Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Islam Inklusif dan Islam Eksklusif”


Disusun untuk Memenuhi Mata Islam Berbasis Budaya Lokal

Dosen Pengampu : Dr. Siti Mas‟ulah, M.Pd.I

Disusun oleh

Moh. Nurul Anam (223206030037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM


NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER NOVEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah untuk tugas mata kuliah Islam Berbasis

budaya lokal yang berjudul “Islam Inklusif dan Islam Eksklusif”

” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan makalah ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Siti Mas‟ulah, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Islam

berbasis budaya lokal

2. Teman-teman pascasarjana Pendidikan Agama Islam khususnya PAI B tahun

angkatan 2022 yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

penyelesaian penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh sebab

itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu‟alaikum wr.wb

Jember, 5 November 2022

MOH. NURUL ANAM

223306030037

2
Daftar Isi

Halaman Judul .......................................................................................................................

Kata Pengantar .......................................................................................................................2

Daftar Isi ................................................................................................................................3

BAB 1 ...................................................................................................................................4

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................4


2. Rumusan Masalah ......................................................................................................
3. Tujuan Masalah ..........................................................................................................4

BAB II Pembahasan ..............................................................................................................5

A. Pengertian Islam Inklusif ...........................................................................................5


B. Ciri-ciri islam Inklusif................................................................................................6
C. Pengertian Islam Eksklusif ........................................................................................12
D. Ciri-ciri islam Eksklusif .............................................................................................13

BAB III Penutup ....................................................................................................................14

A. Kesimpulan ................................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15

3
BAB 1

A. Latar Belakang masalah

Agama adalah sebuah fenomena yang kaya sekaligus sangat

kompleks. Agama mengandung berbagai dimensi: ritual, doktrinal, etikal,

sosial dan experiensial begitu pulalah halnya dengan Islam sebagai agama,

dimana telah iman kita bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna.

Bertitik tolak dari keimanan ini kita menyakini pula bahwa Islam adalah cara

pandang hidup (way of life)yang total dan padu menawarkan landasan moral

dan etis bagi pemecahan semua masalah kehidupan; Islam adalah din

(agama), dunya (dunia) dan daulah (negara/politik); Islam adalah sistem

keyakinan dan sistem hukum (aqidah wa syari‟ah); dan sebagai agama yang

sempurna yang didesain Tuhan sampai akhir zaman.

Maka dalam makalah ini kami menjelaskan tentag islam inklusif dan

eksklusif

B. Rumusan masalah

1. Apap Pengertian islam inklusif dan ciri-cirinya ?

2. Apap pengertian islam eksklusif dan ciri-cirinya ?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui pengertian islam inklusif beserta ciri-cirinya

2. Untuk mengetahui pengertian islam eksklusif beserta ciri-cirinya

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian islam inklusif

Agama adalah sebuah fenomena yang kaya sekaligus sangat kompleks.

Agama mengandung berbagai dimensi: ritual, doctrinal, etika, social dan

sxperiensial. Sebagai halnya agama islam, agama islam bersifat universal (untuk

semua umat manusia) yang relevan bagi setiap perkembangan zaman dan tempat.

Islam inklusif adalah islam yang bersifat terbuka. Terbuka disini tidak

hanya masalah berdakwah atau hukum, akan tetapi masalah ketauhidan, social,

tradisi, dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena ada kelompok atau suku yang

beranggapan bahwa semua agama itu benar.1 Seorang muslim diharapkan

menyadari adanya nilai-nilai kebenaran dan kebajikan yang juga ditawarkan dan

diajarkan agama lain. Seorang muslim harus yakin bahwa agama dipeluknya

agama yang paling benar diseluruh alam raya.2

Islam inklusif muncul tanpa menghapus nilai kebenaran atau nilai-nilai

yang terkandung dalam agama lain. Islam inkusif juga menunjukan bahwa tidak

penyeragaman dan paksaan terhadap agama lain entah dari segia keyakinan

ataupun cara beribadah mereka. Islam inklusif mengakui adanya toleransi

mengenai budaya, adat istiadat dan seni yang menjadi kebiasaan masyarakat dan

pandangan islam

1
Ahmad Fuadi, Studi Isla,m Islam Eksklusif dan Inklusif (Wahana Inovasi, vol 7 No. 2, 2018) 53
2
Ibid

5
Islam inklusif setidaknya mampu hidup rukun dan damai dengan umat

lain. Ide utama dari teologi inklusif adalah pemahamannya untuk memahami

pesan tuhan. Semua kitab suci (Injil, Zabur, Taurat, dan Al-Qura‟an) itu

pesantuhan diantaranya pesan taqwa, taqwa disini bukan sekedar tafsiran klasik

seperti sikap patuh kehadirat tuhan. Karena hakikat dasar agama-agama tuhan,

pada esensinya sama, baik yang diberikan kepada para nabi dan rosul.

