِّل َش ْى ٍء َع ِليٌم‬
Artinya :

“Dialah yang awal dan yang akhir. Yang zhahir dan yang bathin, dan Dia maha
mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al Hadid Ayat 3)

3) Baqa’ (Kekal)

Baqa’ maksudnya Allah maha kekal. Allah tidak akan punah, binasa, atau bahkan
mati. Dia akan tetap ada selamanya. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al
Qur’an:

‫ ُك ُّل َش ْي ٍء َهاِلٌك ِااَّل َو ْج َهٗه ۗ َلُه اْلُح ْك ُم َو ِاَلْيِه ُتْر َج ُعْو َن‬....

Artinya:

4
“ Tiap – tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan,
dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan”. (QS. Al – Qasas : 88)

‫ُك ُّل َم ْن َع َلْيَها َفاٍن‬

‫َو َيْبَقٰى َو ْج ُه َر ِّبَك ُذ و اْلَج اَل ِل َو اِإْل ْك َر اِم‬

Artinya:

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Rabb mu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar Rahman Ayat 26-27)

4) Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaanya)

Mukholafatul lilhawaditsi maksudnya Allah sudah pasti berbeda dengan


ciptaanNya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatu
pun yang mampu menandingi dan menyerupai keagungan-Nya. Sebagaiaman ayat
yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو َلْم َيُك ن َّل ۥُه ُكُفًو ا َأَح ٌۢد‬

Artinya:

“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al Ikhlas Ayat 4)

‫ َلْيَس َك ِم ْثِلٖه َش ْي ٌء ۚ َو ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَبِص ْيُر‬....

Artinya:

“Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengan
dan Melihat”. (QS. Asy Syura Ayat 11)

5) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)

Qiyamuhu binafsihi maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung


pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an:

‫َو َم ْن َج اَهَد َفِإَّنَم ا ُيَج اِهُد ِلَنْفِس ِهۚ ِإَّن َهَّللا َلَغ ِنٌّي َع ِن اْلَع اَلِم يَن‬

Artinya:

5
“Sesungguhnya Allah benar – benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
alam semesta”. (QS. Al Ankabut Ayat 6)

6) Wahdaniyah (Tunggal/Esa)

Wahdaniyah maksudnya Allah maha esa atau tunggal. Tidak ada sekutu
bagi-Nya, Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Sebagaimana ayat
yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َلْو َك اَن ِفيِهَم ا آِلَهٌة ِإاَّل ُهَّللا َلَفَس َدَتاۚ َفُسْبَح اَن ِهَّللا َر ِّب اْلَع ْر ِش َع َّم ا َيِص ُفوَن‬

Artinya:

“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu akan binasa”. (QS. Al Anbiya Ayat 22)

7) Qudrat (Berkuasa)

Qudrat maksudnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang
bisa menandingi atas kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana ayat yang menjelaskan
dalam Al Qur’an:

‫ِإَّن هَّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah Ayat 20)

8) Iradat (Berkehendak)

Iradat maksudnya apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak
ada seorangpun yang dapat mampu mencegah-Nya. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َخاِلِد يَن ِفيَها َم ا َداَم ِت الَّس َم اَو اُت َو اَألْر ُض ِإَّال َم ا َش اء َر ُّبَك ِإَّن َر َّبَك َفَّعاٌل ِّلَم ا ُيِر يُد‬

Artinya:

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki”. (QS. Hud Ayat 107)

6
9) ‘Ilmun (Mengetahui)

Ilmun maksudnya Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik
sesuatu yang tampak maupun yang tidak tampak. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل نَس اَن َو َنْع َلُم َم ا ُتَو ْس ِو ُس ِبِه َنْفُسُه َو َنْح ُن َأْقَر ُب ِإَلْيِه ِم ْن َح ْبِل اْلَو ِر يِد ُن‬

Artinya:

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”.
(QS. Qaf Ayat 16)

10) Hayat (Hidup)

Hayat maksudnya Allah SWT adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati,
binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو َتَو َّك ْل َع َلى اْلَح ِّي اَّلِذ ي اَل َيُم وُت َو َسِّبْح ِبَح ْم ِدِهۚ َو َك َفٰى ِبِه ِبُذ ُنوِب ِع َباِدِه َخ ِبيًر ا‬

Artinya:

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya”. (QS. Al Furqon ayat 58)

11) Sama’ (Mendengar)

