Anda di halaman 1dari 13

Makalah

MENGENAL TUHAN DALAM PERSPEKTIF


ISLAM

Disusun Oleh :

Sapna Alhaji (38520122040)

Sri Hujaima ( 38520122018)

PENDIDIKAN OLARAGAH

STIKIP KIERAHA KOTA TERNATE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan

Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah ilmu

pengetahuan tentang Proses yang benar tentang konsep Ketuhanan dalam Islam. Kami juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan

jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan

demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa

saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan.

Ternate,15 september 2022

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. DEFINISI TUHAN.........................................................................................................................6
B. KONSEP TUHAN DALAM ISLAM.................................................................................................7
C. WUJUD KEBERADAAN ALLAH.....................................................................................................8
D. KONSEP TUHAN MENURUT AL-QUR’AN DAN HADIST...............................................................9
E. SIFAT TUHAN MENURUT ALLAH................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
SIMPULAN.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai umat beragama, apapun agama dan kepercayaannya akan mengenal

namanya Tuhan. Tuhan adalah dzat yang menyiptakan alam semesta,yang maha kuasa

dan mengatur segalanyam. Tiada sesuatu yang menyerupainya.

Tuhan adalah dzat yang esa. Esa disini sudah menyangkup  hal diatas,bukan

hanya tertumpu kepada dzatnya sendiri. Tuhan tidaklah merasakan sakit seperti apa

yang dirasakan makhluqnya,dan tidak lapar serta tidak mengantuk dan lelah,karena

hal itu semua ada karena diciptakan tuhan sebagai qadrat makhluq(Manusia, Jin dan

Hewan) Dzat yang sudah menyangkup hal hal diatas yang sudah disebutkan berarti

pantas dikatakan tuhan.jawaban Pengkaburan Sifat Tuhan dengan Makhluq: ada

seseorang yang terbawa imijinasi yang terlalu tinggi dan memberikan sifat dan

keadaan makhluq kepada tuhan seperti contoh: "Adakah Tuhan itu berkuasa untuk

mencipta satu batu yang terlalu berat, yang tidak mampu diangkat oleh dirinya

sendiri?" menunjukkan keinginan meletakkan sifat manusia kepada Tuhan. Berat

adalah hukum yang dicipta Tuhan, apa yang berat di bumi tidak bererti di angkasa.

dan berat tidak mengamal di alam ghaib,sedangkan tuhan sendiri itu

kekuatannya/kemampuannya melampui segalanya dan penciptanya tiap tiap sesuatu

termasuk ruang angkasa dan dunia ghaib.

Namun di era globalisasi ini Tuhan serasa didefinisakan secara bias. Tuhan

pada era sekarang ini seakan hanya sebagai kepercayaan saja. Kedisiplinan kepada

Tuhan pun bergeser kepercayaan pada duniawi saja. Oleh karena itu dalam makalah
kami akan memaparkan tentang sejarah ketuhanan, definisi Tuhan, serta konsep

ketuhanan dalam Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Tuhan ?

2. Apa konsep Tuhan dalam islam ?

3. Bagaimana wujud keberadaan Allah ?

4. Bagaimana konsep Tuhan menurut Al-Qur’an dan Hadist ?

5. Bagaimana sifat Tuhan menurut Allah ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI TUHAN

Tuhan dipahami sebagai zat Maha Kuasa dan asas dari suatu kepercayaan.

Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga ada berbagai

konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam

pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian

di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun

tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme, Tuhan

merupakan alam semesta itu sendiri. Para cendekiawan menganggap berbagai sifat-

sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di

antaranya adalah Maha Tahu (mengetahui segalanya), Maha Kuasa (memiliki

kekuasaan tak terbatas), Maha Ada (hadir di mana pun), Maha Mulia (mengandung

segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat

kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak

berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal

terbesar yang dapat direnungkan". Banyaknya konsep tentang Tuhan dan pertentangan

satu sama lain dalam hal sifat, maksud, dan tindakan Tuhan, telah mengarah pada

munculnya pemikiran-pemikiran seperti omniteisme, pandeism, atau filsafat

Perennial, yang menganggap adanya satu kebenaran teologis yang mendasari

segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-

beda, maka sesungguhnya agama-agama di dunia menyembah satu Tuhan yang sama,

namun melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya.


B. KONSEP TUHAN DALAM ISLAM

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha

Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi,

Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.

Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan

Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.

Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang

paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama

tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99

nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha

Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).

Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu

tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji

keagungan-Nya dan menjadi saksi atas ckeesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran

Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun. Al-

Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat

melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."

(Al-'An'am 6:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga

Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat

nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika

mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang

lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”


Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama

yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi.

Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan kedua agama tersebut.

Beberapa teori mencoba menganalisa etimologi dari kata "Allah". Salah

satunya mengatakan bahwa kata Allāh (‫ )هللا‬berasal dari gabungan dari kata al- (sang)

dan ʾilāh (tuhan) sehingga berarti "Sang Tuhan". Namun teori ini menyalahi bahasa

dan kaidah bahasa Arab. Bentuk ma'rifat (definitif) dari ilah adalah al-ilah, bukan

Allah. Dengan demikian kata al-ilah dikenal dalam bahasa Arab.