B. Ciri-ciri Islam Inklusif

Adapun ciri-ciri islam inklusif antara lain:

a. Mengakui kebenaran semua agama

b. Menghormati kebebasan dalam keyakinan.

c. Menghaormati sesama.

d. Menghormati adat atau kebiasaan masyarakat

e. Berpegeang pada Al-Qur‟an dan Sunnah

f. Terbuka terhadap pendapat atau kritikan dari agama lain.

Semua ciri-ciri diatas adalah tidak lain Rahmatan Lil alamin (Rahmat

untuk alam semesta raya) islam inklusif yang selalu mengajarkan penting

megikuti ketentuan hukum (syari‟ah beserta elaborasi dalam fiqih). Dengan

syari‟ah beserta haqiqah untuk mengajarkan hidup sederhana tidak berlebihan

dengan mengumbar hawa nafsu duniawi. Ajaran ini semula dikenal sebagai

zuhud atau yang sering dikenal dengan istilah tasawuf.

Ajaran islam inklusif harus berawal dari salah satu karakter utama

subtansi islam seperti aspek eksoterisme islam syari‟ah dan elaborasi dan

6
tertaga dari sinkretisme dengan agama-agama atau spritualisme lain. Islama

inklusif menekankan pengalaman syariah secara mendalam setelah itu

menekankan uzlah dan berbagai ajaran lain seperti islam washatiyah

rahmatan lil alamin.

Toleransi antar agama dapat ditunjukan dengan hal seperti berikut:

a. Musyawarah dalam memecahkan masalah.

Musyawarah atau diskusi antar agama merupakan bentuk toleransi

yang kini sudah diterima oleh masyarakat.

a. Saling bertukar pikiran, saling bertukar pikiran karena pemikiran

setiap agama yang berbeda kemudian disatukan dalam sebuah diskusi,

maka akan menghasilkan keputusan yang dapat diterima oleh semua

pihak.

b. Tidak membandingkan kelebihan dan kekurangan antar agama.

c. Saling menghormati jika salah satu agama sedang beribadah.3

Teologi inklusif-pluralis, keberadaannya tentu sudah

mengandaikan satu lompatan pemikiran teologis yang lebih terbuka dan

moderat, dari sekedar teologi eksklusif. Teologi islam inklusif adalah

sebuah teologi pilar moderatisme islam. Disini, ajaran islam tidak

diarahkan kepada eksklusivisme seperti membenci agama lain,

merendahkan non-muslim. Perbedaan agama tidak menjadi penghalang

untuk berinteraksi dan aksi. Sejak awal islam selalu menganjurkan untuk

3
ibid

7
merangkul non-muslim bekerja sama membangun masyarakat yang

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Islam inklusif ada tiga istilah menjadi perhatian utama dalam

pembahasan ini, yaitu: Islam, Inklusif, dan Islam Inklusif. Ketiga istilah

tersebut akan dijelaskan secara terperinci agar didapatkan pemahaman

yang baik dan benar.

Islam (al-islam) pengertian islam, yaitu secara etimologis

(kebebasan) dan termenologis (istilah). Secara etimulogis kata islam

berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman (bahasa arab) maknanya

melepaskan diri dari segala penyakit lahir bathin, kedamaian dan

keamanan, menyerahkan diri, ketundukan dan lain-lain.4

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara etimologis

kata islam yang paling tepat adalah apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi

Thalib, saudara dan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW, yaitu

penyerahan diri (Abi Thalib, 1991), dan beberapa arti yaitu menyerahkan

diri, ketundukan, ketaatan dan kepatuhan.5

Selain itu, sikap islam tidak hanya ada pada manusia, tetapi

dimiliki juga oleh segala sesuatu, bahkan ia pun ada sejak alam ini

diciptakan oleh tuhan. Adapaun pengertian islam secara terminologis

dapat dilihat dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh.

Misalnya: memberikan pengertian islam sebagai agama yang diwahyukan

4
Zain Abidin, Islam Inklusif: Telaah Atas Doktrin dan Sejarah (Jakarta; Binus University) 1275
5
ibid

8
oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat

Jibril AS (Hamka, 1986).