Sama’ maksudnya Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun


yang disembunyikan dalam hati. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al
Qur’an :

‫َو ُهّللا ُهَو الَّس ِم يُع اْلَعِليُم‬

Artinya:

“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Maidah
Ayat 76)

7
12) Basar (Melihat)

Basar maksudnya Allah melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak


terbatas, Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫ِإَّن َهَّللا َيْع َلُم َغْيَب الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِضۚ َو ُهَّللا َبِص يٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hujurat ayat 18)

‫َو َم َثُل اَّلِذ يَن ُيْنِفُقوَن َأْم َو اَلُهُم اْبِتَغاَء َم ْر َض اِت ِهَّللا َو َتْثِبيًتا ِم ْن َأْنُفِس ِهْم َك َم َثِل َج َّنٍة ِبَر ْبَو ٍة َأَص اَبَها َو اِبٌل‬
‫َفآَتْت ُأُكَلَها ِض ْع َفْيِن َفِإْن َلْم ُيِص ْبَها َو اِبٌل َفَطٌّلۗ َو ُهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬

Artinya:

“Dan perumpamaan orang – orang yang membelanjakan hartanya karena mencari


keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buah dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan
gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”. (QS. Al
Baqarah ayat 265)

13) Qalam (Berfirman)

Qalam maksudnya Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata
secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firman-Nya
berupa kitab – kitab yang diturunkan lewat para Nabi. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو َلَّم ا َج اء ُم وَس ى ِلِم يَقاِتَنا َو َك َّلَم ُه َر ُّبُه‬

Artinya:

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah
kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya”. (QS. Al A’raf
ayat 143)

8
14) Qadiran (Berkuasa)

Qadiran maksudnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di
alam semesta. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َيَكاُد اْلَبْر ُق َيْخ َطُف َأْبَص اَر ُهْم ُك َّلَم ا َأَض اء َلُهم َّم َش ْو ْا ِفيِه َو ِإَذ ا َأْظ َلَم َع َلْيِهْم َقاُم وْا َو َلْو َش اء ُهّللا َلَذ َهَب‬
‫ِبَسْمِع ِهْم َو َأْبَص اِرِهْم ِإَّن هَّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬

Artinya:

“Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka,
mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran
dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Al Baqarah ayat 20)

15) Muridan (Berkehendak)

Muridan maksudnya bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara, maka


tidak ada yang bisa menolak kehendak-Nya. Sebagaimana ayat yang menjelaskan
dalam Al Qur’an :

‫َخاِلِد يَن ِفيَها َم ا َداَم ِت الَّس َم اَو اُت َو اَألْر ُض ِإَّال َم ا َش اء َر ُّبَك ِإَّن َر َّبَك َفَّعاٌل ِّلَم ا ُيِر يُد‬

Artinya:

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksanya terhadap apa
yang Dia kehendaki”. (QS. Hud ayat 107)

16) ‘Aliman (Mengetahui)

Aliman maksudnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang


ditampakan maupun yang disembunyikan. Tidak ada satupun yang bisa
menandingi pengetahuan Allah Yang Maha Esa. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم‬

9
Artinya:

“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu” … (QS. An Nisa ayat 176)

17) Hayyan (hidup)

Hayyan maksudnya Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati,
tidak akan tidur ataupun lengah. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al
Qur’an :

‫َو َتَو َّك ْل َع َلى اْلَح ِّي اَّلِذ ي اَل َيُم وُت َو َس ِّبْح ِبَحْمِدِه َو َكَفى ِبِه ِبُذ ُنوِب ِعَباِدِه َخ ِبيرًا‬

Artinya:

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah
denga memuji-Nya. Dan cukuplah dia Maha Mengetahui dosa – dosa hamba-
Nya”. (QS. Al Furqon ayat 58)

18) Sami’an (Mendengar)

Sami’an maksudnya Allah selalu mendengar pembicaraan manusia,


permintaan, ataupun doa hamba-Nya. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam
Al Qur’an :

‫َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬

Artinya :

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui…... (QS. Al Baqoroh :256).