Teori lain mengatakan kata ini berasal dari kata bahasa

Aram Alāhā. Cendekiawan muslim kadang-kadang menerjemahkan Allah menjadi

"God" dalam bahasa Inggris. Namun, sebagian yang lain mengatakan bahwa Allah

tidak untuk diterjemahkan, dengan berargumen bahwa kata tersebut khusus dan agung

sehingga mesti dijaga, tidak memiliki bentuk jamak dan gender (berbeda

dengan God yang memiliki bentuk jamak Gods dan bentuk feminin Goddess dalam

bahasa inggris). Isu ini menjadi penting dalam upaya penerjemahan Al-Qur'an.

Kata Allāh selalu ditulis tanpa alif untuk mengucapkan vowel ā. Ini

disebabkan karena ejaan Arab masa lalu berawalan tanpa alif untuk mengeja ā. Akan

tetapi, untuk diucapkan secara vokal, alif kecil selalu ditambahkan di atas tanda

saddah untuk menegaskan prononsiasi tersebut.

C. WUJUD KEBERADAAN ALLAH

Para salafush sholeh atau tiga generasi Muslim awal dan terbaik, meyakini

bahwa Allah memiliki wajah, tangandan kaki, hanya saja hal-hal tersebut sangatlah

berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Kemudian mereka meyakini pula Allah berada

di atas 'Arsy dan tidak ada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan: “Wajah (Allah)

merupakan sifat yang terbukti keberadaannya berdasarkan dalil al-kitab, as-sunnah

dan kesepakatan ulama salaf.” Ia menyebutkan ayat ke-27 dalam surah Ar-Rahman. Ia

menjelaskan di dalam kitabnya yang lain: “Nash-nash yang menetapkan wajah dari al-

kitab dan as-sunnah tidak terhitung banyaknya, semuanya menolak ta’wil

kaum Mu'tazilah yang menafsirkan wajah dengan arah, pahala atau dzat.

D. KONSEP TUHAN MENURUT AL-QUR’AN DAN HADIST

Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al-Quran (Al-'Alaq 96:1-5),

Tuhan menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia

berbagai hal termasuk di antaranya konsep ketuhanan. Umat Muslim percaya Al-

Quran adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan Allah dalam al-Quran

merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya."

Selain itu menurut Al-Quran sendiri, pengakuan akan Tuhan telah ada dalam

diri manusia sejak manusia pertama kali diciptakan. Ketika masih dalam bentuk roh,

dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan

saat itu manusia mengiyakan Allah dan menjadi saksi. Sehingga menurut ulama,

pengakuan tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia memang sudah

mengenal Tuhan. Seperti ketika manusia dalam kesulitan, otomatis akan ingat

keberadaan Tuhan. Al-Quran menegaskan ini dalam surah Az-Zumar 39:8 dan surah

Luqman 31:32.

E. SIFAT TUHAN MENURUT ALLAH

Sesungguhnya sifat-sifat Allah yang mulia tidak terbatas/terhingga. Di

antaranya juga tercantum dalam Asma'ul Husna. Sebagian ulama merumuskan 20

Sifat Allah yang wajib dipahami dan diimani oleh umat Islam di antaranya:
a. Wujud (ada) dan mustahil Allah itu tidak ada (adam).

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi

dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam

kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,

bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,

menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta

alam. (Al A'raf 7:54)

b. Baqo’ (kekal) dan mustahil Allah itu fana’ (binasa). Allah sebagai Tuhan Semesta

Alam akan hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaan-Nya. Jika

Tuhan itu fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaan-Nya seperti manusia?

...dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati (Al Furqan

25:58)

c. Mukhollafatuhu lil hawaadits (tidak serupa dengan makhluk-Nya) dan mustahil Allah

itu sama dengan makhluk-Nya (mumaatsalaatuhu lil hawaadits).

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. (Asy-Syura 42:11)

d. Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya) dan mustahil Allah itu qiyamuhu bi

ghairihi (berdiri-Nya dengan yang lain).

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam

semesta (Al ‘Ankabut 29:6)

e. Wahdaaniyah (Esa atau Satu) dan mustahil Allah itu banyak (ta’addud) misalnya 2, 3,

4, dan seterusnya. Allah itu Maha Kuasa.

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain

beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa

makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu. Al

Mu’minun 23:91

f. Qudrat (Kuasa) dan mustahil Allah itu ‘ajaz (lemah). Jikalau Allah itu lemah, tentu

saja makhluk ciptaan-Nya dapat mengalahkan-Nya.

Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk baru

(untuk menggantikan kamu), dan yang demikian tidak sulit bagi Allah. (Fathir 35:16-

17)
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Sebagian ulama berbeda pendapat terkait konsep Tuhan. Namun begitu, perbedaan

tersebut belum sampai mendistorsi Al-Quran. Pendekatan yang bersifat spekulatif untuk

menjelaskan konsep tuhan juga bermunculan mulai dari rasionalitas sehingga

agnostisisme, panteisme, mistisme, dan lainnya dan juga ada sebagian yang bertentangan

dengan konsep tauhid sehingga dianggap sesat oleh ulama terutama ulama syariat. Dalam

Islam, bentuk spekulatif mudah dibedakan sehingga jarang masuk ke dalam konsep tauhid

sejati. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat konsep konsep ketuhanan dalam islam.

Penulis menyadari dalam pembuatan proposal ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan semoga proposal ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

                                                                                                    

                                                                       
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan

http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Ketuhana

http://adelanikita.blogspot.com/2014/10/makalah-konsep-tuhan-dalam-islam_2.html

Anda mungkin juga menyukai