Menurut Sjadzali (menyorti dari fungsi Islam) menjelaskan bahwa

islam yang dibawa oleh nabi besar Muhammad SAW rahmatan lil alamin.

Selain para tokoh tersebut Taha mendefinisikan islam agak unik dan

sedikit berbeda dengan tokoh-tokoh yang lain, yaitu suatu proses

intelektual seorang hamba berproses dalam penghambaannya di suatu

jenjang yang terdiri dari tujuh tahapan, al-islam, al-iman, al-ihsan, ‘ilm al-

yaqin,’ilm ‘ain al-yaqin, ‘ilm haqq al-yaqin dan al-islam.6

Dari berbagai pengertian tersebut, maka pengertian islam menurut

isltilah mengacu kepada agama yang bersumber dari wahyu Allah SWT

yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan tujuan untuk

kesejahteraan dan kebahagian hidup umat manusia di dunia dan akhirat.

Kata inklusif berasal dari bahasa Inggris; inclusive yang berarti

sampai dengan atau termasuk (Echols & Shadily, 1996: 316). Istilah ini

digunakan untuk menunjukkan pada suatu keadaan atau sikap yang

memandang kelompok lain sebagai bagian atau termasuk dari keadaan

tersebut. Selain itu istilah ini juga digunakan untuk menyatakan bahwa

sesuatu yang dimiliki seseorang boleh jadi juga terdapat pada orang lain

atau kebenaran yang dimiliki oleh agama.

6
ibid

9
Paradigma inklusif tersebut pertama kali dimunculkan oleh Karl

Rahner dengan istilah “Kristen anonym” inklusivisme sebagai paham

keagamaan yang mempelajari dan memahami paham, ajaran, kepercayaan

ataupun agama yang lain, sehingga tidak ada monopoli surga dan neraka.

Menurut Madjid mendefinisikan inklusif sebagai paham

keagamaan yang mempelajari dan memahami paham ajaran kepercayaan

ataupun agama yang lain. Menurut Alwi Shihab mendefinisikan

inklusifisme sebagai paham keagamaan yang mengakui eksitensi orang-

orang yang berbuat kebaikan dalam setiap komunitas beragama, dan

dengan begitu, layak memperoleh pahala dari Tuhan (Shihab, 1998).

Inklusivisme yang dimaksudkan adalah teologi inklusif adalah

pemahaman atau wawasan keislaman yang terbuka, luwes, dan toleran.

Pertama, Islam inklusif lebih menekankan kepada nilai-nilai islam bukan

kepada symbol-simbol belaka. Menekankan elemen-elemen yang lazim

dalam keimanan masing-masing orang khususnya tentang rohani yang

menuju yang maha tinggi, sedangkan ekspresi keimanan yang bersifat

lahiriah dalam hukum-hukum agama, rirus dan doktrin ketuhanan, tidak

dipandang sebagai hal yang penting.

Yang kedua menghendaki interpretasi non ortodoks terhadap kitab

suci Al-Qur‟an dan dogma Islam, agar jalan keselematan tersedia juga

melalui agama selain Islam. Meskipun teks Al-Qur‟an tuntas diturunkan

10
sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW dalam rangka mendapatkan

aturan-aturan praktis bagi ditelurkannya keputusan-keputusan hukum.

C. Doktrin, Konsep dan Gagasan Islam Inklusif

Ada beberapa tema yang membuktikan wawasan dan gagasan

Islam Inklusif. Diantaranya adalah:

 tidak ada paksaan dalam beragama

sebagaimana diketahui, kitab suci Al-Qura‟an mengajarkan

prinsip bahwa semua orang dalam keadaan fitrah (suci),

 pengakuan Eksistensi Agama Lain.

Islam mengakui hak hidup agama-agama lain; dan

membenarkan para pemeluk agama lain untuk menjalankan

ajaran-ajaran agama masing-masing. Disinilah letak

keinklusifan islam. Pengakuan Allah terhadap eksistensi

agama-agama dengna tidak membedakan kelompok, ras,

suku atau bangsa.