19) Bashiran (Melihat)

Bashiran maksudnya keadaan Allah yang melihat setiap yang maujudat


(benda yang ada). Allah selalu melihat gerak gerik kita. Oleh karena itu,
hendaknya kita selalu melakukan perbuatan baik. Sebagaimana ayat yang
menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫ِإَّن َهَّللا َيْع َلُم َغْيَب الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِضۚ َو ُهَّللا َبِص يٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Atinya :

10
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)

20) Mutakalliman (Berfirman atau berkata – kata)

Mutakalliman maksudnya Sama dengan Qalam, Mutakalliman berarti


berfirman. Firman Allah terwujud dengan lewat kitab-kitab suci yang diturunkan
lewat para nabi. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو ُرُس اًل َقْد َقَص ْص َناُهْم َع َلْيَك ِم ْن َقْبُل َو ُرُس اًل َلْم َنْقُصْص ُهْم َع َلْيَك ۚ َو َك َّلَم ُهَّللا ُم وَس ٰى َتْك ِليًم ا‬

Artina :

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung.( An-Nisa 164)

3. Sifat Mustahil Allah

Sifat mustahil Allah SWT adalah sifat- sifat yang tidak mungkin ada dan pasti
tidak dimiliki oleh Allah dan merupakan lawan dari sifat wajib Allah. Itulah sebabnya
sifat mustahil juga ada 20 yang berkebalikan dari 20 sifat wajib Allah. Sebagai dzat yang
Maha sempurna, Allah SWT tidaklah mungkin memiliki sifat- sifat mustahil, jadi sifat
mustahil yang Allah SWT miliki adalah bukti kebesarannya atas sifat wajib yang dia
miliki.

Berikut ini 20 sifat mustahil Allah SWT yang perlu Grameds karhui beserta arti
dan maknanya:

1) Adam

Adam dalam bahasa Arab artinya tidak ada. Sifat mustahil adam berarti Allah
SWT tidak mungkin tidak ada dalam konsep kehidupan karena dialah sang pencipta
alam semesta beserta isinya. Allah memiliki sifat wujud yang artinya pasti ada, maka
mustahil bagi Allah memiliki sifat adam yang artinya tiada atau ketiadaan. Segala hal
yang ada di di alam semesta ini hidup da nada karena Allah SWT, jadi mustahil jika
sang pencipta itu sendiri tidak ada.

Sifat mustahil adam pada Allah SWT tercantum dalam surah Al-A’raf ayat 54
berikut ini:

11
‫ِإَّن َر َّبُك ُم ُهَّللا اَّلِذ ي َخ َلَق الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر َض ِفي ِس َّتِة َأَّياٍم ُثَّم اْسَتَو ٰى َع َلى اْلَع ْر ِش ُيْغ ِش ي الَّلْيَل الَّنَهاَر‬
‫َيْطُلُبُه َح ِثيًثا َو الَّش ْمَس َو اْلَقَم َر َو الُّنُجوَم ُمَس َّخ َر اٍت ِبَأْم ِر ِهۗ َأاَل َلُه اْلَخ ْلُق َو اَأْلْم ُرۗ َتَباَر َك ُهَّللا َر ُّب اْلَع اَلِم يَن‬

Artinya :

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.( Al A’raf
:54 )

2) Hudust

Husust dalam bahasa Arab artinya baru, awal atau permulaan. Sifat mustahil
huduts berarti Allah SWT tidak ada yang mendahului karena ada sebelum segala
sesuatu ada dan tercipta dengan sifat wajib Allah yang terdahulu atau sifat wajib
qidam. Allah SWT adalah permulaan dan mendahului segala yang ada dan kemudian
menciptakan yang ada- ada atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT atas segala
ciptaannya di dunia dan alam semesta.

Sifat mustahil huduts pada Allah SWT tercantum dalam surah Al-Hadid ayat 3 berikut
ini:

‫ُهَو اَاْلَّوُل َو اٰاْل ِخ ُر َو الَّظاِهُر َو اْلَباِط ُۚن َو ُهَو ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم‬

Artinya :

“Dialah yang awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Hadid: 3).

3) Fana

Fana dalam bahasa Arab artinya tidak kekal, kebinasaan, atau rusak. Sifat
mustahil fana berarti Allah SWT tidak mungkin binasa karena Allah SWT kekal
dalam keabadiaan. Kehadiran Allah SWT tidak ada permulaan dan tidak ada akhir
atau kematian dan kebinasaan karena Allah SWT akan kekal selama-lamanya.

