Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN TAUHID,MAKNA KALIMAT LAA


ILAAHA ILLA ALLAH KONSEKUENSINYA DALAM
KEHIDUPAN,HIKMAH DIBALIK PANDEMI COVID

Oleh :
Difa Uffirul Aufur Ridha (202102030030)
Nurul Wulan Fidhiyani (2021102030067)

KELAS A
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN (UMPP)
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang
saya selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah telah
memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh dosen pembimbing.

: PENGERTIAN TAUHID,MAKNA KALIMAT LAA


ILLAHA ILLA ALLAH,KONSEKUENSINYA
DALAM KEHIDUPAN,HIKMAH DIBALIK
Judul Makalah PANDEMI COVID

Nama Lengkap : 1. Difa Uffirul Aufur Ridha (202102030030)

2.Nurul Wulan Fidhiyani (2021102030067)

Prodi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

Pekalongan, 9 September 2021

Yang membuat pernyataan,

(Difa Uffirul Aufur Ridha) (Nurul Wulan Fidhiyani)

Mengetahui,

Dosen Pengampu Mata Kuliah Agama

(Gigih Setianto, M. Pd. I)


ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah agama ,dengan
judul “Pengertian Tauhid,Makna Kalimat Laa Ilaaha illa
Allah,Konsekuensinya dalam Kehidupan,Hikmah dibalik Pandemi Covid”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………ii

KATA PENGANTAR…………………………….…………………………...iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………5

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………5


1.2 TUJUAN…………………………………………………………….5
1.3 RUMUSAN MASALAH……………………………………………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...6

2.1 Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek Dalam……………….6

2.2 Jaminan Allah bagi Semua orang yang Bertauhid Mutlak………….7

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………..…..9

3.1 Simpulan…………………………………………………………….9

3.2 Saran………………………………………………………………...10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan keesaan Allah
SWT. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat
syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim. Sebuah sumpah akan kesetiaan
dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah yang maha Esa.

Nilai keesaan Allah merupakan awal dari kewajiban manusia terhadap


tuhannya. Manusia diciptakan dimuka bumi ini hanya untuk berinadah kepada Allah
karena kelak kita akan Kembali kepada-nya.

1.2 Tujuan
A. Mengetahui pengertian tauhid.
B. Mengetahui macam-macam tauhid.
C. Mengetahui manfaat tauhid dalam kehidupan sehari-hari.
D. Mengetaui hikmah tauhid.
E. Mengetahui hal-hal yang merusak tauhid.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian tauhid?
2. Apa aspek penting dalam tauhid?
3. Balasan bagi orang yang bertauhid!

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek Dalam

Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifatsifat yang
wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepadaNya, dan tentang sifat-
sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan padaNya. Juga membahas tentang rasulrasul
Allah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan)
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.
Karena itu, aspek penting dalam ilmu tauhid adalah keyakinan akan adanya
Allah Yang Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki sifat-sifat ke Maha sempurnaan
lainnya. Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih
dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki,
dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul sendirinya, Keesaan Allah mencakup :
a. Keesaan Dzat Keesaan Dzat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya
bahwa Allah SWT tidak terdiri dari unsur-unsur, atau bagian- bagian, karena bila
Dzat Yang Mahakuasa itu terdiri dari dua unsur atau lebih berarti Allah
membutuhkan unsur atau bagian.
b. Keesaan Sifat Adapun keesaan sifat-Nya, maka itu antara lain berarti bahwa Allah
memiliki sifat yang tidak sama dalam substansi dan kapasitasnya dengan sifat
makhluk, walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat
dalam bentuk ibadah maḥḍah (murni), maupun selainnya.
c. Keesaan Perbuatan Keesaan ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berada
di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujud- Nya, kesemuanya
adalah hasil perbuatan Allah semata.
d. Keesaan dalam Beribadah Kepada-Nya Mengesakan Allah dalam beribadah yaitu
melaksanakan segala sesuatu karena Allah, baik sesuatu itu dengan segala spesifikasi
yang telah diberikannya kepada mereka.

Allah adalah pemelihara makhluk, para rasul dan wali-wali-Nya manusia wajib
menaati perinta dan menjauhi larangan-Nya. Semua yang berupa kebatilan langsung
kepada Allah, tanpa perantara(wasilah). Allah melarang kita menyembah selain-Nya

6
seperti menyembah batu, menyembah matahari, maupun menyembah manusia. Semua
itu adalah perbuatan syirik yang sangat besar dosanya dan dibenci oleh Allah, bahkan
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik itu.
Oleh sebab itu akal tidak boleh dipaksa untuk memahami hal-hal tersebut dan
menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu yang bersifat ghaib. Akal hanya perlu
membuktikan jujurkah atau bisakah kejujuran si pembawa berita tentang halhal ghabi
tersebut yang dibuktikan secara ilmiah oleh akal pikiran, hanya itu.
Menurut Syeikh Ali Thanthawi ada beberapa kaidah Akidah untuk mengetahui
sejauh mana fitrah dan akal berperan dalam masalah Akidah sebagai berikut:
1. Apa yang saya dapat dengar indra saya, saya yakini adanya, kecuali bila akal saya
mengatakan”tidak” berdasarkan pengalam masa lalu.
2. Keyakinan, disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisa melalui
beribadah yang diyakini kejujuran sipembawa berita itu.
3. Anda tidak berhak memungkiri wujudna sesuatu, hanya karena Anda tidak bisa
menjangkaunya dengan indra mata.
4. Seseorang hanya bisa menghkayalkan sesutauyang sudah dipernah dijangkau oleh
inderanya.
5. Akal hanya bias menjangkau hal-hal yang hanya terkait dengan ruamg dan waktu.
6. Iman adalah fitrah manusia Setiap manusia memiliki fitrah mengimani adanya Tuhan.
7. Kepuasan material didunia sangat terbatas
8. Keyakinan tentang Hari Akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang
adanya Tuhan.