 Kesatuan kenabian

Islam mengajarkan pada kaum muslim agar beriman

kepada para nabi dan para Rasul, tidak hanya kepada Nabi

Muhammad SAW tetapi juga pada yang lainnya sejak

pertma dan yang terakhir. Dalam Al-Qur‟an dikatakan

bahwa para nabi dan para rasulmenyeru kaum-kaum dan

bangsa-bangsa yang berbeda pada masa-masa yang berbeda

11
pula tetapi risalah risalah yang disampaikan oleh mereka

adalah universaldan identic. Semua risalah tersebut

menurut Fazlur Rahman terpancar dari sebuah sumber yang

tunggal (Rahman, 1983).

Islam inklusif dituntut bertafakkur kepada Allah SWT karena didalam

kitab ikhya’ ulumuddin (Al-Ghazali; 2004) makna pikiran adalah menghadirkan

dua malam di dalam hati untuk menghasilkan makrifat ketiga.7 karena orang

berma‟rifat menggunakan cakrawala untuk merenungi. Terkadang manusia

melihat dirinya dan memikirkan-Nya merenungkan zat Allah SWT tiada jalan

kepadanya kecuali dengan pikir semata.

D. Pengertian Islam eksklusif

Islam eksklusif adalah islam yang mengakui kebenaran agamanya,

bahkan hanya agamanya saja yang benar. Secara harfiah eksklusif berasal dari

bahasa inggris „exclusive‟ yang berarti sendirian, dengan tidak disertai atau

berdiri sendiri. 8

Adapun factor yang mempengaruhi timbulnya paham eksklusif antara

lain:Aliran islam eksklusif menganggap agama-agama lain seperti Yahudi dan

Kristen yang mulanya berasal dari tuhan telah terjadi penyimpangan ajaran.

Walaupun mereka mencoba mengkritik menganalisa kitab sebelumnya.9

7
Imam Al-Ghazali, Ikhya’ Ulumuddin Upaya menghidupkan Agama (Surabaya; Bintang Usaha Jaya, 2004) 186
8
Nur Cholis Majid, “Islam Kemodernan dan Keindonesiaan” (Jakarta; Mizan, 2005) 70
9
ibid

12
Sikap islam eksklusif adalah sikap yang secara tradisional telah sangat

mengakar dalam masyarakat muslim akhir-akhir ini yang bahwa islam adalah

satu-satunya jalan menuju kebenaran dan keselamatan.10

E. Ciri-ciri kaum Eksklusif menurut Fatimah yaitu:

a. Mereka yang menerapkan penafsiran literal terhadap Al-Quran dan

sunah.

b. Mereka berpendapat bahwa keselamatan yang bisa dicapai adalah

melalui agama islam. Bagi mereka islam adalah agama final yang

datang untuk mengoreksi agama-agama lain.11

10
Budhi Munawar Rahman,”Islam dan Liberalisme” (Jakarta; Cipta Pustaka, 2011) 208
11
Fatimah, “Muslim Cristian Relations in the New Order Indonesia: The Exclusivits and Inclusivits Muslim
perspektif, (Jakarta: Media Group, 2004) 38.

13
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam inklusif adalah islam yang bersifat terbuka. Terbuka disini

tidak hanya masalah berdakwah atau hukum, akan tetapi masalah

ketauhidan, social, tradisi, dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena ada

kelompok atau suku yang beranggapan bahwa semua agama itu benar.

Islam eksklusif adalah islam yang mengakui kebenaran agamanya,

bahkan hanya agamanya saja yang benar. Secara harfiah eksklusif berasal

dari bahasa inggris „exclusive‟ yang berarti sendirian, dengan tidak

disertai atau berdiri sendiri

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ujian tengah semester tersebut kami

kekurangan dalam mengkaji disiplin keilmuan terutama islam berbasis

budaya local.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuadi, Studi Isla,m Islam Eksklusif dan Inklusif (Wahana Inovasi, vol 7

No. 2, 2018)

Zain Abidin, Islam Inklusif: Telaah Atas Doktrin dan Sejarah (Jakarta; Binus

University)

Imam Al-Ghazali, Ikhya’ Ulumuddin Upaya menghidupkan Agama (Surabaya;

Bintang Usaha Jaya, 2004) 186

Nur Cholis Majid, “Islam Kemodernan dan Keindonesiaan” (Jakarta; Mizan,

2005) 70

Budhi Munawar Rahman,”Islam dan Liberalisme” (Jakarta; Cipta Pustaka, 2011)

208

15
Fatimah, “Muslim Cristian Relations in the New Order Indonesia: The Exclusivits

and Inclusivits Muslim perspektif, (Jakarta: Media Group, 2004) 38.

16

Anda mungkin juga menyukai