12
Sifat fana atau bersifat sementara mustahil ada pada Allah SWT karena zatnya
baqa atau kekal atas segala keagungan dan kebesarannya atas alam semesta.
Sebagaimana ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an :

‫َو َيْبَقى َو ْج ُه َر ِّبَك ُذ و اْلَج اَل ِل َو اِإْل ْك َر اِم‬

Artinya :

Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar
Rohman : 27 )

4) Mumatsalatu Lilhawasitsi

Mumatsalatu Lilhawaditsi dalam bahasa Arab artinya serupa atau menyerupai


makhluknya. Sifat mustahil mumatsalatu lil hawaditsi berarti Allah SWT tidak
mungkin serupa atau sama seperti makhluk- makhluk ciptaannya. Allah SWT sudah
pasti berbeda dengan makhluk ciptaannya, baik sifat dzat-nya ataupun perbuatan dan
perilakunya makhluknya yang psati memiliki kelemahan dan kekurangan.
Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah SWT atau setara dengan
kesempurnaannya. Sifat mumatsalatu lil hawaditsi berkebalikan dengan sifat
mukholafatu lilhawaditsi yang artinya Allah SWT berbeda dengan makhluk
ciptaannya. Sifat mustahil mumatsalatu lil hawaditsi tercantum dalam surah Al-Ikhlas
ayat 4 berikut ini:
‫َو َلۡم َيُكۡن َّلٗه ُكُفًو ا َاَح ٌد‬
Artinya:

“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.” (QS. Al-Iklhas: 4)

5) Ihtiyaju Lighairihi

Ihtiyaju lighairihi dalam bahasa Arab berarti berdiri dengan yang lain atau
membutuhkan orang lain. Sifat mustahil ihtiyaju lighairihi berarti Allah SWT maha
segalanya dan tidak mungkin bergantung pada makhluk lain karena baginyalah
kekuasaan atas segala alam semesta dan seisinya. Allah SWT Maha Agung dan maha
Berdiri Sendiri sehingga tidak membutuhkan pertolongan dari siapapun. Sifat mustahil
ihtiyaju lighairihi ini berkebalikan dengan sifat Allah SWT Qiyamuhu Binafsihi.
Sifat mustahil ihtiyaju lighairihi tercantum dalam surah Al-Isra ayat 111 dan
surah Al-Ankabut 6 berikut ini:

13
‫َو َم ْن َج اَهَد َفِاَّنَم ا ُيَج اِهُد ِلَنْفِس ٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا َلَغ ِنٌّي َع ِن اْلٰع َلِم ْيَن‬

Artinya :

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah


untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6).

‫َو ُقِل اْلَحْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذ ْي َلْم َيَّتِخ ْذ َو َلًدا َّو َلْم َيُك ْن َّلٗه َش ِرْيٌك ِفى َو َلْم َيُك ْن َّلٗه َو ِلٌّي ِّم َن الُّذ ِّل َو َكِّبْر ُه َتْك ِبْيًراࣖ اْلُم ْلِك‬
Artinya :

“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula bina yang memerlukan
penolong dan angungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS.
Al-Isra: 111).

6) Ta’addud

Ta’adus dalam bahasa Arab berarti berbilang. Sifat mustahil ta’addud Allah
SWT tidak terbilang karena Allah Maha Esa yakni dzat tunggal atas kebesarannya.
Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ta-adud yang berarti lebih dari satu dan tidak
pula bersekutu atau beranak pinak. Sifat ta’adud berkebalikan dengan sifat Allah SWT
wahdaniyah yang bermana tunggal dan umat muslim wajib mempercaianya sebagai
sang pencipta satu- satunya.
Sifat mustahil ta’addud tercantum dalam surah Al-Ikhlas ayat 1 sampai 4 berikut ini:

‫ُقْل ُهَو ُهّٰللا َاَح ٌۚد ُهّٰللَا الَّص َم ُۚد َلْم َيِلْد َو َلْم ُيْو َلْۙد َو َلْم َيُك ْن َّلٗه ُكُفًو ا َاَح ٌد‬
Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta
segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
sesuatu yang setara dengan Dia."