2.2 Jaminan Allah bagi Orang yang Bertauhid Mutlak

Seseorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Allah Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan


kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am:82)

Tentunya kadar keamanan dan petunjuk yang mereka dapatkan sesuai dengan kadar
tauhidnya. Semakin sempurna tauhid seseorang, semakin besar keamanan dan petunjuk
yang akan diperoleh:

7
1. Ahli Tauhid Pasti Masuk Surga

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,


“Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang
berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya,
dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bersaksi
bahwa surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
surga, sesuai amal yang telah dikerjakakannya”

Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan memasukkan
mereka ke dalam surga. Ahlu tauhid adalah mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan
persaksian yang disebut dalam hadist di atas. Maksud syahadat yang benar harus
terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya dengan lisan, mengilmui maknanya, dan
mengamalkan segala konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.

2. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka

“Sesungguhya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan Laa


ilaah illallah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah”

Pengharaman dari neraka ada dua bentuk:

a. Diharamkan masuk neraka secara mutlak dalam arti dia tidak akan pernah
masuk neraka sama sekali, boleh jadi dia mempunyai dosa kemudian Allah
mengampuninya atau dia termasuk golongan orang-orang yang masuk surga
tanpa hisab dan tanpa azab.
b. Diharamkan kekal masuk neraka dalam arti dikeluarkan dari neraka setelah
sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa waktu.

3. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya

“Allah berfirman: ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu datang


kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa

8
menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka Aku akan mendatangimu dengan
ampunan sepenuh bumi pula.” [8]

Dalam hadist ini Nabi mengkhabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat Allah
‘Azza wa Jalla. Allah akan menghapus dosa-dosa yang sangat banyak selama itu bukan
dosa syirik.

4. Jaminan bagi masyarakat yang bertauhid

Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya bermanfaat bagi individu. Jika suatu
masyarakat benar-benar merealisasikan tauhid dalam kehidupan mereka, Allah Ta’ala
akan memberikan jaminan bagi mereka sebagaimana firman-Nya:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.” (QS. An Nuur:45)

9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Simpulan dari makalah ini yaitu, sebagai umat islam kita harus percaya keesaan
Allah SWT. Dia telah memberikan semua yang kita minta balasannya adalah kita
harus rajin beribadah kepadanya,kita harus menjauhi semua larangannya,taati semua
perintanya. Kita hidup didunia hanya sementara kelak diakhirat yang selamanya.
Tauhid tidak cukup dengan ucapan syahadat saja,melainkan harus menjauhi
semua larangannya,tidak mempercayai perbuatan syirik yang menyekutukan Allah.
Semua umat islam harus mempelajari ilmu tauhid sebelum mempelajari ilmu yang
lain agar mereka tidak terjerumus ke dalam dosa besar. Meyakini bahwa seluruh alam
semesta dan isinya adalah ciptaan Allah SWT. Dia yang mengatur segalanya yang ada
didunia ini.
Apapun yang terjadi semuanya sudah kehendak Allah SWT. Kita hanya bisa
menerima segala musibah dengan sabar dan ikhtiar. Mempelajari tauhid dan
menerapkannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

B. SARAN

Sebagai umat islam,kita harus belajar tauhid sejak dini,agar paham tentang semua
ketetapan yang ada didunia ini adalah atas takdir Allah SWT. Meyakini secara mutlak
keesaan Allah merupakan modal utama dalam mengarungi kehidupan yang dewasa ini.
Apalagi di zaman modern yang semuanya menginginkan hal yang serba instan untuk
memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, mempelajari tauhid adalah keharusan bagi
setiap muslim.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, A. (2014). Penafsiran Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adzhim

tentang Ayat-ayat Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa sifat: Kajian atas surat Al-

Fatihah dan Al-Baqarah (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Amri, M. S., & Tulab, T. (2018). Tauhid: Prinsip Keluarga Dalam Islam (Problem

Keluarga Di Barat). Ulul Albab: Jurnal Studi Dan Penelitian Hukum Islam, 1(2), 95-134.

Rahayu, R. (2019). Profetik Dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman

El Shirazy (Doctoral dissertation, STKIP PGRI Sumatera Barat).

Maghfur, I. M. I. (2016). Membangun Ekonomi dengan Prinsip Tauhid. MALIA:

Jurnal Ekonomi Islam, 7(2), 213-240.

Rahman, N. F. A. (2012). Pemahaman Konsep Tauhid Asas Keharmonian Kepelbagaian

Agama. International Journal of Islamic Thought, 1(2).

11

Anda mungkin juga menyukai