7) Adzuna

Adzan dalam bahasa Arab artinya lemah. Sifat mustahil adzun berarti Allah
SWT tidak mungkin memiliki kelemahan sedikitpun atas apa-apa kehendak dan
kekuasaannya. Sifat mustahil adzun berkebalikan dengan sifat Allah SWT qudrat yang

14
artinya Maha Kuasa atas segala kekuatannya yang sempurna. Allah SWT mudah
melakukan apapun atas kehendak dan kebesarannya, sehingga mustahil baginya jika
memiliki kelemahan dan kekurangan di luar akal manusia sekalipun karena dialah
yang menciptaknnya itu sendiri. Dalil sifat mustahil bagi Allah yang satu ini
dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 20:

‫َيَكاُد اْلَبْر ُق َيْخ َطُف َاْبَص اَر ُهْم ۗ ُك َّلَم ٓا َاَض ۤا َء َلُهْم َّم َش ْو ا ِفْيِهۙ َو ِاَذ ٓا َاْظ َلَم َع َلْيِهْم َقاُم ْو اۗ َو َلْو َش ۤا َء ُهّٰللا‬
‫ࣖ َلَذ َهَب ِبَسْمِع ِهْم َو َاْبَص اِرِهْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

Artinya :

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 20).
8) Kaharah
Kaharah artinya terpaksa, dan sangat mustahil bagi Allah untuk memiliki sifat
ini. Allah Maha Berkehendak atas segalanya, dan tidak ada satupun yang dapat
menandingi atau melawan kekuasaan Allah SWT. Sifat mustahil ini bisa dibuktikan
dari dua ayat dalam Al-Quran yang berbunyi:

‫ِإَّنَم ٓا َأْم ُر ٓۥُه ِإَذ ٓا َأَر اَد َش ْئًـا َأن َيُقوَل َل ۥُه ُك ن َفَيُك وُن‬
“Sesungguhnya keadaan-Nya abalia Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya; ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (QS. Yasiin: 82).

‫ٰخ ِلِد ْيَن ِفْيَها َم ا َداَم ِت الَّسٰم ٰو ُت َو اَاْلْر ُض ِااَّل َم ا َش ۤا َء َر ُّبَۗك ِاَّن َر َّبَك َفَّعاٌل ِّلَم ا ُيِر ْيُد‬

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).

9) Jahlun

15
Sifat mustahil Allah yang selanjutnya adalah jahlun, yang memiliki arti bodoh
atau tidak mengetahui. Sifat ini merupakan kebalikan dari ‘ilmun yang memiliki arti
mengetahui, karena Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik itu yang nampak
ataupun tidak. Oleh sebab itu, sebagai hamba Allah kita harus senantiasa mengingat
Sang Pencipta.
Sifat mustahil jahlun bagi Allah SWT tercantum dalam surah Qaf ayat 16
berikut ini:

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن َو َنْع َلُم َم ا ُتَو ْس ِو ُس ِبِهۦ َنْفُس ُهۥۖ َو َنْح ُن َأْقَر ُب ِإَلْيِه ِم ْن َح ْبِل ٱْلَو ِريِد‬

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,”

10) Al Maut
Al Maut berarti mati, sedangkan salah satu sifat wajib Allah SWT adalah kekal
alias tidak pernah mati. Ini karena Allah lah yang mengurus makhluk hidup tanpa
merasa letih, lelah, dan lesu. Sifat mustahil ini juga telah dijelaskan melalui surat Al-
Baqarah ayat 255 yang memiliki arti:

‫ُهّٰللَا ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَۚو َاْلَحُّي اْلَقُّيْو ُم ۚە اَل َتْأُخ ُذ ٗه ِس َنٌة َّو اَل َنْو ٌۗم َلٗه َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِۗض َم ْن َذ ا اَّلِذ ْي‬
‫َيْش َفُع ِع ْنَد ٓٗه ِااَّل ِبِاْذ ِنٖۗه َيْع َلُم َم ا َبْيَن َاْيِد ْيِهْم َو َم ا َخ ْلَفُهْۚم َو اَل ُيِح ْيُطْو َن ِبَش ْي ٍء ِّم ْن ِع ْلِمٖٓه ِااَّل ِبَم ا َش ۤا َۚء َو ِس َع‬
‫ُك ْر ِس ُّيُه الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َۚض َو اَل َئُـْو ُد ٗه ِح ْفُظُهَم ۚا َو ُهَو اْلَعِلُّي اْلَعِظ ْيُم‬

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255).
11) Shamamun
Shamamun dalam bahasa Arab artinya tuli. Sifat mustahil Shamamun berarti
Allah SWT tidak mungkin tidak mendengar karena Allah adalah Maha mendengar
segala sesuatu apa-apa yang terjadi di alam semesta. Tidak akan ada sesuatu hal pun

16
yang luput dari pandangan Allah SWT, bahkan yang disembunyikan atau hanya
terucap dalam do’a dan hari seseorang. Allah mampu mendengar semua hal bahkan
yang tidak terdengar oleh manusia atau makhluk lainnya. Sifat mustahil shamamun
bekebalikan dengan sifat Allah SWT yang sama’, yakni maha mendengar setiap yang
diucapkan maupun yang disembunyikan.

Sifat mustahil shamamun bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Qur’an surah Asy-
Syura ayat 11 dan Surah Al-Maidah ayat 76 berikut ini:

‫ُقْل َأَتْعُبُد وَن ِم ْن ُدوِن ِهَّللا َم ا اَل َيْمِلُك َلُك ْم َض ًّر ا َو اَل َنْفًعاۚ َو ُهَّللا ُهَو الَّس ِم يُع اْلَعِليُم‬

“Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak
dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

12) Al-Umyu
Selain Maha Mendengar, Allah itu juga Maha Melihat. Ini berarti Al-Umyu
atau buta adalah salah satu sifat mustahil Allah SWT. Tidak ada satupun hal di alam
semesta ini yang tidak bisa dilihat oleh-Nya, seperti yang tertulis dalam surat Al-
Hujarat ayat 18 dan Asy-Syuro ayat 11:

‫ࣖ ِاَّن َهّٰللا َيْع َلُم َغْيَب الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو ُهّٰللا َبِص ْيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujurat: 18).

‫َفاِط ُر الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َجَعَل َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًجا َّو ِم َن اَاْلْنَع اِم َاْز َو اًج ۚا َيْذ َر ُؤ ُك ْم ِفْيِۗه َلْيَس َك ِم ْثِلٖه‬
‫َش ْي ٌء ۚ َو ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَبِص ْيُر‬

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-
Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-syuro:
11).
13) Al-Bukmu

17
Tentu saja sangat mustahil jika Allah memiliki sifat Al-bukmu yang artinya
bisu. Tapi sebaliknya, sifat Allah adalah kalam yang artinya beriman. Allah telah
menurunkan wahyu kepada para Nabi, sesuai yang tertuang dalam potongan surat An-
Nisa ayat 164:

‫…َو َك َّلَم ُهّٰللا ُم ۡو ٰس ى َتۡك ِلۡي ًم ا‬..


Artinya: “…Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.” (QS. An-Nisa: 164)
14) Mukrahan
Allah SWT bukanlah dzat yang terpaksa, maksudnya Allah Maha Berkehendak
atas segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini, dan juga masa depan. Hanya
berfirman “kun fay akun”, maka semua yang dikehendaki oleh-Nya akan langsung
terjadi. Hal ini juga telah dituliskan dalam surat Hud ayat 107 seperti berikut ini:

‫ٰخ ِلِد ْيَن ِفْيَها َم ا َداَم ِت الَّسٰم ٰو ُت َو اَاْلْر ُض ِااَّل َم ا َش ۤا َء َر ُّبَۗك ِاَّن َر َّبَك َفَّعاٌل ِّلَم ا ُيِر ْيُد‬

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107).
15) Ajzan
Ajiza dalam bahasa Arab artinya lemah. Sifat mustahil kaunuhu ajizan berarti
Allah SWT tidak mungkin memiliki kelemahan karena Dia memiliki kekuatan dan
kekuasaan yang sempurna bagi kebesaran alam semesta dan isinya. Sifat ajiza
berkebalikan dengan sifat Allah SWT yang qadiran, yakni berkuasa atas segala alam
semesta dan apa-apa ciptaannya. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, jika dia
berkehendak maka terjadilah. Tidak ada yang bisa menandingi atau setara dengan
kekuatan Allah SWT yang paling sempurna atas segala kebesaran dan keagungannya.
Sifat mustahil kaunuhu ajizan bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran
surah Al-Baqarah ayat 20 berikut ini:
‫َيَكاُد اْلَبْر ُق َيْخ َطُف َأْبَص اَر ُهْم ۖ ُك َّلَم ا َأَض اَء َلُهْم َم َش ْو ا ِفيِه َو ِإَذ ا َأْظ َلَم َع َلْيِهْم َقاُم واۚ َو َلْو َش اَء ُهَّللا‬
‫َلَذ َهَب ِبَسْمِع ِهْم َو َأْبَص اِرِهْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa

18
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.”

16) Jahilan

Kaunuhu jahilan dalam bahasa Arab artinya bodoh. SIfat mustahil jahlun
berarti Allah SWT tidak mungkin bodoh atau tidak berpengetahuan. Segala
pengetahuan, keilmuan adalah ciptaan Allah SWT sehingga mustahil baginya bersifat
bodoh. Sifat jahilun berkebalikan dengan sifat Allah yang aliman, yakni Maha
Mengetahui segala hal dan pengetahuan yang tidak terbatas oleh apapun.

Sifat mustahil kaunuhu jahilun bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran
surah An-Nisa ayat 176 berikut ini:

‫َيْسَتْفُتوَنَك ُقِل ُهَّللا ُيْفِتيُك ْم ِفي اْلَكاَل َلِةۚ ِإِن اْم ُر ٌؤ َهَلَك َلْيَس َلُه َو َلٌد َو َلُه ُأْخ ٌت َفَلَها ِنْص ُف َم ا َتَر َك ۚ َو ُهَو‬
‫َيِر ُثَها ِإْن َلْم َيُك ْن َلَها َو َلٌد ۚ َفِإْن َك اَنَتا اْثَنَتْيِن َفَلُهَم ا الُّثُلَثاِن ِمَّم ا َتَر َكۚ َو ِإْن َك اُنوا ِإْخ َو ًة ِر َج ااًل َو ِنَس اًء‬
‫َفِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ اُأْلْنَثَيْيِن ۗ ُيَبِّيُن ُهَّللا َلُك ْم َأْن َتِض ُّلواۗ َو ُهَّللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليٌم‬

“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi


fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak
mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-
laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak;
tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri
dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki
sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini)
kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

17) Mayyitan
Kaunuhu mayitan dalam bahasa Arab artinya bisa mati. Sifat mustahil kaunuhu
mayitan berarti Allah SWT tidak mungkin mati, binasa, hilang, dan tergantikan oleh
apapun karena Allah SWT kekal abadi dalam kesempurnaan kekuatannya. Mustahil
bagi Allh untuk tidur, istirahat, dan dalam keadaan mati. Sifat kaunuhu mayitan
berkebalikan dengan sifat Allah yang hayyan, yakni Maha Hidup kekal abadi tanpa
kekurangan apapun.

19
Sifat mustahil kaunuhu mayitan bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran
surah Al-Fiurqan ayat 58 berikut ini:
‫َو َتَو َّك ْل َع َلى اْلَح ِّي اَّلِذ ي اَل َيُم وُت َو َس ِّبْح ِبَحْمِدِهۚ َو َكَفٰى ِبِه ِبُذ ُنوِب ِعَباِدِه َخ ِبيًرا‬

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya.”

18) Ashamma
Kaunuhu ashamma dalam bahasa Arab artinya ketulian. Sifat mustahil
kaunuhu ashamma berarti Allah SWT tidak mungin tulis atau tidak mendengar
apapun. Allah SWT maha mendengar atas segala yang terjad baik yang tampak
maupun yang disembunyikan dalam hati atau jiwa seseorang. Itulah sebabnya mustahil
bagi Allah jika tidak mendengar doa para umatnya karena dialah maha mendengar
segala sesuatu.
Sifat mustahil kaunuhu ashamma bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran
surah Al-Baqarah 256 berikut ini:
‫اَل ِإْك َر اَه ِفي الِّديِن ۖ َقْد َتَبَّيَن الُّر ْش ُد ِم َن اْلَغ ِّي ۚ َفَم ْن َيْكُفْر ِبالَّطاُغ وِت َو ُيْؤ ِم ْن ِباِهَّلل َفَقِد اْسَتْمَس َك‬
‫ِباْلُعْر َو ِة اْلُو ْثَقٰى اَل اْنِفَص اَم َلَهاۗ َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”

19) A’maa
Kaunuhu ama dalam bahasa Arab artinya buta. Sifat mustahil kaunuhu ama
berarti Allah SWT tidak mungkin buta atau tidak bisa melihat. Allah SWT selalu
mengawasi makhluk-maklhuknya dan tidak ada yang bisa lepas dari penglihatan Allah
SWT. Tidak ada yang bisa membatasi penglihatan Allah SWT, itulah sebabnya Allah
mengetahui segala yang diperbuat oleh manusia meskipun tidak ada seorangpun yang
mengetahuinya.
Sifat mustahil kaunuhu ama bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran surah
Al-Hujurat ayat 18 berikut ini:
‫ِإَّن َهَّللا َيْع َلُم َغ ْيَب الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِضۚ َوُهَّللا َبِص يٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬
20
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.”

20) Abkam

Kaunuhu abkam dalam bahasa arab artinya bisu. Sifat mustahil kaunuhu
abkam berarti Allah SWT tidak mungkin bisa sejalan dengan sifat mustahil Allah
SWT bakamun. Sifat mustahil ini berkebalikan dengan sifat Allah yang mutakaliman,
yakni maha berkata atau berfirman. Atas segala kekuatan dan keagungannya, Allah
SWT terus memberitakan firman bagi makhluk-makhluknya agar selamat dari dunia
dan akhirat. Segala firmannya telah tertulis dalam kitab suci Al-Quran atas peran para
nabi dan rasul untuk menyampaikannya kepada umat manusia.

Sifat mustahil kaunuhu abkam bagi Allah SWT tercantum dalam Al-Quran
surah An-Nisa ayat 164 berikut ini:

‫َو ُرُس اًل َقْد َقَصْص َناُهْم َع َلْيَك ِم ْن َقْبُل َو ُرُس اًل َلْم َنْقُصْص ُهْم َع َلْيَكۚ َو َك َّلَم ُهَّللا ُم وَس ٰى َتْك ِليًم ا‬

“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”

4. Sifat Jaiz Allah

Ja’iz Artinya boleh ( ‫ ) الجائز‬dalam haq Allah Ta’ala adalah “‫”َفْعُل ُك ِّل ُمْمِكٍن َأْو َتْر ُك ُه‬
melakukan setiap yang mungkin atau membiarkannya. Dalilnya diatas yaitu:

‫َأَّنُه َلْو َو َج َب َع َلْيِه ُسْبَح اَنُه َو َتَع اَلى َفْعُل َش ْي ٍء َأْو َتْر ُك ُه َلَص اَر اْلَج اِئُز َو اِج ًبا َأْو ُم ْسَتِح ْياًل َو ُهَو ُمَح اٌل‬

Artinya:

“Sesungguhnya jikalau wajib atas Allah SWT melakukan sesuatu atau membiarkannya
niscaya ja’iz tersebut menjadi wajib atau mustahil. Dan itu mustahil.”

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode Gramatika Terjemah merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa


arab dengan cara mempelajari bahasa arab yang menekankan pada qawaid atau kaidah-
kaidah bahasa untuk mencapai keterampilan membaca, menulis, dan menterjemah.

Dengan metode ini, peserta didik dapat menerjemahkan bahasa arab sesuai dengan
kaidah kaidah bahasa, dan peserta didik juga terampil dalam membaca, menulis serta
menerjemahkan, Akan tetapi peserta didik kurang mahir dalam berbahasa.

Biasanya metode ini digunakan dalam pondok pesantren salaf, dimana santri mahir
dalam membaca dan menerjemahkan kitab kitab namun tidak mahir dalam berbicara /
berbahasa. Berbeda dengan pondok pesantren modern yang lebih mengutamakan
keterampilan berbahasa daripada keterampilan dalam memahami kaidah kaidah bahasa.

B. Saran

Alhamdulillah, setelah pembahasan mengenai metode gramatika terjemah selesai,


penulis harap, pembaca mengerti dan dapat memahami materi materi yang telah
disampaikan diatas. Semoga kita mendapat ilmu yang bermanfa’at dan diridhoi Allah
SWT.

Apabila ada kritik dan saran yang membangun, penulis senantiasa menerima dan
akan menjadi pedoman dalam penulisan makalah selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuad Effendy¸ Metodologi Pengajaran..., hlm. 30.

Mahmud Kamil Hasan al-Naqah, Usus I’dad Mawad Ta’lim al-Lughah al-“Arabiyyah wa
Ta’lifuha (Qohirah: Kulliyah al-Tarbiyah, Jami’ah “Ain Syams, 2010).

Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hlm. 11.

https://123dok.com/article/metode-gramatika-terjemah-thor%C3%AEqah-al-qaw
%C3%A2id.z3jj18dy

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8344/5/BAB%20II.pdf

https://superapp.id/blog/lifestyle/sifat-mustahil-bagi-allah/

https://www.gramedia.com/literasi/sifat-mustahil-bagi-allah/

23

Anda mungkin juga menyukai